٤٨ - بَابُ تَعۡبِيرِ الرُّؤۡيَا بَعۡدَ صَلَاةِ الصُّبۡحِ
48. Bab takbir mimpi setelah salat Subuh
٧٠٤٧ - حَدَّثَنِي مُؤَمَّلُ بۡنُ هِشَامٍ أَبُو هِشَامٍ: حَدَّثَنَا
إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا عَوۡفٌ: حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ:
حَدَّثَنَا سَمُرَةُ بۡنُ جُنۡدَبٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ مِمَّا يُكۡثِرُ أَنۡ يَقُولَ لِأَصۡحَابِهِ: (هَلۡ رَأَى أَحَدٌ
مِنۡكُمۡ مِنۡ رُؤۡيَا). قَالَ: فَيَقُصُّ عَلَيۡهِ مَنۡ شَاءَ اللهُ أَنۡ
يَقُصَّ، وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ: (إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيۡلَةَ
آتِيَانِ، وَإِنَّهُمَا ابۡتَعَثَانِي، وَإِنَّهُمَا قَالَا لِي: انۡطَلِقۡ،
وَإِنِّي انۡطَلَقۡتُ مَعَهُمَا، وَإِنَّا أَتَيۡنَا عَلَى رَجُلٍ مُضۡطَجِعٍ،
وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيۡهِ بِصَخۡرَةٍ، وَإِذَا هُوَ يَهۡوِي
بِالصَّخۡرَةِ لِرَأۡسِهِ فَيَثۡلَغُ رَأۡسَهُ، فَيَتَهَدۡهَدُ الۡحَجَرُ
هَهُنَا، فَيَتۡبَعُ الۡحَجَرَ فَيَأۡخُذُهُ، فَلَا يَرۡجِعُ إِلَيۡهِ حَتَّى
يَصِحَّ رَأۡسُهُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيۡهِ فَيَفۡعَلُ بِهِ مِثۡلَ
مَا فَعَلَ الۡمَرَّةَ الۡأُولَى، قَالَ: قُلۡتُ لَهُمَا: سُبۡحَانَ اللهِ مَا
هَٰذَانِ؟ قَالَ: قَالَا لِي: انۡطَلِقۡ،
7047. Mu`ammal bin Hisyam Abu Hisyam telah menceritakan kepadaku: Isma’il bin
Ibrahim menceritakan kepada kami: ‘Auf menceritakan kepada kami: Abu Raja`
menceritakan kepada kami: Samurah bin Jundab—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan
kepada kami. Beliau mengatakan: Dahulu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—sering bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah salah seorang dari
kalian ada yang bermimpi?”
Samurah berkata: Lalu, orang yang Allah kehendaki mengisahkan mimpinya kepada
beliau. Suatu pagi beliau berkata: Tadi malam ada dua malaikat yang
mendatangiku dan membangunkanku. Keduanya berkata kepadaku, “Ayo pergi.”
Aku pun pergi bersama mereka berdua. Kami mendatangi seorang yang berbaring
dan ada seorang lagi yang berdiri di atasnya membawa batu besar. Dia
menjatuhkan batu itu ke kepala orang yang berbaring hingga meremukkan
kepalanya. Batu itu menggelinding ke sini. Orang yang berdiri tadi mengikuti
batu itu dan mengambilnya. Tidaklah dia kembali ke tempat semula kecuali
kepala orang yang berbaring tadi sudah pulih seperti sedia kala. Kemudian dia
kembali ke tempat orang yang berbaring itu lalu melakukan semisal yang dia
lakukan di awal kali.
Nabi berkata: Aku bertanya kepada dua malaikat yang membawaku, “Mahasuci
Allah, siapa dua orang ini?”
Nabi berkata: Keduanya berkata kepadaku, “Ayo pergi.”
