Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7248

٧٢٤٨ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ مُسۡلِمٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ دِينَارٍ: سَمِعۡتُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِنَّ بِلَالًا يُنَادِي بِلَيۡلٍ، فَكُلُوا وَاشۡرَبُوا حَتَّى يُنَادِيَ ابۡنُ أُمِّ مَكۡتُومٍ). [طرفه في: ٦١٧].

7248. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Muslim menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepada kami: Aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Bilal azan masih di waktu malam. Silakan kalian makan dan minum sampai Ibnu Ummu Maktum mengumandangkan azan.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2656

٢٦٥٦ - حَدَّثَنَا مَالِكُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ أَبِي سَلَمَةَ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيۡلٍ، فَكُلُوا وَاشۡرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ - أَوۡ قَالَ حَتَّى تَسۡمَعُوا أَذَانَ - ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ). وَكَانَ ابۡنُ أُمِّ مَكۡتُومٍ رَجُلًا أَعۡمَى، لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَقُولَ لَهُ النَّاسُ: أَصۡبَحۡتَ. [طرفه في: ٦١٧].

2656. Malik bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Abu Salamah menceritakan kepada kami: Ibnu Syihab mengabarkan kepada kami dari Salim bin ‘Abdullah, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya Bilal mengumandangkan azan masih di malam hari, maka tetaplah makan dan minum sampai Ibnu Ummu Maktum mengumandangkan azan.” Atau beliau berkata, “sampai kalian mendengar azan Ibnu Ummu Maktum.”

Ibnu Ummu Maktum adalah seorang laki-laki yang buta, beliau tidak azan sampai orang-orang berkata kepadanya: Sudah subuh.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 901

١٤ - بَابُ الرُّخۡصَةِ إِنۡ لَمۡ يَحۡضُرِ الۡجُمُعَةَ فِي الۡمَطَرِ
14. Bab rukhsah tidak menghadiri salat Jumat ketika hujan


٩٠١ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَبۡدُ الۡحَمِيدِ صَاحِبُ الزِّيَادِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡحَارِثِ ابۡنُ عَمِّ مُحَمَّدِ بۡنِ سِيرِينَ: قَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوۡمٍ مَطِيرٍ: إِذَا قُلۡتَ: أَشۡهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، فَلَا تَقُلۡ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قُلۡ: صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمۡ، فَكَأَنَّ النَّاسَ اسۡتَنۡكَرُوا، قَالَ: فَعَلَهُ مَنۡ هُوَ خَيۡرٌ مِنِّي، إِنَّ الۡجُمُعَةَ عَزۡمَةٌ، وَإِنِّي كَرِهۡتُ أَنۡ أُخۡرِجَكُمۡ فَتَمۡشُونَ فِي الطِّينِ وَالدَّحۡضِ. [طرفه في: ٦١٦].

901. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Isma’il menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Hamid sahib Az-Ziyadi mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: ‘Abdullah bin Al-Harits sepupu Muhammad bin Sirin menceritakan kepada kami:

Ibnu ‘Abbas berkata kepada muazinnya di suatu hari yang hujan, “Apabila engkau telah mengucapkan ‘asyhadu anna Muḥammadan Rasūlullāh,’ engkau jangan ucapkan, ‘ḥayya ‘alash shalāh.’ Katakanlah, ‘shallū fī buyūtikum (salatlah di rumah-rumah kalian)!’”

Rupanya orang-orang menganggap mungkar hal tersebut. Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Hal itu telah dilakukan oleh orang yang lebih baik daripada aku. Sesungguhnya ibadah salat Jumat merupakan kewajiban, namun aku tidak suka membuat kalian keluar (rumah) lalu kalian berjalan di tanah yang becek dan licin.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 720 dan 721

٧٣ - بَابُ الصَّفِّ الۡأَوَّلِ
73. Bab saf awal


٧٢٠ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (الشُّهَدَاءُ: الۡغَرِقُ، وَالۡمَطۡعُونُ، وَالۡمَبۡطُونُ، وَالۡهَدِمُ).

[طرفه في: ٦٥٣].

720. Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Sumai, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Syuhada adalah orang yang mati karena tenggelam, taun, menderita sakit perut, dan tertimpa reruntuhan.”

٧٢١ – وَقَالَ: (وَلَوۡ يَعۡلَمُونَ مَا فِي التَّهۡجِيرِ لَاسۡتَبَقُوا، وَلَوۡ يَعۡلَمُونَ مَا فِي الۡعَتَمَةِ وَالصُّبۡحِ لَأَتَوۡهُمَا وَلَوۡ حَبۡوًا، وَلَوۡ يَعۡلَمُونَ مَا فِي الصَّفِّ الۡمُقَدَّمِ لَاسۡتَهَمُوا). [طرفه في: ٦١٥].

721. Beliau juga bersabda, “Andai mereka mengetahui pahala amalan bergegas (salat) , niscaya mereka akan berlomba. Andai mereka mengetahui pahala salat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dengan merangkak. Andai mereka mengetahui pahala pada saf depan, niscaya mereka akan mengundi.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2689

٢٦٨٩ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ سُمَيٍّ مَوۡلَى أَبِي بَكۡرٍ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (لَوۡ يَعۡلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الۡأَوَّلِ، ثُمَّ لَمۡ يَجِدُوا إِلَّا أَنۡ يَسۡتَهِمُوا عَلَيۡهِ لَاسۡتَهَمُوا، وَلَوۡ يَعۡلَمُونَ مَا فِي التَّهۡجِيرِ لَاسۡتَبَقُوا إِلَيۡهِ، وَلَوۡ يَعۡلَمُونَ مَا فِي الۡعَتَمَةِ وَالصُّبۡحِ لَأَتَوۡهُمَا وَلَوۡ حَبۡوًا). [طرفه في: ٦١٥].

2689. Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari Sumai maula Abu Bakr, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Andai orang-orang tahu pahala yang ada pada azan dan saf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan mengundinya, niscaya mereka akan mengundi. Andai mereka tahu pahala dalam bersegera menuju salat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andai mereka mengetahui pahala yang ada pada salat Isya dan Subuh (berjemaah), niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dengan merangkak.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 661

٦٦١ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ جَعۡفَرٍ، عَنۡ حُمَيۡدٍ قَالَ: سُئِلَ أَنَسٌ: هَلِ اتَّخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ خَاتَمًا؟ فَقَالَ: نَعَمۡ، أَخَّرَ لَيۡلَةً صَلَاةَ الۡعِشَاءِ إِلَى شَطۡرِ اللَّيۡلِ، ثُمَّ أَقۡبَلَ عَلَيۡنَا بِوَجۡهِهِ بَعۡدَ مَا صَلَّى، فَقَالَ: (صَلَّى النَّاسُ وَرَقَدُوا وَلَمۡ تَزَالُوا فِي صَلَاةٍ مُنۡذُ انۡتَظَرۡتُمُوهَا). قَالَ: فَكَأَنِّي أَنۡظُرُ إِلَى وَبِيصِ خَاتَمِهِ. [طرفه في: ٥٧٢].

661. Qutaibah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Isma’il bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Humaid. Beliau berkata: Anas ditanya, “Apakah Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memakai cincin?”

Anas menjawab: Iya. Suatu malam, beliau pernah menunda salat Isya hingga separuh malam. Seusai salat, beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami seraya bersabda, “Orang-orang sudah salat dan tidur, sementara kalian senantiasa dalam (pahala) salat sejak kalian menunggu-nunggunya.”

Anas berkata: Saat itu, aku melihat kilau cincin beliau.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 719

٧٢ - بَابُ إِقۡبَالِ الۡإِمَامِ عَلَى النَّاسِ عِنۡدَ تَسۡوِيَةِ الصُّفُوفِ
72. Bab imam menghadap makmum ketika merapikan saf


٧١٩ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ أَبِي رَجَاءٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بۡنُ عَمۡرٍو قَالَ: حَدَّثَنَا زَائِدَةُ بۡنُ قُدَامَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا حُمَيۡدٌ الطَّوِيلُ: حَدَّثَنَا أَنَسٌ قَالَ: أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَأَقۡبَلَ عَلَيۡنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ بِوَجۡهِهِ، فَقَالَ: (أَقِيمُوا صُفُوفَكُمۡ، وَتَرَاصُّوا، فَإِنِّي أَرَاكُمۡ مِنۡ وَرَاءِ ظَهۡرِي). [طرفه في: ٧١٨].

719. Ahmad bin Abu Raja` telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mu’awiyah bin ‘Amr menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Za`idah bin Qudamah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Humaid Ath-Thawil menceritakan kepada kami: Anas menceritakan kepada kami. Beliau mengatakan: Ikamah untuk salat telah dikumandangkan. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menghadapkan wajahnya ke arah kami seraya bersabda, “Luruskan saf-saf kalian dan rapatkan! Karena aku melihat kalian dari belakang punggungku.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 718

٧١٨ - حَدَّثَنَا أَبُو مَعۡمَرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ، عَنۡ عَبۡدِ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَنَسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، فَإِنِّي أَرَاكُمۡ خَلۡفَ ظَهۡرِي). [الحديث ٧١٨ – طرفاه في: ٧١٩، ٧٢٥].

718. Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami dari ‘Abdul ‘Aziz, dari Anas: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Luruskan saf-saf! Karena aku melihat kalian di belakang punggungku.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4719

٤٧١٩ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَيَّاشٍ: حَدَّثَنَا شُعَيۡبُ بۡنُ أَبِي حَمۡزَةَ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ الۡمُنۡكَدِرِ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (مَنۡ قَالَ حِينَ يَسۡمَعُ النِّدَاءَ: اللّٰهُمَّ رَبَّ هَٰذِهِ الدَّعۡوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ الۡقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الۡوَسِيلَةَ وَالۡفَضِيلَةَ، وَابۡعَثۡهُ مَقَامًا مَحۡمُودًا الَّذِي وَعَدۡتَهُ، حَلَّتۡ لَهُ شَفَاعَتِي يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ). رَوَاهُ حَمۡزَةُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [طرفه في: ٦١٤].

