Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 868 dan 869

٨٦٨ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ مِسۡكِينٍ قَالَ: حَدَّثَنَا بِشۡرٌ: أَخۡبَرَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ: حَدَّثَنِي يَحۡيَى بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي قَتَادَةَ الۡأَنۡصَارِيِّ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنِّي لَأَقُومُ إِلَى الصَّلَاةِ، وَأَنَا أُرِيدُ أَنۡ أُطَوِّلَ فِيهَا، فَأَسۡمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي، كَرَاهِيَةَ أَنۡ أَشُقَّ عَلَى أُمِّهِ). [طرفه في: ٧٠٧].

868. Muhammad bin Miskin telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Bisyr menceritakan kepada kami: Al-Auza’i mengabarkan kepada kami: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah Al-Anshari, dari ayahnya. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sungguh aku hendak melakukan salat dan aku ingin untuk memanjangkan salat itu. Lalu aku mendengar tangisan bayi sehingga aku meringankan salatku karena aku tidak suka untuk memberatkan ibu bayi itu.”

٨٦٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ، عَنۡ عَمۡرَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: لَوۡ أَدۡرَكَ رَسُولُ اللهِ ﷺ مَا أَحۡدَثَ النِّسَاءُ، لَمَنَعَهُنَّ كَمَا مُنِعَتۡ نِسَاءُ بَنِي إِسۡرَائِيلَ. قُلۡتُ لِعَمۡرَةَ: أَوَ مُنِعۡنَ؟ قَالَتۡ: نَعَمۡ.

869. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari ‘Amrah, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan, “Kalau Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mendapati apa yang dilakukan para wanita, niscaya beliau akan melarang mereka (ke masjid) sebagaimana para wanita bani Israil dahulu dilarang.”

Aku (Yahya bin Sa’id) bertanya kepada ‘Amrah, “Apakah (para wanita bani Israil) dilarang (ke masjid/tempat ibadah)?”

‘Amrah menjawab, “Iya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 866

١٦٣ - بَابُ انۡتِظَارِ النَّاسِ قِيَامَ الۡإِمَامِ الۡعَالِمِ
163. Bab orang-orang menunggu berdirinya imam yang alim


٨٦٦ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ عُمَرَ: أَخۡبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: حَدَّثَتۡنِي هِنۡدُ بِنۡتُ الۡحَارِثِ: أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ زَوۡجَ النَّبِيِّ ﷺ أَخۡبَرَتۡهَا: أَنَّ النِّسَاءَ فِي عَهۡدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ كُنَّ إِذَا سَلَّمۡنَ مِنَ الۡمَكۡتُوبَةِ قُمۡنَ، وَثَبَتَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَمَنۡ صَلَّى مِنَ الرِّجَالِ مَا شَاءَ اللهُ، فَإِذَا قَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ قَامَ الرِّجَالُ.

866. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: ‘Utsman bin ‘Umar menceritakan kepada kami; Yunus mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Hind binti Al-Harits menceritakan kepadaku bahwa Umu Salamah istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengabarkan kepadanya: Bahwa para wanita di masa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila sudah salam dari salat wajib, mereka segera bangkit, sedangkan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan para lelaki yang salat tetap di tempatnya selama yang Allah kehendaki. Apabila Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri, para lelaki juga berdiri.