١١٣ - بَابُ اسۡتِئۡذَانِ الرَّجُلِ الۡإِمَامَ
113. Bab permintaan izin seseorang kepada pemimpin
لِقَوۡلِهِ: ﴿إِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ
وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمۡرٍ جَامِعٍ لَمۡ يَذۡهَبُوا حَتَّى
يَسۡتَأۡذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ يَسۡتَأۡذِنُونَكَ﴾ [النور: ٦٢]. إِلَى آخِرِ
الۡآيَةِ.
Berdasarkan firman Allah, “Sesungguhnya sebenar-benar orang yang beriman
adalah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya; dan apabila mereka sedang
bersamanya dalam suatu urusan perkumpulan, mereka tidak pergi sampai mereka
minta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu…”
(QS. An-Nur: 62) sampai akhir ayat.
٢٩٦٧ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: أَخۡبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنِ
الۡمُغِيرَةِ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ
عَنۡهُمَا قَالَ: غَزَوۡتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، قَالَ: فَتَلَاحَقَ بِي
النَّبِيُّ ﷺ، وَأَنَا عَلَى نَاضِحٍ لَنَا قَدۡ أَعۡيَا، فَلَا يَكَادُ
يَسِيرُ، فَقَالَ لِي: (مَا لِبَعِيرِكَ)؟ قَالَ: قُلۡتُ: عَيِيَ، قَالَ:
فَتَخَلَّفَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَزَجَرَهُ وَدَعَا لَهُ، فَمَا زَالَ بَيۡنَ
يَدَىِ الۡإِبِلِ قُدَّامَهَا يَسِيرُ، فَقَالَ لِي: (كَيۡفَ تَرَى بَعِيرَكَ؟)
قَالَ: قُلۡتُ: بِخَيۡرٍ، قَدۡ أَصَابَتۡهُ بَرَكَتُكَ، قَالَ:
(أَفَتَبِيعُنِيهِ؟). قَالَ: فَاسۡتَحۡيَيۡتُ، وَلَمۡ يَكُنۡ لَنَا نَاضِحٌ
غَيۡرَهُ، قَالَ: فَقُلۡتُ: نَعَمۡ، قَالَ: (فَبِعۡنِيهِ). فَبِعۡتُهُ إِيَّاهُ
عَلَى أَنَّ لِي فَقَارَ ظَهۡرِهِ حَتَّى أَبۡلُغَ الۡمَدِينَةَ،
2967. Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Jarir mengabarkan
kepada kami dari Al-Mughirah, dari Asy-Sya’bi, dari Jabir bin
‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:
Aku pernah berperang bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Jabir
berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyusulku dalam keadaan aku di
atas seekor unta milik kami yang sudah keletihan sampai hampir tidak kuat
berjalan.
Nabi bertanya kepadaku, “Ada apa dengan untamu?”
Jabir berkata: Aku menjawab, “Dia letih.”
Jabir berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menuju belakang lalu
menghardik dan mendoakan unta itu. Setelah itu, unta itu terus berjalan di
depan rombongan.
Nabi bertanya kepada, “Bagaimana pendapatmu tentang untamu?”
Jabir berkata: Aku menjawab, “Baik. Unta itu telah mendapatkan keberkahanmu.”
Nabi bertanya, “Apakah engkau menjualnya kepadaku?”
Jabir berkata: Aku malu dan kami tidak memiliki unta selain itu. Jabir
berkata: Aku menjawab, “Iya.”
Nabi berkata, “Juallah unta itu kepadaku!”
Aku pun menjual unta itu kepada beliau dengan syarat aku boleh menungganginya
hingga aku sampai Madinah.
قَالَ: فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي عَرُوسٌ، فَاسۡتَأۡذَنۡتُهُ
فَأَذِنَ لِي، فَتَقَدَّمۡتُ النَّاسَ إِلَى الۡمَدِينَةِ حَتَّى أَتَيۡتُ
الۡمَدِينَةَ، فَلَقِيَنِي خَالِي، فَسَأَلَنِي عَنِ الۡبَعِيرِ،
فَأَخۡبَرۡتُهُ بِمَا صَنَعۡتُ فِيهِ، فَلَامَنِي، قَالَ: وَقَدۡ كَانَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ قَالَ لِي حِينَ اسۡتَأۡذَنۡتُهُ: (هَلۡ تَزَوَّجۡتَ بِكۡرًا أَمۡ
ثَيِّبًا؟) فَقُلۡتُ: تَزَوَّجۡتُ ثَيِّبًا، فَقَالَ: (هَلَّا تَزَوَّجۡتَ
بِكۡرًا تُلَاعِبُهَا وَتُلَاعِبُكَ). قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، تُوُفِّيَ
وَالِدِي، أَوِ اسۡتُشۡهِدَ، وَلِي أَخَوَاتٌ صِغَارٌ، فَكَرِهۡتُ أَنۡ
أَتَزَوَّجَ مِثۡلَهُنَّ فَلَا تُؤَدِّبُهُنَّ وَلَا تَقُومُ عَلَيۡهِنَّ،
فَتَزَوَّجۡتُ ثَيِّبًا لِتَقُومَ عَلَيۡهِنَّ وَتُؤَدِّبَهُنَّ، قَالَ:
فَلَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ الۡمَدِينَةَ، غَدَوۡتُ عَلَيۡهِ
بِالۡبَعِيرِ، فَأَعۡطَانِي ثَمَنَهُ وَرَدَّهُ عَلَىَّ.
قَالَ الۡمُغِيرَةُ: هَٰذَا فِي قَضَائِنَا حَسَنٌ لَا نَرَى بِهِ بَأۡسًا.
[طرفه في:
٤٤٣].
Jabir berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini pengantin
baru.”
Lalu aku minta izin kepada beliau dan beliau mengizinkanku. Aku mendahului
rombongan menuju Madinah hingga aku mendatangi Madinah. Pamanku menjumpaiku
lalu menanyakanku perihal unta itu. Aku mengabarkan yang aku lakukan tentang
unta itu kepadanya. Pamanku mencelaku.
Jabir berkata: Ketika aku meminta izin Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—, beliau berkata kepadaku, “Apakah engkau menikahi gadis atau janda?”
Aku menjawab, “Aku menikahi seorang janda.”
Rasulullah berkata, “Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis, sehingga
engkau bisa bercanda dengannya dan dia bercanda denganmu?”
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ayahku meninggal atau mati syahid, sedangkan
aku memiliki saudara-saudara perempuan yang masih kecil. Aku tidak suka untuk
menikahi wanita semisal mereka sehingga dia tidak bisa mendidik mereka dan
tidak bisa mengurusi mereka. Karena itulah, aku menikahi seorang janda supaya
bisa mengurusi mereka dan mendidik mereka.”
Jabir berkata: Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tiba di
Madinah, aku berangkat menemuinya dengan membawa unta itu. Lalu beliau
memberiku pembayaran harganya dan mengembalikan unta itu kepadaku.
Al-Mughirah berkata: Jual beli semacam ini dalam ketetapan hukum kami adalah
boleh. Kami berpendapat tidak ada masalah dengannya.