4719. ‘Ali bin ‘Ayyasy telah menceritakan kepada kami: Syu’aib bin Abu Hamzah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al-Munkadir, dari Jabir bin ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhuma—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapa saja yang ketika mendengar azan mengucapkan:
Allāhumma rabba hādzihid da’watit tāmmah wash shalātil qā`imah, āti Muḥammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab’atshu maqāman maḥmūdanil ladzī wa’adtah
(Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna ini dan salat yang akan ditegakkan ini, berilah kepada Muhammad al-wasilah (tempat yang tinggi di janah) dan keutamaan, serta bangkitkan beliau di tempat yang dipuji (maqam mahmud) yang telah Engkau janjikan kepadanya);
niscaya akan mendapat syafaatku pada hari kiamat.”

Hamzah bin ‘Abdullah telah meriwayatkannya dari ayahnya, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 914

٢٣ - بَابٌ يُجِيبُ الۡإِمَامُ عَلَى الۡمِنۡبَرِ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ
23. Bab imam menjawab azan di atas mimbar ketika mendengarnya


٩١٤ - حَدَّثَنَا ابۡنُ مُقَاتِلٍ قَالَ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ عُثۡمَانَ بۡنِ سَهۡلِ بۡنِ حُنَيۡفٍ، عَنۡ أَبِي أُمَامَةَ بۡنِ سَهۡلِ بۡنِ حُنَيۡفٍ قَالَ: سَمِعۡتُ مُعَاوِيَةَ بۡنَ أَبِي سُفۡيَانَ،، وَهُوَ جَالِسٌ عَلَى الۡمِنۡبَرِ، أَذَّنَ الۡمُؤَذِّنُ، قَالَ: اللهُ أَكۡبَرُ اللهُ أَكۡبَرُ، قَالَ مُعَاوِيَةُ: اللهُ أَكۡبَرُ اللهُ أَكۡبَرُ، قَالَ: أَشۡهَدُ أَنۡ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: وَأَنَا، فَقَالَ: أَشۡهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: وَأَنَا، فَلَمَّا أَنۡ قَضَى التَّأۡذِينَ، قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَلَى هَٰذَا الۡمَجۡلِسِ، حِينَ أَذَّنَ الۡمُؤَذِّنُ، يَقُولُ مَا سَمِعۡتُمۡ مِنِّي مِنۡ مَقَالَتِي. [طرفه في: ٦١٢].

914. Ibnu Muqatil telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Abu Bakr bin ‘Utsman bin Sahl bin Hunaif mengabarkan kepada kami dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif. Beliau berkata:

Ketika Mu’awiyah bin Abu Sufyan sedang duduk di atas mimbar, muazin mengumandangkan azan. Muazin mengatakan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

Mu’awiyah mengucapkan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

Muazin mengatakan, “Asyhadu an lā ilāha illallāh.”

Mu’awiyah mengucapkan, “Aku juga (bersaksi dan mengucapkannya).”

Muazin mengatakan, “Asyhadu anna Muḥammadan Rasūlullāh.”

Mu’awiyah mengucapkan, “Aku juga (bersaksi dan mengucapkannya).”

Ketika muazin selesai mengumandangkan azan, Mu’awiyah mengatakan, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di tempat duduk ini ketika muazin mengumandangkan azan, beliau mengucapkan ucapanku yang telah kalian dengar dariku.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 750

٩٢ - بَابُ رَفۡعِ الۡبَصَرِ إِلَى السَّمَاءِ فِي الصَّلَاةِ
92. Bab mengangkat pandangan ke arah langit ketika salat


٧٥٠ – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي عَرُوبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ: أَنَّ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمۡ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَا بَالُ أَقۡوَامٍ يَرۡفَعُونَ أَبۡصَارَهُمۡ إِلَى السَّمَاءِ فِي صَلَاتِهِمۡ) فَاشۡتَدَّ قَوۡلُهُ فِي ذٰلِكَ، حَتَّى قَالَ: (لَيَنۡتَهُنَّ عَنۡ ذٰلِكَ، أَوۡ لَتُخۡطَفَنَّ أَبۡصَارُهُمۡ).

750. ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Sa’id mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Abu ‘Arubah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Qatadah menceritakan kepada kami: Bahwa Anas bin Malik menceritakan kepada mereka. Beliau mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Bagaimana keadaan orang-orang yang mengangkat penglihatan mereka ke langit ketika mereka salat.” Beliau mempertegas larangan itu sampai-sampai beliau bersabda, “Mereka seharusnya berhenti dari perbuatan itu atau kalau tidak, niscaya penglihatan mereka akan (hilang) disambar.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 746 dan 747

٩١ - بَابُ رَفۡعِ الۡبَصَرِ إِلَى الۡإِمَامِ فِي الصَّلَاةِ
91. Bab mengangkat pandangan ke arah imam ketika salat


وَقَالَتۡ عَائِشَةُ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ فِي صَلَاةِ الۡكُسُوفِ: (فَرَأَيۡتُ جَهَنَّمَ يَحۡطِمُ بَعۡضُهَا بَعۡضًا، حِينَ رَأَيۡتُمُونِي تَأَخَّرۡتُ).

‘Aisyah mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda tentang salat kusuf, “Aku melihat neraka Jahannam, sebagiannya menghancurkan sebagian yang lain. Yaitu ketika kalian melihat aku mundur.”

٧٤٦ - حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَاحِدِ قَالَ: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ، عَنۡ عُمَارَةَ بۡنِ عُمَيۡرٍ، عَنۡ أَبِي مَعۡمَرٍ قَالَ: قُلۡنَا لِخَبَّابٍ: أَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الظُّهۡرِ وَالۡعَصۡرِ؟ قَالَ: نَعَمۡ، قُلۡنَا: بِمَ كُنۡتُمۡ تَعۡرِفُونَ ذَاكَ؟ قَالَ: بِاضۡطِرَابِ لِحۡيَتِهِ. [الحديث ٧٤٦ – أطرافه في: ٧٦٠، ٧٦١، ٧٧٧].

746. Musa telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Wahid menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-A’masy menceritakan kepada kami dari ‘Umarah bin ‘Umair, dari Abu Ma’mar. Beliau berkata:

Kami bertanya kepada Khabbab, “Apakah dahulu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca di salat Zuhur dan Asar?”

Beliau menjawab, “Iya.”

Kami bertanya, “Dengan apa kalian mengetahuinya?”

Beliau menjawab, “Dari gerakan jenggotnya.”

٧٤٧ - حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَنۡبَأَنَا أَبُو إِسۡحَاقَ قَالَ: سَمِعۡتُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ يَزِيدَ يَخۡطُبُ قَالَ: حَدَّثَنَا الۡبَرَاءُ، وَكَانَ غَيۡرَ كَذُوبٍ: أَنَّهُمۡ كَانُوا إِذَا صَلَّوۡا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، فَرَفَعَ رَأۡسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، قَامُوا قِيَامًا، حَتَّى يَرَوۡنَهُ قَدۡ سَجَدَ. [طرفه في: ٦٩٠].

747. Hajjaj telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Ishaq memberitakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar ‘Abdullah bin Yazid berkhotbah. Beliau berkata: Al-Bara` menceritakan kepada kami dan beliau bukan pembohong: Bahwa dahulu apabila mereka salat bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu beliau mengangkat kepala dari rukuk, mereka tetap berdiri sampai mereka melihat beliau sudah sujud.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7548

٧٥٤٨ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ أَبِي صَعۡصَعَةَ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّهُ أَخۡبَرَهُ: أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ لَهُ: إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الۡغَنَمَ وَالۡبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنۡتَ فِي غَنَمِكَ أَوۡ بَادِيَتِكَ، فَأَذَّنۡتَ لِلصَّلَاةِ، فَارۡفَعۡ صَوۡتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ: (لَا يَسۡمَعُ مَدَى صَوۡتِ الۡمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنۡسٌ، وَلَا شَىۡءٌ، إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ). قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعۡتُهُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ. [طرفه في: ٦٠٩].

7548. Isma’il telah menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepadaku dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin Abu Sha’sha’ah, dari ayahnya: Bahwa beliau mengabarkan kepadanya:

Bahwa Abu Sa’id Al-Khudri—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan kepadanya: Sesungguhnya aku melihat engkau menyukai kambing dan padang rumput. Apabila engkau sedang menggembalakan kambingmu atau sedang di padang rumput, lalu engkau hendak azan untuk salat, keraskanlah suara azanmu karena “sesungguhnya tidaklah satu jin atau manusia atau sesuatupun yang mendengar suara muazin kecuali dia akan bersaksi untuknya pada hari kiamat.”

Abu Sa’id mengatakan, “Aku mendengarnya dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3296

١٢ - بَابُ ذِكۡرِ الۡجِنِّ وَثَوَابِهِمۡ وَعِقَابِهِمۡ
12. Bab penyebutan jin, ganjaran mereka, dan hukuman mereka


لِقَوۡلِهِ: ﴿يَا مَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَالۡإِنۡسِ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٌ مِنۡكُمۡ يَقُصُّونَ عَلَيۡكُمۡ آيَاتِي﴾ إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿عَمَّا يَعۡمَلُونَ﴾ [الأنعام: ١٣٠ – ١٣٢]، ﴿بَخۡسًا﴾ [الجن: ١٣] نَقۡصًا. قَالَ مُجَاهِدٌ: ﴿وَجَعَلُوا بَيۡنَهُ وَبَيۡنَ الۡجِنَّةِ نَسَبًا﴾ [الصافات: ١٥٨]، قَالَ كُفَّارُ قُرَيۡشٍ: الۡمَلَائِكَةُ بَنَاتُ اللهِ، وَأُمَّهَاتُهُمۡ بَنَاتُ سَرَوَاتِ الۡجِنِّ. قَالَ اللهُ: ﴿وَلَقَدۡ عَلِمَتِ الۡجِنَّةُ إِنَّهُمۡ لَمُحۡضَرُونَ﴾ [الصافات: ١٥٨]، سَتُحۡضَرُ لِلۡحِسَابِ. ﴿جُنۡدٌ مُحۡضَرُونَ﴾ [يس: ٧٥] عِنۡدَ الۡحِسَابِ.