قَالَ: فَانۡطَلَقۡنَا، فَأَتَيۡنَا عَلَى رَجُلٍ مُسۡتَلۡقٍ لِقَفَاهُ،
وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيۡهِ بِكَلُّوبٍ مِنۡ حَدِيدٍ، وَإِذَا هُوَ يَأۡتِي
أَحَدَ شِقَّيۡ وَجۡهِهِ فَيُشَرۡشِرُ شِدۡقَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمَنۡخِرَهُ
إِلَى قَفَاهُ، وَعَيۡنَهُ إِلَى قَفَاهُ – قَالَ: وَرُبَّمَا قَالَ أَبُو
رَجَاءٍ: فَيَشُقُّ – قَالَ: ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الۡجَانِبِ الۡآخَرِ
فَيَفۡعَلُ بِهِ مِثۡلَ مَا فَعَلَ بِالۡجَانِبِ الۡأَوَّلِ، فَمَا يَفۡرُغُ
مِنۡ ذٰلِكَ الۡجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذٰلِكَ الۡجَانِبُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ
يَعُودُ عَلَيۡهِ فَيَفۡعَلُ مِثۡلَ مَا فَعَلَ الۡمَرَّةَ الۡأُولَى، قَالَ:
قُلۡتُ: سُبۡحَانَ اللهِ مَا هَٰذَانِ؟ قَالَ: قَالَا لِي: انۡطَلِقۡ
Nabi berkata: Kami pergi. Kami mendatangi seorang yang berbaring pada
tengkuknya. Di sana ada orang lain yang berdiri di atasnya dengan membawa
pengait dari besi. Dia mendatangi salah satu sisi wajah orang yang berbaring
lalu menyobek rahang sampai tengkuk, lubang hidung sampai tengkuk, dan mata
sampai tengkuk.
Perawi berkata: Barangkali Abu Raja` berkata: fayasyuqqu (membelah).
Nabi berkata: Kemudian orang yang berdiri itu berpindah ke sisi yang lain. Dia
memperlakukannya semisal perbuatannya terhadap sisi yang pertama. Tidaklah dia
selesai dari sisi itu kecuali sisi (yang sebelumnya) pulih seperti sedia kala.
Kemudian orang yang berdiri itu kembali kepada orang yang berbaring. Dia
melakukan semisal apa yang dilakukannya di awal kali.
Nabi berkata: Aku bertanya, “Mahasuci Allah, siapa dua orang ini?”
Nabi berkata: Dua malaikat yang membawaku berkata kepadaku, “Ayo pergi.”
فَانۡطَلَقۡنَا، فَأَتَيۡنَا عَلَى مِثۡلِ التَّنُّورِ – قَالَ: فَأَحۡسِبُ
أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ - فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصۡوَاتٌ، قَالَ:
فَاطَّلَعۡنَا فِيهِ، فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ، وَإِذَا هُمۡ
يَأۡتِيهِمۡ لَهَبٌ مِنۡ أَسۡفَلَ مِنۡهُمۡ، فَإِذَا أَتَاهُمۡ ذٰلِكَ
اللَّهَبُ ضَوۡضَوۡا، قَالَ: قُلۡتُ لَهُمَا: مَا هَٰؤُلَاءِ؟ قَالَ: قَالَا
لِي: انۡطَلِقِ انۡطَلِقۡ،
Kami pun pergi. Kami mendatangi sesuatu yang mirip tanur.
Perawi berkata: Aku mengira dia dahulu berkata: Di dalam tanur itu ada
kegaduhan dan suara.
Nabi berkata: Kami melongok ke dalamnya. Ternyata di dalamnya ada banyak pria
dan wanita yang telanjang. Apabila jilatan api mendatangi mereka dari arah
bawah, mereka menjerit.
Nabi berkata: Aku bertanya kepada dua malaikat yang membawaku, “Siapa mereka
ini?”
Nabi berkata: Keduanya berkata kepadaku, “Ayo pergi. Ayo pergi.”
