٤٢ - بَابُ دُخُولِ مَكَّةَ وَغَيۡرِهِ
42. Bab masuk Makkah dan selainnya
٢٢٨ - عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ دَخَلَ مَكَّةَ عَامَ الۡفَتۡحِ، وَعَلَى رَأۡسِهِ الۡمِغۡفَرُ، فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: ابۡنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسۡتَارِ الۡكَعۡبَةِ. فَقَالَ: (اقۡتُلُوهُ).
228. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk Makkah pada tahun Fathu Makkah dalam keadaan memakai topi besi di kepala beliau. Ketika beliau melepasnya, seseorang datang seraya berkata, “Sesungguhnya Ibnu Khathal bergantung di kiswah Kakbah.”
Nabi bersabda, “Bunuh dia!”[1]
٢٢٩ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ دَخَلَ مَكَّةَ مِنۡ كَدَاءَ مِنَ الثَّنِيَّةِ الۡعُلۡيَا الَّتِي بِالۡبَطۡحَاءِ، وَخَرَجَ مِنَ الثَّنِيَّةِ السُّفۡلَى.
229. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke Makkah dari gunung Kada`dari jalan gunung yang tinggi yang berada di Bathha` dan beliau keluar dari jalan gunung yang rendah.[2]
٢٣٠ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ الۡبَيۡتَ، وَأُسَامَةُ بۡنُ زَيۡدٍ، وَبِلَالٌ، وَعُثۡمَانُ بۡنُ طَلۡحَةَ، فَأَغۡلَقُوا عَلَيۡهِمُ الۡبَابَ، فَلَمَّا فَتَحُوا الۡبَابَ كُنۡتُ أَوَّلَ مَنۡ وَلَجَ، فَلَقِيتُ بِلَالًا، فَسَأَلَتۡهُ: هَلۡ صَلَّى فِيهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ؟ قَالَ: نَعَمۡ، بَيۡنَ الۡعَمُودَيۡنِ الۡيَمَانِيَّيۡنِ.
230. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk ke dalam Ka’bah bersama Usamah bin Zaid, Bilal, dan ‘Utsman bin Thalhah. Lalu mereka menutup pintunya dari dalam. Ketika mereka telah membukanya, aku adalah orang pertama yang masuk. Kemudian aku bertemu Bilal. Aku bertanya kepadanya apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam salat di dalam Ka’bah? Bilal menjawab: Iya, di antara dua pilar Yamani.[3]
٢٣١ - عَنۡ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، أَنَّهُ جَاءَ إلَى الۡحَجَرِ الۡأَسۡوَدِ فَقَبَّلَهُ، وَقَالَ: (إنِّي لَأَعۡلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لَا تَضُرُّ وَلَا تَنۡفَعُ، وَلَوۡلَا أَنِّي رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلۡتُكَ).
231. Dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau datang ke hajar Aswad lalu menciumnya, lantas berkata: Sungguh aku mengetahui engkau adalah batu yang tidak bisa mendatangkan mudarat, tidak pula mendatangkan manfaat. Seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.[4]
٢٣٢ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: (قَدِمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَأَصۡحَابُهُ مَكَّةَ، فَقَالَ الۡمُشۡرِكُونَ: إنَّهُ يَقۡدَمُ عَلَيۡكُمۡ قَوۡمٌ قَدۡ وَهَنَتۡهُمۡ حُمَّى يَثۡرِبَ، فَأَمَرَهُمۡ النَّبِيُّ ﷺ أَنۡ يَرۡمُلُوا الۡأَشۡوَاطَ الثَّلَاثَةَ، وَأَنۡ يَمۡشُوا مَا بَيۡنَ الرُّكۡنَيۡنِ، وَلَمۡ يَمۡنَعۡهُمۡ أَنۡ يَرۡمُلُوا الۡأَشۡوَاطَ كُلَّهَا: إِلَّا الۡإِبۡقَاءُ عَلَيۡهِمۡ).
232. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau tiba di Makkah. Orang-orang musyrik mengatakan: Sesungguhnya sedang mendatangi kalian suatu kaum yang demam Yatsrib (Madinah) telah membuat mereka lemah. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk berjalan cepat pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa di antara dua pojok (hajar Aswad dan rukun Yamani). Tidak ada yang menghalangi beliau untuk memerintahkan mereka berjalan cepat di seluruh putaran kecuali rasa belas kasihan kepada mereka.[5]
٢٣٣ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: (رَأَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ - حِينَ يَقۡدَمُ مَكَّةَ - إِذَا اسۡتَلَمَ الرُّكۡنَ الۡأَسۡوَدَ، أَوَّلَ مَا يَطُوفُ، يَخُبُّ ثَلَاثَةَ أَشۡوَاطٍ).
233. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat tiba di Makkah, beliau menjamah hajar aswad saat tawaf pertama kali dan beliau berjalan cepat di tiga putaran pertama.[6]
٢٣٤ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: (طَافَ النَّبِيُّ ﷺ فِي حَجَّةِ الۡوَدَاعِ عَلَى بَعِيرٍ، يَسۡتَلِمُ الرُّكۡنَ بِمِحۡجَنٍ).
الۡمِحۡجَنُ: عَصًا مَحۡنِيَّةُ الرَّأۡسِ.
234. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tawaf ketika haji wadak dengan mengendarai unta. Beliau menyentuh pojok (hajar Aswad) dengan sebuah tongkat.[7]
Mihjan adalah suatu tongkat yang kepalanya melengkung.
٢٣٥ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: (لَمۡ أَرَ النَّبيَّ ﷺ يَسۡتَلِمُ مِنَ الۡبَيۡتِ إِلَّا الرُّكۡنَيۡنِ الۡيَمَانِيَّيۡنِ).
235. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh Ka’bah kecuali dua rukun Yamani (yaitu rukun Yamani dan hajar Aswad).[8]
[1] HR. Al-Bukhari nomor 1846, 3044, 4286, 5808, dan Muslim nomor 1357.
[2] HR. Al-Bukhari nomor 1576 dan Muslim nomor 1257.
[5] HR. Al-Bukhari nomor 1602, 4256 dan Muslim nomor 1266.
[6] HR. Al-Bukhari nomor 1603 dan Muslim nomor 1261.
[7] HR. Al-Bukhari nomor 1607 dan Muslim nomor 1272.
[8] HR. Al-Bukhari nomor 1609 dan Muslim nomor 1269.