Berdasarkan firman Allah, “Wahai golongan jin dan manusia, apakah para rasul dari golongan kalian belum datang kepada kalian yang menyampaikan ayat-ayat-Ku kepada kalian,” sampai firman-Nya, “dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 130-132).

“bakhsan” (QS. Al-Jinn: 13) artinya pengurangan.

Mujahid berkata, “Mereka mengadakan hubungan nasab antara Allah dengan jin,” (QS. Ash-Shaffat: 158), orang-orang kafir Quraisy mengatakan: Malaikat adalah putri-putrinya Allah dan ibu-ibu mereka adalah putri-putri para tokoh jin. Allah berfirman, “Sesungguhnya para jin itu sudah mengetahui bahwa mereka (yang mengucapkan ucapan tadi) akan dihadirkan,” (QS. Ash-Shaffat: 158), mereka akan didatangkan untuk hisab.

“Tentara yang dihadirkan,” (QS. Yasin: 75) ketika hisab.

٣٢٩٦ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ أَبِي صَعۡصَعَةَ الۡأَنۡصَارِيِّ، عَنۡ أَبِيهِ، أَنَّهُ أَخۡبَرَهُ: أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ لَهُ: إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الۡغَنَمَ وَالۡبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنۡتَ فِي غَنَمِكَ وَبَادِيَتِكَ، فَأَذَّنۡتَ بِالصَّلَاةِ، فَارۡفَعۡ صَوۡتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ: (لَا يَسۡمَعُ مَدَى صَوۡتِ الۡمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنۡسٌ وَلَا شَيۡءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ). قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعۡتُهُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ. [طرفه في: ٦٠٩].

3296. Qutaibah telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin Abu Sha’sha’ah Al-Anshari, dari ayahnya, bahwa beliau mengabarkan kepadanya:

Bahwa Abu Sa’id Al-Khudri—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan kepadanya: Sesungguhnya aku melihat engkau menyukai kambing dan padang rumput. Apabila engkau sedang menggembalakan kambingmu atau sedang di padang rumput, lalu engkau hendak azan untuk salat, keraskanlah suara azanmu karena “Sesungguhnya tidaklah satu jin atau manusia atau sesuatupun yang mendengar suara muazin kecuali dia akan bersaksi untuknya pada hari kiamat.”

Abu Sa’id mengatakan: Aku mendengarnya dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3285

٣٢٨٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدۡبَرَ الشَّيۡطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، فَإِذَا قُضِيَ أَقۡبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدۡبَرَ، فَإِذَا قُضِيَ أَقۡبَلَ، حَتَّى يَخۡطِرَ بَيۡنَ الۡإِنۡسَانِ وَقَلۡبِهِ، فَيَقُولُ: اذۡكُرۡ كَذَا وَكَذَا، حَتَّى لَا يَدۡرِي أَثَلَاثًا صَلَّى أَمۡ أَرۡبَعًا، فَإِذَا لَمۡ يَدۡرِ ثَلَاثًا صَلَّى أَوۡ أَرۡبَعًا، سَجَدَ سَجۡدَتَيِ السَّهۡوِ). [طرفه في: ٦٠٨].

3285. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila azan salat dikumandangkan, setan kabur dalam keadaan kentut. Apabila azan selesai, dia datang lagi. Apabila ikamah salat diserukan, setan kembali kabur. Apabila ikamah selesai, dia datang lagi hingga dia membisik-bisiki antara seseorang dengan hatinya. Setan mengatakan: Ingatlah ini dan ini! Sampai-sampai orang yang salat itu tidak mengetahui apakah dia sudah salat tiga atau empat rakaat. Apabila dia tidak tahu sudah salat tiga atau empat rakaat, dia sujud sahwi dua kali.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1232

٧ - بَابُ السَّهۡوِ فِي الۡفَرۡضِ وَالتَّطَوُّعِ
7. Bab lupa ketika salat wajib dan sunah


وَسَجَدَ ابۡنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا سَجۡدَتَيۡنِ بَعۡدَ وِتۡرِهِ.

Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—sujud dua kali setelah salat witir.

١٢٣٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِنَّ أَحَدَكُمۡ إِذَا قَامَ يُصَلِّي، جَاءَ الشَّيۡطَانُ فَلَبَسَ عَلَيۡهِ، حَتَّى لَا يَدۡرِيَ كَمۡ صَلَّى، فَإِذَا وَجَدَ ذٰلِكَ أَحَدُكُمۡ، فَلۡيَسۡجُدۡ سَجۡدَتَيۡنِ وَهُوَ جَالِسٌ). [طرفه في: ٦٠٨].

1232. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya salah seorang kalian ketika berdiri salat, setan datang mengacaukan pikirannya hingga orang itu tidak tahu sudah berapa rakaat dia salat. Apabila salah seorang kalian mengalami hal itu, sujudlah dua kali dalam keadaan duduk.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1231

٦ - بَابٌ إِذَا لَمۡ يَدۡرِ كَمۡ صَلَّى ثَلَاثًا أَوۡ أَرۡبَعًا، سَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ وَهُوَ جَالِسٌ
6. Bab apabila orang yang salat tidak mengetahui jumlah rakaat yang sudah dia lakukan, tiga ataukah empat, dia sujud dua kali ketika duduk


١٢٣١ - حَدَّثَنَا مُعَاذُ بۡنُ فَضَالَةَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بۡنُ أَبِي عَبۡدِ اللهِ الدَّسۡتَوَائِيُّ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدۡبَرَ الشَّيۡطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى لَا يَسۡمَعَ الۡأَذَانَ، فَإِذَا قُضِيَ الۡأَذَانُ أَقۡبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدۡبَرَ، فَإِذَا قُضِيَ التَّثۡوِيبُ أَقۡبَلَ، حَتَّى يَخۡطِرَ بَيۡنَ الۡمَرۡءِ وَنَفۡسِهِ، يَقُولُ: اذۡكُرۡ كَذَا وَكَذَا، مَا لَمۡ يَكُنۡ يَذۡكُرُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنۡ يَدۡرِي كَمۡ صَلَّى، فَإِذَا لَمۡ يَدۡرِ أَحَدُكُمۡ كَمۡ صَلَّى، ثَلَاثًا أَوۡ أَرۡبَعًا، فَلۡيَسۡجُدۡ سَجۡدَتَيۡنِ وَهُوَ جَالِسٌ). [طرفه في: ٦٠٨].

1231. Mu’adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami: Hisyam bin Abu ‘Abdullah Ad-Dastawa`i menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila azan salat dikumandangkan, setan kabur dalam keadaan dia kentut hingga dia tidak mendengar azan. Apabila azan sudah selesai, dia datang kembali. Apabila ikamah salat diserukan, dia kembali kabur. Apabila ikamah sudah selesai, dia kembali datang hingga dia membisik-bisiki antara seseorang dengan jiwanya. Setan itu mengatakan: Ingatlah ini dan ini! Yaitu hal-hal yang tadinya dia tidak mengingatnya. Akibatnya seseorang tidak mengetahui berapa rakaat salat yang sudah dia lakukan. Apabila salah seorang kalian tidak mengetahui berapa rakaat dia sudah salat, tiga atau empat, sujudlah dua kali ketika duduk.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1222

١٢٢٢ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ جَعۡفَرٍ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا أُذِّنَ بِالصَّلَاةِ أَدۡبَرَ الشَّيۡطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسۡمَعَ التَّأۡذِينَ، فَإِذَا سَكَتَ الۡمُؤَذِّنُ أَقۡبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ أَدۡبَرَ، فَإِذَا سَكَتَ أَقۡبَلَ، فَلَا يَزَالُ بِالۡمَرۡءِ يَقُولُ لَهُ: اذۡكُرۡ، مَا لَمۡ يَكُنۡ يَذۡكُرُ، حَتَّى لَا يَدۡرِي كَمۡ صَلَّى). قَالَ أَبُو سَلَمَةَ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ: إِذَا فَعَلَ أَحَدُكُمۡ ذٰلِكَ فَلۡيَسۡجُدۡ سَجۡدَتَيۡنِ وَهُوَ قَاعِدٌ. وَسَمِعَهُ أَبُو سَلَمَةَ مِنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ.

1222. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Ja’far, dari Al-A’raj. Beliau berkata: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila dikumandangkan azan salat, setan kabur dalam keadaan dia kentut hingga dia tidak mendengar suara azan. Apabila muazin sudah diam, setan itu datang lagi. Apabila ikamah salat diserukan, setan kembali kabur. Apabila muazin sudah diam, setan kembali datang. Setan terus menerus mengatakan kepada orang yang salat: Ingatlah! Yaitu segala hal yang tadinya orang itu tidak ingat sampai dia tidak mengetahui dia salat berapa rakaat.”

Abu Salamah bin ‘Abdurrahman berkata: Apabila salah seorang kalian mengalami hal itu, sujudlah dua kali ketika dia duduk. Abu Salamah mendengarnya dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 745

٩٠ – بَابٌ
90. Bab


٧٤٥ - حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا نَافِعُ بۡنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنِي ابۡنُ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنۡ أَسۡمَاءَ بِنۡتِ أَبِي بَكۡرٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ صَلَّى صَلَاةَ الۡكُسُوفِ، فَقَامَ فَأَطَالَ الۡقِيَامَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الۡقِيَامَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الۡقِيَامَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، ثُمَّ رَفَعَ فَأَطَالَ الۡقِيَامَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، ثُمَّ رَفَعَ، فَسَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ، ثُمَّ انۡصَرَفَ، فَقَالَ: (قَدۡ دَنَتۡ مِنِّي الۡجَنَّةُ، حَتَّى لَوِ اجۡتَرَأۡتُ عَلَيۡهَا، لَجِئۡتُكُمۡ بِقِطَافٍ مِنۡ قِطَافِهَا، وَدَنَتۡ مِنِّي النَّارُ حَتَّى قُلۡتُ: أَيۡ رَبِّ، وَأَنَا مَعَهُمۡ؟ فَإِذَا امۡرَأَةٌ - حَسِبۡتُ أَنَّهُ قَالَ - تَخۡدِشُهَا هِرَّةٌ، قُلۡتُ: مَا شَأۡنُ هَٰذِهِ؟ قَالُوا: حَبَسَتۡهَا حَتَّى مَاتَتۡ جُوعًا، لَا أَطۡعَمَتۡهَا، وَلَا أَرۡسَلَتۡهَا تَأۡكُلُ - قَالَ نَافِعٌ: حَسِبۡتُ أَنَّهُ قَالَ - مِنۡ خَشِيشِ أَوۡ خُشَاشِ الۡأَرۡضِ). [الحديث ٧٤٥ – طرفه في: ٢٣٦٤].

