Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah (wafat 260 H) di dalam kitab
Lum'atul I'tiqad berkata:
وَالۡجَنَّةُ وَالنَّارُ مَخۡلُوقَتَانِ لَا تَفۡنَيَانِ، فَالۡجَنَّةُ دَارُ أَوۡلِيَائِهِ، وَالنَّارُ عِقَابٌ لِأَعۡدَائِهِ، وَأَهۡلُ الۡجَنَّةِ فِيهَا مُخَلَّدُونَ ﴿إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدُونَ ٧٤ لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ﴾ [الزخروف: ٧٤-٧٥].
Janah dan neraka adalah dua makhluk yang tidak akan fana. Janah adalah negeri para wali Allah, sedangkan neraka adalah hukuman bagi para musuh-Nya. Penghuni janah kekal di dalamnya.“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam. Azab itu tidak diringankan dari mereka dan mereka putus asa di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 74-75).[1]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah di dalam kitab Syarh
Lum'atil I'tiqad berkata:
[1]
الۡجَنَّةُ وَالنَّارُ:
Janah dan neraka:
الۡجَنَّةُ لُغَةً: الۡبُسۡتَانُ الۡكَثِيرُ الۡأَشۡجَارُ، وَشَرۡعًا:
الدَّارُ الَّتِي أَعَدَّهَا اللهُ فِي الۡآخِرَةِ لِلۡمُتَّقِينَ.
Kata janah secara bahasa artinya kebun yang banyak pohonnya. Secara syariat
artinya negeri yang telah Allah siapkan di akhirat untuk orang-orang yang
bertakwa.
وَالنَّارُ لُغَةً: مَعۡرُوفَةٌ، وَشَرۡعًا: الدَّارُ الَّتِي أَعَدَّهَا
اللهُ فِي الۡآخِرَةِ لِلۡكَافِرِينَ.
Kata an-nar (neraka) secara bahasa artinya diketahui (yaitu api). Secara
istilah artinya negeri yang telah Allah siapkan di akhirat untuk orang-orang
kafir.
وَهُمَا مَخۡلُوقَتَانِ الۡآنَ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى فِي الۡجَنَّةِ:
﴿أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ﴾ [آل عمران: ١٣٣]، وَفِي النَّارِ ﴿أُعِدَّتۡ
لِلۡكَٰفِرِينَ﴾ [البقرة: ٢٤]، وَالۡإِعۡدَادُ: التَّهِيئَةُ.
Keduanya telah diciptakan sekarang berdasarkan firman Allah taala tentang
janah, “Telah disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran:
133). Juga firman Allah tentang neraka, “Telah disiapkan untuk orang-orang
kafir.” (QS. Al-Baqarah: 24). Kata i’dad artinya adalah persiapan.
وَلِقَوۡلِهِ ﷺ حِينَ صَلَّى صَلَاةَ الۡكُسُوفِ: (إِنِّي رَأَيۡتُ الۡجَنَّةَ
فَتَنَاوَلۡتُ مِنۡهَا عُنۡقُودًا وَلَوۡ أَخَذۡتُهُ لَأَكَلۡتُمۡ مِنۡهُ مَا
بَقِيَتِ الدُّنۡيَا، وَرَأَيۡتُ النَّارَ فَلَمۡ أَرَ كَالۡيَوۡمِ مَنۡظَرًا
قَطُّ أَفۡظَعُ مِنۡهَا). مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ.
Juga berdasarkan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sesudah beliau salat
gerhana, “Sesungguhnya aku tadi melihat janah, maka aku hendak mengambil
seikat (anggur). Seandainya aku berhasil mengambilnya niscaya kalian akan
dapat makan darinya selama dunia masih ada. Lalu aku melihat neraka dan aku
belum pernah sama sekali melihat pemandangan (yang lebih jelek) seperti hari
ini.” (HR.
Al-Bukhari nomor 1052
dan
5197
dan Muslim nomor 907).
وَالۡجَنَّةُ وَالنَّارُ لَا تَفۡنِيَانِ لِقَوۡلِهِ: ﴿جَزَآؤُهُمۡ عِندَ
رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ
فِيهَآ أَبَدًا﴾ [البينة: ٨]، وَالۡآيَاتُ فِي تَأۡبِيدِ الۡخُلُودِ فِي
الۡجَنَّةِ كَثِيرَةٌ.
Janah dan neraka tidak akan fana berdasarkan firman Allah, “Balasan mereka di
sisi Tuhan mereka adalah janah ‘Adn yang sungai-sungai mengalir di bawahnya.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. Al-Bayyinah: 8).
Ayat-ayat tentang kekekalan di dalam janah selama-lamanya berjumlah banyak.
وَأَمَّا فِي النَّارِ فَذَكَرَ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ فِي النِّسَاءِ:
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَظَلَمُوا۟ لَمۡ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغۡفِرَ لَهُمۡ
وَلَا لِيَهۡدِيَهُمۡ طَرِيقًا ١٦٨ إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ
فِيهَآ أَبَدًا﴾ [النساء: ١٦٨، ١٦٩].