قَالَ: فَانۡطَلَقۡنَا فَأَتَيۡنَا عَلَى نَهَرٍ - حَسِبۡتُ أَنَّهُ كَانَ
يَقُولُ - أَحۡمَرَ مِثۡلِ الدَّمِ، وَإِذَا فِي النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ
يَسۡبَحُ، وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدۡ جَمَعَ عِنۡدَهُ
حِجَارَةً كَثِيرَةً، وَإِذَا ذٰلِكَ السَّابِحُ يَسۡبَحُ مَا يَسۡبَحُ، ثُمَّ
يَأۡتِي ذٰلِكَ الَّذِي قَدۡ جَمَعَ عِنۡدَهُ الۡحِجَارَةَ، فَيَفۡغَرُ لَهُ
فَاهُ فَيُلۡقِمُهُ حَجَرًا فَيَنۡطَلِقُ يَسۡبَحُ، ثُمَّ يَرۡجِعُ إِلَيۡهِ
كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيۡهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلۡقَمَهُ حَجَرًا، قَالَ:
قُلۡتُ لَهُمَا: مَا هَٰذَانِ؟ قَالَ: قَالَا لِي: انۡطَلِقِ انۡطَلِقۡ،
Nabi berkata: Kami pergi lalu mendatangi suatu sungai—aku (perawi mengira
bahwa dahulu dia berkata)—berwarna merah seperti darah. Di dalam sungai itu
ada seseorang yang berenang. Di pinggir sungai ada seseorang yang telah
mengumpulkan banyak batu di dekatnya. Apabila orang tadi berenang lalu
mendekati orang yang telah mengumpulkan batu di dekatnya, orang yang berenang
membuka mulutnya lalu orang yang di pinggir sungai memasukkan batu ke
mulutnya. Orang itu pergi berenang menjauh. Kemudian orang itu kembali
mendekat kepada orang yang berada di pinggir sungai. Setiap kali dia kembali
kepadanya, dia membuka mulutnya lalu orang yang di pinggir sungai memasukkan
batu ke dalam mulutnya.
Nabi berkata: Aku bertanya kepada dua malaikat yang membawaku, “Siapa dua
orang ini?”
Nabi berkata: Keduanya berkata kepadaku, “Ayo pergi. Ayo pergi.”
قَالَ: فَانۡطَلَقۡنَا، فَأَتَيۡنَا عَلَى رَجُلٍ كَرِيهِ الۡمَرۡآةِ،
كَأَكۡرَهِ مَا أَنۡتَ رَاءٍ رَجُلَا مَرۡآةً، وَإِذَا عِنۡدَهُ نَارٌ
يَحُشُّهَا وَيَسۡعَى حَوۡلَهَا، قَالَ: قُلۡتُ لَهُمَا: مَا هَٰذَا؟ قَالَ:
قَالَا لِي: انۡطَلِقِ انۡطَلِقۡ،
Nabi berkata: Kami pun pergi lalu kami mendatangi seorang yang penampilannya
menjijikkan seperti orang berpenampilan paling menjijikkan yang engkau lihat.
Di dekatnya ada api yang dia nyalakan dan dia jaga sekelilingnya.
Nabi berkata: Aku bertanya kepada dua malaikat yang membawaku, “Siapa ini?”
Nabi berkata: Keduanya berkata kepadaku, “Ayo pergi. Ayo pergi.”
فَانۡطَلَقۡنَا، فَأَتَيۡنَا عَلَى رَوۡضَةٍ مُعۡتَمَّةٍ، فِيهَا مِنۡ كُلِّ
نَوۡرِ الرَّبِيعِ، وَإِذَا بَيۡنَ ظَهۡرَيِ الرَّوۡضَةِ رَجُلٌ طَوِيلٌ، لَا
أَكَادُ أَرَى رَأۡسَهُ طُولًا فِي السَّمَاءِ، وَإِذَا حَوۡلَ الرَّجُلِ مِنۡ
أَكۡثَرِ وِلۡدَانٍ رَأَيۡتُهُمۡ قَطُّ، قَالَ: قُلۡتُ لَهُمَا: مَا هَٰذَا مَا
هَٰؤُلَاءِ؟ قَالَ: قَالَا لِي: انۡطَلِقِ انۡطَلِقۡ،
Kami pun pergi. Kami mendatangi suatu taman yang rindang. Di dalamnya ada
seluruh macam bunga musim semi. Ternyata di tengah-tengah taman itu ada
seorang pria yang tinggi. Aku hampir tidak bisa melihat kepalanya saking
tinggi sampai di langit. Di sekitar pria itu ada banyak sekali anak-anak yang
belum pernah aku lihat sebanyak mereka.
Nabi berkata: Aku bertanya kepada dua malaikat yang membawaku, “Siapa pria ini
dan siapa mereka ini?”
Nabi berkata: Keduanya berkata kepadaku, “Ayo pergi. Ayo pergi.”
