Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1156, 1157, dan 1158

١١٥٦ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: رَأَيۡتُ عَلَى عَهۡدِ النَّبِيِّ ﷺ كَأَنَّ بِيَدِي قِطۡعَةَ إِسۡتَبۡرَقٍ، فَكَأَنِّي لَا أُرِيدُ مَكَانًا مِنَ الۡجَنَّةِ إِلَّا طَارَتۡ إِلَيۡهِ، وَرَأَيۡتُ كَأَنَّ اثۡنَيۡنِ أَتَيَانِي، أَرَادَا أَنۡ يَذۡهَبَا بِي إِلَى النَّارِ، فَتَلَقَّاهُمَا مَلَكٌ فَقَالَ: لَمۡ تُرَعۡ، خَلِّيَا عَنۡهُ. [طرفه في: ٤٤٠].

1156. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:

Di masa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—aku pernah melihat mimpi seakan-akan di tanganku ada sepotong kain sutra tebal. Lalu seakan-akan tidaklah aku ingin menuju suatu tempat di janah, kecuali kain itu membawaku terbang ke sana. Kemudian, aku melihat dua (malaikat) mendatangiku. Keduanya ingin membawaku pergi ke neraka, lalu ada satu malaikat lain yang menghadang keduanya lalu berkata, “Engkau tidak usah takut. Kalian berdua lepaskan dia!”

١١٥٧ - فَقَصَّتۡ حَفۡصَةُ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ إِحۡدَى رُؤۡيَاىَ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (نِعۡمَ الرَّجُلُ عَبۡدُ اللهِ، لَوۡ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيۡلِ). فَكَانَ عَبۡدُ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يُصَلِّي مِنَ اللَّيۡلِ. [طرفه في: ١١٢٢].

1157. Hafshah menceritakan salah satu mimpiku kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sebaik-baik pria adalah ‘Abdullah, andai dia terbiasa salat malam.” Setelah itu, ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhu—biasa salat malam.

١١٥٨ - وَكَانُوا لَا يَزَالُونَ يَقُصُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ الرُّؤۡيَا: أَنَّهَا فِي اللَّيۡلَةِ السَّابِعَةِ مِنَ الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (أَرَى رُؤۡيَاكُمۡ قَدۡ تَوَاطَأَتۡ فِي الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ، فَمَنۡ كَانَ مُتَحَرِّيۡهَا فَلۡيَتَحَرَّهَا مِنَ الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ). [الحديث ١١٥٨ – طرفاه في: ٢٠١٥، ٦٩٩١].

1158. Para sahabat senantiasa mengisahkan mimpi-mimpi kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bahwa (lailatulqadar) ada di malam ketujuh dari sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan). Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku melihat mimpi kalian saling bersesuaian di sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan). Siapa saja yang ingin mendapatkannya, berusahalah mencarinya di sepuluh malam terakhir.”