Syaikhul Islam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah (wafat tahun 620 H) di
dalam kitab beliau Lum'atul I'tiqad berkata:
فَصۡلٌ فِي الۡقُرۡآنِ الۡكَرِيمِ
Pasal tentang Alquran yang sangat mulia
١٣ - وَمِنۡ كَلَامِ اللهِ تَعَالَى: الۡقُرۡآنُ الۡعَظِيمُ، وَهُوَ كِتَابُ اللهِ الۡمُبِينُ، وَحَبۡلُهُ الۡمَتِينُ وَصِرَاطُهُ الۡمُسۡتَقِيمُ وَتَنۡزِيلُ رَبِّ الۡعَالَمِينَ، نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الۡأَمِينُ، عَلَى قَلۡبِ سَيِّدِ الۡمُرۡسَلِينَ، بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ، مُنَزَّلٌ غَيۡرُ مَخۡلُوقٍ، مِنۡهُ بَدَأَ وَإِلَيۡهِ يَعُودُ.
Di antara kalam Allah—Maha Suci Dia—adalah Alquran yang agung, yaitu kitab Allah yang menjelaskan, tali-Nya yang kokoh, jalan-Nya yang lurus, tanzil dari Tuhan semesta alam.
Dibawa turun oleh Jibril, ruh yang amanah, kepada hati pemuka para rasul, dengan bahasa Arab yang jelas. Diturunkan dan bukan diciptakan. Dari-Nya berawal dan kepada-Nya akan kembali.
وَهُوَ سُوَرٌ مُحۡكَمَاتٌ، وَآيَاتٌ بَيِّنَاتٌ، وَحُرُوفٌ وَكَلِمَاتٌ، مَنۡ قَرَأَهُ فَأَعۡرَبَهُ فَلَهُ بِكُلِّ حَرۡفٍ عَشۡرُ حَسَنَاتٍ. لَهُ أَوَّلٌ وَآخِرٌ، وَأَجۡزَاءٌ وَأَبۡعَاضٌ، مَتۡلُوٌّ بِالۡأَلۡسِنَةِ مَحۡفُوٌظ فِي الصُّدُورِ، مَسۡمُوعٌ بِالۡآذَانِ، مَكۡتُوبٌ فِي الۡمَصَاحِفِ، فِيهِ مُحۡكَمٌ وَمُتَشَابِهٌ، وَنَاسِخٌ وَمَنۡسُوخٌ، وَخَاصٌّ وَعَامٌّ، وَأَمۡرٌ وَنَهۡيٌ.
Alquran adalah surah-surah yang muhkamat, ayat-ayat yang jelas, huruf-huruf dan kata-kata. Siapa saja yang membacanya dengan baik maka dia mendapat sepuluh kebaikan dengan setiap hurufnya.
Alquran memiliki awal dan akhir, juz-juz dan bagian-bagian, dibaca dengan lisan-lisan, dihafal di dalam dada-dada, didengar oleh telinga-telinga, ditulis di dalam mushaf-mushaf.
Isinya ada yang muhkamat dan mutasyabihat, yang menasakh dan dinasakh, khusus dan umum, perintah dan larangan.
﴿لَّا يَأۡتِيهِ ٱلۡبَـٰطِلُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَلَا مِنۡ خَلۡفِهِۦ ۖ تَنزِيلٌ مِّنۡ حَكِيمٍ حَمِيدٍ﴾ [فصلت: ٤٢].
“Kebatilan tidak bisa mendatanginya dari arah depan dan belakang. Tanzil dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat: 42).
﴿قُل لَّئِنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأۡتُوا۟ بِمِثۡلِ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ ظَهِيرًا﴾ [الإسراء: ٨٨].
Dan firman Allah taala, “Katakanlah: Sungguh jika manusia dan jin bersatu untuk mendatangkan yang semisal Alquran ini, niscaya mereka tidak bisa mendatangkannya, walaupun mereka saling bahu-membahu.” (QS. Al-Isra`: 88).[1]
وَهُوَ هَٰذَا الۡكِتَابُ الۡعَرَبِيُّ الَّذِي قَالَ فِيهِ: ﴿ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن نُّؤۡمِنَ بِهَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ﴾ [سبأ: ٣١].
