٤ - بَابٌ فِي الۡمَذۡيِ وَغَيۡرِهِ
4. Bab tentang mazi dan selainnya
٢٥ - عَنۡ عَلِيِّ بۡنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كُنۡتُ
رَجُلًا مَذَّاءً. فَاسۡتَحۡيَيۡتُ أَنۡ أَسۡأَلَ رَسُولَ اللهِ ﷺ، لِمَكَانِ
ابۡنَتِهِ مِنِّي، فَأَمَرۡتُ الۡمِقۡدَادَ بۡنَ الۡأَسۡوَدِ فَسَأَلَهُ،
فَقَالَ: (يَغۡسِلُ ذَكَرَهُ وَيَتَوَضَّأُ). وَلِلۡبُخَارِيِّ: (تَوَضَّأۡ،
وَاغۡسِلۡ ذَكَرَكَ). وَلِمُسۡلِمٍ: (تَوَضَّأۡ، وَانۡضَحۡ
فَرۡجَكَ).
25. Dari ‘Ali bin Abu Thalib—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:
Dahulu, aku adalah pria yang banyak mazinya. Aku malu untuk bertanya kepada
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—karena posisi putri beliau sebagai
istriku. Aku pun memerintahkan Al-Miqdad bin Al-Aswad untuk bertanya kepada
beliau.
Rasulullah menjawab, “Dia mencuci kemaluannya dan berwudu.”
Dalam riwayat milik Al-Bukhari, “Berwudulah dan cucilah kemaluanmu!”
Dalam riwayat milik Muslim, “Berwudulah dan siramlah kemaluanmu!”
[1]
٢٦ - عَنۡ عَبَّادِ بۡنِ تَمِيمٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ زَيۡدٍ بۡنِ عَاصِمٍ
الۡمَازِنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: شُكِيَ إلَى النَّبِيِّ ﷺ الرَّجُلُ
يُخَيَّلُ إلَيۡهِ أَنَّهُ يَجِدُ الشَّيۡءَ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: (لَا
يَنۡصَرِفُ حَتَّى يَسۡمَعَ صَوۡتًا، أَوۡ يَجِدَ رِيحًا).
26. Dari ‘Abbad bin Tamim, dari ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim
Al-Mazini—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Seorang pria dikonsultasikan
kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Dikhayalkan padanya bahwa dia
merasakan sesuatu ketika salat. Nabi bersabda, “Jangan dia batalkan hingga dia
mendengar suara atau mencium bau.”[2]
٢٧ - وَعَنۡ أُمِّ قَيۡسِ بِنۡتِ مِحۡصَنٍ الۡأَسَدِيَّةِ (أَنَّهَا أَتَتۡ
بِابۡنٍ لَهَا صَغِيرٍ لَمۡ يَأۡكُلِ الطَّعَامَ إلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ،
فَأَجۡلَسَهُ فِي حِجۡرِهِ، فَبَالَ عَلَى ثَوۡبِهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ،
فَنَضَحَهُ عَلَى ثَوۡبِهِ، وَلَمۡ يَغۡسِلۡهُ).
27. Dari Umu Qais binti Mihshan Al-Asadiyyah, bahwa beliau membawa putranya
yang masih kecil yang belum mengonsumsi makanan kepada Rasulullah—shallallahu
‘alaihi wa sallam—. Beliau mendudukkan anak kecil itu di pangkuannya. Anak itu
kencing mengenai pakaian beliau. Beliau minta air, lalu beliau siramkan ke
atas pakaiannya dan beliau tidak mencucinya.[3]
٢٨ - عَنۡ عَائِشَةَ أُمِّ الۡمُؤۡمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، أَنَّ
النَّبِيَّ ﷺ أُتِيَ بِصَبِيٍّ، فَبَالَ عَلَى ثَوۡبِهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ،
فَأَتۡبَعَهُ إيَّاهُ. وَلِمُسۡلِمٍ: فَأَتۡبَعَهُ بَوۡلَهُ، وَلَمۡ
يَغۡسِلۡهُ.
28. Dari ‘Aisyah ibunda kaum mukminin—radhiyallahu ‘anha—, bahwa ada yang
datang membawa seorang bayi kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Bayi
itu kencing mengenai pakaian beliau. Beliau meminta air, lalu beliau
menuangkan air ke bagian yang terkena kencing itu.
Dalam riwayat Muslim: Lalu beliau menuangkan air ke bagian yang terkena
kencing itu dan beliau tidak mencucinya.[4]
٢٩ - عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: (جَاءَ
أَعۡرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ الۡمَسۡجِدِ، فَزَجَرَهُ النَّاسُ،
فَنَهَاهُمُ النَّبِيُّ ﷺ، فَلَمَّا قَضَى بَوۡلَهُ أَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ
بِذَنُوبٍ مِنۡ مَاءٍ فَأُهۡرِيقَ عَلَيۡهِ).
29. Dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—, beliau mengatakan: Seorang arab
badui datang lalu kencing di salah satu bagian masjid. Orang-orang
menghardiknya. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melarang mereka. Ketika
badui itu sudah menyelesaikan kencingnya, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—memerintahkan agar seember air disiramkan ke atasnya.[5]
٣٠ - عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ
اللهِ ﷺ يَقُولُ: (الۡفِطۡرَةُ خَمۡسٌ: الۡخِتَانُ، وَالاسۡتِحۡدَادُ، وَقَصُّ
الشَّارِبِ، وَتَقۡلِيمُ الۡأَظۡفَارِ، وَنَتۡفُ الۡإِبِطِ).
30. Dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, beliau mengatakan: Aku mendengar
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Perkara fitrah ada lima:
khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut
bulu ketiak.”[6]
[1]
HR.
Al-Bukhari nomor 269
dan
Muslim nomor 303. Diriwayatkan pula oleh
Abu Dawud nomor 207
dan
Ibnu Majah nomor 505.
[2]
HR.
Al-Bukhari nomor 137,
2056,
Muslim nomor 361, dan
Abu Dawud nomor 176.
[3]
HR.
Al-Bukhari nomor 223
dan
Muslim nomor 287. Diriwayatkan pula oleh
Abu Dawud nomor 374,
At-Tirmidzi nomor 71,
An-Nasa`i nomor 302,
Ad-Darimi nomor 741, dan
Ibnu Majah nomor 524.
[4]
HR.
Al-Bukhari nomor 222,
5468,
6002, dan
Muslim nomor 286. Diriwayatkan pula oleh
An-Nasa`i nomor 303
dan
Ibnu Majah nomor 523.
[5]
HR.
Al-Bukhari nomor 221
dan
Muslim nomor 285. Diriwayatkan pula oleh
An-Nasa`i nomor 53.
[6]
HR.
Al-Bukhari nomor 5889
dan
Muslim nomor 257. Diriwayatkan pula oleh
Abu Dawud nomor 4198,
At-Tirmidzi nomor 2756,
An-Nasa`i nomor 9, dan
Ibnu Majah nomor 292.