Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 1965

١٥ - (١٩٦٥) - وَحَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا لَيۡثٌ. (ح) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ رُمۡحٍ: أَخۡبَرَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ يَزِيدَ بۡنِ أَبِى حَبِيبٍ، عَنۡ أَبِي الۡخَيۡرِ، عَنۡ عُقۡبَةَ بۡنِ عَامِرٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ أَعۡطَاهُ غَنَمًا يَقۡسِمُهَا عَلَىٰ أَصۡحَابِهِ ضَحَايَا. فَبَقِيَ عَتُودٌ. فَذَكَرَهُ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ. فَقَالَ: (ضَحِّ بِهِ أَنۡتَ).
قَالَ قُتَيۡبَةُ: عَلَىٰ صَحَابَتِهِ.
15. (1965). Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Laits menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin Rumh telah menceritakan kepada kami: Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Al-Khair, dari ‘Uqbah bin ‘Amir; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya kambing yang beliau bagikan kepada para sahabatnya untuk hewan kurban. Tersisa seekor ‘atud (anak kambing kacang yang sudah kuat). ‘Uqbah menyebutkan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Berkurbanlah dengannya!”
Qutaibah berkata: ‘ala shahabatih (kepada para sahabatnya).
١٦ - (...) - حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ هَارُونَ، عَنۡ هِشَامٍ الدَّسۡتَوَائِيِّ، عَنۡ يَحۡيَىٰ بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ بَعۡجَةَ الۡجُهَنِيِّ، عَنۡ عُقۡبَةَ بۡنِ عَامِرٍ الۡجُهَنِيِّ. قَالَ: قَسَمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فِينَا ضَحَايَا، فَأَصَابَنِي جَذَعٌ. فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّهُ أَصَابَنِي جَذَعٌ. فَقَالَ: (ضَحِّ بِهِ).
16. Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami dari Hisyam Ad-Dustuwai, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Ba’jah Al-Juhani, dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membagikan kepada kami hewan-hewan kurban. Aku mendapat bagian jadza’ (hewan yang belum mencapai umur musinnah). Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendapatkan jadza’. Beliau bersabda, “Berkurbanlah dengannya!”
(...) - وَحَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ الدَّارِمِيُّ: حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ - يَعۡنِي ابۡنَ حَسَّانَ -. أَخۡبَرَنَا مُعَاوِيَةُ - وَهُوَ ابۡنُ سَلَّامٍ -. حَدَّثَنِي يَحۡيَىٰ بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ: أَخۡبَرَنِي بَعۡجَةُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ، أَنَّ عُقۡبَةَ بۡنَ عَامِرٍ الۡجُهَنِيَّ أَخۡبَرَهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَسَمَ ضَحَايَا بَيۡنَ أَصۡحَابِهِ... بِمِثۡلِ مَعۡنَاهُ.
‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Ad-Darimi telah menceritakan kepadaku: Yahya bin Hassan menceritakan kepada kami: Mu’awiyah bin Sallam mengabarkan kepada kami: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku: Ba’jah bin ‘Abdullah mengabarkan kepadaku bahwa ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi-bagikan hewan kurban kepada para sahabatnya… semisal makna hadis tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1847 dan 1848

١٩ - بَابُ إِذَا أَحۡرَمَ جَاهِلًا وَعَلَيۡهِ قَمِيصٌ
19. Bab jika seseorang berihram dalam keadaan tidak tahu sementara ia memakai gamis

وَقَالَ عَطَاءٌ: إِذَا تَطَيَّبَ أَوۡ لَبِسَ جَاهِلًا أَوۡ نَاسِيًا فَلَا كَفَّارَةَ عَلَيۡهِ.
‘Atha` berkata: Jika ia memakai wewangian atau memakai (pakaian biasa) dalam keadaan tidak tahu atau lupa, maka tidak ada kewajiban kafarat atasnya.
١٨٤٧ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ: حَدَّثَنَا عَطَاءٌ قَالَ: حَدَّثَنِي صَفۡوَانُ بۡنُ يَعۡلَى، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: كُنۡتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَأَتَاهُ رَجُلٌ عَلَيۡهِ جُبَّةٌ فِيهِ أَثَرُ صُفۡرَةٍ أَوۡ نَحۡوُهُ، كَانَ عُمَرُ يَقُولُ لِي: تُحِبُّ إِذَا نَزَلَ عَلَيۡهِ الۡوَحۡيُ أَنۡ تَرَاهُ؟ فَنَزَلَ عَلَيۡهِ ثُمَّ سُرِّيَ عَنۡهُ، فَقَالَ: (اصۡنَعۡ فِي عُمۡرَتِكَ مَا تَصۡنَعُ فِي حَجِّكَ). [طرفه في: ١٥٣٦].
1847. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Hammam menceritakan kepada kami: ‘Atha` menceritakan kepada kami, beliau berkata: Shafwan bin Ya’la menceritakan kepadaku dari ayahnya, beliau berkata: Aku dahulu pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu datanglah seseorang memakai jubah yang ada bekas wewangian berwarna kuning atau semisalnya. Dahulu ‘Umar berkata kepadaku: Engkau ingin melihat Nabi jika wahyu turun kepada beliau? Ketika itu, wahyu turun kepada beliau kemudian selesai. Lalu beliau bersabda, “Berbuatlah pada umrahmu apa saja yang engkau lakukan di dalam hajimu.”
١٨٤٨ - وَعَضَّ رَجُلٌ يَدَ رَجُلٍ، يَعۡنِي فَانۡتَزَعَ ثَنِيَّتَهُ، فَأَبۡطَلَهُ النَّبِيُّ ﷺ.
[الحديث ١٨٤٨ – أطرافه في: ٢٢٦٥، ٢٩٧٣، ٤٤١٧، ٦٨٩٣].
1848. Ada orang menggigit tangan seseorang yang lain. Lalu orang yang digigit menyebabkan satu gigi seri orang yang menggigit tercabut. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan diat atasnya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1844

١٧ - بَابُ لُبۡسِ السِّلَاحِ لِلۡمُحۡرِمِ
17. Bab menyandang senjata bagi orang yang berihram

وَقَالَ عِكۡرِمَةُ: إِذَا خَشِيَ الۡعَدُوَّ لَبِسَ السِّلَاحَ وَافۡتَدَى. وَلَمۡ يُتَابَعۡ عَلَيۡهِ فِي الفِدۡيَةِ.
‘Ikrimah berkata: Jika seorang muhrim mengkhawatirkan adanya musuh, maka ia boleh menyandang senjata dan ia membayar fidiah. Namun tidak ada yang mengiringi pendapat ‘Ikrimah dalam hal fidiah.
١٨٤٤ - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ، عَنۡ إِسۡرَائِيلَ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنِ الۡبَرَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: اعۡتَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ فِي ذِي الۡقَعۡدَةِ، فَأَبَى أَهۡلُ مَكَّةَ أَنۡ يَدَعُوهُ يَدۡخُلُ مَكَّةَ حَتَّى قَاضَاهُمۡ: لَا يُدۡخِلُ مَكَّةَ سِلَاحًا إِلَّا فِي الۡقِرَابِ. [طرفه في: ١٧٨١].
1844. ‘Ubaidullah telah menceritakan kepada kami dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Bara` radhiyallahu ‘anhu: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah di bulan Zulkaidah. Penduduk Makkah enggan untuk membiarkan beliau masuk Makkah sampai beliau membuat perjanjian dengan mereka, yaitu: tidak boleh membawa masuk ke Makkah satu senjata pun kecuali berada di dalam sarungnya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1842

١٨٤٢ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ سَعۡدٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ مَا يَلۡبَسُ الۡمُحۡرِمُ مِنَ الثِّيَابِ؟ فَقَالَ: (لَا يَلۡبَسِ الۡقَمِيصَ، وَلَا الۡعَمَائِمَ، وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ، وَلَا الۡبُرۡنُسَ، وَلَا ثَوۡبًا مَسَّهُ زَعۡفَرَانٌ وَلَا وَرۡسٌ، وَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ نَعۡلَيۡنِ فَلۡيَلۡبَسِ الۡخُفَّيۡنِ، وَلۡيَقۡطَعۡهُمَا حَتَّى يَكُونَا أَسۡفَلَ مِنَ الكَعۡبَيۡنِ). [طرفه في: ١٣٤].
1842. Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Ibrahim bin Sa’d menceritakan kepada kami: Ibnu Syihab menceritakan kepada kami dari Salim, dari ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya pakaian apa yang boleh dipakai seorang muhrim? Beliau bersabda, “Dia tidak boleh memakai gamis, serban, sirwal (celana panjang longgar), dan burnus (jubah yang memiliki penutup kepala). Tidak boleh pula memakai pakaian yang diberi safron atau wars (pewarna kuning nabati berbau harum). Jika ia tidak mendapatkan sepasang sandal, ia boleh memakai khuff (sejenis sepatu) namun ia potong dahulu hingga lebih rendah daripada mata kaki.”

Shahih Muslim hadits nomor 1964

١٤ - (١٩٦٤) - وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَكۡرٍ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ: أَخۡبَرَنِي أَبُو الزُّبَيۡرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ يَقُولُ: صَلَّىٰ بِنَا النَّبِيُّ ﷺ يَوۡمَ النَّحۡرِ بِالۡمَدِينَةِ، فَتَقَدَّمَ رِجَالٌ فَنَحَرُوا. وَظَنُّوا أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَدۡ نَحَرَ، فَأَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ مَنۡ كَانَ نَحَرَ قَبۡلَهُ، أَنۡ يُعِيدَ بِنَحۡرٍ آخَرَ، وَلَا يَنۡحَرُوا حَتَّىٰ يَنۡحَرَ النَّبِيُّ ﷺ.
14. (1964). Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepadaku: Muhammad bin Bakr menceritakan kepada kami: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami: Abu Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa beliau mendengar Jabir bin ‘Abdullah mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam salat mengimami kami pada hari nahar di Madinah. Ada beberapa orang yang mendahului menyembelih. Mereka mengira bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menyembelih. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan siapa saja yang menyembelih sebelum beliau agar mengulangi dengan hewan sembelihan yang lain dan mereka tidak boleh menyembelih sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih.

Shahih Muslim hadits nomor 1963

٢ - بَابُ سِنِّ الۡأُضۡحِيَّةِ
2. Bab umur hewan kurban

١٣ - (١٩٦٣) - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا زُهَيۡرٌ: حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيۡرِ، عَنۡ جَابِرٍ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا تَذۡبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً، إِلَّا أَنۡ يَعۡسُرَ عَلَيۡكُمۡ، فَتَذۡبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأۡنِ).
13. (1963). Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Zuhair menceritakan kepada kami: Abu Az-Zubair menceritakan kepada kami dari Jabir. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menyembelih kecuali hewan musinnah (unta berumur lima tahun lebih atau sapi berumur dua tahun lebih atau kambing berumur setahun lebih) kecuali jika kalian kesulitan, maka kalian boleh menyembelih domba jadza’ah (berumur enam bulan lebih dan kurang dari setahun).”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1840

١٤ - بَابُ الۡاغۡتِسَالِ لِلۡمُحۡرِمِ
14. Bab mandi bagi muhrim

وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: يَدۡخُلُ الۡمُحۡرِمُ الۡحَمَّامَ. وَلَمۡ يَرَ ابۡنُ عُمَرَ وَعَائِشَةُ بِالۡحَكِّ بَأۡسًا.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan seorang yang berihram boleh masuk kamar mandi. Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah berpendapat tidak mengapa (seorang muhrim) menggaruk.
١٨٤٠ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ حُنَيۡنٍ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ الۡعَبَّاسِ، وَالۡمِسۡوَرَ بۡنَ مَخۡرَمَةَ اخۡتَلَفَا بِالۡأَبۡوَاءِ، فَقَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَبَّاسٍ: يَغۡسِلُ الۡمُحۡرِمُ رَأۡسَهُ، وَقَالَ الۡمِسۡوَرُ: لَا يَغۡسِلُ الۡمُحۡرِمُ رَأۡسَهُ، فَأَرۡسَلَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡعَبَّاسِ إِلَى أَبِي أَيُّوبَ الۡأَنۡصَارِيِّ، فَوَجَدۡتُهُ يَغۡتَسِلُ بَيۡنَ القَرۡنَيۡنِ، وَهُوَ يُسۡتَرُ بِثَوۡبٍ، فَسَلَّمۡتُ عَلَيۡهِ، فَقَالَ: مَنۡ هَٰذَا؟ فَقُلۡتُ: أَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ حُنَيۡنٍ، أَرۡسَلَنِي إِلَيۡكَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡعَبَّاسِ، أَسۡأَلُكَ كَيۡفَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَغۡسِلُ رَأۡسَهُ وَهُوَ مُحۡرِمٌ؟ فَوَضَعَ أَبُو أَيُّوبَ يَدَهُ عَلَى الثَّوۡبِ، فَطَأۡطَأَهُ حَتَّى بَدَا لِي رَأۡسُهُ، ثُمَّ قَالَ لِإِنۡسَانٍ يَصُبُّ عَلَيۡهِ: اصۡبُبۡ، فَصَبَّ عَلَى رَأۡسِهِ، ثُمَّ حَرَّكَ رَأۡسَهُ بِيَدَيۡهِ فَأَقۡبَلَ بِهِمَا وَأَدۡبَرَ، وَقَالَ: هَٰكَذَا رَأَيۡتُهُ ﷺ يَفۡعَلُ.
1840. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari Ibrahim bin ‘Abdullah bin Hunain, dari ayahnya: Bahwa ‘Abdullah bin Al-‘Abbas berselisih dengan Al-Miswar bin Makhramah di Abwa`. ‘Abdullah bin ‘Abbas mengatakan bahwa seorang muhrim boleh membasuh kepalanya. Sementara Al-Miswar mengatakan bahwa seorang muhrim tidak boleh membasuh kepalanya. Maka, ‘Abdullah bin Al-‘Abbas mengutusku kepada Abu Ayyub Al-Anshari. Lalu aku mendapati Abu Ayyub sedang mandi di antara dua tanduk (tiang sumur) dalam keadaan beliau ditutupi sebuah kain. Aku mengucapkan salam kepadanya, lalu beliau bertanya: Siapa ini? Aku menjawab: Aku ‘Abdullah bin Hunain. Aku diutus oleh ‘Abdullah bin Al-‘Abbas kepadamu untuk menanyakan kepada engkau bagaimana dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membasuh kepala beliau ketika sedang ihram. Abu Ayyub meletakkan tangannya di atas kain lalu menurunkan kain itu hingga kepala beliau tampak olehku. Kemudian beliau berkata kepada seseorang yang bertugas menuangkan air kepadanya: Tuanglah! Orang itu pun menuang air ke kepala beliau, kemudian Abu Ayyub menggerakkan kedua tangan beliau pada kepala beliau. Beliau gerakkan ke depan dan ke belakang, lalu beliau mengatakan: Beginilah aku melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1833