Alquran adalah kitab suci berbahasa Arab yang dikatakan oleh orang-orang kafir, “Kami tidak akan beriman dengan Alquran ini.” (QS. Saba`: 31).
وَقَالَ بَعۡضُهُمۡ: ﴿إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ﴾ [المدثر: ٢٥] فَقَالَ اللهُ: ﴿سَأُصۡلِيهِ سَقَرَ﴾ [المدثر: ٢٦].
Sebagian mereka berkata, “Tidak lain ini melainkan ucapan manusia.” (QS. Al-Muddatstsir: 25). Lalu Allah berfirman, “Kelak akan Aku masukkan dia ke dalam neraka Saqar.” (QS. Al-Muddatstsir: 26).
وَقَالَ بَعۡضُهُمۡ: هُوَ شِعۡرٌ. فَقَالَ اللهُ: ﴿وَمَا عَلَّمۡنَـٰهُ ٱلشِّعۡرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٌ وَقُرۡءَانٌ مُّبِينٌ﴾ [يس: ٦٩].
Sebagian mereka mengatakan bahwa Alquran adalah syair. Maka Allah taala berfirman, “Tidaklah Kami mengajarinya syair dan hal itu tidak pantas baginya. Tidaklah Alquran itu melainkan zikir dan bacaan yang menjelaskan.” (QS. Yasin: 69).
فَلَمَّا نَفَى اللهُ عَنۡهُ أَنَّهُ شِعۡرٌ وَأَثۡبَتَهُ قُرۡآنًا، لَمۡ يَبۡقَ شُبۡهَةٌ لِذِى لُبٍّ فِي أَنَّ الۡقُرۡآنَ هُوَ هَٰذَا الۡكِتَابُ الۡعَرَبِيُّ الَّذِي هُوَ حُرُوفٌ، وَكَلِمَاتٌ، وَآيَاتٌ، لِأَنَّ مَا لَيۡسَ كَذٰلِكَ لَا يَقُولُ أَحَدٌ إِنَّهُ شِعۡرٌ.
Ketika Allah telah menafikan bahwa Alquran itu syair dan menetapkannya sebagai bacaan, maka tidak tersisa satu syubhat pun bagi yang memiliki akal sehat bahwa Alquran adalah kitab suci berbahasa Arab yang terdiri dari kata-kata, huruf-huruf, dan ayat-ayat. Karena apa saja yang tidak disifati demikian, tidak ada seorang pun yang akan mengatakannya sebagai syair.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَإِن كُنتُمۡ فِى رَيۡبٍ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن مِّثۡلِهِۦ﴾ [البقرة: ٢٣].
Allah taala berfirman, “Jika kalian ragu dari apa yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami, maka datangkanlah satu surah semisalnya dan panggillah saksi-saksi kalian selain Allah.” (QS. Al-Baqarah: 23).
وَلَا يَجُوزُ أَنۡ يَتَحَدَّاهُمۡ بِالۡإِتۡيَانِ بِمِثۡلِ مَا لَا يُدۡرَى مَا هُوَ وَلَا يُعۡقَلۡ.
Tidak bisa untuk menantang mereka untuk mendatangkan yang semisal dengan yang tidak dia ketahui dan tidak dia pahami.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَاتُنَا بَيِّنَـٰتٍ ۙ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا ٱئۡتِ بِقُرۡءَانٍ غَيۡرِ هَـٰذَآ أَوۡ بَدِّلۡهُ ۚ قُلۡ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنۡ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلۡقَآئِ نَفۡسِىٓ﴾ [يونس: ١٥].
Allah taala berfirman, “Apabila ayat-ayat Kami yang jelas dibacakan kepada mereka, orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami berkata: Datangkan Alquran selain ini atau gantilah. Katakanlah: Aku tidak bisa menggantinya dari diriku sendiri.” (QS. Yunus: 15).
فَأَثۡبَتَ أَنَّ الۡقُرۡآنَ هُوَ الۡآيَاتُ الَّتِي تُتۡلَى عَلَيۡهِمۡ.