قَالَ: فَانۡطَلَقۡنَا فَانۡتَهَيۡنَا إِلَى رَوۡضَةٍ عَظِيمَةٍ، لَمۡ أَرَ
رَوۡضَةً قَطُّ أَعۡظَمَ مِنۡهَا وَلَا أَحۡسَنَ، قَالَ: قَالَا لِي: ارۡقَ
فِيهَا، قَالَ: فَارۡتَقَيۡنَا فِيهَا، فَانۡتَهَيۡنَا إِلَى مَدِينَةٍ
مَبۡنِيَّةٍ بِلَبِنِ ذَهَبٍ وَلَبِنِ فِضَّةٍ، فَأَتَيۡنَا بَابَ الۡمَدِينَةِ
فَاسۡتَفۡتَحۡنَا فَفُتِحَ لَنَا فَدَخَلۡنَاهَا، فَتَلَقَّانَا فِيهَا رِجَالٌ
شَطۡرٌ مِنۡ خَلۡقِهِمۡ كَأَحۡسَنِ مَا أَنۡتَ رَاءٍ، وَشَطۡرٌ كَأَقۡبَحِ مَا
أَنۡتَ رَاءٍ، قَالَ: قَالَا لَهُمُ: اذۡهَبُوا فَقَعُوا فِي ذٰلِكَ النَّهَرِ،
قَالَ: وَإِذَا نَهَرٌ مُعۡتَرِضٌ يَجۡرِي كَأَنَّ مَاءَهُ الۡمَحۡضُ فِي
الۡبَيَاضِ، فَذَهَبُوا فَوَقَعُوا فِيهِ، ثُمَّ رَجَعُوا إِلَيۡنَا قَدۡ
ذَهَبَ ذٰلِكَ السُّوءُ عَنۡهُمۡ، فَصَارُوا فِي أَحۡسَنِ صُورَةٍ، قَالَ:
قَالَا لِي: هَٰذِهِ جَنَّةُ عَدۡنٍ وَهَٰذَاكَ مَنۡزِلُكَ، قَالَ: فَسَمَا
بَصَرِي صُعُدًا، فَإِذَا قَصۡرٌ مِثۡلُ الرَّبَابَةِ الۡبَيۡضَاءِ، قَالَ:
قَالَا: هَٰذَاكَ مَنۡزِلُكَ، قَالَ: قُلۡتُ لَهُمَا: بَارَكَ اللهُ فِيكُمَا
ذَرَانِي فَأَدۡخُلَهُ، قَالَا: أَمَّا الۡآنَ فَلَا، وَأَنۡتَ
دَاخِلُهُ،
Nabi berkata: Kami melanjutkan perjalanan hingga sampai ke suatu taman yang
sangat besar. Aku belum pernah melihat taman yang lebih besar dan lebih indah
daripada itu.
Nabi berkata: Dua malaikat yang membawaku berkata kepadaku: Naiklah ke sana!
Nabi berkata: Kami pun naik memasukinya. Kami berhenti di suatu kota yang
dibangun menggunakan bata dari emas dan bata dari perak. Kami mendatangi
gerbang kota itu. Kami minta izin untuk dibukakan lalu gerbang tersebut
dibukakan untuk kami sehingga kami bisa memasukinya. Di dalam kota itu, kami
menjumpai orang-orang yang separuh tubuh mereka seperti tubuh terindah yang
kalian pernah lihat. Separuhnya lagi seperti tubuh terjelek yang pernah kalian
lihat.
Nabi berkata: Dua malaikat yang membawaku berkata kepada mereka, “Pergilah
kalian dan menceburlah ke dalam sungai itu!”
Nabi berkata: Di sana ada suatu sungai yang panjang yang airnya mengalir.
Airnya putih bersih. Mereka pergi lalu mencebur ke dalamnya. Kemudian mereka
kembali kepada kami dalam keadaan bagian tubuh yang buruk telah hilang dari
mereka, hingga mereka berada dalam bentuk yang paling indah.
Nabi berkata: Dua malaikat yang membawaku berkata kepadaku, “Ini adalah janah
‘Adn dan di sana tempatmu.”
Nabi berkata: Aku mengangkat pandanganku. Ternyata di sana ada suatu istana
seperti awan putih. Nabi berkata: Dua malaikat yang membawaku berkata: Di
sanalah tempatmu.
Nabi berkata: Aku berkata kepada keduanya, “Semoga Allah memberkahi kalian
berdua. Biarkan aku memasukinya.” Keduanya berkata, “Sekarang belum waktunya,
namun engkau pasti akan memasukinya.”