٩ - بَابٌ لَا يُنَفَّرُ صَيۡدُ الۡحَرَمِ
9. Bab tidak boleh mengusir hewan buruan tanah haram

١٨٣٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (إِنَّ اللهَ حَرَّمَ مَكَّةَ، فَلَمۡ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبۡلِي، وَلَا تَحِلُّ لِأَحَدٍ بَعۡدِي، وَإِنَّمَا أُحِلَّتۡ لِي سَاعَةً مِنۡ نَهَارٍ، لَا يُخۡتَلَى خَلَاهَا، وَلاَ يُعۡضَدُ شَجَرُهَا، وَلَا يُنَفَّرُ صَيۡدُهَا، وَلَا تُلۡتَقَطُ لُقَطَتُهَا إِلَّا لِمُعَرِّفٍ). وَقَالَ الۡعَبَّاسُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِلَّا الۡإِذۡخِرَ، لِصَاغَتِنَا وَقُبُورِنَا؟ فَقَالَ: (إِلَّا الۡإِذۡخِرَ). وَعَنۡ خَالِدٍ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ قَالَ: هَلۡ تَدۡرِي مَا: لَا يُنَفَّرُ صَيۡدُهَا؟ هُوَ أَنۡ يُنَحِّيَهُ مِنَ الظِّلِّ يَنۡزِلُ مَكَانَهُ. [طرفه في: ١٣٤٩].
1833. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab menceritakan kepada kami: Khalid menceritakan kepada kami dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menjadikan Makkah sebagai tanah suci. Tidak halal bagi seorang pun sebelumku dan tidak halal bagi seorang pun setelahku. Dan hanyalah dihalalkan untukku sesaat di siang hari. Rerumputannya tidak boleh dicabut, pepohonannya tidak boleh dipotong, binatang buruannya tidak boleh diusir, dan barang hilangnya tidak boleh dipungut kecuali bagi orang yang akan mengumumkannya.” Al-‘Abbas mengatakan, “Wahai Rasulullah, kecuali idzkhir (tanaman semacam serai) untuk tukang emas kami dan kuburan kami.” Nabi bersabda, “Kecuali idzkhir.” Dan dari Khalid, dari ‘Ikrimah, beliau berkata: Apakah engkau tahu arti: binatang buruannya tidak boleh diusir? Yaitu seseorang mengusir binatang itu dari naungan supaya ia bisa singgah di tempat bekas binatang tadi.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1349

٧٦ – بَابُ الۡإِذۡخِرِ وَالۡحَشِيشِ فِي الۡقَبۡرِ
76. Bab rumput idzkhir dan hasyisy di kuburan

١٣٤٩ – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ حَوۡشَبٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (حَرَّمَ اللهُ مَكَّةَ، فَلَمۡ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبۡلِي وَلَا لِأَحَدٍ بَعۡدِي، أُحِلَّتۡ لِي سَاعَةً مِنۡ نَهَارٍ، لَا يُخۡتَلَى خَلَاهَا، وَلَا يُعۡضَدُ شَجَرُهَا، وَلَا يُنَفَّرُ صَيۡدُهَا، وَلَا تُلۡتَقَطُ لُقَطَتُهَا إِلَّا لِمُعَرِّفٍ). فَقَالَ الۡعَبَّاسُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: إِلَّا الۡإِذۡخِرَ لِصَاغَتِنَا وَقُبُورِنَا؟ فَقَالَ: (إِلَّا الۡإِذۡخِرَ). وَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (لِقُبُورِنَا وَبُيُوتِنَا). وَقَالَ أَبَانُ بۡنُ صَالِحٍ، عَنِ الۡحَسَنِ بۡنِ مُسۡلِمٍ، عَنۡ صَفِيَّةَ بِنۡتِ شَيۡبَةَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ: مِثۡلَهُ. وَقَالَ مُجَاهِدٌ، عَنۡ طَاوُسٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: لِقَيۡنِهِمۡ وَبُيُوتِهِمۡ.
[الحديث ١٣٤٩ – أطرافه في: ١٥٨٧، ١٨٣٣، ١٨٣٤، ٢٠٩٠، ٢٤٣٣، ٢٧٨٣، ٢٨٢٥، ٣٠٧٧، ٣١٨٩، ٤٣١٣].
1349. Muhammad bin ‘Abdullah bin Hausyab telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab menceritakan kepada kami: Khalid menceritakan kepada kami, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Allah telah menjadikan Makkah sebagai tempat suci sehingga tidak halal bagi seorang pun sebelumku dan seorang pun sesudahku. Dihalalkan untukku hanya sebagian waktu siang. Tidak boleh dipotong rumputnya, tidak boleh ditebang pohonnya, tidak boleh dikejar hewan buruannya, dan tidak boleh dipungut barang yang jatuh kecuali untuk mengumumkan.” Al-’Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan: Kecuali idzkhir untuk tukang emas kami dan pekuburan kami. Nabi bersabda, “Kecuali idzkhir.” Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Untuk pekuburan dan rumah-rumah kami.” Aban bin Shalih berkata, dari Al-Hasan bin Muslim, dari Shafiyyah bintu Syaibah: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: semisal hadis tersebut. Mujahid berkata, dari Thawus, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma: Untuk pandai besi dan rumah-rumah mereka.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1822

٣ - بَابٌ إِذَا رَأَى الۡمُحۡرِمُونَ صَيۡدًا فَضَحِكُوا فَفَطِنَ الۡحَلَالُ
3. Bab apabila orang yang berihram melihat binatang buruan kemudian tertawa, lalu orang yang tidak berihram mengetahuinya

١٨٢٢ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ الرَّبِيعِ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي قَتَادَةَ: أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ قَالَ: انۡطَلَقۡنَا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ عَامَ الۡحُدَيۡبِيَةِ، فَأَحۡرَمَ أَصۡحَابُهُ وَلَمۡ أُحۡرِمۡ، فَأُنۡبِئۡنَا بِعَدُوٍّ بِغَيۡقَةَ، فَتَوَجَّهۡنَا نَحۡوَهُمۡ، فَبَصُرَ أَصۡحَابِي بِحِمَارِ وَحۡشٍ، فَجَعَلَ بَعۡضُهُمۡ يَضۡحَكُ إِلَى بَعۡضٍ، فَنَظَرۡتُ فَرَأَيۡتُهُ، فَحَمَلۡتُ عَلَيۡهِ الۡفَرَسَ فَطَعَنۡتُهُ فَأَثۡبَتُّهُ، فَاسۡتَعَنۡتُهُمۡ فَأَبَوۡا أَنۡ يُعِينُونِي، فَأَكَلۡنَا مِنۡهُ، ثُمَّ لَحِقۡتُ بِرَسُولِ اللهِ ﷺ، وَخَشِينَا أَنۡ نُقۡتَطَعَ، أَرۡفَعُ فَرَسِي شَأۡوًا وَأَسِيرُ عَلَيۡهِ شَأۡوًا، فَلَقِيتُ رَجُلًا مِنۡ بَنِي غِفَارٍ فِي جَوۡفِ اللَّيۡلِ فَقُلۡتُ: أَيۡنَ تَرَكۡتَ رَسُولَ اللهِ ﷺ؟ فَقَالَ: تَرَكۡتُهُ بِتَعۡهِنَ، وَهُوَ قَائِلٌ السُّقۡيَا، فَلَحِقۡتُ بِرَسُولِ اللهِ ﷺ حَتَّى أَتَيۡتُهُ، فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أَصۡحَابَكَ أَرۡسَلُوا يَقۡرَءُونَ عَلَيۡكَ السَّلَامَ وَرَحۡمَةَ اللهِ، وَإِنَّهُمۡ قَدۡ خَشُوا أَنۡ يَقۡتَطِعَهُمُ الۡعَدُوُّ دُونَكَ فَانۡظُرۡهُمۡ، فَفَعَلَ، فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّا اصَّدۡنَا حِمَارَ وَحۡشٍ، وَإِنَّ عِنۡدَنَا فَاضِلَةً؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لِأَصۡحَابِهِ: (كُلُوا). وَهُمۡ مُحۡرِمُونَ. [طرفه في: ١٨٢١].
1822. Sa’id bin Ar-Rabi’ telah menceritakan kepada kami: ‘Ali bin Al-Mubarak menceritakan kepada kami dari Yahya, dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah: Bahwa ayahnya menceritakan kepadanya, beliau berkata: Kami berangkat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Hudaibiyah. Para sahabat beliau berihram namun aku sendiri tidak. Kami diberitahu ada musuh di Ghaiqah, maka kami menuju ke arah mereka. Para sahabatku melihat seekor zebra lalu mereka saling tertawa sehingga aku memandang dan aku melihat zebra itu. Aku memacu kuda mengejarnya, lalu aku menusuk dan menangkapnya. Aku meminta tolong kepada para sahabatku, namun mereka enggan menolongku. Lalu kami makan sebagiannya. Kemudian aku menyusul Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan kami khawatir terpisah. Aku terkadang memacu kencang kudaku dan terkadang menjalankannya dengan tenang. Lalu aku berjumpa dengan seseorang dari Bani Ghifar ketika larut malam. Aku bertanya: Di mana engkau berpisah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Ia menjawab: Aku berpisah dengan beliau di Ta’hin dalam keadaan beliau hendak istirahat siang di Suqya. Aku pun menyusul Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga aku mendatangi beliau. Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya para sahabat engkau menitipkan ucapan keselamatan dan rahmat Allah untukmu dan sesungguhnya mereka khawatir musuh akan mencegat mereka sebelum menyusulmu, maka tunggulah mereka. Beliau pun melakukannya. Aku mengatakan: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami telah mendapatkan hewan buruan seekor zebra dan kami memiliki kelebihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada para sahabatnya, “Makanlah kalian!” Sementara mereka sedang ihram.

Shahih Muslim hadits nomor 1962

١٠ - (١٩٦٢) - وَحَدَّثَنِي يَحۡيَىٰ بۡنُ أَيُّوبَ وَعَمۡرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيۡرُ بۡنُ حَرۡبٍ. جَمِيعًا عَنِ ابۡنِ عُلَيَّةَ - وَاللَّفۡظُ لِعَمۡرٍو - قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَوۡمَ النَّحۡرِ: (مَنۡ كَانَ ذَبَحَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ، فَلۡيُعِدۡ)، فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَٰذَا يَوۡمٌ يُشۡتَهَىٰ فِيهِ اللَّحۡمُ. وَذَكَرَ هَنَةً مِنۡ جِيرَانِهِ، كَأَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ صَدَّقَهُ. قَالَ: وَعِنۡدِي جَذَعَةٌ هِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنۡ شَاتَيۡ لَحۡمٍ، أَفَأَذۡبَحُهَا؟ قَالَ: فَرَخَّصَ لَهُ. فَقَالَ: لَا أَدۡرِي أَبَلَغَتۡ رُخۡصَتُهُ مَنۡ سِوَاهُ أَمۡ لَا؟ قَالَ: وَانۡكَفَأَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِلَىٰ كَبۡشَيۡنِ فَذَبَحَهُمَا. فَقَامَ النَّاسُ إِلَى غُنَيۡمَةٍ، فَتَوَزَّعُوهَا، أَوۡ قَالَ: فَتَجَزَّعُوهَا.
10. (1962). Yahya bin Ayyub, ‘Amr An-Naqid, dan Zuhair bin Harb telah menceritakan kepadaku. Semuanya dari Ibnu ‘Ulayyah—lafal hadis ini milik ‘Amr—, beliau berkata: Isma’il bin Ibrahim menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Muhammad, dari Anas, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari nahar, “Siapa saja yang telah menyembelih sebelum salat, maka ia ulangi.” Ada seorang lelaki berdiri dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, ini adalah hari saat daging sangat diharapkan.” Dia menyebutkan tetangganya yang membutuhkan dan seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkannya. Dia melanjutkan, “Aku memiliki jadza’ah (kambing berumur enam bulan lebih, kurang dari setahun) yang lebih aku cintai daripada dua ekor kambing yang bukan kurban tadi. Apakah aku boleh menyembelihnya?” Anas mengatakan: Nabi pun memberinya rukhsah. Anas berkata: Aku tidak tahu apakah rukhsahnya itu bisa untuk selain dia atau tidak. Anas melanjutkan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beralih ke dua kambing kibas lalu menyembelih keduanya. Orang-orang pun menuju ke kambing, lalu membagi-bagikannya.
١١ - (...) - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عُبَيۡدٍ الۡغُبَرِيُّ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَهِشَامٌ، عَنۡ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ صَلَّىٰ، ثُمَّ خَطَبَ، فَأَمَرَ مَنۡ كَانَ ذَبَحَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ أَنۡ يُعِيدَ ذِبۡحًا... ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثۡلِ حَدِيثِ ابۡنِ عُلَيَّةَ.
11. Muhammad bin ‘Ubaid Al-Ghubari telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami: Ayyub dan Hisyam menceritakan kepada kami dari Muhammad, dari Anas bin Malik; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam salat kemudian berkhotbah. Beliau memerintahkan siapa saja yang sudah menyembelih sebelum salat agar mengulangi sembelihannya… Kemudian beliau menyebutkan semisal hadis Ibnu ‘Ulayyah.
١٢ - (...) - وَحَدَّثَنِي زِيَادُ بۡنُ يَحۡيَىٰ الۡحَسَّانِيُّ: حَدَّثَنَا حَاتِمٌ - يَعۡنِي ابۡنَ وَرۡدَانَ -: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ سِيرِينَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ. قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ يَوۡمَ أَضۡحًى. قَالَ: فَوَجَدَ رِيحَ لَحۡمٍ، فَنَهَاهُمۡ أَنۡ يَذۡبَحُوا. قَالَ: (مَنۡ كَانَ ضَحَّى فَلۡيُعِدۡ)... ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثۡلِ حَدِيثِهِمَا.
12. Ziyad bin Yahya Al-Hassani telah menceritakan kepadaku: Hatim bin Wardan menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Sirin, dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah kepada kami pada hari Iduladha. Anas mengatakan: Lalu beliau mendapati bau (masakan) daging, maka beliau melarang mereka untuk menyembelih (terlebih dahulu). Beliau bersabda, “Siapa saja yang telah menyembelih, maka ia ulangi.” Kemudian beliau menyebutkan semisal hadis keduanya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1832