Allah menetapkan bahwa Alquran adalah ayat-ayat yang dibacakan kepada mereka.
وَقَالَ تَعَالَى: ﴿بَلۡ هُوَ ءَايَـٰتٌۢ بَيِّنَـٰتٌ فِى صُدُورِ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا ٱلظَّـٰلِمُونَ﴾ [العنكبوت: ٤٩].
Allah taala berfirman, “Bahkan Alquran adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS. Al-‘Ankabut: 49).
وَقَالَ: ﴿ إِنَّهُۥ لَقُرۡءَانٌ كَرِيمٌ ٧٧ فِى كِتَـٰبٍ مَّكۡنُونٍ﴾ [الواقعة: ٧٧-٧٨] بَعۡدَ أَنۡ أَقۡسَمَ عَلَى ذٰلِكَ.
Allah taala berfirman, “Sesungguhnya itu adalah Alquran yang mulia. Di dalam kitab yang dijaga.” (QS. Al-Waqi’ah: 77-79). Setelah Dia bersumpah akan hal itu.
وَقَالَ تَعَالَى: ﴿كٓهيعٓصٓ﴾ [مريم: ١] ﴿حمٓ ١ عٓسٓقٓ﴾ [الشورى: ١] وَافۡتَتَحَ تِسۡعًا وَعِشۡرِينَ سُورَةً بِالۡحُرُوفِ الۡمُقَطَّعَةِ.
Allah taala berfirman, “Kaf ha ya ‘ain shad.” (QS. Maryam: 1). “Ha mim. ‘Ain sin qaf.” (QS. Asy-Syura: 1-2). Dia mengawali dua puluh sembilan surah dengan huruf-huruf yang terpotong-potong.
وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَنۡ قَرَأَ الۡقُرۡآنَ فَأَعۡرَبَهُ فَلَهُ بِكُلِّ حَرۡفٍ مِنۡهُ عَشۡرُ حَسَنَاتٍ، وَمَنۡ قَرَأَهُ وَلَحَنَ فِيهِ فَلَهُ بِكُلِّ حَرۡفٍ حَسَنَةٌ) حَدِيثٌ صَحِيحٌ.
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapa saja yang membaca Alquran dengan baik dan benar, maka dia mendapat sepuluh kebaikan dari setiap hurufnya. Siapa saja yang membacanya namun ada kekeliruan dalam membaca maka dia mendapat satu kebaikan dari setiap hurufnya.” Hadis sahih.
وَقَالَ - عَلَيۡهِ السَّلَامُ -: (اقۡرَءُوا الۡقُرۡآنَ قَبۡلَ أَنۡ يَأۡتِيَ قَوۡمٌ يُقِيمُونَ حُرُوفَهُ إِقَامَةَ السَّهۡمِ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمۡ يَتَعَجَّلُونَ آخِرَهُ وَلَا يَتَأَجَّلُونَهُ).
Nabi—‘alaihish shalatu was salam—bersabda, “Bacalah Alquran sebelum datang suatu kaum yang mengucapkan hurufnya dengan sempurna namun tidak melampaui laring mereka. Mereka menyegerakan balasannya dan tidak menundanya.” (HR. Abu Dawud nomor 831).
وَقَالَ أَبُو بَكۡرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: إِعۡرَابُ الۡقُرۡآنِ أَحَبُّ إِلَيۡنَا مِنۡ حِفۡظِ بَعۡضِ حُرُوفِهِ.
Abu Bakr dan ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—berkata, “Membaca Alquran dengan baik dan benar lebih kami sukai daripada menghafal sebagian huruf-hurufnya.”
وَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: مَنۡ كَفَرَ بِحَرۡفٍ مِنۡهُ فَقَدۡ كَفَرَ بِهِ كُلِّهِ.
‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—berkata, “Siapa saja yang mengingkari satu huruf saja dari Alquran, maka dia telah mengingkari seluruh Alquran.
وَاتَّفَقَ الۡمُسۡلِمُونَ عَلَى عَدِّ سُوَرِ الۡقُرۡآنِ وَآيَاتِهِ وَكَلِمَاتِهِ وَحُرُوفِهِ.