قَالَ: قُلۡتُ لَهُمَا: فَإِنِّي قَدۡ رَأَيۡتُ مُنۡذُ اللَّيۡلَةِ عَجَبًا،
فَمَا هَٰذَا الَّذِي رَأَيۡتُ؟ قَالَ: قَالَا لِي: أَمَا إِنَّا سَنُخۡبِرُكَ،
أَمَّا الرَّجُلُ الۡأَوَّلُ الَّذِي أَتَيۡتَ عَلَيۡهِ يُثۡلَغُ رَأۡسُهُ
بِالۡحَجَرِ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأۡخُذُ الۡقُرۡآنَ فَيَرۡفُضُهُ وَيَنَامُ
عَنِ الصَّلَاةِ الۡمَكۡتُوبَةِ، وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيۡتَ
عَلَيۡهِ، يُشَرۡشَرُ شِدۡقُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمَنۡخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ،
وَعَيۡنُهُ إِلَى قَفَاهُ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغۡدُو مِنۡ بَيۡتِهِ،
فَيَكۡذِبُ الۡكَذۡبَةَ تَبۡلُغُ الۡآفَاقَ، وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ
الۡعُرَاةُ الَّذِينَ فِي مِثۡلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ، فَإِنَّهُمُ الزُّنَاةُ
وَالزَّوَانِي، وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيۡتَ عَلَيۡهِ يَسۡبَحُ فِي
النَّهَرِ وَيُلۡقَمُ الۡحَجَرَ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا، وَأَمَّا الرَّجُلُ
الۡكَرِيهُ الۡمَرۡآةِ، الَّذِي عِنۡدَ النَّارِ يَحُشُّهَا وَيَسۡعَى
حَوۡلَهَا، فَإِنَّهُ مَالِكٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ،
Nabi berkata: Aku berkata kepada keduanya, “Semalaman aku melihat hal-hal yang
menakjubkan. Apa saja yang aku lihat itu?”
Nabi berkata: Dua malaikat itu berkata kepadaku, “Sekarang kami akan
mengabarkannya kepadamu. Orang pertama yang engkau datangi yang kepalanya
diremukkan dengan batu adalah orang yang menghafal Alquran namun dia malam
meninggalkannya dan tidur tidak melaksanakan salat wajib. Orang yang engkau
datangi yang rahangnya disobek sampai tengkuk, lubang hidungnya disobek sampai
tengkuk, dan matanya disobek sampai tengkuk adalah orang yang keluar pagi-pagi
dari rumahnya lalu membuat kedustaan yang menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Sedangkan para lelaki dan wanita telanjang yang berada di dalam bangunan
semisal tanur adalah para pezina. Orang yang engkau lihat berenang di sungai
dan dimasukkan batu ke mulutnya adalah pemakan riba. Orang yang berpenampilan
buruk yang berada di dekat api yang dia nyalakan dan dia jaga di sekelilingnya
adalah Malik malaikat penjaga neraka Jahannam.”
وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوۡضَةِ فَإِنَّهُ
إِبۡرَاهِيمُ ﷺ، وَأَمَّا الۡوِلۡدَانُ الَّذِينَ حَوۡلَهُ فَكُلُّ مَوۡلُودٍ
مَاتَ عَلَى الۡفِطۡرَةِ). قَالَ: فَقَالَ بَعۡضُ الۡمُسۡلِمِينَ: يَا رَسُولَ
اللهِ، وَأَوۡلَادُ الۡمُشۡرِكِينَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (وَأَوۡلَادُ
الۡمُشۡرِكِينَ، وَأَمَّا الۡقَوۡمُ الَّذِينَ كَانُوا شَطۡرٌ مِنۡهُمۡ حَسَنًا
وَشَطَرٌ مِنۡهُمۡ قَبِيحًا، فَإِنَّهُمۡ قَوۡمٌ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا
وَآخَرَ سَيِّئًا، تَجَاوَزَ اللهُ عَنۡهُمۡ). [طرفه في:
٨٤٥].
“Orang yang tubuhnya tinggi yang berada di taman adalah Nabi
Ibrahim—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Anak-anak yang berada di sekelilingnya
adalah setiap anak yang dilahirkan yang meninggal dalam keadaan fitrah.”
Perawi berkata: Sebagian kaum muslimin bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah
anak-anak orang musyrik juga?”
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Demikian pula anak-anak
orang musyrik. Adapun orang-orang yang separuh tubuh mereka bagus dan separuh
lagi jelek adalah orang-orang yang mencampurbaurkan amalan saleh dengan amalan
lain yang jelek. Allah telah mengampuni mereka.”