٨ – بَابٌ لَا يُعۡضَدُ شَجَرُ الۡحَرَمِ
8. Bab tidak boleh memotong pepohonan tanah haram

وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (لَا يُعۡضَدُ شَوۡكُهُ).
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Duri pohon (di tanah haram) tidak boleh dipotong.” 
١٨٣٢ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي سَعِيدٍ الۡمَقۡبُرِيِّ، عَنۡ أَبِي شُرَيۡحٍ الۡعَدَوِيِّ: أَنَّهُ قَالَ لِعَمۡرِو بۡنِ سَعِيدٍ، وَهُوَ يَبۡعَثُ الۡبُعُوثَ إِلَى مَكَّةَ: ائۡذَنۡ لِي أَيُّهَا الۡأَمِيرُ أُحَدِّثۡكَ قَوۡلًا قَامَ بِهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ الۡغَدَ مِنۡ يَوۡمِ الفَتۡحِ، فَسَمِعَتۡهُ أُذُنَايَ، وَوَعَاهُ قَلۡبِي، وَأَبۡصَرَتۡهُ عَيۡنَايَ حِينَ تَكَلَّمَ بِهِ، إِنَّهُ حَمِدَ اللهَ وَأَثۡنَى عَلَيۡهِ، ثُمَّ قَالَ: (إِنَّ مَكَّةَ حَرَّمَهَا اللهُ وَلَمۡ يُحَرِّمۡهَا النَّاسُ، فَلَا يَحِلُّ لِامۡرِئٍ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ أَنۡ يَسۡفِكَ بِهَا دَمًا، وَلَا يَعۡضُدَ بِهَا شَجَرَةً، فَإِنۡ أَحَدٌ تَرَخَّصَ لِقِتَالِ رَسُولِ اللهِ ﷺ فَقُولُوا لَهُ: إِنَّ اللهَ أَذِنَ لِرَسُولِهِ ﷺ وَلَمۡ يَأۡذَنۡ لَكُمۡ، وَإِنَّمَا أَذِنَ لِي سَاعَةً مِنۡ نَهَارٍ، وَقَدۡ عَادَتۡ حُرۡمَتُهَا الۡيَوۡمَ كَحُرۡمَتِهَا بِالۡأَمۡسِ، وَلۡيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الۡغَائِبَ). فَقِيلَ لِأَبِي شُرَيۡحٍ: مَا قَالَ لَكَ عَمۡرٌو؟ قَالَ أَنَا أَعۡلَمُ بِذٰلِكَ مِنۡكَ يَا أَبَا شُرَيۡحٍ، إِنَّ الۡحَرَمَ لَا يُعِيذُ عَاصِيًا، وَلَا فَارًّا بِدَمٍ، وَلَا فَارًّا بِخُرۡبَةٍ. خُرۡبَةٌ: بَلِيَّةٌ. [طرفه في: ١٠٤].
1832. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, dari Abu Syuraih Al-‘Adawi: Bahwa beliau berkata kepada ‘Amr bin Sa’id ketika sedang mengutus pasukan ke Makkah: Izinkan aku wahai pemimpin untuk menceritakan kepada engkau suatu ucapan yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada pagi hari Fathu Makkah. Kedua telingaku mendengarnya, hatiku menghafalnya, dan kedua mataku melihatnya ketika beliau mengucapkannya. Sesungguhnya beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya Makkah telah dijadikan tanah suci oleh Allah dan bukan manusia yang menjadikannya sebagai tanah suci. Sehingga tidak halal bagi seorang pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah di sana dan memotong pohon di sana. Jika ada yang mengambil rukhsah karena perang yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka katakanlah kepadanya: Sesungguhnya Allah mengizinkan kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku sesaat di siang hari dan kesuciannya hari ini telah kembali seperti kesuciannya kemarin. Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir.” Ada yang berkata kepada Abu Syuraih, Apa yang dikatakan oleh ‘Amr kepadamu? Dia berkata: Aku lebih mengetahui hal itu daripada engkau, wahai Abu Syuraih. Sesungguhnya tanah haram tidak bisa melindungi orang yang bermaksiat, tidak pula (melindungi) orang yang kabur karena (menumpahkan) darah, tidak pula (melindungi) orang yang kabur karena berbuat khurbah. Khurbah adalah kerusakan.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1830 dan 1831

١٨٣٠ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصِ بۡنِ غِيَاثٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ قَالَ: حَدَّثَنِي إِبۡرَاهِيمُ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: بَيۡنَمَا نَحۡنُ مَعَ النَّبِيِّ ﷺ فِي غَارٍ بِمِنًى، إِذۡ نَزَلَ عَلَيۡهِ ﴿وَالۡمُرۡسَلَاتِ﴾ وَإِنَّهُ لَيَتۡلُوهَا، وَإِنِّي لَأَتَلَقَّاهَا مِنۡ فِيهِ، وَإِنَّ فَاهُ لَرَطۡبٌ بِهَا، إِذۡ وَثَبَتۡ عَلَيۡنَا حَيَّةٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (اقۡتُلُوهَا). فَابۡتَدَرۡنَاهَا، فَذَهَبَتۡ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وُقِيَتۡ شَرَّكُمۡ، كَمَا وُقِيتُمۡ شَرَّهَا).
1830. ‘Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ibrahim menceritakan kepadaku dari Al-Aswad, dari ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Ketika kami sedang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di suatu gua di Mina, tiba-tiba turun wahyu kepada beliau surah Al-Mursalat. Beliau membacanya dan aku mendengarnya langsung dari mulut beliau. Dan sungguh ketika mulut beliau masih basah membacanya, tiba-tiba ada seekor ular muncul di hadapan kami. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bunuhlah ular itu!” Kami pun bergegas memburunya namun ular itu pergi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ular itu dilindungi dari kejahatan kalian sebagaimana kalian dilindungi dari kejahatannya.”
١٨٣١ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ بۡنِ الزُّبَيۡرِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ لِلۡوَزَغِ: (فُوَيۡسِقٌ). وَلَمۡ أَسۡمَعۡهُ أَمَرَ بِقَتۡلِهِ. قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: إِنَّمَا أَرَدۡنَا بِهَٰذَا أَنَّ مِنًى مِنَ الۡحَرَمِ، وَأَنَّهُمۡ لَمۡ يَرَوۡا بِقَتۡلِ الۡحَيَّةِ بَأۡسًا. [الحديث ١٨٣١ – طرفه في: ٣٣٠٦].
1831. Isma’il telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah bin Az-Zubair, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha—istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam—: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang tokek, “Binatang fasik kecil.” Namun aku tidak mendengar beliau memerintahkan membunuhnya. Abu ‘Abdullah berkata: Yang kita maukan dengan hadis ini hanyalah bahwa Mina termasuk tanah haram dan mereka berpendapat tidak mengapa membunuh ular tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5423

٢٨ – بَابُ مَا كَانَ السَّلَفُ يَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِهِمۡ وَأَسۡفَارِهِمۡ مِنَ الطَّعَامِ وَاللَّحۡمِ وَغَيۡرِهِ
28. Bab tentang para salaf dahulu menyimpan sebagian makanan, daging, dan selainnya di dalam rumah-rumah mereka dan ketika safar-safar mereka

وَقَالَتۡ عَائِشَةُ وَأَسۡمَاءُ: صَنَعۡنَا لِلنَّبِيِّ ﷺ وَأَبِي بَكۡرٍ سُفۡرَةً.
‘Aisyah dan Asma` mengatakan: Kami membuat makanan bekal safar untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr.
٥٤٢٣ - حَدَّثَنَا خَلَّادُ بۡنُ يَحۡيَى: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ عَابِسٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: قُلۡتُ لِعَائِشَةَ: أَنَهَى النَّبِيُّ ﷺ أَنۡ تُؤۡكَلَ لُحُومُ الۡأَضَاحِيِّ فَوۡقَ ثَلَاثٍ؟ قَالَتۡ: مَا فَعَلَهُ إِلَّا فِي عَامٍ جَاعَ النَّاسُ فِيهِ، فَأَرَادَ أَنۡ يُطۡعِمَ الۡغَنِيُّ الۡفَقِيرَ، وَإِنۡ كُنَّا لَنَرۡفَعُ الۡكُرَاعَ، فَنَأۡكُلُهُ بَعۡدَ خَمۡسَ عَشۡرَةَ، قِيلَ: مَا اضۡطَرَّكُمۡ إِلَيۡهِ؟ فَضَحِكَتۡ، قَالَتۡ: مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ ﷺ مِنۡ خُبۡزِ بُرٍّ مَأۡدُومٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ حَتَّى لَحِقَ بِاللهِ. وَقَالَ ابۡنُ كَثِيرٍ: أَخۡبَرَنَا سُفۡيَانُ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ عَابِسٍ بِهَٰذَا.
5423. Khallad bin Yahya telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Abdurrahman bin ‘Abis, dari ayahnya, beliau berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah: Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang makan daging-daging kurban di atas tiga hari? ‘Aisyah menjawab: Beliau hanya melarang di tahun saat orang-orang kelaparan, sehingga beliau ingin agar orang yang berkecukupan memberi makan kepada orang fakir. Bahkan dahulu kami mengambil dan menyimpan paha kambing, lalu kami memakannya setelah tanggal lima belas. Ada yang bertanya: Apa yang mendorong kalian melakukannya? ‘Aisyah tertawa, beliau mengatakan: Keluarga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah kenyang oleh roti gandum berkuah selama tiga hari berturut-turut sampai beliau berjumpa Allah. Ibnu Katsir berkata: Sufyan mengabarkan kepada kami: ‘Abdurrahman bin ‘Abis menceritakan kepada kami hadis ini.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7399

٧٣٩٩ - حَدَّثَنَا حَفۡصُ بۡنُ عُمَرَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: ضَحَّى النَّبِيُّ ﷺ بِكَبۡشَيۡنِ يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ. [طرفه في: ٥٥٥٣].
7399. Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berkurban dengan dua kambing kibas. Beliau membaca bismillah dan takbir.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2300

٢٣٠٠ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ خَالِدٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ يَزِيدَ، عَنۡ أَبِي الۡخَيۡرِ، عَنۡ عُقۡبَةَ بۡنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ أَعۡطَاهُ غَنَمًا يَقۡسِمُهَا عَلَى صَحَابَتِهِ، فَبَقِيَ عَتُودٌ، فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: (ضَحِّ بِهِ أَنۡتَ). [الحديث ٢٣٠٠ – أطرافه في: ٢٥٠٠، ٥٥٤٧، ٥٥٥٥].
2300. ‘Amr bin Khalid telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya kambing yang ia bagikan kepada para sahabatnya. Tersilah seekor ‘atud (anak kambing yang sudah kuat atau sudah berumur setahun). Lalu ia menyebutkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau bersabda, “Berkurbanlah engkau dengannya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5572, 5573, dan 5574