745. Ibnu Abu Maryam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Nafi’ bin ‘Umar mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Abu Mulaikah menceritakan kepadaku dari Asma` binti Abu Bakr:

Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat kusuf. Beliau berdiri dan memperlama berdirinya. Kemudian beliau rukuk dan memperlama rukuk. Kemudian beliau berdiri dan memperlama berdiri. Kemudian beliau rukuk dan memperlama rukuk. Kemudian beliau mengangkat (kepala dari rukuk). Kemudian beliau sujud dan memperlama sujud. Kemudian beliau mengangkat (kepala dari sujud). Kemudian beliau sujud dan memperlama sujud.

Kemudian beliau berdiri dan memperlama berdiri. Kemudian beliau rukuk dan memperlama rukuk. Kemudian beliau mengangkat (kepala dari rukuk) dan memperlama berdiri. Kemudian beliau rukuk dan memperlama rukuk. Kemudian beliau mengangkat (kepala dari rukuk). Kemudian beliau sujud dan memperlama sujud. Kemudian beliau mengangkat (kepala dari sujud). Kemudian beliau sujud dan memperlama sujud.

Selesai salat, beliau berbalik seraya bersabda, “Janah telah mendekat kepadaku, sampai-sampai andai aku memberanikan diri, niscaya aku akan membawakan buah-buahan janah kepada kalian. Nerakapun telah mendekat kepadaku, sampai-sampai aku berkata, ‘Wahai Rabi, apakah aku akan bersama mereka?’ Di neraka itu ada seorang wanita—(Nafi’ bin ‘Umar berkata,) Aku mengira Ibnu Abu Mulaikah berkata—dicabik-cabik oleh seekor kucing. Aku bertanya, ‘Mengapa wanita ini?’ Mereka menjawab, ‘Dia mengurung kucing itu hingga kucing itu mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan juga tidak melepaskannya agar bisa makan—Nafi’ berkata: Aku mengira Ibnu Abu Mulaikah berkata—serangga-serangga tanah.’”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 743 dan 744

٨٩ - بَابُ مَا يَقُولُ بَعۡدَ التَّكۡبِيرِ
89. Bab yang diucapkan setelah takbir


٧٤٣ - حَدَّثَنَا حَفۡصُ بۡنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ أَنَسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ وَأَبَا بَكۡرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، كَانُوا يَفۡتَتِحُونَ الصَّلَاةَ بِالۡحَمۡدُ لِلهِ رَبِّ الۡعَالَمِينَ.

743. Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, Abu Bakr, dan ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—dahulu mengawali salat dengan al-ḥamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn.

٧٤٤ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَاحِدِ بۡنُ زِيَادٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بۡنُ الۡقَعۡقَاعِ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو زُرۡعَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيۡرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَسۡكُتُ بَيۡنَ التَّكۡبِيرِ وَبَيۡنَ الۡقِرَاءَةِ إِسۡكَاتَةً - قَالَ أَحۡسِبُهُ قَالَ: هُنَيَّةً – فَقُلۡتُ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللهِ، إِسۡكَاتُكَ بَيۡنَ التَّكۡبِيرِ وَالۡقِرَاءَةِ، مَا تَقُولُ؟ قَالَ: (أَقُولُ: اللّٰهُمَّ بَاعِدۡ بَيۡنِي وَبَيۡنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدۡتَ بَيۡنَ الۡمَشۡرِقِ وَالۡمَغۡرِبِ، اللّٰهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الۡخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوۡبُ الۡأَبۡيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللّٰهُمَّ اغۡسِلۡ خَطَايَايَ بِالۡمَاءِ وَالثَّلۡجِ وَالۡبَرَدِ).

744. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Umarah bin Al-Qa’qa’ menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Zur’ah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Hurairah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Dahulu, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—diam antara takbir dengan qiraah. Abu Zur’ah berkata: Aku mengira Abu Hurairah mengatakan: sejenak.

Aku bertanya, “Aku tebus engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, engkau diam antara takbir dengan qiraah. Apa yang engkau baca?”

Rasulullah menjawab, “Aku membaca: Allāhumma bā’id bainī wa baina khathāyāya kamā bā’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allāhumma naqqinī minal khathāyā kamā yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Allāhummaghsil khathāyāya bil mā`i wats tsalji wal barad (Ya Allah jauhkanlah aku dengan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan timur dengan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun).”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 739

٨٦ - بَابُ رَفۡعِ الۡيَدَيۡنِ إِذَا قَامَ مِنَ الرَّكۡعَتَيۡنِ
86. Bab mengangkat kedua tangan ketika berdiri dari dua rakaat


٧٣٩ - حَدَّثَنَا عَيَّاشٌ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡأَعۡلَى قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ، عَنۡ نَافِعٍ: أَنَّ ابۡنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ، كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيۡهِ، وَإِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيۡهِ، وَإِذَا قَالَ: (سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ) رَفَعَ يَدَيۡهِ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الرَّكۡعَتَيۡنِ رَفَعَ يَدَيۡهِ، وَرَفَعَ ذٰلِكَ ابۡنُ عُمَرَ إِلَى نَبِيِّ اللهِ ﷺ. رَوَاهُ حَمَّادُ بۡنُ سَلَمَةَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَرَوَاهُ ابۡنُ طَهۡمَانَ، عَنۡ أَيُّوبَ وَمُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ، مُخۡتَصَرًا. [طرفه في: ٧٣٥].

739. ‘Ayyasy telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul A’la menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Nafi’:

Bahwa dahulu Ibnu ‘Umar apabila memulai salat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya. Apabila beliau rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya. Apabila beliau mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah,” beliau mengangkat kedua tangannya. Apabila beliau bangkit dari dua rakaat, beliau mengangkat kedua tangannya. Ibnu ‘Umar menyandarkan perbuatan itu kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Diriwayatkan pula oleh Hammad bin Salamah, dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Thahman, dari Ayyub dan Musa bin ‘Uqbah, secara ringkas.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3457

٣٤٥٧ - حَدَّثَنَا عِمۡرَانُ بۡنُ مَيۡسَرَةَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: ذَكَرُوا النَّارَ وَالنَّاقُوسَ، فَذَكَرُوا الۡيَهُودَ وَالنَّصَارَى، فَأُمِرَ بِلَالٌ: أَنۡ يَشۡفَعَ الۡأَذَانَ، وَأَنۡ يُوتِرَ الۡإِقَامَةَ. [طرفه في: ٦٠٣].

3457. ‘Imran bin Maisarah telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami: Khalid menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Mereka menyebutkan api dan lonceng. Lalu mereka menyebutkan Yahudi dan Nasrani. Lalu Bilal diperintah untuk menggenapkan lafaz azan dan mengganjilkan lafaz ikamah.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 738

٨٥ - بَابٌ إِلَى أَيۡنَ يَرۡفَعُ يَدَيۡهِ؟
85. Bab sampai mana orang yang salat mengangkat kedua tangannya?


وَقَالَ أَبُو حُمَيۡدٍ فِي أَصۡحَابِهِ: رَفَعَ النَّبِيُّ ﷺ حَذۡوَ مَنۡكِبَيۡهِ.

Abu Humaid berkata kepada para sahabatnya, “Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengangkat sejajar kedua bahunya.

٧٣٨ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنَا سَالِمُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: أَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ افۡتَتَحَ التَّكۡبِيرَ فِي الصَّلَاةِ، فَرَفَعَ يَدَيۡهِ حِينَ يُكَبِّرُ، حَتَّى يَجۡعَلَهُمَا حَذۡوَ مَنۡكِبَيۡهِ، وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ فَعَلَ مِثۡلَهُ، وَإِذَا قَالَ: (سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ) فَعَلَ مِثۡلَهُ وَقَالَ: (رَبَّنَا وَلَكَ الۡحَمۡدُ). وَلَا يَفۡعَلُ ذٰلِكَ حِينَ يَسۡجُدُ، وَلَا حِينَ يَرۡفَعُ رَأۡسَهُ مِنَ السُّجُودِ. [طرفه في: ٧٣٥].

738. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Salim bin ‘Abdullah mengabarkan kepada kami: Bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—mengatakan:

Aku melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengawali salat dengan takbir. Beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir hingga memosisikannya sejajar kedua bahunya. Apabila beliau bertakbir untuk rukuk, beliau melakukan semisal itu. Apabila beliau mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah,” beliau melakukan semisal itu dan mengucapkan, “Rabbanaa wa lakal hamd.” Beliau tidak melakukan itu ketika sujud, tidak pula ketika mengangkat kepala dari sujud.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 736 dan 737

٨٤ - بَابُ رَفۡعِ الۡيَدَيۡنِ إِذَا كَبَّرَ، وَإِذَا رَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ
84. Bab mengangkat kedua tangan ketika bertakbir, ketika rukuk, dan ketika mengangkat (kepala dari rukuk)


٧٣٦ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ مُقَاتِلٍ قَالَ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ: أَخۡبَرَنِي سَالِمُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: رَأَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ إِذَا قَامَ فِي الصَّلَاةِ، رَفَعَ يَدَيۡهِ حَتَّى يَكُونَا حَذۡوَ مَنۡكِبَيۡهِ، وَكَانَ يَفۡعَلُ ذٰلِكَ حِينَ يُكَبِّرُ لِلرُّكُوعِ، وَيَفۡعَلُ ذٰلِكَ إِذَا رَفَعَ رَأۡسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَيَقُولُ: (سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ). وَلَا يَفۡعَلُ ذٰلِكَ فِي السُّجُودِ. [طرفه في: ٧٣٥].