Kaum muslimin telah bersepakat akan jumlah surah Alquran, ayat, kata, dan hurufnya.
وَلَا خِلَافَ بَيۡنَ الۡمُسۡلِمِينَ فِي أَنَّ مَنۡ جَحَدَ مِنَ الۡقُرۡآنِ سُورَةً أَوۡ آيَةً أَوۡ كَلِمَةً أَوۡ حَرۡفًا مُتَّفَقًا عَلَيۡهِ أَنَّهُ كَافِرٌ، وَفِي هَٰذَا حُجَّةٌ قَاطِعَةٌ عَلَى أَنَّهُ حُرُوفٌ.
Tidak ada perselisihan di antara kaum muslimin bahwa siapa saja yang menentang satu surah atau satu ayat atau satu kata atau satu huruf Alquran yang sudah disepakati, maka dia kafir. Dalam kesepakatan ini ada argumen yang pasti bahwa Alquran adalah huruf-huruf.[2]
Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin (wafat 1421 H) rahimahullah di dalam
syarahnya berkata,
[1]
اَلۡقَوۡلُ فِي الۡقُرۡآنِ:
Perkataan tentang Alquran:
الۡقُرۡآنُ الۡكَرِيمُ مِنۡ كَلَامِ اللهِ تَعَالَى مُنَزَّلٌ غَيۡرُ
مَخۡلُوقٍ مِنۡهُ بَدَأَ وَإِلَيۡهِ يَعُودُ فَهُوَ كَلَامُ اللهِ: حُرُوفُهُ
وَمَعَانِيهِ.
Alquran termasuk kalam Allah taala. Diturunkan dan bukan makhluk. Dari-Nya
berawal dan kepada-Nya akan kembali. Jadi Alquran adalah kalam Allah, baik
hurufnya, juga maknanya.
دَلِيلُ أَنَّهُ مِنۡ كَلَامِ اللهِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَإِنۡ أَحَدٌ مِّنَ
ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٱسۡتَجَارَكَ فَأَجِرۡهُ حَتَّىٰ يَسۡمَعَ كَلَـٰمَ ٱللَّهِ﴾
[التوبة: ٦] يَعۡنِي الۡقُرۡآنَ.
Dalil bahwa Alquran termasuk kalam Allah adalah firman Allah taala, “Apabila
ada salah seorang musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah
dia hingga dia mendengar kalam Allah.” (QS. At-Taubah: 6). Yakni Alquran.
وَدَلِيلُ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ
ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ﴾ [الفرقان: ١].
Dalil bahwa Alquran diturunkan adalah firman Allah taala, “Maha Suci Allah
yang menurunkan Al-Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya.” (QS. Al-Furqan: 1).
وَدَلِيلُ أَنَّهُ غَيۡرُ مَخۡلُوقٍ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿أَلَا لَهُ
ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُ﴾ [الأعراف: ٥٤] فَجَعَلَ الۡأَمۡرَ غَيۡرَ الۡخَلۡقِ
وَالۡقُرۡآنُ مِنَ الۡأَمۡرِ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ
إِلَيۡكَ رُوحًا مِّنۡ أَمۡرِنَا﴾ [الشورى: ٥٢]، ﴿ذَٰلِكَ أَمۡرُ ٱللَّهِ
أَنزَلَهُۥٓ إِلَيۡكُمۡ﴾ [الطلاق: ٥] وَلِأَنَّ كَلَامَ اللهِ صِفَةٌ مِنۡ
صِفَاتِهِ، وَصِفَاتُهُ غَيۡرُ مَخۡلُوقَةٍ.
Dalil bahwa Alquran bukan makhluk adalah firman Allah taala, “Ingatlah, hanya
hak-Nya lah menciptakan dan memerintah.” (QS. Al-A’raf: 54).
Allah menjadikan urusan berbeda dari ciptaan, sedangkan Alquran termasuk
urusan berdasarkan firman Allah taala, “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
wahyu (Alquran) dengan perintah Kami.” (QS. Asy-Syura: 52).