٥٥٧٢ - قَالَ أَبُو عُبَيۡدٍ: ثُمَّ شَهِدۡتُ مَعَ عُثۡمَانَ بۡنِ عَفَّانَ، فَكَانَ ذٰلِكَ يَوۡمَ الۡجُمُعَةِ، فَصَلَّى قَبۡلَ الۡخُطۡبَةِ، ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ هَٰذَا يَوۡمٌ قَدِ اجۡتَمَعَ لَكُمۡ فِيهِ عِيدَانِ، فَمَنۡ أَحَبَّ أَنۡ يَنۡتَظِرَ الۡجُمُعَةَ مِنۡ أَهۡلِ الۡعَوَالِي فَلۡيَنۡتَظِرۡ، وَمَنۡ أَحَبَّ أَنۡ يَرۡجِعَ فَقَدۡ أَذِنۡتُ لَهُ.
5572. Abu ‘Ubaid berkata: Kemudian aku menyaksikan Iduladha bersama ‘Utsman bin ‘Affan. Ketika itu adalah hari Jumat. Beliau salat sebelum khotbah, baru kemudian khotbah. Beliau mengatakan, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya ini adalah hari yang terkumpul dua hari raya padanya. Jadi, siapa saja dari penduduk ‘Awali yang ingin menunggu salat Jumat, maka silakan ia menunggu. Dan siapa saja yang ingin pulang, maka aku mengizinkannya.”
٥٥٧٣ - قَالَ أَبُو عُبَيۡدٍ: ثُمَّ شَهِدۡتُهُ مَعَ عَلِيِّ بۡنِ أَبِي طَالِبٍ، فَصَلَّى قَبۡلَ الۡخُطۡبَةِ، ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ نَهَاكُمۡ أَنۡ تَأۡكُلُوا لُحُومَ نُسُكِكُمۡ فَوۡقَ ثَلَاثٍ. وَعَنۡ مَعۡمَرٍ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ أَبِي عُبَيۡدٍ نَحۡوَهُ.
5573. Abu ‘Ubaid berkata: Kemudian aku menyaksikan Iduladha bersama ‘Ali bin Abu Thalib. Beliau salat sebelum khotbah kemudian memberi khotbah kepada orang-orang. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kalian makan daging sembelihan kalian lebih dari tiga hari.” Dan dari Ma’mar, dari Az-Zuhri, dari Abu ‘Ubaid semisal riwayat tersebut.
٥٥٧٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحِيمِ: أَخۡبَرَنَا يَعۡقُوبُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ بۡنِ سَعۡدٍ، عَنِ ابۡنِ أَخِي ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عَمِّهِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (كُلُوا مِنَ الۡأَضَاحِيِّ ثَلَاثًا). وَكَانَ عَبۡدُ اللهِ يَأۡكُلُ بِالزَّيۡتِ حِينَ يَنۡفِرُ مِنۡ مِنًى، مِنۡ أَجۡلِ لُحُومِ الۡهَدۡيِ.
5574. Muhammad bin ‘Abdurrahim telah menceritakan kepada kami: Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’d mengabarkan kepada kami dari putra saudara Ibnu Syihab, dari pamannya, yaitu Ibnu Syihab, dari Salim, dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah sebagian daging kurban selama tiga hari.” Dahulu, ‘Abdullah makan (roti) dengan minyak ketika pulang dari Mina karena (tidak mau makan) daging-daging hewan hady (setelah tiga hari).

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5568, 5569, dan 5570

٥٥٦٨ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي سُلَيۡمَانُ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ، عَنِ القَاسِمِ: أَنَّ ابۡنَ خَبَّابٍ أَخۡبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ يُحَدِّثُ: أَنَّهُ كَانَ غَائِبًا فَقَدِمَ، فَقُدِّمَ إِلَيۡهِ لَحۡمٌ، فَقَالَ: وَهَٰذَا مِنۡ لَحۡمِ ضَحَايَانَا، فَقَالَ: أَخِّرُوهُ لَا أَذُوقُهُ، قَالَ: ثُمَّ قُمۡتُ فَخَرَجۡتُ، حَتَّى آتِيَ أَخِي أَبَا قَتَادَةَ، وَكَانَ أَخَاهُ لِأُمِّهِ، وَكَانَ بَدۡرِيًّا، فَذَكَرۡتُ ذٰلِكَ لَهُ، فَقَالَ: إِنَّهُ قَدۡ حَدَثَ بَعۡدَكَ أَمۡرٌ. [طرفه في: ٣٩٩٧].
5568. Isma’il telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Sulaiman menceritakan kepadaku dari Yahya bin Sa’id, dari Al-Qasim: Bahwa Ibnu Khabbab mengabarkan kepada beliau bahwa dia mendengar Abu Sa’id menceritakan: Bahwa beliau pernah pergi lalu beliau datang dan dihidangkan daging untuk beliau. Dia berkata: Ini dari daging kurban kami. Abu Sa’id berkata: Tunda dulu! Aku tidak akan mencicipinya. Abu Sa’id berkata: Kemudian aku bangkit keluar hingga aku mendatangi saudaraku Abu Qatadah. Dia adalah saudara seibunya dan beliau dahulu mengikuti perang Badr. Lalu aku menyebutkan hal itu kepadanya. Abu Qatadah berkata: Sesungguhnya ada perkara baru yang terjadi sepeninggalmu.
٥٥٦٩ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنۡ يَزِيدَ بۡنِ أَبِي عُبَيۡدٍ، عَنۡ سَلَمَةَ بۡنِ الۡأَكۡوَعِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَنۡ ضَحَّى مِنۡكُمۡ فَلَا يُصۡبِحَنَّ بَعۡدَ ثَالِثَةٍ وَفِي بَيۡتِهِ مِنۡهُ شَيۡءٌ). فَلَمَّا كَانَ الۡعَامُ المُقۡبِلُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، نَفۡعَلُ كَمَا فَعَلۡنَا عَامَ المَاضِي؟ قَالَ: (كُلُوا وَأَطۡعِمُوا وَادَّخِرُوا، فَإِنَّ ذٰلِكَ الۡعَامَ كَانَ بِالنَّاسِ جَهۡدٌ، فَأَرَدۡتُ أَنۡ تُعِينُوا فِيهَا).
5569. Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abu ‘Ubaid, dari Salamah bin Al-Akwa’, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja di antara kalian yang menyembelih, maka ketika pagi hari setelah hari ketiga jangan sampai ada sebagian daging kurban masih ada di rumahnya.” Ketika tahun setelahnya, mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita melakukan sebagaimana yang kita lakukan tahun lalu?” Beliau bersabda, “Makan, berilah makan, dan simpanlah. Karena pada tahun itu orang-orang dalam kesulitan sehingga aku ingin kalian membantu.”
٥٥٧٠ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَخِي، عَنۡ سُلَيۡمَانَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ، عَنۡ عَمۡرَةَ بِنۡتِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: الضَّحِيَّةُ كُنَّا نُمَلِّحُ مِنۡهُ، فَنَقۡدَمُ بِهِ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ بِالۡمَدِينَةِ، فَقَالَ: (لَا تَأۡكُلُوا إِلَّا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ). وَلَيۡسَتۡ بِعَزِيمَةٍ، وَلَٰكِنۡ أَرَادَ أَنۡ يُطۡعِمَ مِنۡهُ، وَاللهُ أَعۡلَمُ. [طرفه في: ٥٤٢٣].
5570. Isma’il bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Saudaraku menceritakan kepadaku dari Sulaiman, dari Yahya bin Sa’id, dari ‘Amrah binti ‘Abdurrahman, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan: Dahulu, kami menggarami pada sebagian daging kurban. Sehingga kami bisa datang membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah. Lalu beliau bersabda, “Janganlah kalian makan kecuali selama tiga hari.” Namun hal itu tidak wajib, hanya saja beliau ingin agar dapat memberi makanan darinya. Wallahualam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5564

١٣ - بَابُ وَضۡعِ الۡقَدَمِ عَلَى صَفۡحِ الذَّبِيحَةِ
13. Bab meletakkan telapak kaki di atas sisi hewan sembelihan

٥٥٦٤ - حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بۡنُ مِنۡهَالٍ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ: عَنۡ قَتَادَةَ: حَدَّثَنَا أَنَسٌ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يُضَحِّي بِكَبۡشَيۡنِ أَمۡلَحَيۡنِ أَقۡرَنَيۡنِ، وَوَضَعَ رِجۡلَهُ عَلَى صَفۡحَتِهِمَا، وَيَذۡبَحُهُمَا بِيَدِهِ. [طرفه في: ٥٥٥٣].
5564. Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami: Hammam menceritakan kepada kami dari Qatadah: Anas radhiyallahu ‘anhu menceritakan kepada kami bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu menyembelih dua kambing kibas amlah (berwarna putih ada sedikit hitamnya) yang bertanduk. Beliau meletakkan kaki beliau di atas sisi kambing itu lalu menyembelih kedua kambing itu dengan tangan beliau sendiri.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5563

٥٥٦٣ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنۡ فِرَاسٍ، عَنۡ عَامِرٍ، عَنِ الۡبَرَاءِ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوۡمٍ، فَقَالَ: (مَنۡ صَلَّى صَلَاتَنَا، وَاسۡتَقۡبَلَ قِبۡلَتَنَا، فَلَا يَذۡبَحۡ حَتَّى يَنۡصَرِفَ) فَقَامَ أَبُو بُرۡدَةَ بۡنُ نِيَارٍ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَعَلۡتُ. فَقَالَ: (هُوَ شَيۡءٌ عَجَّلۡتَهُ). قَالَ: فَإِنَّ عِنۡدِي جَذَعَةً هِيَ خَيۡرٌ مِنۡ مُسِنَّتَيۡنِ، آذۡبَحُهَا؟ قَالَ: (نَعَمۡ، ثُمَّ لاَ تَجۡزِي عَنۡ أَحَدٍ بَعۡدَكَ). قَالَ عَامِرٌ: هِيَ خَيۡرُ نَسِيكَتَيۡهِ. [طرفه في: ٩٥١].
5563. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami dari Firas, dari ‘Amir, dari Al-Bara`, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salat pada suatu hari. Kemudian beliau bersabda, “Siapa saja yang salat seperti salat kami dan menghadap ke arah kiblat kami, maka janganlah ia menyembelih sampai selesai (salat Iduladha).” Abu Burdah bangkit dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku terlanjur melakukannya.” Nabi bersabda, “Itu adalah sesuatu yang terlalu cepat engkau hidangkan (untuk keluargamu).” Abu Burdah berkata, “Sesungguhnya aku memiliki jadza’ah (kambing yang berumur enam tahun lebih namun kurang dari setahun) yang lebih baik daripada dua musinnah (kambing yang sudah genap berumur satu tahun). Apakah aku boleh menyembelihnya?” Nabi bersabda, “Iya, namun jadza’ah tidak cukup dari seorang pun setelahmu.” ‘Amir berkata: Jadza’ah tersebut adalah yang paling baik di antara dua kurbannya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3997

٣٩٩٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ قَالَ: حَدَّثَنِي يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ، عَنِ الۡقَاسِمِ بۡنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابۡنِ خَبَّابٍ: أَنَّ أَبَا سَعِيدِ بۡنَ مَالِكٍ الۡخُدۡرِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَدِمَ مِنۡ سَفَرٍ، فَقَدَّمَ إِلَيۡهِ أَهۡلُهُ لَحۡمًا مِنۡ لُحُومِ الۡأَضۡحَى، فَقَالَ: مَا أَنَا بِآكِلِهِ حَتَّى أَسۡأَلَ، فَانۡطَلَقَ إِلَى أَخِيهِ لِأُمِّهِ - وَكَانَ بَدۡرِيًّا - قَتَادَةَ بۡنِ النُّعۡمَانِ، فَسَأَلَهُ فَقَالَ: إِنَّهُ حَدَثَ بَعۡدَكَ أَمۡرٌ، نَقۡضٌ لِمَا كَانُوا يُنۡهَوۡنَ عَنۡهُ مِنۡ أَكۡلِ لُحُومِ الۡأَضۡحَى بَعۡدَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ. [الحديث ٣٩٩٧ – طرفه في: ٥٥٦٨].
3997. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami, beliau berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepadaku dari Al-Qasim bin Muhammad, dari Ibnu Khabbab: Bahwa Abu Sa’id bin Malik Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu tiba dari suatu safar. Keluarganya menghidangkan masakan daging kurban kepadanya. Namun Abu Sa’id mengatakan, “Aku tidak akan memakannya sampai aku bertanya terlebih dahulu.” Beliau pun pergi ke saudaranya seibu—saudaranya itu dahulu mengikuti perang Badr—yaitu Qatadah bin An-Nu’man. Abu Sa’id bertanya kepadanya, lalu Qatadah mengatakan, “Sesungguhnya ada perkara baru yang terjadi sepeninggalmu. Yaitu pembatalan larangan makan daging kurban setelah tiga hari.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5561

١٢ - بَابُ مَنۡ ذَبَحَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ أَعَادَ
12. Bab barang siapa menyembelih sebelum salat, maka ia ulang

٥٥٦١ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ ذَبَحَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ فَلۡيُعِدۡ). فَقَالَ رَجُلٌ: هَٰذَا يَوۡمٌ يُشۡتَهَى فِيهِ اللَّحۡمُ - وَذَكَرَ هَنَةً مِنۡ جِيرَانِهِ، فَكَأَنَّ النَّبِيَّ ﷺ عَذَرَهُ - وَعِنۡدِي جَذَعَةٌ خَيۡرٌ مِنۡ شَاتَيۡنِ؟ فَرَخَّصَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ، فَلَا أَدۡرِي بَلَغَتِ الرُّخۡصَةُ أَمۡ لَا، ثُمَّ انۡكَفَأَ إِلَى كَبۡشَيۡنِ، يَعۡنِي فَذَبَحَهُمَا، ثُمَّ انۡكَفَأَ النَّاسُ إِلَى غُنَيۡمَةٍ فَذَبَحُوهَا. [طرفه في: ٩٥٤].
5561. ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Isma’il bin Ibrahim menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Muhammad, dari Anas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Siapa saja yang menyembelih sebelum salat, maka ia ulangi.” Seseorang berkata, “Ini adalah hari saat orang-orang menginginkan daging—dia menyebutkan tetangganya yang membutuhkan, lalu seakan-akan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya uzur—dan sekarang aku hanya memiliki jadza’ah (kambing berumur enam bulan lebih, kurang dari setahun) yang lebih baik daripada dua kambing.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan rukhsah untuknya. Aku tidak tahu apakah rukhsah itu berlaku untuk selain dia atau tidak. Kemudian Nabi kembali menuju kepada dua kambing kibas dan beliau menyembelih keduanya. Lalu orang-orang pun kembali menuju kambing-kambing dan menyembelihnya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5560