736. Muhammad bin Muqatil telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Yunus mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri: Salim bin ‘Abdullah mengabarkan kepadaku dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Aku melihat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila berdiri ketika salat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga keduanya sejajar bahunya. Beliau melakukan itu ketika bertakbir untuk rukuk dan beliau melakukan itu ketika mengangkat kepalanya dari rukuk dan mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah.” Beliau tidak melakukan hal itu ketika sujud.

٧٣٧ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ الۡوَاسِطِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ خَالِدٍ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ: أَنَّهُ رَأَى مَالِكَ بۡنَ الۡحُوَيۡرِثِ إِذَا صَلَّى كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيۡهِ، وَإِذَا أَرَادَ أَنۡ يَرۡكَعَ رَفَعَ يَدَيۡهِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأۡسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَ يَدَيۡهِ، وَحَدَّثَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ صَنَعَ هَٰكَذَا.

737. Ishaq Al-Wasithi telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Khalid bin ‘Abdullah menceritakan kepada kami dari Khalid, dari Abu Qilabah: Bahwa beliau melihat Malik bin Al-Huwairits ketika salat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya. Ketika beliau hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya. Beliau menceritakan bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berbuat demikian.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 711

٦٦ - بَابٌ إِذَا صَلَّى ثُمَّ أَمَّ قَوۡمًا
66. Bab apabila seseorang sudah salat, kemudian mengimami suatu kaum


٧١١ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ، وَأَبُو النُّعۡمَانِ قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ جَابِرٍ قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ يَأۡتِي قَوۡمَهُ فَيُصَلِّي بِهِمۡ. [طرفه في: ٧٠٠].

711. Sulaiman bin Harb dan Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari ‘Amr bin Dinar, dari Jabir. Beliau mengatakan: Dahulu, Mu’adz salat bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, kemudian beliau mendatangi kaumnya, lalu salat mengimami mereka.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 709 dan 710

٧٠٩ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ زُرَيۡعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ: أَنَّ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (إِنِّي لَأَدۡخُلُ فِي الصَّلَاةِ، وَأَنَا أُرِيدُ إِطَالَتَهَا، فَأَسۡمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي، مِمَّا أَعۡلَمُ مِنۡ شِدَّةِ وَجۡدِ أُمِّهِ مِنۡ بُكَائِهِ). [الحديث ٧٠٩ - طرفه في: ٧١٠].

709. ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sa’id menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Qatadah menceritakan kepada kami bahwa Anas bin Malik menceritakan kepadanya: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya aku sudah memulai salat dalam keadaan aku ingin memperlamanya, namun aku mendengar tangisan bayi, sehingga aku mempersingkat salatku karena aku tahu tangisannya akan memunculkan perasaan sayang yang sangat pada ibunya.”

٧١٠ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنۡ سَعِيدٍ، عَنۡ قَتَادَةَ عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِنِّي لَأَدۡخُلُ فِي الصَّلَاةِ، فَأُرِيدُ إِطَالَتَهَا، فَأَسۡمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ، مِمَّا أَعۡلَمُ مِنۡ شِدَّةِ وَجۡدِ أُمِّهِ مِنۡ بُكَائِهِ). وَقَالَ مُوسَى: حَدَّثَنَا أَبَانُ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ: حَدَّثَنَا أَنَسٌ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: مِثۡلَهُ. [طرفه في: ٧٠٩].

710. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Abu ‘Adi menceritakan kepada kami dari Sa’id, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Sungguh aku sudah memulai salat dan aku ingin memperlamanya, lalu aku mendengar tangisan bayi sehingga aku mempersingkat salat karena aku mengetahui tangisannya akan memunculkan keinginan ibunya untuk segera menenangkannya.”

Musa berkata: Aban menceritakan kepada kami: Qatadah menceritakan kepada kami: Anas menceritakan kepada kami dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—semisal hadis tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 707

٦٥ - بَابُ مَنۡ أَخَفَّ الصَّلَاةَ عِنۡدَ بُكَاءِ الصَّبِيِّ
65. Bab barang siapa meringankan salat ketika ada tangisan bayi


٧٠٧ - حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ مُوسَى قَالَ: أَخۡبَرَنَا الۡوَلِيدُ قَالَ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنۡ أَبِيهِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِنِّي لَأَقُومُ فِي الصَّلَاةِ أُرِيدُ أَنۡ أُطَوِّلَ فِيهَا، فَأَسۡمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي، كَرَاهِيَةَ أَنۡ أَشُقَّ عَلَى أُمِّهِ). تَابَعَهُ بِشۡرُ بۡنُ بَكۡرٍ، وَابۡنُ الۡمُبَارَكِ، وَبَقِيَّةُ، عَنِ الۡأَوۡزَاعِيِّ.

[الحديث ٧٠٧ – طرفه في: ٨٦٨].

707. Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Walid mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Al-Auza’i menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah, dari ayahnya, yaitu Abu Qatadah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Sungguh aku benar-benar ingin melakukan salat dengan lama, namun aku mendengar tangisan bayi, lalu aku mempersingkat salatku karena tidak suka akan menyulitkan ibunya.”

Bisyr bin Bakr, Ibnu Al-Mubarak, dan Baqiyyah mengiringi Al-Walid dari Al-Auza’i.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 706

٦٤ - بَابُ الۡإِيجَازِ فِي الصَّلَاةِ وَإِكۡمَالِهَا
64. Bab menyingkat dan menyempurnakan salat


٧٠٦ - حَدَّثَنَا أَبُو مَعۡمَرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُوجِزُ الصَّلَاةَ وَيُكۡمِلُهَا.

706. Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul ‘Aziz menceritakan kepada kami dari Anas. Beliau mengatakan: Dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah menyingkat dan menyempurnakan salat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 705

٧٠٥ - حَدَّثَنَا آدَمُ بۡنُ أَبِي إِيَاسٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَارِبُ بۡنُ دِثَارٍ قَالَ: سَمِعۡتُ جَابِرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ الۡأَنۡصَارِيَّ قَالَ: أَقۡبَلَ رَجُلٌ بِنَاضِحَيۡنِ وَقَدۡ جَنَحَ اللَّيۡلُ، فَوَافَقَ مُعَاذًا يُصَلِّي، فَتَرَكَ نَاضِحَهُ، وَأَقۡبَلَ إِلَى مُعَاذٍ، فَقَرَأَ بِسُورَةِ الۡبَقَرَةِ، أَوِ النِّسَاءِ، فَانۡطَلَقَ الرَّجُلُ، وَبَلَغَهُ أَنَّ مُعَاذًا نَالَ مِنۡهُ، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَشَكَا إِلَيۡهِ مُعَاذًا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (يَا مُعَاذُ أَفَتَّانٌ أَنۡتَ؟) أَوۡ (أَفَاتِنٌ؟) ثَلَاثَ مِرَارٍ: (فَلَوۡلَا صَلَّيۡتَ بِسَبِّحِ اسۡمَ رَبِّكَ، وَالشَّمۡسِ وَضُحَاهَا، وَاللَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَى، فَإِنَّهُ يُصَلِّي وَرَاءَكَ الۡكَبِيرُ وَالضَّعِيفُ وَذُو الۡحَاجَةِ). أَحۡسِبُ فِي الۡحَدِيثِ. قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: وَتَابَعَهُ سَعِيدُ بۡنُ مَسۡرُوقٍ، وَمِسۡعَرٌ، وَالشَّيۡبَانِيُّ؛ قَالَ عَمۡرٌو: وَعُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ مِقۡسَمٍ، وَأَبُو الزُّبَيۡرِ، عَنۡ جَابِرٍ: قَرَأَ مُعَاذٌ فِي الۡعِشَاءِ بِالۡبَقَرَةِ. وَتَابَعَهُ الۡأَعۡمَشُ، عَنۡ مُحَارِبٍ. [طرفه في: ٧٠٠].

705. Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Muharib bin Ditsar menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Jabir bin ‘Abdullah Al-Anshari mengatakan:

Seseorang datang membawa dua unta ketika malam sudah merebak. Dia mendapati Mu’adz sedang mengimami salat. Diapun meninggalkan untanya lalu datang menjadi makmum Mu’adz. Mu’adz membaca surah Al-Baqarah atau An-Nisa`. Orang tadi pergi (meninggalkan salat berjemaah). Sampai kabar kepada orang itu bahwa Mu’adz mencelanya. Orang itu mendatangi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu mengadukan Mu’adz kepada beliau.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai Mu’adz, apakah engkau ini juru fitnah?” Atau, “apakah engkau pembuat fitnah?” Sebanyak tiga kali. “Mengapa engkau tidak mengimami salat dengan membaca surah Al-A’la, Asy-Syams, Adh-Dhuha, atau Al-Lail? Sesungguhnya yang salat di belakangmu ada orang yang sudah tua, orang yang lemah, dan orang-orang yang memiliki keperluan.”

(Syu’bah berkata), “Aku mengira (perkataan: Sesungguhnya yang salat di belakangmu...) masuk di dalam hadis.”

Abu ‘Abdullah berkata: Sa’id bin Masruq, Mis’ar, dan Asy-Syaibani mengiringi Syu’bah.

‘Amr, ‘Ubaidullah bin Miqsam, dan Abu Az-Zubair berkata dari Jabir: Mu’adz membaca surah Al-Baqarah ketika salat Isya.

Al-A’masy juga mengiringi Syu’bah dari Muharib.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 700 dan 701

٦٠ - بَابٌ إِذَا طَوَّلَ الۡإِمَامُ وَكَانَ لِلرَّجُلِ حَاجَةٌ، فَخَرَجَ فَصَلَّى
60. Bab apabila imam memperlama salatnya, sementara ada makmum yang memiliki hajat, lalu dia keluar (dari jemaah) dan salat sendiri


٧٠٠ - حَدَّثَنَا مُسۡلِمٌ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَمۡرٍو، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ: أَنَّ مُعَاذَ بۡنَ جَبَلٍ كَانَ يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ يَرۡجِعُ فَيَؤُمُّ قَوۡمَهُ.

[الحديث ٧٠٠ – أطرافه في: ٧٠١، ٧٠٥، ٧١١، ٦١٠٦].

700. Muslim telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Amr, dari Jabir bin ‘Abdullah: Bahwa Mu’adz bin Jabal dahulu salat bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kemudian beliau kembali lalu mengimami salat kaumnya.

