Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1362

٨٢ - بَابُ مَوۡعِظَةِ الۡمُحَدِّثِ عِنۡدَ الۡقَبۡرِ، وَقُعُودِ أَصۡحَابِهِ حَوۡلَهُ
82. Bab Nasehat Seorang Pembicara di Sisi Kubur dan Duduknya Teman-Temannya di Sekitarnya


﴿يَخۡرُجُونَ مِنَ الۡأَجۡدَاثِ﴾ [المعارج: ٤٣] الۡأَجۡدَاثُ: الۡقُبُورُ.

“Mereka keluar dari kubur.” (QS Al-Ma’arij: 43). Al-Ajdāṡ artinya kubur-kubur.

﴿بُعۡثِرَتۡ﴾ [الانفطار: ٤]: أُثِيرَتۡ، بَعۡثَرۡتُ حَوۡضِي أَيۡ جَعَلۡتُ أَسۡفَلَهُ أَعۡلَاهُ. الۡإِيفَاضُ: الۡإِسۡرَاعُ.

Bu‘ṡirat” (QS Al-Infitar: 4) artinya dibalik. Ba‘ṡartu hauḍī artinya aku menjadikan bagian bawahnya ke atas. Al-Ifāḍ artinya mencepatkan.

وَقَرَأَ الۡأَعۡمَشُ: ﴿إِلَى نَصۡبٍ﴾: [المعارج: ٤٣] إِلَى شَيۡءٍ مَنۡصُوبٍ يَسۡتَبِقُونَ إِلَيۡهِ، وَالنُّصۡبُ وَاحِدٌ، وَالنَّصۡبُ مَصۡدَرٌ. ﴿يَوۡمُ الۡخُرُوجِ﴾ [ق: ٤٢] مِنَ الۡقُبُورِ.

Al-A'masy membaca, “Ilā naṣb” (QS Al-Ma'arij: 43) yaitu kepada sesuatu yang ditancapkan yang mereka berebut mengusapnya. An-Nuṣb adalah mufrad dan an-naṣb adalah masdar. “Yaumul-khurūj (hari keluar)” (QS Qaf: 42) dari kubur.

﴿يَنۡسِلُونَ﴾ [يس: ٥١] يَخۡرُجُونَ.

Yansilūn” (QS Yasin: 51) artinya mereka keluar.

١٣٦٢ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ قَالَ: حَدَّثَنِي جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ سَعۡدِ بۡنِ عُبَيۡدَةَ، عَنۡ أَبِي عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ، عَنۡ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كُنَّا فِي جَنَازَةٍ فِي بَقِيعِ الۡغَرۡقَدِ، فَأَتَانَا النَّبِيُّ ﷺ، فَقَعَدَ وَقَعَدۡنَا حَوۡلَهُ، وَمَعَهُ مِخۡصَرَةٌ، فَنَكَّسَ، فَجَعَلَ يَنۡكُتُ بِمِخۡصَرَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: (مَا مِنۡكُمۡ مِنۡ أَحَدٍ، مَا مِنۡ نَفۡسٍ مَنۡفُوسَةٍ، إِلَّا كُتِبَ مَكَانُهَا مِنَ الۡجَنَّةِ وَالنَّارِ، وَإِلَّا قَدۡ كُتِبَ شَقِيَّةً أَوۡ سَعِيدَةً). فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الۡعَمَلَ؛ فَمَنۡ كَانَ مِنَّا مِنۡ أَهۡلِ السَّعَادَةِ فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهۡلِ السَّعَادَةِ، وَأَمَّا مَنۡ كَانَ مِنَّا مِنۡ أَهۡلِ الشَّقَاوَةِ، فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهۡلِ الشَّقَاوَةِ؟ قَالَ: (أَمَّا أَهۡلُ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ السَّعَادَةِ، وَأَمَّا أَهۡلُ الشَّقَاوَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ الشَّقَاوَةِ). ثُمَّ قَرَأَ: ﴿فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَى وَاتَّقَى﴾) [الليل: ٥] الۡآيَةَ.

[الحديث ١٣٦٢ - أطرافه في: ٤٩٤٥، ٤٩٤٦، ٤٩٤٧، ٤٩٤٨، ٤٩٤٩، ٦٢١٧، ٦٦٠٥، ٧٥٥٢].

1362. ‘Utsman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Jarir menceritakan kepadaku dari Manshur, dari Sa’d bin ‘Ubaidah, dari Abu ‘Abdurrahman, dari ‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Kami pernah hadir dalam pemakaman jenazah di Baqi’ Al-Gharqad, lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mendatangi kami, lalu beliau duduk dan kami duduk di sekitar beliau. Beliau membawa sebatang tongkat lalu menundukkan kepala, lalu menekan tanah dengan (ujung) tongkatnya. Kemudian beliau berkata, “Tidaklah seorang pun dari kalian dan tidaklah satu jiwa yang diciptakan, kecuali tempatnya di janah dan di neraka telah ditetapkan, serta kesengsaraan dan kebahagiaannya telah ditentukan.”

Seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu apa kita tidak bersandar saja kepada yang telah ditetapkan untuk kita dan meninggalkan amalan, sehingga barang siapa di antara kita yang termasuk orang yang bahagia, maka dia akan melakukan amalan orang yang bahagia. Adapun barang siapa di antara kita termasuk orang yang sengsara, maka dia akan melakukan amalan orang yang sengsara?”

Nabi bersabda, “Adapun orang yang bahagia, dia akan dimudahkan kepada amal kebahagiaan. Adapun orang yang sengsara, dia akan dimudahkan kepada amal kesengsaraan.” Kemudian beliau membaca, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa...” (QS Al-Lail: 5).