Adapun tentang neraka, Allah menyebutkan di tiga tempat. Di dalam surah
An-Nisa`, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan zalim, Allah sekali-kali
tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan menunjukkan jalan kepada mereka.
Kecuali jalan menuju neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya.” (QS. An-Nisa`: 168-169).
وَفِي الۡأَحۡزَابِ: ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَعَنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمۡ
سَعِيرًا ٦٤ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا﴾ [الۡأحزاب: ٦٤، ٦٥].
Di dalam surah Al-Ahzab, “Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan
menyiapkan neraka yang menyala-nyala untuk mereka. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya.” (QS. Al-Ahzab: 64-65).
وَفِي الۡجِنِّ: ﴿وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ لَهُۥ نَارَ
جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا﴾ [الجن: ٢٣].
Di dalam surah Al-Jinn, “Barang siapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya,
sungguh neraka Jahannam untuknya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”
(QS. Al-Jinn: 23).
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ
خَـٰلِدُونَ ٧٤ لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ﴾ [الزخرف:
٧٤، ٧٥].
Allah taala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam
azab neraka Jahanam. Azab itu tidak diringankan dari mereka dan mereka putus
asa di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 74-75).
مَكَانُ الۡجَنَّةِ وَالنَّارِ:
Tempat janah dan neraka:
الۡجَنَّةُ فِي أَعۡلَى عِلِّيِّينَ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿كـَلَّآ إِنَّ
كِتَٰبَ ٱلۡأَبۡرَارِ لَفِى عِلِّيِّينَ﴾ [المطففين: ١٨].
Janah berada di atas langit ketujuh berdasarkan firman Allah taala,
“Sekali-kali tidak. Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu berada di
dalam ‘illiyyin.” (QS. Al-Muthaffifin: 18).
وَقَوۡلِهِ ﷺ فِي حَدِيثِ الۡبَرَاءِ بۡنِ عَازِبٍ الۡمَشۡهُورِ فِي قِصَّةِ
فِتۡنَةِ الۡقَبۡرِ: (فَيَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: اكۡتُبُوا كِتَابَ
عَبۡدِي فِي عِلِّيِّينَ وَأَعِيدُوهُ إِلَى الۡأَرۡضِ).
Juga berdasarkan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di dalam hadis
Al-Bara` bin ‘Azib yang terkenal tentang kisah ujian kubur, “Allah—‘azza wa
jalla—berkata: Tulislah kitab hamba-Ku di ‘illiyin dan kembalikanlah dia ke
bumi!”
وَالنَّارُ فِي أَسۡفَلِ سَافِلِينَ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿كـَلَّآ إِنَّ
كِتَٰبَ ٱلۡفُجَّارِ لَفِى سِجِّينٍ﴾ [المطففين: ٧].
Neraka berada di tempat yang paling rendah berdasarkan firman Allah taala,
“Sekali-kali tidak. Sesungguhnya kitab orang yang durhaka berada di dalam
sijjin.” (QS. Al-Muthaffifin: 7).
وَقَوۡلِهِ ﷺ فِي حَدِيثِ الۡبَرَاءِ بۡنِ عَازِبٍ السَّابِقِ: (فَيَقُولُ
اللهُ تَعَالَى: اكۡتُبُوا كِتَابَ عَبۡدِي فِي سِجِّينٍ فِي الۡأَرۡضِ
السُّفۡلَى).
Juga berdasarkan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di dalam hadis
Al-Bara` bin ‘Azib yang lalu, “Lalu Allah taala berkata: Tulislah kitab
hamba-Ku di sijjin di lapisan bumi terendah!”
أَهۡلُ الۡجَنَّةِ وَأَهۡلُ النَّارِ:
Penghuni janah dan penghuni neraka:
أَهۡلُ الۡجَنَّةِ كُلُّ مُؤۡمِنٍ تَقِيٍّ لِأَنَّهُمۡ أَوۡلِيَاءُ اللهِ،
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الۡجَنَّةِ: ﴿أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ﴾ [آل عمران:
١٣٣]، ﴿أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ﴾ [الحديد:
٢١].
Penghuni janah adalah seluruh orang yang beriman bertakwa karena mereka adalah
wali-wali Allah. Allah taala berfirman tentang janah, “Telah disiapkan untuk
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133).
“Telah disiapkan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya.” (QS. Al-Hadid: 21).
وَأَهۡلُ النَّارِ كُلُّ كَافِرٍ شَقِيٍّ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي النَّارِ:
﴿أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ﴾ [البقرة: ٢٤]، ﴿فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُوا۟ فَفِى
ٱلنَّارِ﴾ [هود: ١٠٦].
Penghuni neraka adalah seluruh orang kafir yang celaka. Allah taala berfirman
tentang neraka, “Telah disiapkan untuk orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah:
24).
“Adapun orang-orang yang celaka, tempatnya di dalam neraka.” (QS. Hud: 106).