٧٠١ – قَالَ: وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَمۡرٍو قَالَ: سَمِعۡتُ جَابِرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: كَانَ مُعَاذُ بۡنُ جَبَلٍ يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ يَرۡجِعُ فَيَؤُمُّ قَوۡمَهُ، فَصَلَّى الۡعِشَاءَ، فَقَرَأَ بِالۡبَقَرَةِ، فَانۡصَرَفَ الرَّجُلُ، فَكَأَنَّ مُعَاذًا تَنَاوَلَ مِنۡهُ، فَبَلَغَ النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ: (فَتَّانٌ، فَتَّانٌ، فَتَّانٌ) ثَلَاثَ مِرَارٍ، أَوۡ قَالَ: (فَاتِنًا، فَاتِنًا، فَاتِنًا). وَأَمَرَهُ بِسُورَتَيۡنِ مِنۡ أَوۡسَطِ الۡمُفَصَّلِ. قَالَ عَمۡرٌو: لَا أَحۡفَظُهُمَا. [طرفه في: ٧٠٠].

701. Beliau berkata: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Ghundar menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Amr. Beliau berkata: Aku mendengar Jabir bin ‘Abdullah mengatakan:

Dahulu, Mu’adz bin Jabal salat bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, kemudian beliau kembali lalu mengimami salat kaumnya. Beliau salat Isya, lalu membaca surah Al-Baqarah. Ada seseorang yang meninggalkan (salat jemaah). Lalu sepertinya Mu’adz mencercanya. Kabar kejadian itu sampai kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lantas beliau bersabda, “Engkau ini juru fitnah. Engkau ini juru fitnah. Engkau ini juru fitnah.” Sebanyak tiga kali. Atau beliau bersabda, “Engkau menjadi pembuat fitnah. Engkau menjadi pembuat fitnah. Engkau menjadi pembuat fitnah.”

Nabi menyuruh Mu’adz (agar membaca dalam salat) dua surah dari kelompok surah mufashshal yang pertengahan.

‘Amr berkata: Aku tidak menghafal nama dua surah tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 695 dan 696

٥٦ - بَابُ إِمَامَةِ الۡمَفۡتُونِ وَالۡمُبۡتَدِعِ
56. Bab hukum keimaman seorang yang ditimpa cobaan dan ahli bidah


وَقَالَ الۡحَسَنُ: صَلِّ وَعَلَيۡهِ بِدۡعَتُهُ.

Al-Hasan berkata, “Salatlah! Bidahnya menjadi tanggungannya.”

٦٩٥ - قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: وَقَالَ لَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ: حَدَّثَنَا الزُّهۡرِيُّ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَدِيِّ بۡنِ خِيَارٍ: أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى عُثۡمَانَ بۡنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، وَهُوَ مَحۡصُورٌ، فَقَالَ: إِنَّكَ إِمَامُ عَامَّةٍ، وَنَزَلَ بِكَ مَا تَرَى، وَيُصَلِّي لَنَا إِمَامُ فِتۡنَةٍ، وَنَتَحَرَّجُ؟ فَقَالَ: الصَّلَاةُ أَحۡسَنُ مَا يَعۡمَلُ النَّاسُ، فَإِذَا أَحۡسَنَ النَّاسُ فَأَحۡسِنۡ مَعَهُمۡ، وَإِذَا أَسَاؤُوا فَاجۡتَنِبۡ إِسَاءَتَهُمۡ. وَقَالَ الزُّبَيۡدِيُّ: قَالَ الزُّهۡرِيُّ: لَا نَرَى أَنۡ يُصَلَّى خَلۡفَ الۡمُخَنَّثِ، إِلَّا مِنۡ ضَرُورَةٍ لَا بُدَّ مِنۡهَا.

695. Abu ‘Abdullah berkata: Muhammad bin Yusuf berkata kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami: Az-Zuhri menceritakan kepada kami dari Humaid bin ‘Abdurrahman, dari ‘Ubaidullah bin ‘Adi bin Khiyar:

Bahwa beliau masuk ke rumah ‘Utsman bin ‘Affan—radhiyallahu ‘anhu—ketika beliau sedang dikepung. ‘Ubaidullah berkata, “Engkau adalah imam kaum muslimin secara umum, namun telah terjadi apa yang engkau lihat, lalu yang menjadi imam salat kami adalah seorang imam pengobar fitnah. Kami merasa berat hati.”

‘Utsman berkata, “Salat adalah amalan terbaik seseorang. Apabila orang-orang melakukan salat dengan baik, ikutlah salat bersama mereka dengan baik. Apabila mereka berbuat buruk, jauhilah keburukan mereka.”

Az-Zubaidi berkata: Az-Zuhri berkata: Kami berpandangan tidak boleh salat diimami oleh orang yang banci kecuali darurat, tidak bisa tidak.

٦٩٦ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ أَبَانَ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ، عَنۡ شُعۡبَةَ، عَنۡ أَبِي التَّيَّاحِ: أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ لِأَبِي ذَرٍّ: (اسۡمَعۡ وَأَطِعۡ وَلَوۡ لِحَبَشِيٍّ، كَأَنَّ رَأۡسَهُ زَبِيبَةٌ). [طرفه في: ٦٩٣].

696. Muhammad bin Aban telah menceritakan kepada kami: Ghundar menceritakan kepada kami dari Syu’bah, dari Abu At-Tayyah: Bahwa beliau mendengar Anas bin Malik: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda kepada Abu Dzarr, “Dengar dan taatilah! Walaupun kepada orang dari Habasyah yang kepalanya seperti kismis.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 694

٥٥ - بَابٌ إِذَا لَمۡ يُتِمَّ الۡإِمَامُ وَأَتَمَّ مَنۡ خَلۡفَهُ
55. Bab apabila imam tidak melakukan salat dengan sempurna, sedangkan makmum melakukannya dengan sempurna


٦٩٤ - حَدَّثَنَا الۡفَضۡلُ بۡنُ سَهۡلٍ قَالَ: حَدَّثَنَا الۡحَسَنُ بۡنُ مُوسَى الۡأَشۡيَبُ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (يُصَلُّونَ لَكُمۡ، فَإِنۡ أَصَابُوا فَلَكُمۡ، وَإِنۡ أَخۡطَؤُوا فَلَكُمۡ وَعَلَيۡهِمۡ).

694. Al-Fadhl bin Sahl telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Hasan bin Musa Al-Asyyab menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari ‘Atha` bin Yasar, dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Mereka (yaitu para imam salat) mengimami kalian salat. Apabila mereka benar, kalian mendapatkan pahala (begitu pula mereka). Apabila mereka keliru, kalian mendapatkan pahala, sedangkan mereka mendapatkan dosanya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 692 dan 693

٥٤ - بَابُ إِمَامَةِ الۡعَبۡدِ وَالۡمَوۡلَى
54. Bab hukum keimaman budak dan maula (mantan budak yang dimerdekakan)


وَكَانَتۡ عَائِشَةُ يَؤُمُّهَا عَبۡدُهَا ذَكۡوَانُ مِنَ الۡمُصۡحَفِ. وَوَلَدِ الۡبَغِيِّ وَالۡأَعۡرَابِيِّ، وَالۡغُلَامِ الَّذِي لَمۡ يَحۡتَلِمۡ، لِقَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ: (يَؤُمُّهُمۡ أَقۡرَؤُهُمۡ لِكِتَابِ اللهِ).

‘Aisyah pernah diimami salat oleh budaknya, yaitu Dzakwan, (yang membaca) dari mushaf.

(Juga hukum keimaman) anak seorang wanita pezina, badui, dan anak yang belum balig. Berdasarkan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Yang menjadi imam mereka adalah yang paling mengilmui Alquran.”

٦٩٢ - حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ الۡمُنۡذِرِ قَالَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بۡنُ عِيَاضٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ الۡمُهَاجِرُونَ الۡأَوَّلُونَ الۡعُصۡبَةَ - مَوۡضِعٌ بِقُبَاءٍ - قَبۡلَ مَقۡدَمِ رَسُولِ اللهِ ﷺ، كَانَ يَؤُمُّهُمۡ سَالِمٌ مَوۡلَى أَبِي حُذَيۡفَةَ، وَكَانَ أَكۡثَرَهُمۡ قُرۡآنًا.

[الحديث ٦٩٢ – طرفه في: ٧١٧٥].

692. Ibrahim bin Al-Mundzir telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Anas bin ‘Iyadh menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar. Beliau mengatakan: Ketika orang-orang muhajirin yang pertama tiba di ‘Ushbah—suatu tempat di Quba`—sebelum kedatangan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, waktu itu yang menjadi imam salat mereka adalah Salim maula Abu Hudzaifah. Waktu itu beliaulah yang paling banyak hafalan Alqurannya.

٦٩٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (اسۡمَعُوا وَأَطِيعُوا، وَإِنِ اسۡتُعۡمِلَ حَبَشِيٌّ، كَأَنَّ رَأۡسَهُ زَبِيبَةٌ).

[الحديث ٦٩٣ – طرفاه في: ٦٩٦، ٧١٤٢].

693. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu At-Tayyah menceritakan kepadaku dari Anas, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Dengarlah dan taatilah! Walaupun yang menjadi penguasa adalah seseorang dari Habasyah, yang kepalanya seperti kismis.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 691

٥٣ - بَابُ إِثۡمِ مَنۡ رَفَعَ رَأۡسَهُ قَبۡلَ الۡإِمَامِ
53. Bab dosa orang yang mengangkat kepala sebelum imam


٦٩١ - حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بۡنُ مِنۡهَالٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ زِيَادٍ: سَمِعۡتُ أَبَا هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (أَمَا يَخۡشَى أَحَدُكُمۡ – أَوۡ: لَا يَخۡشَى أَحَدُكُمۡ - إِذَا رَفَعَ رَأۡسَهُ قَبۡلَ الۡإِمَامِ، أَنۡ يَجۡعَلَ اللهُ رَأۡسَهُ رَأۡسَ حِمَارٍ، أَوۡ يَجۡعَلَ اللهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ؟).

691. Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ziyad: Aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Apa salah seorang kalian tidak khawatir, apabila dia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala himar atau Allah mengubah bentuknya menjadi bentuk himar?”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 690

٥٢ - بَابُ مَتَى يَسۡجُدُ مَنۡ خَلۡفَ الۡإِمَامِ
52. Bab kapan makmum sujud


قَالَ أَنَسٌ: فَإِذَا سَجَدَ فَاسۡجُدُوا.

Anas mengatakan, “Apabila imam telah sujud, sujudlah kalian.”

٦٩٠ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ، عَنۡ سُفۡيَانَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو إِسۡحَاقَ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يَزِيدَ قَالَ: حَدَّثَنِي الۡبَرَاءُ، وَهُوَ غَيۡرُ كَذُوبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا قَالَ: (سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ)، لَمۡ يَحۡنِ أَحَدٌ مِنَّا ظَهۡرَهُ، حَتَّى يَقَعَ النَّبِيُّ ﷺ سَاجِدًا، ثُمَّ نَقَعُ سُجُودًا بَعۡدَهُ.

690. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Sufyan. Beliau berkata: Abu Ishaq menceritakan kepadaku. Beliau berkata: ‘Abdullah bin Yazid menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Al-Bara` menceritakan kepadaku. ‘Abdullah bin Yazid bukan orang yang suka berdusta. Al-Bara` berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah,” tidak ada seorangpun dari kami yang membungkukkan punggungnya sampai Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sujud. Kemudian kami baru turun sujud setelahnya.

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ، عَنۡ سُفۡيَانَ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، نَحۡوَهُ بِهَٰذَا.

[الحديث ٦٩٠ – طرفاه في: ٧٤٧، ٨١١].

Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Abu Ishaq semisal hadis tersebut melalui sanad ini.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 685

٤٩ - بَابٌ إِذَا اسۡتَوَوۡا فِي الۡقِرَاءَةِ فَلۡيَؤُمَّهُمۡ أَكۡبَرُهُمۡ
49. Bab apabila mereka sama dalam hal qiraah, yang menjadi imam mereka adalah yang paling tua


٦٨٥ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ مَالِكِ بۡنِ الۡحُوَيۡرِثِ قَالَ: قَدِمۡنَا عَلَى النَّبِيِّ ﷺ وَنَحۡنُ شَبَبَةٌ، فَلَبِثۡنَا عِنۡدَهُ نَحۡوًا مِنۡ عِشۡرِينَ لَيۡلَةً، وَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ رَحِيمًا، فَقَالَ: (لَوۡ رَجَعۡتُمۡ إِلَى بِلَادِكُمۡ فَعَلَّمۡتُمُوهُمۡ، مُرُوهُمۡ فَلۡيُصَلُّوا صَلَاةَ كَذَا فِي حِينِ كَذَا، وَصَلَاةَ كَذَا فِي حِينِ كَذَا، وَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلۡيُؤَذِّنۡ لَكُمۡ أَحَدُكُمۡ، وَلۡيَؤُمَّكُمۡ أَكۡبَرُكُمۡ). [طرفه في: ٦٢٨].

685. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Malik bin Al-Huwairits. Beliau mengatakan: Kami tiba menemui Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam keadaan kami masih muda umurnya. Kami tinggal di dekat tempat beliau sekitar dua puluh malam. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—adalah orang yang amat penyayang. Beliau bersabda, “Kalau kalian kembali ke kampung halaman kalian, ajarilah mereka. Perintahkan mereka salat ini di waktu ini dan salat ini di waktu ini. Apabila waktu salat sudah masuk, salah seorang kalian kumandangkan azan dan yang paling tua dari kalian jadilah imam salat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 684

٤٨ - بَابُ مَنۡ دَخَلَ لِيَؤُمَّ النَّاسَ، فَجَاءَ الۡإِمَامُ الۡأَوَّلُ، فَتَأَخَّرَ الۡأَوَّلُ أَوۡ لَمۡ يَتَأَخَّرۡ، جَازَتۡ صَلَاتُهُ‏
48. Bab barang siapa menggantikan imam salat kaum muslimin, lalu imam yang tetap datang, kemudian imam pengganti tadi mundur ataupun tidak mundur, salatnya sah


فِيهِ عَائِشَةُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Tentangnya ada riwayat ‘Aisyah dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

٦٨٤ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ أَبِي حَازِمِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ السَّاعِدِيِّ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ ذَهَبَ إِلَى بَنِي عَمۡرِو بۡنِ عَوۡفٍ لِيُصۡلِحَ بَيۡنَهُمۡ، فَحَانَتِ الصَّلَاةُ، فَجَاءَ الۡمُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ، فَقَالَ: أَتُصَلِّي لِلنَّاسِ فَأُقِيمُ؟ قَالَ: نَعَمۡ، فَصَلَّى أَبُو بَكۡرٍ، فَجَاءَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ، فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ، فَصَفَّقَ النَّاسُ، وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ لَا يَلۡتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكۡثَرَ النَّاسُ التَّصۡفِيقَ الۡتَفَتَ، فَرَأَى رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَنِ امۡكُثۡ مَكَانَكَ). فَرَفَعَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَدَيۡهِ، فَحَمِدَ اللهَ عَلَى مَا أَمَرَهُ بِهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ مِنۡ ذٰلِكَ، ثُمَّ اسۡتَأۡخَرَ أَبُو بَكۡرٍ حَتَّى اسۡتَوَى فِي الصَّفِّ، وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَصَلَّى، فَلَمَّا انۡصَرَفَ قَالَ: (يَا أَبَا بَكۡرٍ، مَا مَنَعَكَ أَنۡ تَثۡبُتَ إِذۡ أَمَرۡتُكَ؟) فَقَالَ أَبُو بَكۡرٍ: مَا كَانَ لِابۡنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنۡ يُصَلِّيَ بَيۡنَ يَدَىۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا لِي رَأَيۡتُكُمۡ أَكۡثَرۡتُمُ التَّصۡفِيقَ؟ مَنۡ رَابَهُ شَىۡءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلۡيُسَبِّحۡ، فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الۡتُفِتَ إِلَيۡهِ، وَإِنَّمَا التَّصۡفِيقُ لِلنِّسَاءِ).

[الحديث ٦٨٤ – أطرافه في: ١٢٠١، ١٢٠٤، ١٢١٨، ١٢٣٤، ٢٦٩٠، ٢٦٩٣، ٧١٩٠].

684. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Abu Hazim bin Dinar, dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi:

Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi ke tempat bani ‘Amr bin ‘Auf untuk mendamaikan mereka. Tibalah waktu salat, lalu muazin datang menemui Abu Bakr seraya bertanya, “Apakah engkau bisa salat mengimami kaum muslimin? Kalau iya, aku akan mengumandangkan ikamah.”

Abu Bakr menjawab, “Baik.”

Abu Bakr memimpin salat. Lalu, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang ketika kaum muslimin masih salat. Beliau menembus barisan hingga berdiri di saf pertama. Orang-orangpun menepukkan tangan. Tadinya Abu Bakr tidak menoleh dalam salat beliau. Ketika orang-orang yang menepukkan tangan semakin banyak, beliau menoleh. Beliau melihat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi isyarat Abu Bakr agar tetap di tempatnya. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—mengangkat kedua tangannya, lalu memuji Allah atas yang Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—perintahkan kepadanya berupa kehormatan itu. Kemudian Abu Bakr mundur hingga sejajar dengan barisan dan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—maju lalu melanjutkan salat.

Serampung salat, beliau bertanya, “Wahai Abu Bakr, apa yang menghalangimu untuk tetap di tempat waktu aku perintahkan kepadamu?”

Abu Bakr menjawab, “Tidak pantas bagi putra Abu Quhafah untuk salat di hadapan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda (kepada makmum), “Mengapa aku lihat kalian banyak yang menepukkan tangan? Bila ada sesuatu yang terjadi padanya ketika sedang salat, hendaknya dia bertasbih, karena bila dia bertasbih, imam akan menengok kepadanya. Adapun menepukkan tangan hanya untuk wanita.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 680, 681, dan 682

٦٨٠ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَنَسُ بۡنُ مَالِكٍ الۡأَنۡصَارِيُّ، وَكَانَ تَبِعَ النَّبِيَّ ﷺ، وَخَدَمَهُ وَصَحِبَهُ: أَنَّ أَبَا بَكۡرٍ كَانَ يُصَلِّي لَهُمۡ فِي وَجَعِ النَّبِيِّ ﷺ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ، حَتَّى إِذَا كَانَ يَوۡمُ الۡاِثۡنَيۡنِ، وَهُمۡ صُفُوفٌ فِي الصَّلَاةِ، فَكَشَفَ النَّبِيُّ ﷺ سِتۡرَ الۡحُجۡرَةِ، يَنۡظُرُ إِلَيۡنَا وَهُوَ قَائِمٌ، كَأَنَّ وَجۡهَهُ وَرَقَةُ مُصۡحَفٍ، ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضۡحَكُ، فَهَمَمۡنَا أَنۡ نَفۡتَتِنَ مِنَ الۡفَرَحِ بِرُؤۡيَةِ النَّبِيِّ ﷺ، فَنَكَصَ أَبُو بَكۡرٍ عَلَى عَقِبَيۡهِ لِيَصِلَ الصَّفَّ، وَظَنَّ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ خَارِجٌ إِلَى الصَّلَاةِ، فَأَشَارَ إِلَيۡنَا النَّبِيُّ ﷺ: (أَنۡ أَتِمُّوا صَلَاتَكُمۡ). وَأَرۡخَى السِّتۡرَ، فَتُوُفِّيَ ﷺ مِنۡ يَوۡمِهِ.

[الحديث ٦٨٠ – أطرافه في: ٦٨١، ٧٥٤، ١٢٠٥، ٤٤٤٨].

680. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Anas bin Malik Al-Anshari mengabarkan kepadaku dan Anas ini senantiasa mengikuti Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, melayani beliau, dan menyertai beliau:

Bahwa Abu Bakr pernah salat mengimami mereka ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sakit yang menyebabkan kematian beliau. Sampai saat itu di hari Senin ketika mereka sedang bersaf-saf dalam salat, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyingkap tirai kamar. Beliau memandangi kami dengan berdiri. Wajah beliau seakan-akan kertas mushaf. Kemudian beliau tersenyum dan tertawa. Kami hampir saja melakukan kesalahan (dengan menghentikan salat) saking gembira melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Abu Bakr berbalik ke belakang untuk masuk ke saf karena mengira bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—akan keluar untuk salat. Namun, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi isyarat kepada kami, “Sempurnakanlah salat kalian!” Kemudian beliau menurunkan tirai dan beliau wafat di hari itu.

٦٨١ - حَدَّثَنَا أَبُو مَعۡمَرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: لَمۡ يَخۡرُجِ النَّبِيُّ ﷺ ثَلَاثًا، فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَذَهَبَ أَبُو بَكۡرٍ يَتَقَدَّمُ، فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ ﷺ بِالۡحِجَابِ فَرَفَعَهُ، فَلَمَّا وَضَحَ وَجۡهُ النَّبِيِّ ﷺ، مَا نَظَرۡنَا مَنۡظَرًا كَانَ أَعۡجَبَ إِلَيۡنَا مِنۡ وَجۡهِ النَّبِيِّ ﷺ حِينَ وَضَحَ لَنَا، فَأَوۡمَأَ النَّبِيُّ ﷺ بِيَدِهِ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ أَنۡ يَتَقَدَّمَ، وَأَرۡخَى النَّبِيُّ ﷺ الۡحِجَابَ، فَلَمۡ يُقۡدَرۡ عَلَيۡهِ حَتَّى مَاتَ. [طرفه في: ٦٨٠].

681. Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul ‘Aziz menceritakan kepada kami dari Anas. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak keluar melaksanakan salat selama tiga hari. Abu Bakr maju menjadi imam menggantikan beliau. Lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengatakan agar tirai kamar beliau diangkat. Ketika wajah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tampak, kami tidak melihat ada pemandangan yang lebih kami sukai daripada wajah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika tampak oleh kami saat itu. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi isyarat dengan tangannya kepada Abu Bakr untuk maju. Lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menurunkan tirai kamarnya. Setelah itu, beliau tidak tampak (keluar) lagi hingga meninggal.

٦٨٢ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ سُلَيۡمَانَ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ قَالَ: حَدَّثَنِي يُونُسُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ حَمۡزَةَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ: أَنَّهُ أَخۡبَرَهُ عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: لَمَّا اشۡتَدَّ بِرَسُولِ اللهِ ﷺ وَجَعُهُ، قِيلَ لَهُ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: (مُرُوا أَبَا بَكۡرٍ فَلۡيُصَلِّ بِالنَّاسِ). قَالَتۡ عَائِشَةُ: إِنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَجُلٌ رَقِيقٌ، إِذَا قَرَأَ غَلَبَهُ الۡبُكَاءُ، قَالَ: (مُرُوهُ فَيُصَلِّي). فَعَاوَدَتۡهُ، قَالَ: (مُرُوهُ فَيُصَلِّي، إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ). تَابَعَهُ الزُّبَيۡدِيُّ، وَابۡنُ أَخِي الزُّهۡرِيِّ، وَإِسۡحَاقُ بۡنُ يَحۡيَى الۡكَلۡبِيُّ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ. وَقَالَ عُقَيۡلٌ، وَمَعۡمَرٌ: عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ حَمۡزَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

682. Yahya bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yunus menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari Hamzah bin ‘Abdullah: Bahwa beliau mengabarkan kepadanya dari ayahnya. Beliau (Ibnu ‘Umar) mengatakan:

Ketika sakit Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—semakin parah, ada yang bertanya kepada beliau tentang urusan salat. Beliau bersabda, “Perintahkan Abu Bakr agar salat mengimami kaum muslimin!”

‘Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya Abu Bakr adalah orang yang mudah terenyuh. Apabila dia membaca Alquran, dia mudah menangis.”

Nabi bersabda, “Perintahkan dia agar menjadi imam salat!”

‘Aisyah mengulangi perkataannya.

Nabi bersabda, “Perintahkan dia agar menjadi imam salat! Sungguh kalian ini seperti wanita-wanita yang bersama Nabi Yusuf.”

Az-Zubaidi, putra saudara Az-Zuhri, dan Ishaq bin Yahya Al-Kalbi mengiringi Yunus dari Az-Zuhri. ‘Uqail dan Ma’mar berkata: Dari Az-Zuhri, dari Hamzah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 678

٤٦ - بَابٌ أَهۡلُ الۡعِلۡمِ وَالۡفَضۡلِ أَحَقُّ بِالۡإِمَامَةِ
46. Bab orang yang berilmu dan memiliki keutamaan lebih berhak terhadap keimaman salat


٦٧٨ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ نَصۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا حُسَيۡنٌ، عَنۡ زَائِدَةَ، عَنۡ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ عُمَيۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو بُرۡدَةَ، عَنۡ أَبِي مُوسَى قَالَ: مَرِضَ النَّبِيُّ ﷺ فَاشۡتَدَّ مَرَضُهُ، فَقَالَ: (مُرُوا أَبَا بَكۡرٍ فَلۡيُصَلِّ بِالنَّاسِ). قَالَتۡ عَائِشَةُ: إِنَّهُ رَجُلٌ رَقِيقٌ، إِذَا قَامَ مَقَامَكَ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ أَنۡ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ. قَالَ: (مُرُوا أَبَا بَكۡرٍ فَلۡيُصَلِّ بِالنَّاسِ). فَعَادَتۡ، فَقَالَ: (مُرِي أَبَا بَكۡرٍ فَلۡيُصَلِّ بِالنَّاسِ، فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ). فَأَتَاهُ الرَّسُولُ، فَصَلَّى بِالنَّاسِ فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ ﷺ.

[الحديث ٦٧٨ – طرفه في: ٣٣٨٥].

678. Ishaq bin Nashr telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Husain menceritakan kepada kami dari Za`idah, dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair. Beliau berkata: Abu Burdah menceritakan kepadaku dari Abu Musa. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sakit, lalu sakitnya bertambah parah. Beliau bersabda, “Perintahkan Abu Bakr untuk salat mengimami kaum muslimin!”

‘Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya dia adalah orang yang gampang terenyuh. Apabila dia berdiri di tempat engkau berdiri, niscaya dia tidak akan mampu untuk salat mengimami kaum muslimin.”

Nabi bersabda, “Perintahkan Abu Bakr untuk salat mengimami kaum muslimin!” ‘Aisyah mengulangi perkataannya.

Nabi bersabda, “Engkau perintahkan Abu Bakr untuk salat mengimami kaum muslimin! Sungguh kalian (seperti) wanita yang bersama Nabi Yusuf.”

Utusan Nabi mendatangi Abu Bakr, lalu Abu Bakr mengimami kaum muslimin semasa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masih hidup.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 676

٤٤ - بَابُ مَنۡ كَانَ فِي حَاجَةِ أَهۡلِهِ فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَخَرَجَ
44. Bab barang siapa yang tadinya sedang mengurusi keperluan keluarganya dan salat akan dilaksanakan, maka dia keluar


٦٧٦ - حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا الۡحَكَمُ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ قَالَ: سَأَلۡتُ عَائِشَةَ: مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَصۡنَعُ فِي بَيۡتِهِ؟ قَالَتۡ: كَانَ يَكُونُ فِي مِهۡنَةِ أَهۡلِهِ، تَعۡنِي خِدۡمَةَ أَهۡلِهِ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ. [الحديث ٦٧٦ – طرفاه في: ٥٣٦٣، ٦٠٣٩].

676. Adam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Hakam menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Al-Aswad. Beliau berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah, “Apa yang dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—perbuat dalam rumahnya?”

‘Aisyah menjawab, “Dahulu beliau biasa mengurusi pekerjaan rumah tangganya, yakni melayani keluarganya. Ketika waktu salat sudah datang, beliau keluar menuju salat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 673 dan 674

٦٧٣ - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ، عَنۡ أَبِي أُسَامَةَ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا وُضِعَ عَشَاءُ أَحَدِكُمۡ، وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَابۡدَؤُوا بِالۡعَشَاءِ، وَلَا يَعۡجَلۡ حَتَّى يَفۡرُغَ مِنۡهُ). وَكَانَ ابۡنُ عُمَرَ يُوضَعُ لَهُ الطَّعَامُ، وَتُقَامُ الصَّلَاةُ، فَلَا يَأۡتِيهَا حَتَّى يَفۡرُغَ، وَإِنَّهُ لَيَسۡمَعُ قِرَاءَةَ الۡإِمَامِ. [الحديث ٦٧٣ – طرفاه في: ٦٧٤، ٥٤٦٤].

673. ‘Ubaid bin Isma’il telah menceritakan kepada kami, dari Abu Usamah, dari ‘Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila makan malam salah seorang kalian telah dihidangkan dan ikamah salat dikumandangkan, dahulukan makan malam dan janganlah dia tergesa-gesa hingga dia selesai dari makanannya.”

Pernah dahulu, makanan dihidangkan kepada Ibnu ‘Umar dan salat dilaksanakan. Ibnu ‘Umar tidak mendatangi salat hingga beliau selesai, padahal beliau benar-benar mendengar qiraah imam salat.

٦٧٤ - وَقَالَ زُهَيۡرٌ وَوَهۡبُ بۡنُ عُثۡمَانَ، عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِذَا كَانَ أَحَدُكُمۡ عَلَى الطَّعَامِ فَلَا يَعۡجَلۡ، حَتَّى يَقۡضِيَ حَاجَتَهُ مِنۡهُ، وَإِنۡ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ). رَوَاهُ إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ الۡمُنۡذِرِ، عَنۡ وَهۡبِ بۡنِ عُثۡمَانَ، وَوَهۡبٌ مَدِينِيٌّ. [طرفه في: ٦٧٣].

674. Zuhair dan Wahb bin ‘Utsman berkata, dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila salah seorang kalian sedang menyantap makanan, janganlah terburu-buru sampai dia menunaikan hajatnya dari makanan tersebut, walaupun salat telah dilaksanakan.”

Ibrahim bin Al-Mundzir meriwayatkannya dari Wahb bin ‘Utsman. Wahb adalah seorang penduduk Madinah.