Cari Blog Ini

Sunan At-Tirmidzi hadis nomor 2549

١٥ - بَابُ مَا جَاءَ فِي سُوقِ الۡجَنَّةِ
15. Bab riwayat tentang pasar janah


٢٥٤٩ - (ضعيف) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بۡنُ عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡحَمِيدِ بۡنُ حَبِيبِ بۡنِ أَبِي الۡعِشۡرِينَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَسَّانُ بۡنُ عَطِيَّةَ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ أَنَّهُ لَقِيَ أَبَا هُرَيۡرَةَ فَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ: أَسۡأَلُ اللهَ أَنۡ يَجۡمَعَ بَيۡنِي وَبَيۡنَكَ فِي سُوقِ الۡجَنَّةِ، فَقَالَ سَعِيدٌ: أَفِيهَا سُوقٌ؟ قَالَ: نَعَمۡ، أَخۡبَرَنِي رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَنَّ أَهۡلَ الۡجَنَّةِ إِذَا دَخَلُوهَا نَزَلُوا فِيهَا بِفَضۡلِ أَعۡمَالِهِمۡ، ثُمَّ يُؤۡذَنُ فِي مِقۡدَارِ يَوۡمِ الۡجُمُعَةِ مِنۡ أَيَّامِ الدُّنۡيَا فَيَزُورُونَ رَبَّهُمۡ، وَيُبۡرِزُ لَهُمۡ عَرۡشَهُ، وَيَتَبَدَّى لَهُمۡ فِي رَوۡضَةٍ مِنۡ رِيَاضِ الۡجَنَّةِ، فَتُوضَعُ لَهُمۡ مَنَابِرُ مِنۡ نُورٍ وَمَنَابِرُ مِنۡ لُؤۡلُؤٍ، وَمَنَابِرُ مِنۡ يَاقُوتٍ، وَمَنَابِرُ مِنۡ زَبَرۡجَدٍ، وَمَنَابِرُ مِنۡ ذَهَبٍ، وَمَنَابِرُ مِنۡ فِضَّةٍ، وَيَجۡلِسُ أَدۡنَاهُمۡ وَمَا فِيهِمۡ مِنۡ دَنِيٍّ عَلَى كُثۡبَانِ الۡمِسۡكِ وَالۡكَافُورِ وَمَا يُرَوۡنَ أَنَّ أَصۡحَابَ الۡكَرَاسِيِّ بِأَفۡضَلَ مِنۡهُمۡ مَجۡلِسًا)

2549. (Daif) Muhammad bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hisyam bin ‘Ammar menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Hamid bin Habib bin Abu Al-‘Isyrun menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Auza’i menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hassan bin ‘Athiyyah menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Al-Musayyab bahwa beliau berjumpa dengan Abu Hurairah, lalu Abu Hurairah berkata, “Aku meminta kepada Allah agar mengumpulkan aku denganmu di pasar janah.”

Sa’id bertanya, “Apakah ada pasar di janah?”

Abu Hurairah menjawab:

Iya. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengabarkan kepadaku, “Sesungguhnya apabila penduduk janah sudah masuk janah, mereka akan berhenti di tempat yang sesuai dengan keutamaan amalan mereka. Kemudian mereka diizinkan seukuran hari Jumat dari hari-hari di dunia untuk mengunjungi Tuhan mereka. Allah memperlihatkan arasy-Nya kepada mereka dan menampakkan diri kepada mereka di salah satu taman janah. Mimbar-mimbar diletakkan untuk mereka. Ada mimbar dari cahaya, mimbar dari mutiara, mimbar dari yakut, mimbar dari zabarjad, mimbar dari emas, dan mimbar dari perak. Penduduk janah paling rendah—namun penduduk janah tidak ada orang rendahan—duduk di atas gundukan misik dan kamper. Tidak terlihat bahwa orang-orang yang duduk di kursi lebih mulia tempat duduknya daripada mereka.”

قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ: قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ وَهَلۡ نَرَى رَبَّنَا؟ قَالَ: (نَعَمۡ) قَالَ: (هَلۡ تَتَمَارَوۡنَ فِي رُؤۡيَةِ الشَّمۡسِ وَالۡقَمَرِ لَيۡلَةَ الۡبَدۡرِ)؟ قُلۡنَا: لَا. قَالَ: (كَذٰلِكَ لَا تَتَمَارَوۡنَ فِي رُؤۡيَةِ رَبِّكُمۡ وَلَا يَبۡقَى فِي ذٰلِكَ الۡمَجۡلِسِ رَجُلٌ إِلَّا حَاضَرَهُ اللهُ مُحَاضَرَةً حَتَّى يَقُولَ لِلرَّجُلِ مِنۡهُمۡ: يَا فُلَانُ ابۡنَ فُلَانٍ أَتَذۡكُرُ يَوۡمَ قُلۡتَ: كَذَا وَكَذَا؟ فَيُذَكِّرُهُ بِبَعۡضِ غَدَرَاتِهِ فِي الدُّنۡيَا، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ أَفَلَمۡ تَغۡفِرۡ لِي؟ فَيَقُولُ: بَلَى، فَبِسِعَةِ مَغۡفِرَتِي بَلَغۡتَ مَنۡزِلَتَكَ هٰذِهِ، فَبَيۡنَمَا هُمۡ عَلَى ذٰلِكَ غَشِيَتۡهُمۡ سَحَابَةٌ مِنۡ فَوۡقِهِمۡ فَأَمۡطَرَتۡ عَلَيۡهِمۡ طِيبًا لَمۡ يَجِدُوا مِثۡلَ رِيحِهِ شَيۡئًا قَطُّ، وَيَقُولُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى: قُومُوا إِلَى مَا أَعۡدَدۡتُ لَكُمۡ مِنَ الۡكَرَامَةِ فَخُذُوا مَا اشۡتَهَيۡتُمۡ، فَنَأۡتِي سُوقًا قَدۡ حَفَّتۡ بِهِ الۡمَلَائِكَةُ، فِيهِ مَا لَمۡ تَنۡظُرِ الۡعُيُونُ إِلَى مِثۡلِهِ، وَلَمۡ تَسۡمَعِ الۡآذَانُ، وَلَمۡ يَخۡطُرۡ عَلَى الۡقُلُوبِ فَيُحۡمَلُ لَنَا مَا اشۡتَهَيۡنَا، لَيۡسَ يُبَاعُ فِيهَا وَلَا يُشۡتَرَى، وَفِي ذٰلِكَ السُّوقِ يَلۡقَى أَهۡلُ الۡجَنَّةِ بَعۡضُهُمۡ بَعۡضًا، قَالَ: فَيُقۡبِلُ الرَّجُلُ ذُو الۡمَنۡزِلَةِ الۡمُرۡتَفِعَةِ فَيَلۡقَى مَنۡ هُوَ دُونَهُ وَمَا فِيهِمۡ دَنِيٌّ فَيَرُوعُهُ مَا يَرَى عَلَيۡهِ مِنَ اللِّبَاسِ، فَمَا يَنۡقَضِي آخِرُ حَدِيثِهِ حَتَّى يَتَخَيَّلَ عَلَيۡهِ مَا هُوَ أَحۡسَنُ مِنۡهُ، وَذٰلِكَ أَنَّهُ لَا يَنۡبَغِي لِأَحَدٍ أَنۡ يَحۡزَنَ فِيهَا، ثُمَّ نَنۡصَرِفُ إِلَى مَنَازِلِنَا، فَتَتَلَقَّانَا أَزۡوَاجُنَا فَيَقُلۡنَ مَرۡحَبًا وَأَهۡلًا، لَقَدۡ جِئۡتَ وَإِنَّ بِكَ مِنَ الۡجَمَالِ أَفۡضَلَ مِمَّا فَارَقۡتَنَا عَلَيۡهِ، فَنَقُولُ: إِنَّا جَالَسۡنَا الۡيَوۡمَ رَبَّنَا الۡجَبَّارَ، وَيَحِقُّنَا أَنۡ نَنۡقَلِبَ بِمِثۡلِ مَا انۡقَلَبۡنَا).

Abu Hurairah berkata:

Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami bisa melihat Tuhan kami?”

Rasulullah menjawab, “Bisa.”

Rasulullah bertanya, “Apakah kalian ragu ketika melihat matahari dan bulan di malam purnama?”

Kami menjawab, “Tidak.”

Rasulullah bersabda,

Begitu pula kalian tidak akan ragu ketika melihat Tuhan kalian. Tidaklah seorang pun tertinggal di majelis itu kecuali Allah akan berbicara dengannya hingga Allah berkata kepada salah seorang dari mereka, “Wahai Polan bin Polan, apakah engkau ingat hari ketika engkau mengatakan begini dan begini?” Allah mengingatkan sebagian kemaksiatannya di dunia.

Orang itu berkata, “Wahai Rabi, bukankah Engkau telah mengampuniku?”

Allah berkata, “Benar, lalu karena keluasan ampunan-Ku engkau sampai di kedudukanmu sekarang ini.”

Ketika mereka sedang dalam keadaan itu, awan menutupi atas mereka lalu turun hujan wewangian yang aromanya belum pernah mereka dapati yang semisal itu.

Tuhan kami—tabaraka wa ta’ala—berkata, “Bangkitlah kalian menuju keutamaan yang telah Aku persiapkan untuk kalian! Ambillah sesuka kalian!”

Kami pun mendatangi sebuah pasar yang telah dikelilingi oleh para malaikat. Di dalam pasar itu ada barang-barang yang belum pernah dilihat oleh mata, belum didengar oleh telinga, belum pernah terpikirkan di hati. Lalu barang-barang yang kami inginkan diangkut. Di pasar itu tidak ada jual beli. Di pasar itu, penduduk janah bisa melihat satu sama lain.

Beliau berkata:

Lalu ada orang yang memiliki kedudukan tinggi datang berjumpa dengan orang yang kedudukannya di bawah dia—namun di kalangan penduduk janah tidak ada orang rendahan—lalu dia merasa kagum dengan pakaian yang dikenakan olehnya. Belum sampai pembicaraannya berakhir hingga dia membayangkan dirinya memakai pakaian yang lebih indah daripadanya. Hal itu karena tidak layak bagi seorang pun merasa sedih di janah.

Kemudian kami pulang ke tempat tinggal kami. Istri-istri kami menyambut kami lalu mengucapkan, “Marhaban, selamat datang, engkau telah datang dalam keadaan lebih tampan daripada ketika engkau meninggalkan kami.”

Kami berkata, “Sesungguhnya yang mengajak kami bermajelis hari ini adalah Tuhan kami Al-Jabbar (Yang Maha Kuasa) sehingga layak bagi kami untuk kembali secara sempurna (karena pengaruh majelis tersebut).”

هٰذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعۡرِفُهُ إِلَّا مِنۡ هٰذَا الۡوَجۡهِ. وَقَدۡ رَوَى سُوَيۡدُ بۡنُ عَمۡرٍو، عَنِ الۡأَوۡزَاعِيِّ شَيۡئًا مِنۡ هٰذَا الۡحَدِيثِ. [(ابن ماجه)(٤٣٣٦)].

Ini adalah hadis garib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini. Suwaid bin ‘Amr juga telah meriwayatkan dari Al-Auza’i sebagian kecil hadis ini.