“Itulah perintah Allah yang Dia turunkan kepada kalian.” (QS. Ath-Thalaq: 5).
Juga karena kalam Allah adalah sifat di antara sifat-sifat-Nya.
Sifat-sifat-Nya bukan makhluk.
وَدَلِيلُ أَنَّهُ مِنۡهُ بَدَأَ: أَنَّ اللهَ أَضَافَهُ إِلَيۡهِ وَلَا
يُضَافُ الۡكَلَامُ إِلَّا إِلَى مَنۡ قَالَهُ مُبۡتَدِئًا.
Dalil bahwa Alquran berawal dari-Nya adalah bahwa Allah menyandarkan Alquran
kepada-Nya dan kalam tidaklah disandarkan kecuali kepada yang mengucapkannya
di awal kali.
وَدَلِيلُ أَنَّهُ إِلَيۡهِ يَعُودُ: أَنَّهُ وَرَدَ فِي بَعۡضِ الۡآثَارِ
أَنَّهُ يُرۡفَعُ مِنَ الۡمَصَاحِفِ وَالصُّدُورِ فِي آخِرِ الزَّمَانِ.
Dalil bahwa Alquran akan kembali kepada-Nya adalah disebutkan dalam sebagian
riwayat bahwa Alquran akan diangkat dari mushaf-mushaf dan dada-dada di akhir
zaman.
[2]
الۡقُرۡآنُ حُرُوفٌ وَكَلِمَاتٌ:
Alquran adalah huruf-huruf dan kata-kata.
الۡقُرۡآنُ حُرُوفٌ وَكَلِمَاتٌ وَقَدۡ ذَكَرَ الۡمُؤَلِّفُ - رَحِمَهُ اللهُ
- لِذٰلِكَ أَدِلَّةً ثَمَانِيَةً:
Alquran adalah huruf-huruf dan kata-kata. Mualif—rahimahullah—telah
menyebutkan delapan dalil yang menunjukkan itu:
١ - أَنَّ الۡكُفَّارَ قَالُوا: إِنَّهُ شِعۡرٌ وَلَا يُمۡكِنُ أَنۡ يُوصَفَ
بِذٰلِكَ إِلَّا مَا هُوَ حُرُوفٌ وَكَلِمَاتٌ.
Bahwa orang-orang kafir berkata Alquran adalah syair. Tidaklah mungkin Alquran
akan disifati sebagai syair kecuali karena Alquran merupakan huruf-huruf dan
kata-kata.
٢ - أَنَّ اللهَ تَحَدَّى الۡمُكَذِّبِينَ بِهِ أَنۡ يَأۡتُوا بِمِثۡلِهِ
وَلَوۡ لَمۡ يَكُنۡ حُرُوفًا وَكَلِمَاتٍ لَكَانَ التَّحَدِّي غَيۡرَ مَقۡبُولٍ
إِذۡ لَا يُمۡكِنُ التَّحَدِّي إِلَّا بِشَيۡءٍ مَعۡلُومٍ يُدۡرَى مَا
هُوَ.
Bahwa Allah menantang orang-orang yang mendustakan Alquran agar mendatangkan
yang semisal dengannya. Andai Alquran bukan huruf-huruf dan kata-kata, niscaya
tantangan tersebut tidak bisa diterima karena tidak mungkin tantangan kecuali
terhadap sesuatu yang diketahui apakah itu.
٣ - أَنَّ اللهَ أَخۡبَرَ بِأَنَّ الۡقُرۡآنَ يُتۡلَى عَلَيۡهِمۡ ﴿وَإِذَا
تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَاتُنَا بَيِّنَـٰتٍ ۙ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ
لِقَآءَنَا ٱئۡتِ بِقُرۡءَانٍ غَيۡرِ هَـٰذَآ أَوۡ بَدِّلۡهُ ۚ قُلۡ مَا
يَكُونُ لِىٓ أَنۡ أُبَدِّلَهُۥ﴾ [يونس: ١٥] وَلَا يُتۡلَى إِلَّا مَا هُوَ
حُرُوفٌ وَكَلِمَاتٌ.
