Cari Blog Ini

'Umdatul Ahkam - Kitab Siam - Bab lailatulkadar

٣٥ - بَابُ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ 
35. Bab lailatulkadar 


٢١١ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، أَنَّ رِجَالًا مِنۡ أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ أُرُوا لَيۡلَةَ الۡقَدۡرِ فِي الۡمَنَامِ، فِي السَّبۡعِ الۡأَوَاخِرِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَرَى رُؤۡيَاكُمۡ قَدۡ تَوَاطَأَتۡ فِي السَّبۡعِ الۡأَوَاخِرِ، فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مُتَحَرِّيهَا فَلۡيَتَحَرَّهَا فِي السَّبۡعِ الۡأَوَاخِرِ). 

211. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ada beberapa sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam mimpi lailatulkadar berada di tujuh malam terakhir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku mengetahui mimpi kalian telah saling bersepakat dalam tujuh malam terakhir, maka siapa saja yang berusaha untuk mendapatkannya, maka hendaknya ia bersungguh-sungguh mendapatkannya pada tujuh malam terakhir.”[1]

٢١٢ - عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (تَحَرُّوۡا لَيۡلَةَ الۡقَدۡرِ فِي الۡوِتۡرِ مِنَ الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ). 

212. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Carilah lailatulkadar di malam ganjil sepuluh malam terakhir.[2]

٢١٣ - عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، كَانَ يَعۡتَكِفُ فِي الۡعَشۡرِ الۡأَوۡسَطِ مِنۡ رَمَضَانَ، فَاعۡتَكَفَ عَامًا، حَتَّى إذَا كَانَتۡ لَيۡلَةُ إحۡدَى وَعِشۡرِينَ - وَهِيَ اللَّيۡلَةُ الَّتِي يَخۡرُجُ مِنۡ صَبِيحَتِهَا مِنِ اعۡتِكَافِهِ - قَالَ: (مَنِ اعۡتَكَفَ مَعِي فَلۡيَعۡتَكِفۡ فِي الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ، فَقَدۡ أُرِيتُ هَٰذِهِ اللَّيۡلَةَ، ثُمَّ أُنۡسِيتُهَا، وَقَدۡ رَأَيۡتُنِي أَسۡجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ مِنۡ صَبِيحَتِهَا، فَالۡتَمِسُوهَا فِي الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ، وَالۡتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتۡرٍ)، قَالَ: فَمَطَرَتِ السَّمَاءُ تِلۡكَ اللَّيۡلَةَ، وَكَانَ الۡمَسۡجِدُ عَلَى عَرِيشٍ، فَوَكَفَ الۡمَسۡجِدُ، فَأَبۡصَرَتۡ عَيۡنَايَ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَلَى جَبۡهَتِهِ أَثَرُ الۡمَاءِ وَالطِّينِ مِنۡ صُبۡحِ إحۡدَى وَعِشۡرِينَ. 

213. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu iktikaf di sepuluh hari pertengahan bulan Ramadan. Beliau beriktikaf pada suatu tahun (di bulan Ramadan), sampai ketika pada malam dua puluh satu, yaitu malam yang esok harinya beliau keluar dari iktikaf beliau, beliau bersabda, “Siapa saja yang telah iktikaf bersamaku, maka hendaknya ia iktikaf lagi di sepuluh hari terakhir. Aku telah diperlihatkan tentang malam lailatulkadar ini kemudian aku dibuat lupa tentangnya. Aku telah melihat (dalam mimpi) bahwa aku sujud di air dan tanah pada esok hari lailatulkadar. Jadi, carilah lailatulkadar di sepuluh hari terakhir dan carilah di setiap malam ganjil.” Hujan pun turun di malam itu dan masjid ketika itu hanya beratap (pelepah kurma) sehingga masjid pun bocor. Kedua mataku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada bekas air dan tanah di dahi beliau. Itu terjadi di waktu subuh tanggal dua puluh satu.[3]