Cari Blog Ini

Syafaat

Syekh 'Abdul Muhsin bin Hamad Al-'Abbad Al-Badr--hafizhahullah--di dalam Syarh Hadits Jibril fi Ta'lim Ad-Din menyebutkan,

ومن الإيمان باليوم الآخر الإيمان بالشَّفاعات التي وردت في الكتاب والسنَّة، منها الشفاعة العظمى الخاصَّة بنبيِّنا ﷺ في تخليص أهل الموقف مِمَّا هم فيه، وهي المقام المحمود الذي يحمده عليه الۡأوَّلون والآخرون، من لَدن آدم عليه السلام إلى الذين قامت عليهم الساعة، وقد مرَّت الإشارةُ إليها قريباً في كلام الإمام ابن كثير رحمه الله.

Termasuk keimanan kepada hari akhir adalah mengimani syafaat-syafaat yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan sunah. Di antaranya adalah syafaat teragung yang dikhususkan untuk Nabi kita—shallallahu ‘alaihi wa sallam—supaya melepaskan makhluk-makhluk di padang Mahsyar dari keadaan yang mereka alami. Ini adalah kedudukan terpuji (al-maqam al-mahmud) yang dipuji oleh orang-orang sejak awal sampai akhir. Sejak Adam—‘alaihis salam—sampai orang-orang yang mengalami hari kiamat. Isyarat tentangnya baru saja disebutkan dalam ucapan Imam Ibnu Katsir—rahimahullah.

ومنها الشفاعة فيمَن استحقَّ النارَ ألَاّ يدخلها، ويدلُّ لذلك قول النَّبيِّ ﷺ وغيره من الۡأنبياء على الصراط: (اللَّهمَّ سلِّم سلِّم!)، وقد مرَّ الحديثان في ذلك قريباً عند المرور على الصراط.

Di antara syafaat itu adalah syafaat bagi siapa saja yang pantas masuk neraka untuk tidak memasukinya. Yang menunjukkan syafaat ini adalah ucapan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan nabi-nabi selain beliau di atas sirat, “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.” Dua hadis tentang ini baru saja disebutkan ketika membahas peristiwa penyeberangan di atas sirat.

ومنها الشفاعة في رفع درجات مَن يدخل الجنَّة فيها فوق ما كان يقتضيه ثواب أعمالهم، ويدلُّ لذلك قوله تعالى: ﴿وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَىۡءٍ ۚ﴾، ومنه رفع درجات زوجاته ﷺ إلى درجته.

Termasuk syafaat adalah diangkatnya derajat siapa saja yang masuk janah melebihi derajat yang sesuai dengan balasan amalan mereka. Yang menunjukkan jenis syafaat ini adalah firman Allah taala, “Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh keturunan mereka dalam keimanan, Kami akan gabungkan keturunan mereka dengan mereka dan Kami tidak mengurangi sedikit pun amalan mereka.” Termasuk dalilnya adalah diangkatnya derajat-derajat istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kepada derajat beliau.

ومنها الشفاعة لدخول الجنَّة بغير حساب، ويدلُّ له دعاؤه ﷺ لعكاشة بن محصن ليكون من السبعين ألفاً الذين يدخلون الجنَّة بغير حساب، رواه البخاري (٥٨١١) ومسلم (٢١٦).

Termasuk syafaat adalah syafaat untuk masuk janah tanpa hisab. Yang menunjukkan syafaat ini adalah doa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—untuk ‘Ukkasyah bin Mihshan agar termasuk tujuh puluh ribu yang masuk janah tanpa hisab. (HR Al-Bukhari nomor 5811 dan Muslim nomor 216)

ومنها شفاعته ﷺ في تخفيف العذاب عن عمِّه أبي طالب حتى جُعل في ضحضاح من نار يغلي منه دماغه، أخرجه البخاري (٣٨٨٣) ومسلم (٢٠٩)، وهذا التخفيف مخصِّصٌ لقول الله عزَّ وجلَّ: ﴿وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمۡ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقۡضَىٰ عَلَيۡهِمۡ فَيَمُوتُوا۟ وَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ عَذَابِهَا ۚ﴾.

