Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2967

١١٣ - بَابُ اسۡتِئۡذَانِ الرَّجُلِ الۡإِمَامَ
113. Bab permintaan izin seseorang kepada pemimpin


لِقَوۡلِهِ: ﴿إِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمۡرٍ جَامِعٍ لَمۡ يَذۡهَبُوا حَتَّى يَسۡتَأۡذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ يَسۡتَأۡذِنُونَكَ﴾ [النور: ٦٢]. إِلَى آخِرِ الۡآيَةِ.

Berdasarkan firman Allah, “Sesungguhnya sebenar-benar orang yang beriman adalah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya; dan apabila mereka sedang bersamanya dalam suatu urusan perkumpulan, mereka tidak pergi sampai mereka minta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu…” (QS. An-Nur: 62) sampai akhir ayat.

٢٩٦٧ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: أَخۡبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡمُغِيرَةِ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: غَزَوۡتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، قَالَ: فَتَلَاحَقَ بِي النَّبِيُّ ﷺ، وَأَنَا عَلَى نَاضِحٍ لَنَا قَدۡ أَعۡيَا، فَلَا يَكَادُ يَسِيرُ، فَقَالَ لِي: (مَا لِبَعِيرِكَ)؟ قَالَ: قُلۡتُ: عَيِيَ، قَالَ: فَتَخَلَّفَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَزَجَرَهُ وَدَعَا لَهُ، فَمَا زَالَ بَيۡنَ يَدَىِ الۡإِبِلِ قُدَّامَهَا يَسِيرُ، فَقَالَ لِي: (كَيۡفَ تَرَى بَعِيرَكَ؟) قَالَ: قُلۡتُ: بِخَيۡرٍ، قَدۡ أَصَابَتۡهُ بَرَكَتُكَ، قَالَ: (أَفَتَبِيعُنِيهِ؟). قَالَ: فَاسۡتَحۡيَيۡتُ، وَلَمۡ يَكُنۡ لَنَا نَاضِحٌ غَيۡرَهُ، قَالَ: فَقُلۡتُ: نَعَمۡ، قَالَ: (فَبِعۡنِيهِ). فَبِعۡتُهُ إِيَّاهُ عَلَى أَنَّ لِي فَقَارَ ظَهۡرِهِ حَتَّى أَبۡلُغَ الۡمَدِينَةَ،

2967. Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Jarir mengabarkan kepada kami dari Al-Mughirah, dari Asy-Sya’bi, dari Jabir bin ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:

Aku pernah berperang bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Jabir berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyusulku dalam keadaan aku di atas seekor unta milik kami yang sudah keletihan sampai hampir tidak kuat berjalan.

Nabi bertanya kepadaku, “Ada apa dengan untamu?”

Jabir berkata: Aku menjawab, “Dia letih.”

Jabir berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menuju belakang lalu menghardik dan mendoakan unta itu. Setelah itu, unta itu terus berjalan di depan rombongan.

Nabi bertanya kepada, “Bagaimana pendapatmu tentang untamu?”

Jabir berkata: Aku menjawab, “Baik. Unta itu telah mendapatkan keberkahanmu.”

Nabi bertanya, “Apakah engkau menjualnya kepadaku?”

Jabir berkata: Aku malu dan kami tidak memiliki unta selain itu. Jabir berkata: Aku menjawab, “Iya.”

Nabi berkata, “Juallah unta itu kepadaku!”

Aku pun menjual unta itu kepada beliau dengan syarat aku boleh menungganginya hingga aku sampai Madinah.

قَالَ: فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي عَرُوسٌ، فَاسۡتَأۡذَنۡتُهُ فَأَذِنَ لِي، فَتَقَدَّمۡتُ النَّاسَ إِلَى الۡمَدِينَةِ حَتَّى أَتَيۡتُ الۡمَدِينَةَ، فَلَقِيَنِي خَالِي، فَسَأَلَنِي عَنِ الۡبَعِيرِ، فَأَخۡبَرۡتُهُ بِمَا صَنَعۡتُ فِيهِ، فَلَامَنِي، قَالَ: وَقَدۡ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ قَالَ لِي حِينَ اسۡتَأۡذَنۡتُهُ: (هَلۡ تَزَوَّجۡتَ بِكۡرًا أَمۡ ثَيِّبًا؟) فَقُلۡتُ: تَزَوَّجۡتُ ثَيِّبًا، فَقَالَ: (هَلَّا تَزَوَّجۡتَ بِكۡرًا تُلَاعِبُهَا وَتُلَاعِبُكَ). قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، تُوُفِّيَ وَالِدِي، أَوِ اسۡتُشۡهِدَ، وَلِي أَخَوَاتٌ صِغَارٌ، فَكَرِهۡتُ أَنۡ أَتَزَوَّجَ مِثۡلَهُنَّ فَلَا تُؤَدِّبُهُنَّ وَلَا تَقُومُ عَلَيۡهِنَّ، فَتَزَوَّجۡتُ ثَيِّبًا لِتَقُومَ عَلَيۡهِنَّ وَتُؤَدِّبَهُنَّ، قَالَ: فَلَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ الۡمَدِينَةَ، غَدَوۡتُ عَلَيۡهِ بِالۡبَعِيرِ، فَأَعۡطَانِي ثَمَنَهُ وَرَدَّهُ عَلَىَّ.

قَالَ الۡمُغِيرَةُ: هَٰذَا فِي قَضَائِنَا حَسَنٌ لَا نَرَى بِهِ بَأۡسًا. [طرفه في: ٤٤٣].

Jabir berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini pengantin baru.”

Lalu aku minta izin kepada beliau dan beliau mengizinkanku. Aku mendahului rombongan menuju Madinah hingga aku mendatangi Madinah. Pamanku menjumpaiku lalu menanyakanku perihal unta itu. Aku mengabarkan yang aku lakukan tentang unta itu kepadanya. Pamanku mencelaku.

Jabir berkata: Ketika aku meminta izin Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, beliau berkata kepadaku, “Apakah engkau menikahi gadis atau janda?”

Aku menjawab, “Aku menikahi seorang janda.”

Rasulullah berkata, “Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis, sehingga engkau bisa bercanda dengannya dan dia bercanda denganmu?”

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ayahku meninggal atau mati syahid, sedangkan aku memiliki saudara-saudara perempuan yang masih kecil. Aku tidak suka untuk menikahi wanita semisal mereka sehingga dia tidak bisa mendidik mereka dan tidak bisa mengurusi mereka. Karena itulah, aku menikahi seorang janda supaya bisa mengurusi mereka dan mendidik mereka.”

Jabir berkata: Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tiba di Madinah, aku berangkat menemuinya dengan membawa unta itu. Lalu beliau memberiku pembayaran harganya dan mengembalikan unta itu kepadaku.

Al-Mughirah berkata: Jual beli semacam ini dalam ketetapan hukum kami adalah boleh. Kami berpendapat tidak ada masalah dengannya.