١١- بَابُ الذَّبۡحِ بَعۡدَ الصَّلَاةِ
11. Bab menyembelih setelah salat

٥٥٦٠ - حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بۡنُ الۡمِنۡهَالِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي زُبَيۡدٌ قَالَ: سَمِعۡتُ الشَّعۡبِيَّ، عَنِ الۡبَرَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَخۡطُبُ فَقَالَ: (إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبۡدَأُ مِنۡ يَوۡمِنَا هَٰذَا أَنۡ نُصَلِّيَ، ثُمَّ نَرۡجِعَ فَنَنۡحَرَ، فَمَنۡ فَعَلَ هَٰذَا فَقَدۡ أَصَابَ سُنَّتَنَا، وَمَنۡ نَحَرَ فَإِنَّمَا هُوَ لَحۡمٌ يُقَدِّمُهُ لِأَهۡلِهِ، لَيۡسَ مِنَ النُّسُكِ فِي شَيۡءٍ). فَقَالَ أَبُو بُرۡدَةَ: يَا رَسُولَ اللهِ، ذَبَحۡتُ قَبۡلَ أَنۡ أُصَلِّيَ، وَعِنۡدِي جَذَعَةٌ خَيۡرٌ مِنۡ مُسِنَّةٍ؟ فَقَالَ: (اجۡعَلۡهَا مَكَانَهَا، وَلَنۡ تَجۡزِيَ - أَوۡ تُوفِيَ - عَنۡ أَحَدٍ بَعۡدَكَ). [طرفه في: ٩٥١].
5560. Hajjaj bin Al-Minhal telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Zubaid mengabarkan kepadaku, beliau berkata: Aku mendengar Asy-Sya’bi dari Al-Bara` radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah, beliau bersabda, “Sesungguhnya awal yang kita mulai lakukan hari ini adalah salat, kemudian pulang dan menyembelih. Sehingga, siapa saja yang telah melakukan hal ini, maka ia telah bersesuaian dengan sunah kami. Dan siapa saja yang sudah terlanjur menyembelih (sebelum salat), maka sembelihan itu hanyalah daging yang biasa ia sajikan untuk keluarganya, tidak termasuk ibadah kurban sama sekali.” Abu Burdah mengatakan, “Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih sebelum aku salat, sementara aku hanya memiliki jadza’ah (kambing yang berumur lebih dari enam bulan, kurang dari setahun) yang lebih baik daripada musinnah (kambing yang sudah genap berumur setahun) pada umumnya.” Nabi bersabda, “Jadikan jadza’ah itu sebagai gantinya. Namun jadza’ah tidak mencukupi dari seorang pun setelahmu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5559

١٠ - بَابُ مَنۡ ذَبَحَ ضَحِيَّةَ غَيۡرِهِ
10. Bab barang siapa yang menyembelih kurban orang lain

وَأَعَانَ رَجُلٌ ابۡنَ عُمَرَ، فِي بَدَنَتِهِ. وَأَمَرَ أَبُو مُوسَى بَنَاتِهِ أَنۡ يُضَحِّينَ بِأَيۡدِيهِنَّ.
Seorang lelaki membantu Ibnu ‘Umar menyembelih untanya. Abu Musa juga memerintahkan putri-putrinya untuk menyembelih dengan tangan-tangan mereka.
٥٥٥٩ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ الۡقَاسِمِ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِسَرِفَ وَأَنَا أَبۡكِي، فَقَالَ: (مَا لَكِ أَنَفِسۡتِ؟). قُلۡتُ: نَعَمۡ، قَالَ: (هَٰذَا أَمۡرٌ كَتَبَهُ اللهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ، اقۡضِي مَا يَقۡضِي الۡحَاجُّ غَيۡرَ أَنۡ لَا تَطُوفِي بِالۡبَيۡتِ). وَضَحَّى رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنۡ نِسَائِهِ بِالۡبَقَرِ. [طرفه في: ٢٩٤].
5559. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Abdurrahman bin Al-Qasim, dari ayahnya, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemuiku di Sarif dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau bertanya, “Kenapa engkau? Apa engkau haid?” Aku menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan pada putri-putri Adam. Lakukan apa saja yang dilakukan oleh orang yang haji, hanya saja engkau tidak boleh tawaf di Kakbah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih sapi atas nama istri-istrinya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5558

٩ - بَابُ مَنۡ ذَبَحَ الۡأَضَاحِيَّ بِيَدِهِ
9. Bab barang siapa yang menyembelih kurban dengan tangannya

٥٥٥٨ - حَدَّثَنَا آدَمُ بۡنُ أَبِي إِيَاسٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: ضَحَّى النَّبِيُّ ﷺ بِكَبۡشَيۡنِ أَمۡلَحَيۡنِ، فَرَأَيۡتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا، يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ، فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ. [طرفه في: ٥٥٥٣].
5558. Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Qatadah menceritakan kepada kami dari Anas, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua kambing kibas yang amlah (berwarna putih ada sedikit hitam). Aku melihat beliau meletakkan telapak kaki beliau di atas sisi tubuh kambing itu. Beliau membaca bismillah dan bertakbir lalu menyembelih kedua kambing itu dengan tangan beliau sendiri.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5556 dan 5557

٨ – بَابُ قَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ لِأَبِي بُرۡدَةَ: (ضَحِّ بِالۡجَذَعِ مِنَ الۡمَعَزِ، وَلَنۡ تَجۡزِيَ عَنۡ أَحَدٍ بَعۡدَكَ)
8. Bab sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Burdah, “Berkurbanlah dengan kambing kacang jadza’ah (belum berumur satu tahun) dan itu tidak cukup dari seorang pun setelahmu” 

٥٥٥٦ – حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا مُطَرِّفٌ، عَنۡ عَامِرٍ، عَنِ الۡبَرَاءِ بۡنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: ضَحَّى خَالٌ لِي، يُقَالُ لَهُ أَبُو بُرۡدَةَ، قَبۡلَ الصَّلَاةِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (شَاتُكَ شَاةُ لَحۡمٍ). فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ عِنۡدِي دَاجِنًا جَذَعَةً مِنَ الۡمَعَزِ، قَالَ: (اذۡبَحۡهَا، وَلَنۡ تَصۡلُحَ لِغَيۡرِكَ). ثُمَّ قَالَ: (مَنۡ ذَبَحَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ فَإِنَّمَا يَذۡبَحُ لِنَفۡسِهِ، وَمَنۡ ذَبَحَ بَعۡدَ الصَّلَاةِ فَقَدۡ تَمَّ نُسُكُهُ وَأَصَابَ سُنَّةَ الۡمُسۡلِمِينَ). تَابَعَهُ عُبَيۡدَةُ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ وَإِبۡرَاهِيمَ. وَتَابَعَهُ وَكِيعُ، عَنۡ حُرَيۡثٍ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ. وَقَالَ عَاصِمٌ وَدَاوُدُ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ: عِنۡدِي عَنَاقُ لَبَنٍ. وَقَالَ زُبَيۡدٌ وَفِرَاسٌ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ: عِنۡدِي جَذَعَةٌ. وَقَالَ أَبُو الۡأَحۡوَصِ: حَدَّثَنَا مَنۡصُورٌ: عَنَاقٌ جَذَعَةٌ. وَقَالَ ابۡنُ عَوۡنٍ: عَنَاقٌ جَذَعٌ، عَنَاقُ لَبَنٍ. [طرفه في: ٩٥١].
5556. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Khalid bin ‘Abdullah menceritakan kepada kami: Mutharrif menceritakan kepada kami, dari ‘Amir, dari Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Pamanku (dari arah ibu), yang bernama Abu Burdah, telah menyembelih sebelum salat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Kambingmu hanyalah kambing sembelihan biasa.” Abu Burdah berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kambing kacang piaraan jadza’ah (berumur enam bulan lebih namun belum genap setahun). Nabi bersabda, “Sembelihlah itu! Namun tidak boleh untuk selain engkau.” Kemudian beliau bersabda, “Siapa saja yang menyembelih sebelum salat, maka ia hanyalah menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan siapa saja yang menyembelih setelah salat, maka ibadahnya sempurna dan mencocoki sunah kaum muslimin.” ‘Ubaidah mengiringi Mutharrif dari Asy-Sya’bi dan Ibrahim. Waki’ mengiringi ‘Ubaidah dari Huraits dari Asy-Sya’bi. ‘Ashim dan Dawud berkata dari Asy-Sya’bi: Aku memiliki ‘anaq laban (anak betina kambing kacang yang baru selesai dari umur menyusu). Zubaid dan Firas berkata dari Asy-Sya’bi: Aku memiliki jadza’ah. Abul Ahwash berkata: Manshur menceritakan kepada kami: ‘Anaq jadza’ah. Ibnu ‘Aun berkata: ‘anaq jadza’ ‘anaq laban.
٥٥٥٧ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي جُحَيۡفَةَ، عَنِ البَرَاءِ قَالَ: ذَبَحَ أَبُو بُرۡدَةَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: (أَبۡدِلۡهَا). قَالَ: لَيۡسَ عِنۡدِي إِلَّا جَذَعَةٌ. قَالَ شُعۡبَةُ - وَأَحۡسِبُهُ قَالَ: هِيَ خَيۡرٌ مِنۡ مُسِنَّةٍ - قَالَ: (اجۡعَلۡهَا مَكَانَهَا وَلَنۡ تَجۡزِيَ عَنۡ أَحَدٍ بَعۡدَكَ). وَقَالَ حَاتِمُ بۡنُ وَرۡدَانَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، وَقَالَ: عَنَاقٌ جَذَعَةٌ. [طرفه في: ٩٥١].
5557. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Salamah, dari Abu Juhaifah, dari Al-Bara`, beliau mengatakan: Abu Burdah menyembelih sebelum salat, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Gantilah hewan itu!” Abu Burdah mengatakan, “Aku hanya memiliki jadza’ah (hewan sembelihan yang belum mencapai usia musinnah). Syu’bah berkata: Aku mengira beliau berkata: Jadza’ah ini lebih baik daripada musinnah. Nabi bersabda, “Jadikan jadza’ah sebagai penggantinya namun jadza’ah tidak cukup sebagai kurban bagi seorang pun setelahmu.” Hatim bin Wardan berkata dari Ayyub, dari Muhammad, dari Anas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengatakan: ‘Anaq jadza’ah (anak betina kambing yang berumur lebih enam bulan kurang dari setahun).

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5553, 5554, dan 5555

٧ – بَابٌ فِي أُضۡحِيَّةِ النَّبِيِّ ﷺ بِكَبۡشَيۡنِ أَقۡرَنَيۡنِ، وَيُذۡكَرُ سَمِينَيۡنِ
7. Bab tentang kurban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dua kambing kibas bertanduk

وَقَالَ يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ: سَمِعۡتُ أَبَا أُمَامَةَ بۡنَ سَهۡلٍ قَالَ: كُنَّا نُسَمِّنُ الۡأُضۡحِيَّةَ بِالۡمَدِينَةِ، وَكَانَ الۡمُسۡلِمُونَ يُسَمِّنُونَ.
Yahya bin Sa’id berkata: Aku mendengar Abu Umamah bin Sahl berkata: Dahulu, kami menggemukkan hewan kurban di Madinah dan kaum muslimin dahulu biasa menggemukkan hewan kurban.
٥٥٥٣ – حَدَّثَنَا آدَمُ بۡنُ أَبِي إِيَاسٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ صُهَيۡبٍ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُضَحِّي بِكَبۡشَيۡنِ، وَأَنَا أُضَحِّي بِكَبۡشَيۡنِ. [الحديث ٥٥٥٣ – أطرافه في: ٥٥٥٤، ٥٥٥٨، ٥٥٦٤، ٥٥٦٥، ٧٣٩٩].
5553. Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkurban dengan dua ekor kambing kibas dan aku pun berkurban dengan dua ekor kambing kibas.
٥٥٥٤ – حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ أَنَسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ انۡكَفَأَ إِلَى كَبۡشَيۡنِ أَقۡرَنَيۡنِ أَمۡلَحَيۡنِ، فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ. تَابَعَهُ وُهَيۡبٌ، عَنۡ أَيُّوبَ. وَقَالَ إِسۡمَاعِيلُ وَحَاتِمُ بۡنُ وَرۡدَانَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنِ ابۡنِ سِيرِينَ، عَنۡ أَنَسٍ. [طرفه في: ٥٥٥٣].
5554. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beranjak menuju dua kambing kibas yang bertanduk dan amlah (berwarna putih, sedikit ada hitam). Beliau menyembelih keduanya dengan tangannya sendiri. Wuhaib mengiringi ‘Abdurrahman dari Ayyub. Isma’il dan Hatim bin Wardan berkata, dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Anas.
٥٥٥٥ – حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ خَالِدٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ يَزِيدَ، عَنۡ أَبِي الۡخَيۡرِ، عَنۡ عُقۡبَةَ بۡنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ أَعۡطَاهُ غَنَمًا يَقۡسِمُهَا عَلَى صَحَابَتِهِ ضَحَايَا، فَبَقِيَ عَتُودٌ، فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: (ضَحِّ أَنۡتَ بِهِ). [طرفه في: ٢٣٠٠].
5555. ‘Amr bin Khalid telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Yazid, dari Abul Khaid, dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya kambing yang ia bagikan kepada sahabatnya sebagai hewan kurban. Lalu tersisa ‘atud (anak kambing yang berumur satu tahun). Maka ia pun menyebutkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi bersabda, “Berkurbanlah engkau dengannya!”

