Cari Blog Ini

Safinah, Maula Rasulillah

Para ulama berbeda pendapat tentang nama asli sahabat ini. Sebagian berpendapat namanya adalah Rumman bin Safinah, sebagian lagi berpendapat namanya adalah Suqbah bin Maariqah, Umair atau mahran dan pendapat-pendapat lainnya. Kira-kira ada dua puluh satu pendapat yang berbeda tentang nama beliau. Beliau berkuniah Abu Abdirrahman, sebagian berpendapat nama kuniah beliau adalah Abu Bakhtari, namun kuniah Abu Abdurrahman lebih banyak dipilih dan lebih terkenal. Yang jelas, beliau lebih terkenal dengan nama Safinah, yang berarti kapal. Nama ini adalah pemberian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sangat menyukai nama pemberian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini.

Pemberian nama ini berhubungan dengan mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau pergi safar. Turut serta pula Safinah –maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam perjalanan ini. Saat perjalanan, para sahabat merasa keberatan dengan barang-barang yang mereka bawa. Maka mereka pun, dengan izin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan barang-barang tersebut kepada maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan yang artinya, “Bawalah barang-barang itu sungguh kamu adalah Safinah”. Kata Safinah, “Sekiranya dibebankan kepadaku waktu itu sebanyak beban seekor unta atau dua ekor unta, maupun lima atau enam ekor unta, pasti aku tidak akan merasa keberatan.” Demikianlah keberkahan yang beliau dapatkan saat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dahulu beliau adalah budak milik Ummu Salamah, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau dibebaskan dengan syarat tetap berkhidmat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sepanjang kehidupan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sisi nasab, sebagian ulama’ berpendapat bahwa beliau adalah laki-laki keturunan Persia yang menjadi budak, kemudian dibeli oleh Ummu Salamah. Beliau menetap di daerah Bathnu Nakhlah.

Ada beberapa hadis yang beliau dengar langsung dari Nabi atau beliau riwayatkan dari Ummu Salamah dan Ali bin Abi Thalib, di antara hadis tersebut adalah:
إِنَّا آلُ مُحَمَّدٍ لَا تَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ وَمَوۡلَى الۡقَوۡمِ مِنۡهُمۡ
“Sesungguhnya kami keluarga Muhammad tidak halal bagi kami harta sedekah, dan wali suatu kaum adalah bagian dari kaum tersebut.”

Beliau juga meriwayatkan hadis:
الۡخِلَافَةُ ثَلَاثُونَ عَامًا ثُمَّ يَكُونُ بَعۡدَ ذٰلِكَ الۡمُلۡكُ. قَالَ سَفِينَةُ: أَمۡسِكۡ خِلَافَةَ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ سَنَتَيۡنِ وَخِلَافَةَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ عَشۡرَ سِنِينَ وَخِلَافَةَ عُثۡمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ اثۡنَيۡ عَشۡرَ سَنَةً وَخِلَافَةَ عَلِيٍّ سِتَّ سِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمۡ.
“(Masa) khilafah selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu kerajaan.” Berkata Safinah; peganglah (hafalkanlah): khilafah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu selama dua tahun, khilafah ‘Umar radhiyallahu ‘anhu sepuluh tahun, khilafah ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu dua belas tahun dan khilafah ‘Ali radhiyallahu ‘anhu enam tahun.” [H.R. Ahmad No.20910].

Cukup banyak yang meriwayatkan hadis dari beliau, di antara mereka adalah dua anak beliau Abdurrahman dan Umar. Selain keduanya ada Salim bin Abdillah bin Umar, Abu Raihanah, Al Hasan, Muhammad bin Al Munkadir, Said bin Jamhan, Abdullah bin Mathar dan selainnya. Beberapa imam menyebutkan hadis beliau dalam kitab mereka, seperti Al Imam Al Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan.

Beliau meninggal pada zaman Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi. Radhiyallah anhu. Semoga Allah meridhai beliau. [Ustadz Hammam]

Sumber: Majalah Tashfiyah edisi 60 vol.05 1437H-2016M rubrik Figur.