Bahwa Allah mengabarkan Alquran dibacakan kepada mereka, “Apabila ayat-ayat
Kami yang jelas itu dibacakan kepada mereka, maka orang-orang yang tidak
mengharap perjumpaan dengan Kami berkata: Datangkan Alquran selain ini atau
ganti saja.” (QS. Yunus: 15).
Tidaklah dibaca kecuali yang berupa huruf-huruf dan kata-kata.
٤ - أَنَّ اللهَ أَخۡبَرَ بِأَنَّهُ مَحۡفُوظٌ فِي صُدُورِ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ
وَمَكۡتُوبٌ فِي اللَّوۡحِ الۡمَحۡفُوظِ ﴿بَلۡ هُوَ ءَايَـٰتٌۢ بَيِّنَـٰتٌ فِى
صُدُورِ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ﴾ [العنكبوت: ٤٩]، ﴿إِنَّهُۥ لَقُرۡءَانٌ
كَرِيمٌ ٧٧ فِى كِتَـٰبٍ مَّكۡنُونٍ ٧٨ لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا
ٱلۡمُطَهَّرُونَ﴾ [الواقعة: ٧٧-٧٩] وَلَا يُحۡفَظُ وَيُكۡتَبُ إِلَّا مَا هُوَ
حُرُوفٌ وَكَلِمَاتٌ.
Bahwa Allah mengabarkan Alquran dihafal di dalam dada-dada para ulama dan
ditulis di Loh Mahfuz, “Bahkan Alquran adalah ayat-ayat yang jelas di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS. Al-‘Ankabut: 49).
“Sesungguhnya Alquran benar-benar bacaan yang mulia. Di dalam kitab yang
terjaga. Tidak ada yang menyentuhnya kecuali makhluk yang disucikan.” (QS.
Al-Waqi’ah: 77-79). Tidaklah bisa dihafal dan ditulis kecuali yang berupa
huruf-huruf dan kata-kata.
٥ - قَوۡلُ النَّبِيِّ ﷺ: (مَنۡ قَرَأَ الۡقُرۡآنَ فَأَعۡرَبَهُ فَلَهُ
بِكُلِّ حَرۡفٍ مِنۡهُ عَشۡرُ حَسَنَاتٍ، وَمَنۡ قَرَأَهُ وَلَحَنَ فِيهِ
فَلَهُ بِكُلِّ حَرۡفٍ حَسَنَةٌ) صَحَّحَهُ الۡمُؤَلِّفُ وَلَمۡ يَعۡزُهُ
وَلَمۡ أَجِدۡ مَنۡ خَرَّجَهُ.
Sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Siapa saja yang membaca Alquran
dengan baik dan benar, maka dia mendapat sepuluh kebaikan dari setiap
hurufnya. Siapa saja yang membacanya namun ada kekeliruan dalam membaca maka
dia mendapat satu kebaikan dari setiap hurufnya.” Dinilai sahih oleh mualif
namun tidak disebutkan sumbernya dan aku tidak menemukan orang yang
meriwayatkannya.
٦ - قَوۡلُ أَبِي بَكۡرٍ وَعُمَرَ: إِعۡرَابُ الۡقُرۡآنِ أَحَبُّ إِلَيۡنَا
مِنۡ حِفۡظِ بَعۡضِ حُرُوفِهِ.
Ucapan Abu Bakr dan ‘Umar, “Membaca Alquran dengan baik dan benar lebih kami
sukai daripada menghafal sebagian huruf-hurufnya.”
٧ - قَوۡلُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: مَنۡ كَفَرَ بِحَرۡفٍ مِنۡهُ فَقَدۡ
كَفَرَ بِهِ كُلِّهِ.
Ucapan ‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—, “Siapa saja yang mengingkari satu huruf dari
Alquran, maka dia telah mengingkari seluruh Alquran.”
٨ - إِجۡمَاعُ الۡمُسۡلِمِينَ - كَمَا نَقَلَهُ الۡمُؤَلِّفُ - عَلَى أَنَّ
مَنۡ جَحَدَ مِنۡهُ سُورَةً أَوۡ آيَةً أَوۡ كَلِمَةً أَوۡ حَرۡفًا مُتَّفَقًا
عَلَيۡهِ فَهُوَ كَافِرٌ.