Termasuk syafaat adalah syafaat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—untuk meringankan azab pamannya, yaitu Abu Thalib, sehingga dia diletakkan di dangkalan neraka namun menyebabkan otaknya mendidih. (HR Al-Bukhari nomor 3883 dan Muslim nomor 209).

Pemberian keringanan ini mengkhususkan firman Allah—‘azza wa jalla—, “Orang-orang kafir, bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan hingga mati dan mereka tidak diringankan azabnya.”

ومنها شفاعته ﷺ في دخول الجنَّة، ويدلُّ له قوله ﷺ: (أنا أوَّل الناس يشفع في الجنة، وأنا أكثرُ الۡأنبياء تَبَعاً) رواه مسلم (١٩٦)، وفي لفظ له: (أنا أكثر الۡأنبياء تَبَعاً يوم القيامة، وأنا أوَّلُ مَن يقرعُ بابَ الجنَّة)، وقوله ﷺ: (آتي باب الجنَّة يوم القيامة فأستفتح، فيقول الخازن: مَن أنت؟ فأقول: محمد، فيقول: بك أُمرتُ لا أفتح لأحد قبلك) رواه مسلم (١٩٧).

Termasuk syafaat adalah syafaat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—untuk masuk janah. Yang menunjukkan syafaat ini adalah sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Aku adalah manusia pertama yang memberi syafaat di dalam janah dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya.” (HR Muslim nomor 196).

Dalam lafaz lain milik beliau,”Aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat dan akulah orang pertama yang mengetuk pintu janah.”

Sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—:

Aku akan mendatangi pintu janah pada hari kiamat lalu aku minta agar dibukakan. Penjaga pintu bertanya, “Siapa engkau?”

Aku menjawab, “Muhammad.”

Penjaga pintu berkata, “Hanya untukmu, aku diperintah (membukanya). Aku tidak membukanya untuk seorang pun sebelum engkau.” (HR Muslim nomor 197).

ومنها الشفاعة في إخراج أهل الكبائر من النار، وقد تواترت بذلك الۡأحاديث عن رسول الله ﷺ، كما ذكره شارح الطحاوية (ص:٢٩٠)، ومنها حديث أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: (لكلِّ نبيٍّ دعوةٌ مستجابةٌ، فتعجَّل كلُّ نبيٍّ دعوتَه، وإنِّي اختبأتُ دعوتي شفاعة لأمَّتي يوم القيامة، فهي نائلةٌ إن شاء الله مَن مات من أمَّتي لا يشركُ بالله شيئاً) رواه البخاري (٦٣٠٤) ومسلم (١٩٩)، واللفظ لمسلم.

Termasuk syafaat adalah syafaat untuk mengeluarkan pelaku dosa besar dari neraka. Terdapat banyak hadis yang menyebutkan itu dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sebagaimana disebutkan oleh pensyarah kitab Ath-Thahawiyah (halaman 290). Di antaranya adalah hadis Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Setiap nabi memiliki doa yang pasti dikabulkan. Seluruh nabi telah mendahulukan doanya, sementara aku menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat. Insyaallah doaku akan menjangkau siapa saja yang meninggal dari umatku yang tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah.” (HR Al-Bukhari nomor 6304 dan Muslim nomor 199. Lafaz hadis ini milik Muslim).

وهذه الشفاعة تحصلُ من الملائكة والنَّبيِّين والمؤمنين؛ لقوله ﷺ في حديث أبي سعيد في صحيح مسلم (١٨٣): (فيقول الله عزَّ وجلَّ: شفعت الملائكة، وشفع النَّبيُّون، وشفع المؤمنون، ولَم يبق إلَّا أرحمُ الرَّاحمين...) الحديث.

Syafaat jenis ini bisa diberikan oleh malaikat, para nabi, dan kaum mukminin berdasar sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam hadis Abu Sa’id dalam Shahih Muslim nomor 183, “Allah—‘azza wa jalla—berkata: para malaikat telah memberi syafaat, para nabi telah memberi syafaat, kaum mukminin telah memberi syafaat. Yang belum memberi syafaat tinggal Allah Yang Maha Pemurah...”