٣ - بَابُ الدُّخُولِ عَلَى الۡمَيِّتِ بَعۡدَ الۡمَوۡتِ إِذَا أُدۡرِجَ فِي
كَفَنِهِ
3. Bab Masuk ke Tempat Jenazah Setelah Matinya ketika Telah Dikafani
١٢٤١، ١٢٤٢ - حَدَّثَنَا بِشۡرُ بۡنُ مُحَمَّدٍ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ
قَالَ: أَخۡبَرَنِي مَعۡمَرٌ وَيُونُسُ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي
أَبُو سَلَمَةَ: أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، زَوۡجَ النَّبِيِّ ﷺ،
أَخۡبَرَتۡهُ قَالَتۡ: أَقۡبَلَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ عَلَى
فَرَسِهِ مِنۡ مَسۡكَنِهِ بِالسُّنۡحِ، حَتَّى نَزَلَ فَدَخَلَ الۡمَسۡجِدَ،
فَلَمۡ يُكَلِّمِ النَّاسَ، حَتَّى دَخَلَ عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنۡهَا، فَتَيَمَّمَ النَّبِيَّ ﷺ وَهُوَ مُسَجًّى بِبُرۡدِ حِبَرَةٍ،
فَكَشَفَ عَنۡ وَجۡهِهِ، ثُمَّ أَكَبَّ عَلَيۡهِ فَقَبَّلَهُ، ثُمَّ بَكَى
فَقَالَ: بِأَبِي أَنۡتَ يَا نَبِيَّ اللهِ، لَا يَجۡمَعُ اللهُ عَلَيۡكَ
مَوۡتَتَيۡنِ، أَمَّا الۡمَوۡتَةُ الَّتِي كُتِبَتۡ عَلَيۡكَ فَقَدۡ مُتَّهَا.
قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: فَأَخۡبَرَنِي ابۡنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا:
أَنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ خَرَجَ وَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ
يُكَلِّمُ النَّاسَ، فَقَالَ: اجۡلِسۡ، فَأَبَى، فَقَالَ: اجۡلِسۡ، فَأَبَى،
فَتَشَهَّدَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، فَمَالَ إِلَيۡهِ النَّاسُ
وَتَرَكُوا عُمَرَ، فَقَالَ: أَمَّا بَعۡدُ، فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ يَعۡبُدُ
مُحَمَّدًا ﷺ فَإِنَّ مُحَمَّدًا ﷺ قَدۡ مَاتَ، وَمَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ اللهَ
فَإِنَّ اللهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا مُحَمَّدٌ
إِلَّا رَسُولٌ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُ ۚ أَفَإِي۟ن مَّاتَ أَوۡ
قُتِلَ ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَٰبِكُمۡ ۚ وَمَن يَنقَلِبۡ عَلَىٰ
عَقِبَيۡهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيۡـًٔا ۗ وَسَيَجۡزِى ٱللَّهُ
ٱلشَّٰكِرِينَ﴾ [آل عمران: ١٤٤] وَاللهِ، لَكَأَنَّ النَّاسَ لَمۡ يَكُونُوا
يَعۡلَمُونَ أَنَّ اللهَ أَنۡزَلَهَا حَتَّى تَلَاهَا أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ
اللهُ عَنۡهُ، فَتَلَقَّاهَا مِنۡهُ النَّاسُ، فَمَا يُسۡمَعُ بَشَرٌ إِلَّا
يَتۡلُوهَا.
[الحديث ١٢٤١ - أطرافه في: ٣٦٦٧، ٣٦٦٩، ٤٤٥٢، ٤٤٥٥، ٤٤٥٧، ٥٧١١].
[الحديث ١٢٤٢ - أطرافه في: ٣٦٦٨، ٣٦٧٠، ٤٤٥٣، ٤٤٥٤، ٤٤٥٧، ٥٧١١].
1241, 1242. Bisyr bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah
mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ma’mar dan Yunus mengabarkan kepadaku
dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Abu Salamah mengabarkan kepadaku:
‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—mengabarkan kepadanya. Beliau mengatakan:
Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—datang dengan menaiki kudanya dari rumahnya di
daerah Sunh, sampai beliau turun lalu masuk masjid. Beliau tidak berbicara
kepada orang-orang sampai masuk ke tempat ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Lalu
beliau menghampiri jasad Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang tertutup kain
bergaris dari Yaman. Abu Bakr membuka kain dari wajah Nabi, menundukkan
kepalanya, lalu mencium Nabi, kemudian Abu Bakr menangis seraya berkata,
“Ayahku menjadi tebusanmu wahai Nabi. Allah tidak akan mengumpulkan dua
kematian kepadamu. Kematian yang telah ditetapkan kepadamu telah dilalui
olehmu.”
Abu Salamah berkata: Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—mengabarkan kepadaku:
Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—keluar, sementara ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—sedang
berbicara kepada orang-orang. Abu Bakr berkata, “Duduklah!”
‘Umar tidak mau. Abu Bakr berkata, “Duduklah!”