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 2950 dan 2951

٢٩ - بَابُ الرَّمَلِ حَوۡلَ الۡبَيۡتِ
29. Bab jalan cepat di sekeliling Kakbah

٢٩٥٠ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ نُمَيۡرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ بَشِيرٍ. (ح) وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عُبَيۡدٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عُمَرَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ إِذَا طَافَ بِالۡبَيۡتِ الطَّوَافَ الۡأَوَّلَ رَمَلَ ثَلَاثَةً، وَمَشَى أَرۡبَعَةً مِنَ الۡحِجۡرِ إِلَى الۡحِجۡرِ. وَكَانَ ابۡنُ عُمَرَ يَفۡعَلُهُ. [(صحيح أبي داود)(١٦٥٢ و١٦٥٤): ق].
2950. Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ahmad bin Basyir menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Muhammad bin ‘Ubaid menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: ‘Ubaidullah bin ‘Umar menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu apabila melakukan tawaf qudum di Kakbah beliau berjalan cepat pada tiga putaran dan berjalan biasa pada empat putaran berikutnya dari hijr sampai hijr. Dan Ibnu ‘Umar dahulu juga melakukannya.
٢٩٥١ – (صحيح) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الۡحُسَيۡنِ الۡعُكۡلِيُّ، عَنۡ مَالِكِ بۡنِ أَنَسٍ، عَنۡ جَعۡفَرِ بۡنِ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ جَابِرٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ رَمَلَ مِنَ الۡحِجۡرِ إِلَى الۡحِجۡرِ ثَلَاثًا، وَمَشَى أَرۡبَعًا. [(الروض النضير)(٢١٢)، (حجة النبيِّ ﷺ)(٥٧)].
2951. ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Abu Al-Husain Al-‘Ukli menceritakan kepada kami dari Malik bin Anas, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir; Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempercepat jalan dari hijr sampai hijr sebanyak tiga putaran dan berjalan biasa empat putaran.

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 2947, 2948, dan 2949

٢٨ - بَابُ مَنِ اسۡتَلَمَ الرُّكۡنَ بِمِحۡجَنِهِ
28. Bab barang siapa menyentuh pilar hajar Aswad dengan tongkatnya

٢٩٤٧ – (حسن) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ نُمَيۡرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بۡنُ بُكَيۡرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ إِسۡحَاقَ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جَعۡفَرِ بۡنِ الزُّبَيۡرِ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي ثَوۡرٍ، عَنۡ صَفِيَّةَ بِنۡتِ شَيۡبَةَ قَالَتۡ: لَمَّا اطۡمَأَنَّ رَسُولُ اللهِ عَامَ الۡفَتۡحِ، طَافَ عَلَى بَعِيرِهِ يَسۡتَلِمُ الرُّكۡنَ بِمِحۡجَنٍ بِيَدِهِ، ثُمَّ دَخَلَ الۡكَعۡبَةَ فَوَجَدَ فِيهَا حَمَامَةَ عَيۡدَانٍ، فَكَسَرَهَا، ثُمَّ قَامَ عَلَى بَابِ الۡكَعۡبَةِ، فَرَمَى بِهَا، وَأَنَا أَنۡظُرُهُ. [(صحيح أبي داود)(١٦٤١)].
2947. Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, beliau berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ja’far bin Az-Zubair, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin Abu Tsaur, dari Shafiyyah binti Syaibah, beliau mengatakan: Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah dalam keadaan tenang pada tahun Fathu Makkah, beliau tawaf di atas untanya. Beliau menyentuh pilar hajar Aswad menggunakan tongkat dengan tangan beliau, kemudian beliau masuk ke Kakbah dan mendapati di dalamnya ada patung merpati dari kayu pohon kurma. Beliau memecahkannya lalu berdiri di ambang pintu Kakbah dan melemparnya sementara aku melihatnya.
٢٩٤٨ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ السَّرۡحِ، قَالَ: أَنۡبَأَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ وَهۡبٍ، عَنۡ يُونُسَ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ طَافَ فِي حَجَّةِ الۡوَدَاعِ عَلَى بَعِيرٍ، يَسۡتَلِمُ الرُّكۡنَ بِمِحۡجَنٍ. [(صحيح أبي داود)(١٦٤٠): ق].
2948. Ahmad bin ‘Amr bin As-Sarh telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: ‘Abdullah bin Wahb memberitakan kepada kami dari Yunus, dari Ibnu Syihab, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah, dari Ibnu ‘Abbas; Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tawaf ketika haji wadak di atas unta. Beliau menyentuh hajar Aswad dengan tongkat.
٢٩٤٩ – (صحيح) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ. (ح) وَحَدَّثَنَا هَدِيَّةُ بۡنُ عَبۡدِ الۡوَهَّابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا الۡفَضۡلُ بۡنُ مُوسَى، قَالَا: حَدَّثَنَا مَعۡرُوفُ بۡنُ خَرَّبُوذَ الۡمَكِّيُّ، قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا الطُّفَيۡلِ عَامِرَ بۡنَ وَاثِلَةَ قَالَ: رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَطُوفُ بِالۡبَيۡتِ عَلَى رَاحِلَتِهِ، يَسۡتَلِمُ الرُّكۡنَ بِمِحۡجَنِهِ، وَيُقَبِّلُ الۡمِحۡجَنَ. [(الإرواء)(١١١٤)، (صحيح أبي داود)(١٦٤٢)، (الحج الكبير): م].
2949. ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Waki’ menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Hadiyyah bin ‘Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Al-Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Ma’ruf bin Kharrabudz Al-Makki menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar Abu Ath-Thufail ‘Amir bin Watsilah berkata: Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tawaf di Kakbah di atas tunggangan beliau. Beliau menyentuh hajar Aswad dengan tongkat beliau dan beliau mencium tongkat itu.

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 2945 dan 2946

٢٩٤٥ – (ضعيف جدًا) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِي يَعۡلَى، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَوۡنٍ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ؛ قَالَ: اسۡتَقۡبَلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ الۡحَجَرَ، ثُمَّ وَضَعَ شَفَتَيۡهِ عَلَيۡهِ، يَبۡكِي طَوِيلًا، ثُمَّ الۡتَفَتَ فَإِذَا هُوَ بِعُمَرَ بۡنِ الۡخَطَّابِ يَبۡكِي فَقَالَ: (يَا عُمَرُ هَٰهُنَا تُسۡكَبُ الۡعَبَرَاتُ). [(الإرواء)(١١١١)].
2945. ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Pamanku Ya’la menceritakan kepada kami dari Muhammad bin ‘Aun, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar; Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ke arah hajar Aswad, kemudian beliau meletakkan kedua bibir beliau di atasnya. Beliau lama menangis. Kemudian beliau menoleh dan melihat ternyata ‘Umar bin Al-Khathahab sedang menangis. Beliau bersabda, “Wahai ‘Umar, di sinilah air mata ditumpahkan.”
٢٩٤٦ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ السَّرۡحِ الۡمِصۡرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ وَهۡبٍ، قَالَ: أَخۡبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِيهِ؛ قَالَ: لَمۡ يَكُنۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَسۡتَلِمُ مِنۡ أَرۡكَانِ الۡبَيۡتِ إِلَّا الرُّكۡنَ الۡأَسۡوَدَ وَالَّذِي يَلِيهِ مِنۡ نَحۡوِ دُورِ الۡجُمَحِيِّينَ. [(صحيح أبي داود)(١٦٣٧)، (الحج الكبير): ق].
2946. Ahmad bin As-Sarh Al-Mishri telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: ‘Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, beliau berkata: Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari Salim bin ‘Abdullah, dari ayahnya; Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyentuh pojok Kakbah kecuali pojok hajar Aswad dan pojok setelahnya yang searah dengan rumah-rumah orang-orang Bani Jumah.

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 2943

٢٧ - بَابُ اسۡتِلَامِ الۡحَجَرِ
27. Bab menyentuh hajar Aswad

٢٩٤٣ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَعَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الۡأَحۡوَلُ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ سَرۡجِسَ؛ قَالَ: رَأَيۡتُ الۡأُصَيۡلِعَ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ يُقَبِّلُ الۡحَجَرَ وَيَقُولُ: إِنِّي لَأُقَبِّلُكَ وَإِنِّي لَأَعۡلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنۡفَعُ، وَلَوۡلَا أَنِّي رَأَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلۡتُكَ. [(الروض النضير)(٧٢٣)، (صحيح أبي داود)(١٦٣٦): ق].
2943. Abu Bakr bin Abu Syaibah dan ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, beliau berkata: ‘Ashim Al-Ahwal menceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Sarjis; Beliau berkata: Aku melihat sedikit botak ‘Umar bin Al-Khaththab ketika beliau mencium hajar Aswad dan mengatakan: Sesungguhnya aku benar-benar menciummu dan sungguh aku benar-benar tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak dapat membahayakan dan tidak bermanfaat. Seandainya aku dahulu tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, tentu aku tidak menciummu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5551 dan 5552

٦ – بَابُ الۡأَضۡحَى وَالۡمَنۡحَرِ بِالۡمُصَلَّى
6. Bab Iduladha dan tempat menyembelih di lapangan tempat salat

٥٥٥١ – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ أَبِي بَكۡرٍ الۡمُقَدَّمِيُّ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بۡنُ الۡحَارِثِ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ، عَنۡ نَافِعٍ قَالَ: كَانَ عَبۡدُ اللهِ يَنۡحَرُ فِي الۡمَنۡحَرِ، قَالَ عُبَيۡدُ اللهِ: يَعۡنِي مَنۡحَرَ النَّبِيِّ ﷺ. [طرفه في: ٩٨٢].
5551. Muhammad bin Abu Bakr Al-Muqaddami telah menceritakan kepada kami: Khalid ibnul Harits menceritakan kepada kami: ‘Ubaidullah menceritakan kepada kami, dari Nafi’, beliau berkata: ‘Abdullah dahulu menyembelih di tempat penyembelihan. ‘Ubaidullah berkata: Beliau maksudkan yakni tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih.
٥٥٥٢ – حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ كَثِيرِ بۡنِ فَرۡقَدٍ، عَنۡ نَافِعٍ: أَنَّ ابۡنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا أَخۡبَرَهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَذۡبَحُ وَيَنۡحَرُ بِالۡمُصَلَّى. [طرفه في: ٩٨٢].
5552. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Katsir bin Farqad, dari Nafi’: Bahwa Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan kepadanya, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu biasa menyembelih di lapangan tempat salat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5550

٥ – بَابُ مَنۡ قَالَ الۡأَضۡحَى يَوۡمَ النَّحۡرِ
5. Bab barangsiapa mengatakan Iduladha adalah hari nahar

٥٥٥٠ – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سَلَامٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابۡنِ أَبِي بَكۡرَةَ عَنۡ أَبِي بَكۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الزَّمَانُ قَدِ اسۡتَدَارَ كَهَيۡئَتِهِ يَوۡمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالۡأَرۡضَ، السَّنَةُ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا، مِنۡهَا أَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الۡقَعۡدَةِ، وَذُو الۡحِجَّةِ، وَالۡمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيۡنَ جُمَادَى وَشَعۡبَانَ. أَيُّ شَهۡرٍ هَٰذَا؟). قُلۡنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعۡلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيۡرِ اسۡمِهِ، قَالَ: (أَلَيۡسَ ذَا الۡحِجَّةِ؟). قُلۡنَا: بَلَى، قَالَ: (أَيُّ بَلَدٍ هَٰذَا؟). قُلۡنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعۡلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيۡرِ اسۡمِهِ، قَالَ: (أَلَيۡسَ الۡبَلۡدَةَ؟). قُلۡنَا: بَلَى، قَالَ: (فَأَيُّ يَوۡمٍ هَٰذَا؟). قُلۡنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعۡلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيۡرِ اسۡمِهِ، قَالَ: (أَلَيۡسَ يَوۡمَ النَّحۡرِ؟). قُلۡنَا: بَلَى.
5550. Muhammad bin Salam telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami dari Muhammad, dari Ibnu Abu Bakrah, dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Zaman telah berputar seperti keadaan ketika hari Allah menciptakan langit-langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan suci. Tiga bulan berturut-turut, yaitu: Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Serta bulan Rajab Mudhar yang terletak di antara bulan Jumadilakhir dengan Syakban. Bulan apa ini?” Kami berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau diam hingga kami mengira beliau akan menamakan bulan ini dengan nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah bulan Zulhijah?” Kami mengatakan, “Benar.” Beliau bertanya, “Negeri apa ini?” Kami berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau diam hingga kami menyangka bahwa beliau akan menamakannya dengan nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah ini negeri Makkah?” Kami berkata, “Benar.” Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Kami berkata, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau diam hingga kami mengira bahwa beliau akan menamakannya dengan nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah ini hari nahar?” Kami menjawab, “Benar.”
قَالَ: (فَإِنَّ دِمَاءَكُمۡ وَأَمۡوَالَكُمۡ – قَالَ مُحَمَّدٌ: وَأَحۡسِبُهُ قَالَ- وَأَعۡرَاضَكُمۡ عَلَيۡكُمۡ حَرَامٌ، كَحُرۡمَةِ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَا، فِي بَلَدِكُمۡ هَٰذَا، فِي شَهۡرِكُمۡ هَٰذَا، وَسَتَلۡقَوۡنَ رَبَّكُمۡ، فَيَسۡأَلُكُمۡ عَنۡ أَعۡمَالِكُمۡ، أَلَا فَلَا تَرۡجِعُوا بَعۡدِي ضُلَالًا، يَضۡرِبُ بَعۡضُكُمۡ رِقَابَ بَعۡضٍ، أَلَا لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الۡغَائِبَ، فَلَعَلَّ بَعۡضَ مَنۡ يَبۡلُغُهُ أَنۡ يَكُونَ أَوۡعَى لَهُ مِنۡ بَعۡضِ مَنۡ سَمِعَهُ). وَكَانَ مُحَمَّدٌ إِذَا ذَكَرَهُ قَالَ: صَدَقَ النَّبِيُّ ﷺ، ثُمَّ قَالَ: (أَلَا هَلۡ بَلَّغۡتُ؟ أَلَا هَلۡ بَلَّغۡتُ؟). [طرفه في: ٦٧].
Beliau bersabda, “Sesungguhnya darah, harta kalian,—Muhammad bin Sirin berkata: Aku menyangka beliau berkata—dan kehormatan kalian adalah haram untuk dilanggar. Seperti sucinya hari kalian ini, negeri kalian ini, dan di bulan kalian ini. Kelak kalian akan berjumpa Rabb kalian. Dia akan menanyai kalian tentang amalan kalian. Sehingga, kalian jangan kembali menjadi orang yang sesat sepeninggalku, sebagian kalian memenggal leher yang lain. Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Bisa jadi yang disampaikan lebih mengerti daripada sebagian orang yang mendengar langsung.” Muhammad bin Sirin ketika menyebutkan hadis ini, beliau berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memang benar. Kemudian Nabi bersabda, “Ketahuilah, apakah aku sudah menyampaikan? Apakah aku sudah menyampaikan?”

