Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4274

٤٨ - بَابُ غَزۡوَةِ الۡفَتۡحِ وَمَا بَعَثَ حَاطِبُ بۡنُ أَبِي بَلۡتَعَةَ إِلَى أَهۡلِ مَكَّةَ يُخۡبِرُهُمۡ بِغَزۡوِ النَّبِيِّ ﷺ
48. Bab perang fatah Makkah dan surat yang dikirim oleh Hathib bin Abu Balta’ah kepada penduduk Makkah mengabari mereka akan rencana perang Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam


٤٢٧٤ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ دِينَارٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي الۡحَسَنُ بۡنُ مُحَمَّدٍ: أَنَّهُ سَمِعَ عُبَيۡدَ اللهِ بۡنَ أَبِي رَافِعٍ يَقُولُ: سَمِعۡتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَقُولُ:

4274. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Amr bin Dinar. Beliau berkata: Al-Hasan bin Muhammad mengabarkan kepadaku: Beliau mendengar ‘Ubaidullah bin Abu Rafi’ berkata: Aku mendengar ‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan:

بَعَثَنِي رَسُولُ اللهِ ﷺ أَنَا وَالزُّبَيۡرَ وَالۡمِقۡدَادَ، فَقَالَ: (انۡطَلِقُوا حَتَّى تَأۡتُوا رَوۡضَةَ خَاخٍ، فَإِنَّ بِهَا ظَعِينَةً مَعَهَا كِتَابٌ، فَخُذُوا مِنۡهَا). قَالَ: فَانۡطَلَقۡنَا تَعَادَى بِنَا خَيۡلُنَا حَتَّى أَتَيۡنَا الرَّوۡضَةَ، فَإِذَا نَحۡنُ بِالظَّعِينَةِ، قُلۡنَا لَهَا: أَخۡرِجِي الۡكِتَابَ، قَالَتۡ: مَا مَعِي كِتَابٌ، فَقُلۡنَا: لَتُخۡرِجِنَّ الۡكِتَابَ، أَوۡ لَنُلۡقِيَنَّ الثِّيَابَ، قَالَ: فَأَخۡرَجَتۡهُ مِنۡ عِقَاصِهَا، فَأَتَيۡنَا بِهِ رَسُولَ اللهِ ﷺ فَإِذَا فِيهِ: مِنۡ حَاطِبِ بۡنِ أَبِي بَلۡتَعَةَ، إِلَى نَاسٍ بِمَكَّةَ مِنَ الۡمُشۡرِكِينَ، يُخۡبِرُهُمۡ بِبَعۡضِ أَمۡرِ رَسُولِ اللهِ ﷺ.

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengutusku, Az-Zubair, dan Al-Miqdad. Beliau berkata, “Berangkatlah kalian hingga kalian mendatangi Raudhah Khakh! Sesungguhnya di sana ada seorang wanita di dalam haudah membawa sebuah surat. Ambillah surat itu darinya!”

‘Ali berkata: Kami berangkat mengendarai kuda kami. Hingga ketika kami sampai ke Raudhah tersebut, kami mendapati wanita itu. Kami berkata kepadanya, “Keluarkan surat itu!”

Wanita itu menjawab, “Aku tidak membawa satu surat pun.”

Kami berkata, “Kamu harus mengeluarkan surat itu atau kami lucuti pakaianmu.”

‘Ali berkata: Wanita itu pun mengeluarkan surat dari tali pengikat rambutnya. Kami membawa surat itu kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Ternyata isinya adalah tulisan dari Hathib bin Abu Balta’ah kepada beberapa orang musyrikin penduduk Makkah. Hathib mengabari mereka sebagian rencana Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا حَاطِبُ، مَا هٰذَا؟) قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَا تَعۡجَلۡ عَلَيَّ، إِنِّي كُنۡتُ امۡرَأً مُلۡصَقًا فِي قُرَيۡشٍ، يَقُولُ: كُنۡتُ حَلِيفًا، وَلَمۡ أَكُنۡ مِنۡ أَنۡفُسِهَا، وَكَانَ مَنۡ مَعَكَ مِنَ الۡمُهَاجِرِينَ، مَنۡ لَهُمۡ قَرَابَاتٌ يَحۡمُونَ أَهۡلِيهِمۡ وَأَمۡوَالَهُمۡ، فَأَحۡبَبۡتُ إِذۡ فَاتَنِي ذٰلِكَ مِنَ النَّسَبِ فِيهِمۡ، أَنۡ أَتَّخِذَ عِنۡدَهُمۡ يَدًا يَحۡمُونَ قَرَابَتِي، وَلَمۡ أَفۡعَلۡهُ ارۡتِدَادًا عَنۡ دِينِي، وَلَا رِضًا بِالۡكُفۡرِ بَعۡدَ الۡإِسۡلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَمَا إِنَّهُ قَدۡ صَدَقَكُمۡ).

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya, “Wahai Hathib, apa ini?”

Hathib menjawab, “Wahai Rasulullah, jangan buru-buru terhadapku! Sesungguhnya aku dahulu adalah seseorang yang hidup berdampingan bersama Quraisy.”

Hathib melanjutkan, “Dahulu aku sekutu mereka, namun bukan termasuk kabilah mereka. Sementara orang-orang yang bersamamu dari kalangan Muhajirin memiliki kerabat di Makkah sehingga mereka bisa menjaga keluarga dan harta mereka. Makanya, ketika aku tidak memiliki hubungan nasab dengan mereka, aku ingin memiliki jasa kepada mereka sehingga mereka akan melindungi kerabatku. Aku tidak melakukan hal tersebut karena kufur atau murtad. Tidak pula karena rida dengan kekufuran setelah Islam.”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Ketahuilah! Sesungguhnya dia telah berkata jujur kepada kalian.”

فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللهِ، دَعۡنِي أَضۡرِبۡ عُنُقَ هٰذَا الۡمُنَافِقِ. فَقَالَ: (إِنَّهُ قَدۡ شَهِدَ بَدۡرًا، وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّ اللهَ اطَّلَعَ عَلَى مَنۡ شَهِدَ بَدۡرًا قَالَ: اعۡمَلُوا مَا شِئۡتُمۡ فَقَدۡ غَفَرۡتُ لَكُمۡ). فَأَنۡزَلَ اللهُ السُّورَةَ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمۡ أَوۡلِيَاءَ تُلۡقُونَ إِلَيۡهِمۡ بِالۡمَوَدَّةِ وَقَدۡ كَفَرُوا۟ بِمَا جَآءَكُم مِّنَ ٱلۡحَقِّ﴾ إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿فَقَدۡ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ﴾ [الممتحنة: ١]. [طرفه في: ٣٠٠٧].

‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal leher munafik ini.”

Rasulullah bersabda, “Sungguh dia telah mengikuti perang Badr. Apakah engkau tahu bahwa bisa jadi Allah telah melihat pejuang perang Badr lalu berkata, ‘Lakukan apa saja yang kalian kehendaki! Aku telah mengampuni kalian.’”

Lalu Allah menurunkan surah, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman-teman setia yang kalian berikan perasaan cinta kepada mereka; padahal mereka telah mengingkari kebenaran yang datang kepada kalian,” sampai firman-Nya, “maka dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Mumtahanah: 1).