Kesepakatan kaum muslimin—sebagaimana yang dinukil oleh mualif—bahwa siapa
saja yang menentang satu surah atau satu ayat atau satu kata atau satu huruf
yang sudah disepakati dari Alquran, maka dia kafir.
وَعَدَدُ سُوَرِ الۡقُرۡآنِ ١١٤ مِنۡهَا ٢٩ افۡتُتِحَتۡ بِالۡحُرُوفِ
الۡمُقَطَّعَةِ.
Jumlah surah Alquran ada 114. 29 di antaranya diawali dengan huruf-huruf yang
terpotong.
أَوۡصَافُ الۡقُرۡآنِ:
Sifat-sifat Alquran:
وَصَفَ اللهُ الۡقُرۡآنَ الۡكَرِيمَ بِأَوۡصَافٍ عَظِيمَةٍ كَثِيرَةٍ ذَكَرَ
الۡمُؤَلِّفُ مِنۡهَا مَا يَلِي:
Allah menyifati Alquran yang mulia dengan sifat-sifat yang agung yang banyak.
Mualif menyebutkan sebagiannya berikut ini:
١ - أَنَّهُ كِتَابُ اللهِ الۡمُبِينُ: أَيۡ الۡمُفۡصِحُ عَمَّا تَضَمَّنَهُ
مِنۡ أَحۡكَامٍ وَأَخۡبَارٍ.
Alquran adalah kitab Allah yang menjelaskan, yaitu menerangkan kandungannya
berupa hukum-hukum dan kabar berita.
٢ - أَنَّهُ حَبۡلُ اللهِ الۡمَتِينُ أَيۡ: الۡعَهۡدُ الۡقَوِيُّ الَّذِي
جَعَلَهُ اللهُ سَبَبًا لِلۡوُصُولِ إِلَيۡهِ وَالۡفَوۡزِ بِكَرَامَتِهِ.
Alquran adalah tali Allah yang sangat kuat, yaitu perjanjian kuat yang Allah
menjadikannya sebagai sebab dengan kemuliaannya untuk bisa sampai kepada-Nya
dan mencapai kemenangan.
٣ - أَنَّهُ سُوَرٌ مُحۡكَمَاتٌ أَيۡ: مُفَصَّلُ السُّوَرِ كُلُّ سُورَةٍ
مُنۡفَرِدَةٌ عَنِ الۡأُخۡرَى وَالۡمُحۡكَمَاتُ الۡمُتۡقَنَاتُ الۡمَحۡفُوظَاتُ
مِنَ الۡخَلَلِ وَالتَّنَاقُضِ.
Alquran adalah surah-surah yang muhkamat. Yaitu: surah-surahnya terpisah.
Setiap surah terpisah dari surah lainnya. Muhkamat adalah kokoh lagi terjaga
dari cacat dan kontradiksi.
٤ - أَنَّهُ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ أَيۡ: عَلَامَاتٌ ظَاهِرَاتٌ عَلَى تَوۡحِيدِ
اللهِ وَكَمَالِ صِفَاتِهِ وَحُسۡنِ تَشۡرِيعَاتِهِ.
Alquran adalah ayat-ayat yang jelas. Yaitu tanda-tanda yang gamblang terhadap
pengesaan Allah, kesempurnaan sifat-Nya, dan keindahan syariat-Nya.
٥ - أَنَّ فِيهِ مُحۡكَمًا وَمُتَشَابِهًا فَالۡمُحۡكَمُ مَا كَانَ مَعۡنَاهُ
وَاضِحًا وَالۡمُتَشَابِهُ مَا كَانَ مَعۡنَاهُ خَفِيًّا.
وَلَا يُعَارِضُ هَٰذَا مَا سَبَقَ بِرَقۡمِ ٣ لِأَنَّ الۡإِحۡكَامَ هُنَاكَ
بِمَعۡنَى الۡإِتۡقَانِ وَالۡحِفۡظِ مِنَ الۡخَلَلِ وَالتَّنَاقُضِ، وَهُنَا
بِمَعۡنَى وُضُوحِ الۡمَعۡنَى، وَإِذَا رَدَدۡنَا الۡمُتَشَابِهَ هُنَا إِلَى
الۡمُحۡكَمِ صَارَ الۡجَمِيعُ مُحۡكَمًا.