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 2940, 2941, dan 2942

٢٦ - بَابُ دُخُولِ مَكَّةَ
26. Bab masuk Makkah

٢٩٤٠ – (صحيح) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عُمَرَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ يَدۡخُلُ مَكَّةَ مِنَ الثَّنِيَّةِ الۡعُلۡيَا، وَإِذَا خَرَجَ خَرَجَ مِنَ الثَّنِيَّةِ السُّفۡلَى. [(صحيح أبي داود)(١٦٢٩ و١٦٣٠و ١٦٣٣)، (الحج الكبير): ق].
2940. ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, beliau berkata: ‘Ubaidullah bin ‘Umar menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu masuk Makkah dari jalan gunung yang tinggi dan apabila keluar Makkah, beliau keluar dari jalan gunung yang rendah.
٢٩٤١ – (صحيح) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا الۡعُمَرِيُّ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ دَخَلَ مَكَّةَ نَهَارًا. [(صحيح أبي داود) أَيضًا].
2941. ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Waki’ menceritakan kepada kami, beliau berkata: Al-‘Umari menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk Makkah pada siang hari.
٢٩٤٢ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يَحۡيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَنۡبَأَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عَلِيِّ بۡنِ الۡحُسَيۡنِ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ عُثۡمَانَ، عَنۡ أُسَامَةَ بۡنِ زَيۡدٍ؛ قَالَ: قُلۡتُ يَا رَسُولَ اللهِ! أَيۡنَ تَنۡزِلُ غَدًا؟ وَذٰلِكَ فِي حَجَّتِهِ، قَالَ: (وَهَلۡ تَرَكَ لَنَا عَقِيلٌ مَنۡزِلًا؟) ثُمَّ قَالَ: (نَحۡنُ نَازِلُونَ غَدًا بِخَيۡفِ بَنِي كِنَانَةَ – يَعۡنِي: الۡمُحَصَّبَ - حَيۡثُ قَاسَمَتۡ قُرَيۡشٌ عَلَى الۡكُفۡرِ). وَذٰلِكَ أَنَّ بَنِي كِنَانَةَ حَالَفَتۡ قُرَيۡشًا عَلَى بَنِي هَاشِمٍ أَنۡ لَا يُنَاكِحُوهُمۡ وَلَا يُبَايِعُوهُمۡ. قَالَ مَعۡمَرٌ: قَالَ الزُّهۡرِيُّ: وَالۡخَيۡفُ الۡوَادِي. [(صحيح أبي داود)(١٧٥٤)، (أَحاديث البيوع): ق، ومضى (كتاب الفرائض – باب: ٦)].
2942. Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ma’mar memberitakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari ‘Ali bin Al-Husain, dari ‘Amr bin ‘Utsman, dari Usamah bin Zaid; Beliau mengatakan: Aku berkata: Wahai Rasulullah, di mana engkau singgah esok? Kejadian itu ketika haji beliau. Beliau menjawab, “Apakah ‘Uqail menyisakan suatu tempat singgah untuk kita?” Kemudian beliau melanjutkan, “Kita akan singgah esok hari di khaif Bani Kinanah—yakni Al-Muhashshab—di mana Quraisy dahulu bersumpah untuk perbuatan kekafiran.” Yaitu bahwa Bani Kinanah mengambil sumpah Quraisy terhadap Bani Hasyim untuk tidak mengadakan pernikahan dan jual beli dengan mereka. Ma’mar berkata: Az-Zuhri berkata: Khaif adalah lembah.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5549

٤ – بَابُ مَا يُشۡتَهَى مِنَ اللَّحۡمِ يَوۡمَ النَّحۡرِ
4. Bab daging yang diinginkan pada hari nahar

٥٥٤٩ – حَدَّثَنَا صَدَقَةُ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ عُلَيَّةَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنِ ابۡنِ سِيرِينَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ يَوۡمَ النَّحۡرِ: (مَنۡ كَانَ ذَبَحَ قَبۡلَ الصَّلَاةِ فَلۡيُعِدۡ). فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ هَٰذَا يَوۡمٌ يُشۡتَهَى فِيهِ اللَّحۡمُ – وَذَكَرَ جِيرَانَهُ – وَعِنۡدِي جَذَعَةٌ خَيۡرٌ مِنۡ شَاتَيۡ لَحۡمٍ؟ فَرَخَّصَ لَهُ فِي ذٰلِكَ، فَلَا أَدۡرِي بَلَغَتِ الرُّخۡصَةُ مِنۡ سِوَاهُ أَمۡ لَا، ثُمَّ انۡكَفَأَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَى كَبۡشَيۡنِ فَذَبَحَهُمَا، وَقَامَ النَّاسُ إِلَى غُنَيۡمَةٍ فَتَوَزَّعُوهَا، أَوۡ قَالَ: فَتَجَزَّعُوهَا. [طرفه في: ٩٥٤].
5549. Shadaqah telah menceritakan kepada kami: Ibnu ‘Ulayyah mengabarkan kepada kami, dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Anas bin Malik, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari nahar, “Siapa saja yang sudah menyembelih sebelum salat id, maka hendaknya ia ulangi.” Seseorang berdiri seraya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari saatnya orang-orang menginginkan daging—lalu dia menyebutkan tetangganya—dan aku memiliki jadza’ah (kambing muda) yang lebih baik daripada dua kambing yang aku sembelih tadi. Maka, Nabi memberikan rukhsah baginya dalam kasus tersebut. Namun aku tidak tahu apakah rukhsah itu boleh untuk selain dia ataukah tidak. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beralih menuju dua ekor kambing kibas lalu menyembelih keduanya. Orang-orang pun bangkit menuju kambing-kambing lalu mereka membagi-bagikannya.

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 2939

٢٥ - بَابُ دُخُولِ الۡحَرَمِ
25. Bab masuk ke tanah haram

٢٩٣٩ – (ضعيف) حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيۡبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ صَبِيحٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بۡنُ حَسَّانَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبَّاسٍ؛ قَالَ: كَانَتِ الۡأَنۡبِيَاءُ يَدۡخُلُونَ مُشَاةً حُفَاةً، وَيَطُوفُونَ بِالۡبَيۡتِ، وَيَقۡضُونَ الۡمَنَاسِكَ حُفَاةً مُشَاةً. [(التعليق على ابن ماجه)].
2939. Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Isma’il bin Shabih menceritakan kepada kami, beliau berkata: Mubarak bin Hassan Abu ‘Abdullah menceritakan kepada kami dari ‘Atha` bin Abu Rabah, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas; Beliau mengatakan: Dahulu para nabi masuk tanah haram dalam keadaan berjalan tanpa beralas kaki. Mereka tawaf di Kakbah dan melakukan manasik dalam keadaan tanpa beralas kaki dan berjalan.

Shahih Muslim hadits nomor 2761 dan 2762

٣٦ - (٢٧٦١) - حَدَّثَنَا عَمۡرٌو النَّاقِدُ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ بۡنِ عُلَيَّةَ، عَنۡ حَجَّاجِ بۡنِ أَبِي عُثۡمَانَ. قَالَ: قَالَ يَحۡيَىٰ: وَحَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ اللهَ يَغَارُ، وَإِنَّ الۡمُؤۡمِنَ يَغَارُ. وَغَيۡرَةُ اللهِ أَنۡ يَأۡتِيَ الۡمُؤۡمِنُ مَا حَرَّمَ عَلَيۡهِ).
[البخاري: كتاب النكاح، باب الغيرة، رقم: ٥٢٢٢].
36. (2761). ‘Amr An-Naqid telah menceritakan kepada kami: Isma’il bin Ibrahim bin ‘Ulayyah menceritakan kepada kami dari Hajjaj bin Abu ‘Utsman. Beliau berkata: Yahya berkata: Abu Salamah menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah cemburu dan seorang mukmin pun cemburu. Dan kecemburuan Allah muncul ketika seorang mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan kepadanya.”
(٢٧٦٢) - قَالَ يَحۡيَىٰ: وَحَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ، أَنَّ عُرۡوَةَ بۡنَ الزُّبَيۡرِ حَدَّثَهُ، أَنَّ أَسۡمَاءَ بِنۡتَ أَبِي بَكۡرٍ حَدَّثَتۡهُ، أَنَّهَا سَمِعَتۡ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (لَيۡسَ شَيۡءٌ أَغۡيَرَ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ).
2762. Yahya berkata: Abu Salamah menceritakan kepadaku bahwa ‘Urwah bin Az-Zubair menceritakan kepadanya, bahwa Asma` binti Abu Bakr menceritakan kepadanya, bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sesuatupun yang lebih cemburu daripada Allah azza wajalla.”
(٢٧٦١) - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّىٰ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ: حَدَّثَنَا أَبَانُ بۡنُ يَزِيدَ وَحَرۡبُ بۡنُ شَدَّادٍ، عَنۡ يَحۡيَىٰ بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ... بِمِثۡلِ رِوَايَةِ حَجَّاجٍ. حَدِيثَ أَبِي هُرَيۡرَةَ خَاصَّةً. وَلَمۡ يَذۡكُرۡ حَدِيثَ أَسۡمَاءَ.
2761. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Abu Dawud menceritakan kepada kami: Aban bin Yazid dan Harb bin Syaddad menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam… semisal riwayat Hajjaj. Yakni, hadis Abu Hurairah secara khusus dan beliau tidak menyebutkan hadis Asma`.
٣٧ - (٢٧٦٢) - وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ أَبِي بَكۡرٍ الۡمُقَدَّمِيُّ: حَدَّثَنَا بِشۡرُ بۡنُ الۡمُفَضَّلِ، عَنۡ هِشَامٍ، عَنۡ يَحۡيَىٰ بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَسۡمَاءَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ؛ أَنَّهُ قَالَ: (لَا شَيۡءَ أَغۡيَرُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ).
37. (2762). Muhammad bin Abu Bakr Al-Muqaddami telah menceritakan kepada kami: Bisyr bin Al-Mufadhdhal menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari ‘Urwah, dari Asma`, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; Bahwa beliau bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih cemburu daripada Allah azza wajalla.”
٣٨ - (٢٧٦١) - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ، يَعۡنِي ابۡنَ مُحَمَّدٍ، عَنِ الۡعَلَاءِ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (الۡمُؤۡمِنُ يَغَارُ، وَاللهُ أَشَدُّ غَيۡرًا).
38. (2761). Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Al-‘Ala`, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang mukmin cemburu dan Allah lebih sangat cemburu.”
(...) - وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّىٰ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، قَالَ: سَمِعۡتُ الۡعَلَاءَ، بِهَٰذَا الۡإِسۡنَادِ.
Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar Al-‘Ala` melalui sanad ini.

