فَآثَارُهُمۡ بِتَوۡجِيهِ النَّاسِ إِلَى الۡخَيۡرِ وَإِرۡشَادِهِمۡ إِلَى الۡحَقِّ وَتَوۡصِيلِهِمۡ لِلۡهُدَى. وَهِيَ آثَارٌ عَظِيمَةٌ، شَكَرَهَا اللهُ لَهُمۡ وَشَكَرَهَا الۡمُؤۡمِنُونَ وَعَلَى رَأۡسِهِمُ الرُّسُلُ عَلَيۡهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ، فَهُمُ الهُدَاةُ وَالدُّعَاةُ وَهُمۡ أَعۡلَمُ النَّاسِ بِاللهِ وَبِشَرِيعَتِهِ، وَأَفۡضَلُ النَّاسِ بَعۡدَ الرُّسُلِ أَتۡبَعُهُمۡ لَهُمۡ وَأَعۡلَمُهُمۡ بِمَا جَاءُوا بِهِ وَأَكۡمَلُهُمۡ دَعۡوَةً إِلَيۡهِ وَصَبۡرًا عَلَيۡهِ وَإِرۡشَادًا إِلَيۡهِ، قَالَ - جَلَّ وَعَلاَ -: ﴿يَرۡفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنۡكُمۡ وَالَّذِينَ أُوتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتٍ﴾ المجادلة: ١١، وَقَالَ - سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى -: ﴿وَتِلۡكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيۡنَـٰهَآ إِبۡرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ ۚ نَرۡفَعُ دَرَجَـٰتٍ مَّن نَّشَآءُ﴾ الأنعام : ٨٣. وَبَيَّنَ - عَزَّ وَجَلَّ - أَنَّ أَهۡلَ الۡعِلۡمِ هُمُ الَّذِينَ يَخۡشَوۡنَهُ عَلَى الۡحَقِيقَةِ وَالۡكَمَالِ وَإِنۡ كَانَتِ الۡخَشۡيَةُ مَوۡجُودَةً مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ عُمُومًا وَمِنۡ بَعۡضِ الآخَرِينَ، وَلَكِنۡ خَشۡيَةُ اللهِ عَلَى الۡكَمَالِ وَالۡحَقِيقَةِ لِلۡعُلَمَاءِ، وَعَلَى رَأۡسِهِمُ الرُّسُلُ عَلَيۡهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ، فَقَوۡلُهُ - سُبۡحَانَهُ -: ﴿إِنَّمَا يَخۡشَى اللهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمَاءُ﴾ فاطر: ٢٨، يَعۡنِي الۡخَشۡيَةَ الۡكَامِلَةَ.
Jasa-jasa ulama adalah mengarahkan manusia kepada kebaikan, membimbing manusia kepada kebenaran, dan menyampaikan mereka kepada petunjuk. Ini adalah jasa-jasa yang sangat agung. Allah mensyukuri jasa-jasa itu untuk mereka, begitu juga kaum mukminin mensyukurinya. Pemimpin mereka adalah para rasul ‘alaihimush shalaatu wa salaam. Para ulama adalah para pembimbing dan para da’i, mereka orang yang paling berilmu terhadap Allah dan syari’atNya. Mereka seutama-utama manusia setelah para rasul dan paling mencontoh para rasul. Dan mereka paling berilmu dengan apa yang dibawa para rasul, paling sempurna berdakwah kepadanya, lalu bersabar atasnya, dan membimbing kepadanya. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman (artinya), “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11). Dan Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.” (QS. Al An’aam: 83). Dan Allah ‘azza wa jalla menjelaskan bahwasanya ulama adalah orang yang takut kepada Allah secara hakiki dan sempurna. Walaupun takut itu ada pada diri kaum mukminin secara umum dan pada sebagian selain mereka, namun takut kepada Allah secara sempurna dan hakiki hanyalah dimiliki oleh ulama, dan pada pemimpin mereka, yaitu para rasul ‘alaihimush shalaatu wa salaam. Firman Allah subhanahu yang artinya, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Faathir: 28), yakni takut yang sempurna.