Isi Alquran ada yang muhkamat dan ada yang mutasyabihat. Muhkamat bermakna
gamblang. Mutasyabihat adalah yang bermakna samar. Sifat ini tidak
bertentangan dengan sifat nomor tiga yang telah lewat karena muhkamat di sana
bermakna kokoh dan terjaga dari cacat dan kontradiksi. Sedang muhkamat di sini
berarti kejelasan makna. Apabila kita kembalikan ayat mutasyabihat di sini
kepada ayat muhkamat, maka seluruh Alquran adalah muhkamat.
٦ - أَنَّهُ حَقٌّ لَا يُمۡكِنُ أَنۡ يَأۡتِيَهُ الۡبَاطِلُ مِنۡ أَيِّ جِهَةٍ
﴿لَّا يَأۡتِيهِ ٱلۡبَـٰطِلُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَلَا مِنۡ خَلۡفِهِۦ ۖ
تَنزِيلٌ مِّنۡ حَكِيمٍ حَمِيدٍ﴾ [فصلت: ٤٢].
Alquran adalah kebenaran yang tidak mungkin didatangi oleh kebatilan dari arah
manapun, “Kebatilan tidak bisa mendatanginya dari arah depan atau belakangnya.
Tanzil dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat: 42).
٧ - أَنَّهُ بَرِيءٌ مِمَّا وَصَفَهُ بِهِ الۡمُكَذِّبُونَ بِهِ مِنۡ
قَوۡلِهِمۡ إِنَّهُ شِعۡرٌ: ﴿وَمَا عَلَّمۡنَـٰهُ ٱلشِّعۡرَ وَمَا يَنۢبَغِى
لَهُۥٓ ۚ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٌ وَقُرۡءَانٌ مُّبِينٌ﴾ [يس: ٦٩]، وَقَوۡلِ
بَعۡضِهِمۡ: ﴿إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ يُؤۡثَرُ ٢٤ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا
قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ﴾[المدثر: ٢٤، ٢٥] فَقَالَ اللهُ مُتَوَعِّدًا هَٰذَا
الۡقَائِلَ: ﴿سَأُصۡلِيهِ سَقَرَ﴾ [المدثر: ٢٦].
Alquran terbebas dari sifat yang disematkan oleh orang yang mendustakannya
berupa ucapan mereka bahwa Alquran adalah syair.
“Tidaklah Kami mengajarinya syair dan hal itu tidak pantas baginya. Tidaklah
Alquran kecuali zikir dan bacaan yang menjelaskan.” (QS. Yasin: 69).
Ucapan sebagian mereka, “Tidaklah ini kecuali sihir yang dipelajari (dari
orang-orang dahulu). Tidaklah ini kecuali ucapan manusia.” (QS.
Al-Muddatstsir: 24-25).
Allah berkata mengancam si pengucap ini, “Aku akan masukkan dia ke dalam
neraka Saqar.” (QS. Al-Muddatstsir: 26).
٨ - أَنَّهُ مُعۡجِزَةٌ لَا يُمۡكِنُ لِأَحَدٍ أَنۡ يَأۡتِيَ بِمِثۡلِهِ
وَإِنۡ عَاوَنَهُ غَيۡرُهُ ﴿قُل لَّئِنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ
عَلَىٰٓ أَن يَأۡتُوا۟ بِمِثۡلِ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ
بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ ظَهِيرًا﴾ [الإسراء: ٨٨].
Alquran adalah mukjizat. Tidak mungkin bagi seorang pun untuk mampu
mendatangkan yang semisalnya meskipun dibantu oleh orang lain.
“Katakanlah: Sungguh, jika manusia dan jin bersatu untuk mendatangkan yang
semisal ini, niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya, walaupun
mereka bahu-membahu.” (QS. Al-Isra`: 88).