‘Umar tidak mau. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—membaca tasyahud, lalu
orang-orang meninggalkan ‘Umar beralih menuju Abu Bakr. Abu Bakr berkata,
“Amabakdu, barang siapa di antara kalian menyembah Muhammad—shallallahu
‘alaihi wa sallam—, maka sungguh Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—telah
meninggal. Dan barang siapa menyembah Allah, maka sungguh Allah terus hidup
dan tidak akan mati.”
Allah taala berfirman, “Tidaklah Muhammad kecuali seorang rasul yang sudah
banyak rasul mendahului sebelumnya. Apakah jika dia meninggal atau terbunuh,
kalian akan berbalik ke belakang? Barang siapa yang berbalik ke belakang, dia
tidak memudaratkan Allah sedikit saja dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali ‘Imran: 144).
Demi Allah, seakan-akan orang-orang belum mengetahui bahwa Allah telah
menurunkan ayat tersebut sampai Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—membacakannya,
sehingga orang-orang mendengarnya langsung dari beliau. Lalu saat itu semua
orang yang mendengarnya akan membaca ayat itu.
١٢٤٣ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ
عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي خَارِجَةُ بۡنُ زَيۡدِ بۡنِ
ثَابِتٍ: أَنَّ أُمَّ الۡعَلَاءِ امۡرَأَةً مِنَ الۡأَنۡصَارِ بَايَعَتِ
النَّبِيَّ ﷺ، أَخۡبَرَتۡهُ: أَنَّهُ اقۡتُسِمَ الۡمُهَاجِرُونَ قُرۡعَةً،
فَطَارَ لَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ مَظۡعُونٍ، فَأَنۡزَلۡنَاهُ فِي أَبۡيَاتِنَا،
فَوَجِعَ وَجَعَهُ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ، فَلَمَّا تُوُفِّيَ وَغُسِّلَ
وَكُفِّنَ فِي أَثۡوَابِهِ، دَخَلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ، فَقُلۡتُ: رَحۡمَةُ اللهِ
عَلَيۡكَ أَبَا السَّائِبِ، فَشَهَادَتِي عَلَيۡكَ لَقَدۡ أَكۡرَمَكَ اللهُ.
فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَمَا يُدۡرِيكِ أَنَّ اللهَ قَدۡ أَكۡرَمَهُ؟)
فَقُلۡتُ: بِأَبِي أَنۡتَ يَا رَسُولَ اللهِ، فَمَنۡ يُكۡرِمُهُ اللهُ؟
فَقَالَ: (أَمَّا هُوَ فَقَدۡ جَاءَهُ الۡيَقِينُ، وَاللهِ إِنِّي لَأَرۡجُو
لَهُ الۡخَيۡرَ، وَاللهِ مَا أَدۡرِي، وَأَنَا رَسُولُ اللهِ، مَا يُفۡعَلُ
بِي). قَالَتۡ: فَوَاللهِ لَا أُزَكِّي أَحَدًا بَعۡدَهُ أَبَدًا.
[الحديث ١٢٤٣ - أطرافه في: ٢٦٨٧، ٣٩٢٩، ٧٠٠٣، ٧٠٠٤، ٧٠١٨].
1243. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan
kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab. Beliau berkata: Kharijah bin Zaid
bin Tsabit mengabarkan kepadaku: Umu Al-‘Ala` seorang wanita ansar yang telah
berbaiat kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengabarkan kepadanya:
Orang-orang muhajirin dibagi dengan undian. Kami mendapat bagian ‘Utsman bin
Mazh’un, maka kamipun memberinya tempat tinggal di rumah-rumah kami. Lalu dia
sakit yang mengantarkannya kepada kematian. Ketika dia telah meninggal,
dimandikan, dan dikafani dengan kainnya, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—masuk, lalu aku berkata, “Semoga Allah merahmatimu wahai Abu As-Sa`ib.
Aku bersaksi bahwa Allah telah memuliakanmu.”
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya, “Apa engkau tahu bahwa Allah
telah memuliakannya?”
Aku menjawab, “Ayahku sebagai tebusanmu wahai Rasulullah. Lalu siapa yang
Allah muliakan?”
Nabi berkata, “Adapun dia, maka keyakinan telah mendatanginya. Demi Allah,
sungguh aku berharap kebaikan untuknya. Demi Allah aku tidak tahu, padahal aku
adalah rasul Allah, apa yang akan diperbuat terhadapku.”
Umu Al-‘Ala` berkata, “Demi Allah, aku tidak memastikan kesucian seorangpun
setelahnya selamanya.”
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ عُفَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ مِثۡلَهُ. وَقَالَ
نَافِعُ بۡنُ يَزِيدَ، عَنۡ عُقَيۡلٍ: (مَا يُفۡعَلُ بِهِ). وَتَابَعَهُ
شُعَيۡبٌ، وَعَمۡرُو بۡنُ دِينَارٍ، وَمَعۡمَرٌ.
Sa’id bin ‘Ufair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada
kami semisal hadis tersebut. Nafi’ bin Yazid berkata, dari ‘Uqail, “Apa yang
akan diperbuat terhadapnya.”
Syu’aib, ‘Amr bin Dinar, dan Ma’mar mengiringinya.