Sunan An-Nasa`i - 22. Kitab Puasa

  1. Bab kewajiban puasa
    1. Hadis nomor 2090
    2. Hadis nomor 2091
    3. Hadis nomor 2092
    4. Hadis nomor 2093
    5. Hadis nomor 2094
  2. Bab keutamaan dan kedermawanan di bulan Ramadan
    1. Hadis nomor 2095
    2. Hadis nomor 2096
  3. Bab keutamaan bulan Ramadan
    1. Hadis nomor 2097 dan 2098
  4. Bab penyebutan perbedaan riwayat Az-Zuhri dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2099 dan 2100
    2. Hadis nomor 2101, 2102, dan 2103
  5. Penyebutan perbedaan riwayat Ma’mar dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2104, 2105, dan 2106
    2. Hadis nomor 2107 dan 2108
  6. Rukhsah mengucapkan bulan Ramadan dengan Ramadan saja
    1. Hadis nomor 2109 dan 2110
  7. Perbedaan penduduk daerah yang berjauhan dalam melihat hilal
    1. Hadis nomor 2111
  8. Bab diterimanya persaksian seorang pria terhadap hilal bulan Ramadan dan penyebutan perbedaan riwayat Sufyan dalam hadis Simak
    1. Hadis nomor 2112
    2. Hadis nomor 2113
    3. Hadis nomor 2114, 2115, dan 2116
  9. Menyempurnakan bulan Syakban jika berawan dan penyebutan perbedaan para penukil dari Abu Hurairah
    1. Hadis nomor 2117 dan 2118
  10. Penyebutan perbedaan riwayat Az-Zuhri pada hadis ini
    1. Hadis nomor 2119, 2120, dan 2121
  11. Penyebutan perbedaan riwayat ‘Ubaidullah bin ‘Umar dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2122 dan 2123
  12. Penyebutan perbedaan riwayat ‘Amr bin Dinar pada hadis Ibnu ‘Abbas dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2124 dan 2125
  13. Penyebutan perbedaan riwayat Manshur pada hadis Rib’i dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2126, 2127, dan 2128
    2. Hadis nomor 2129 dan 2130
  14. Berapa harikah satu bulan itu? Dan penyebutan perbedaan riwayat Zuhri tentang kabar dari ‘Aisyah
    1. Hadis nomor 2131 dan 2132
  15. Penyebutan kabar Ibnu ‘Abbas tentang masalah ini
    1. Hadis nomor 2133 dan 2134
  16. Penyebutan perbedaan riwayat Isma’il pada kabar Sa’d bin Malik dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2135, 2136, dan 2137
  17. Penyebutan perbedaan riwayat Yahya bin Abu Katsir pada kabar Abu Salamah dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2138 dan 2139
    2. Hadis nomor 2140 dan 2141
    3. Hadis nomor 2142 dan 2143
  18. Anjuran makan sahur
    1. Hadis nomor 2144, 2145, dan 2146
  19. Penyebutan perbedaan riwayat ‘Abdul Malik bin Abu Sulaiman dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2147, 2148, dan 2149
    2. Hadis nomor 2150 dan 2151
  20. Mengakhirkan sahur dan penyebutan perbedaan riwayat Zirr dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2152, 2153, dan 2154
  21. Kadar waktu antara sahur dengan salat Subuh
    1. Hadis nomor 2155
  22. Penyebutan perbedaan Hisyam dan Sa’id pada riwayat Qatadah dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2156 dan 2157
  23. Penyebutan perbedaan riwayat Sulaiman bin Mihran pada hadis ‘Aisyah tentang mengakhirkan sahur dan perbedaan lafal-lafalnya
    1. Hadis nomor 2158 dan 2159
    2. Hadis nomor 2160 dan 2161
  24. Keutamaan sahur
    1. Hadis nomor 2162
  25. Ajakan sahur
    1. Hadis nomor 2163
  26. Penamaan makan sahur dengan ghada` (makanan siang)
    1. Hadis nomor 2164 dan 2165
  27. Pembeda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab
    1. Hadis nomor 2166
  28. Sahur dengan sawiq (adonan gandum dan jelai) dan kurma
    1. Hadis nomor 2167
  29. Takwil firman Allah taala, “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”
    1. Hadis nomor 2168 dan 2169
  30. Bagaimanakah fajar itu?
    1. Hadis nomor 2170 dan 2171
  31. Mendahului puasa sebelum bulan Ramadan
    1. Hadis nomor 2172
  32. Penyebutan perbedaan riwayat Yahya bin Abu Katsir dan Muhammad bin ‘Amr pada riwayat Abu Salamah dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2173 dan 2174
  33. Penyebutan hadis Abu Salamah dalam hal itu
    1. Hadis nomor 2175
  34. Perbedaan riwayat Muhammad bin Ibrahim dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2176, 2177, dan 2178
  35. Penyebutan perbedaan lafal-lafal para penukil hadis ‘Aisyah pada hadis ini
    1. Hadis nomor 2179, 2180, dan 2181
    2. Hadis nomor 2182 dan 2183
    3. Hadis nomor 2184 dan 2185
  36. Penyebutan perbedaan riwayat Khalid bin Ma’dan dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2186 dan 2187
  37. Puasa hari syak
    1. Hadis nomor 2188 dan 2189
  38. Kemudahan dalam berpuasa pada hari syak
    1. Hadis nomor 2190
  39. Pahala orang yang salat Tarawih dan puasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala; dan perbedaan riwayat Az-Zuhri pada hadis mengenai itu
    1. Hadis nomor 2191, 2192, dan 2193
    2. Hadis nomor 2194, 2195, dan 2196
    3. Hadis nomor 2197, 2198, dan 2199
    4. Hadis nomor 2200, 2201, dan 2202
    5. Hadis nomor 2203, 2204, dan 2205
  40. Penyebutan perbedaan riwayat Yahya bin Abu Katsir dan An-Nadhr bin Syaiban dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2206 dan 2207
    2. Hadis nomor 2208, 2209, dan 2210
  41. Keutamaan puasa dan perbedaan riwayat Abu Ishaq dalam hadis ‘Ali bin Abu Thalib tentang hal itu
    1. Hadis nomor 2211 dan 2212
  42. Penyebutan perbedaan riwayat Abu Shalih dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2213, 2214, dan 2215
    2. Hadis nomor 2216 dan 2217
    3. Hadis nomor 2218 dan 2219
  43. Penyebutan perbedaan riwayat Muhammad bin Abu Ya’qub pada hadis Abu Umamah tentang keutamaan orang yang berpuasa
    1. Hadis nomor 2220 dan 2221
    2. Hadis nomor 2222 dan 2223
    3. Hadis nomor 2224 dan 2225
    4. Hadis nomor 2226 dan 2227
    5. Hadis nomor 2228 dan 2229
    6. Hadis nomor 2230, 2231, dan 2232
    7. Hadis nomor 2233, 2234, dan 2235
    8. Hadis nomor 2236 dan 2237
    9. Hadis nomor 2238
    10. Hadis nomor 2239,2240, dan 2241
    11. Hadis nomor 2242 dan 2243
  44. Bab pahala orang yang berpuasa satu hari di jalan Allah azza wajalla dan penyebutan perbedaan riwayat Suhail bin Abu Shalih pada hadis itu
    1. Hadis nomor 2244 dan 2245
    2. Hadis nomor 2246 dan 2247
    3. Hadis nomor 2248, 2249, dan 2250
  45. Penyebutan perbedaan riwayat Sufyan Ats-Tsauri dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2251 dan 2252
    2. Hadis nomor 2253 dan 2254
  46. Bab hal yang dibenci dari puasa ketika safar
    1. Hadis nomor 2255 dan 2256
  47. Faktor penyebab diucapkannya hadis itu dan penyebutan perbedaan riwayat Muhammad bin ‘Abdurrahman dalam hadis Jabir bin ‘Abdullah dalam hadis itu
    1. Hadis nomor 2257, 2258, dan 2259
  48. Penyebutan perbedaan riwayat ‘Ali bin Al-Mubarak
    1. Hadis nomor 2260 dan 2261
  49. Penyebutan nama periwayat
    1. Hadis nomor 2262 dan 2263
    2. Hadis nomor 2264, 2265, dan 2266
  50. Penyebutan gugurnya kewajiban puasa dari musafir dan perbedaan riwayat Al-Auza’i pada berita ‘Amr bin Umayyah dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2267 dan 2268
    2. Hadis nomor 2269, 2270, dan 2271
  51. Penyebutan perbedaan riwayat Mu’awiyah bin Sallam dan ‘Ali bin Al-Mubarak dalam hadis ini
    1. Hadis nomor 2272 dan 2273
    2. Hadis nomor 2274 dan 2275
    3. Hadis nomor 2276, 2277, dan 2278
    4. Hadis nomor 2279 dan 2280
    5. Hadis nomor 2281 dan 2282
  52. Keutamaan berbuka ketika safar daripada berpuasa
    1. Hadis nomor 2283
  53. Penyebutan sabda beliau, “Orang yang berpuasa ketika safar seperti orang yang tidak berpuasa ketika mukim.”
    1. Hadis nomor 2284, 2285, dan 2286
  54. Puasa ketika safar dan penyebutan perbedaan kabar Ibnu ‘Abbas tentangnya
    1. Hadis nomor 2287, 2288, dan 2289
  55. Penyebutan perbedaan riwayat Manshur
    1. Hadis nomor 2290 dan 2291
    2. Hadis nomor 2292 dan 2293
  56. Penyebutan perbedaan riwayat Sulaiman bin Yasar pada hadis Hamzah bin ‘Amr dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2294, 2295, dan 2296
    2. Hadis nomor 2297, 2298, dan 2299
    3. Hadis nomor 2300, 2301, dan 2302
  57. Penyebutan perbedaan riwayat ‘Urwah pada hadis Hamzah dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2303
  58. Penyebutan perbedaan riwayat Hisyam bin ‘Urwah dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2304 dan 2305
    2. Hadis nomor 2306, 2307, dan 2308
  59. Penyebutan perbedaan riwayat Abu Nadhrah Al-Mundzir bin Malik bin Qutha’ah pada hadis ini
    1. Hadis nomor 2309 dan 2310
    2. Hadis nomor 2311 dan 2312
  60. Rukhsah untuk musafir, dia bisa berpuasa di sebagian waktu dan tidak berpuasa di sebagian waktu lain
    1. Hadis nomor 2313
  61. Rukhsah membatalkan puasa bagi siapa saja yang memasuki bulan Ramadan kemudian berpuasa lalu melakukan safar
    1. Hadis nomor 2314
  62. Gugurnya puasa dari wanita hamil dan menyusui
    1. Hadis nomor 2315
  63. Takwil firman Allah azza wajalla, “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidiah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.”
    1. Hadis nomor 2316 dan 2317
  64. Gugurnya kewajiban puasa dari wanita yang sedang haid
    1. Hadis nomor 2318 dan 2319
  65. Jika wanita yang haid telah suci atau musafir sudah datang kembali di bulan Ramadan, apakah ia berpuasa di sisa harinya?
    1. Hadis nomor 2320
  66. Jika tidak berniat puasa sejak malam, apakah dia bisa puasa sunah hari itu?
    1. Hadis nomor 2321
  67. Niat puasa dan perbedaan riwayat Thalhah bin Yahya bin Thalhah pada kabar ‘Aisyah dalam masalah ini
    1. Hadis nomor 2322 dan 2323
    2. Hadis nomor 2324, 2325, dan 2326
    3. Hadis nomor 2327 dan 2328
    4. Hadis nomor 2329 dan 2330
  68. Penyebutan perbedaan para penukil riwayat dalam hadis Hafshah pada masalah itu
    1. Hadis nomor 2331, 2332, dan 2333
    2. Hadis nomor 2334, 2335, dan 2336
    3. Hadis nomor 2337, 2338, dan 2339
    4. Hadis nomor 2340 dan 2341
    5. Hadis nomor 2342 dan 2343
  69. Puasa Nabi Allah Dawud ‘alaihis salam
    1. Hadis nomor 2344
  70. Puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –ayah dan ibuku sebagai tebusannya- dan penyebutan perbedaan riwayat para penukil hadis dalam masalah itu
    1. Hadis nomor 2345, 2346, dan 2347
    2. Hadis nomor 2348, 2349, dan 2350
    3. Hadis nomor 2351, 2352, dan 2353
    4. Hadis nomor 2354, 2355, dan 2356
    5. Hadis nomor 2357, 2358, dan 2359
    6. Hadis nomor 2360, 2361, dan 2362
    7. Hadis nomor 2363, 2364, dan 2365
    8. Hadis nomor 2366, 2367, dan 2368
    9. Hadis nomor 2369 dan 2370
    10. Hadis nomor 2371 dan 2372
  71. Penyebutan perbedaan riwayat ‘Atha` pada hadis dalam hal ini
    1. Hadis nomor 2373, 2374, dan 2375
    2. Hadis nomor 2376, 2377, dan 2378
  72. Larangan puasa sepanjang tahun dan penyebutan perbedaan riwayat Mutharrif bin ‘Abdullah pada hadis dalam hal ini
    1. Hadis nomor 2379, 2380, dan 2381
  73. Penyebutan perbedaan riwayat Ghailan bin Jarir dalam hal ini
    1. Hadis nomor 2382 dan 2383
  74. Terus-menerus berpuasa
    1. Hadis nomor 2384
  75. Puasa dua pertiga tahun dan penyebutan perbedaan riwayat para penukil hadis dalam hal itu
    1. Hadis nomor 2385, 2386, dan 2387
  76. Puasa satu hari dan tidak berpuasa satu hari; dan penyebutan perbedaan lafal para penukil hadis ‘Abdullah bin ‘Amr dalam hal ini
    1. Hadis nomor 2388, 2389, dan 2390
    2. Hadis nomor 2391, 2392, dan 2393
  77. Penyebutan tambahan dan kekurangan pahala dalam puasa; dan penyebutan perbedaan riwayat para penukil hadis ‘Abdullah bin ‘Amr dalam hal ini
    1. Hadis nomor 2394, 2395, dan 2396
  78. Puasa sepuluh hari dari sebulan dan perbedaan lafal-lafal para penukil hadis ‘Abdullah bin ‘Amr dalam hal ini
    1. Hadis nomor 2397, 2398, dan 2399
    2. Hadis nomor 2400 dan 2401
  79. Puasa lima hari dari sebulan
    1. Hadis nomor 2402
  80. Puasa empat hari dari sebulan
    1. Hadis nomor 2403
  81. Puasa tiga hari dari sebulan
    1. Hadis nomor 2404 dan 2405
    2. Hadis nomor 2406 dan 2407
  82. Penyebutan perbedaan riwayat Abu ‘Utsman pada hadis Abu Hurairah tentang puasa tiga hari dari setiap bulan
    1. Hadis nomor 2408, 2409, dan 2410
    2. Hadis nomor 2411, 2412, dan 2413
  83. Bagaimana Nabi berpuasa tiga hari dari setiap bulan dan penyebutan perbedaan riwayat para penukil hadis dalam hal itu
    1. Hadis nomor 2414 dan 2415
    2. Hadis nomor 2416 dan 2417
    3. Hadis nomor 2418, 2419, dan 2420
  84. Penyebutan perbedaan riwayat Musa bin Thalhah pada hadis tentang puasa tiga hari dari sebulan
    1. Hadis nomor 2421, 2422, dan 2423
    2. Hadis nomor 2424, 2425, dan 2426
    3. Hadis nomor 2427, 2428, dan 2429
    4. Hadis nomor 2430, 2431, dan 2432
  85. Puasa dua hari dari sebulan
    1. Hadis nomor 2433 dan 2434
Download Terjemahan Kitab Puasa Sunan An-Nasa`i format PDF.