Cari Blog Ini

Bahaya Pengingkaran terhadap Takdir

Syekh 'Abdul Muhsin bin Hamad Al-'Abbad Al-Badr--hafizhahullah--dalam Syarh Hadits Jibril fi Ta'lim Ad-Din berkata,

السَّادِسَةُ: فِي جَوَابِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا لِهَٰذَيۡنِ السَّائِلَيۡنِ بَيَانُ خُطُورَةِ بِدۡعَةِ الۡقَوۡلِ بِنَفۡيِ الۡقَدَرِ السَّابِقِ، قَالَ ابۡنُ رَجَبٍ فِي جَامِعِ الۡعُلُومِ وَالۡحِكَمِ (١/١٠٣-١٠٤): (وَالۡإِيمَانُ بِالۡقَدَرِ عَلَى دَرَجَتَيۡنِ:

Keenam: Keterangan akan bahayanya bidah pendapat penafian takdir yang terdahulu. Faedah ini ada di jawaban Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—kepada dua orang penanya.

Ibnu Rajab di dalam Jami’ Al-‘Ulum wal-Hikam (1/103-104) berkata,

Iman terhadap takdir meliputi dua tingkatan:

إِحۡدَاهُمَا: الۡإِيمَانُ بِأَنَّ اللهَ تَعَالَى سَبَقَ فِي عِلۡمِهِ مَا يَعۡمَلُهُ الۡعِبَادُ مِنۡ خَيۡرٍ وَشَرٍّ وَطَاعَةٍ وَمَعۡصِيَةٍ قَبۡلَ خَلۡقِهِمۡ وَإِيجَادِهِمۡ، وَمَنۡ هُوَ مِنۡهُمۡ مِنۡ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ، وَمِنۡ أَهۡلِ النَّارِ، وَأَعَدَّ لَهُمُ الثَّوَابَ وَالۡعِقَابَ جَزَاءً لِأَعۡمَالِهِمۡ قَبۡلَ خَلۡقِهِمۡ وَتَكۡوِينِهِمۡ، وَأَنَّهُ كَتَبَ ذٰلِكَ عِنۡدَهُ وَأَحۡصَاهُ، وَأَنَّ أَعۡمَالَ الۡعِبَادِ تَجۡرِي عَلَى مَا سَبَقَ فِي عِلۡمِهِ وَكِتَابِهِ.

Tingkatan pertama: beriman bahwa Allah taala sudah sejak dahulu mengetahui segala perbuatan hamba, baik berupa kebaikan, keburukan, ketaatan, maupun kemaksiatan, sebelum menciptakan mereka. Allah juga sudah tahu sejak dahulu siapa saja di antara mereka yang termasuk penghuni janah dan yang termasuk penghuni neraka. Allah telah mempersiapkan pahala dan hukuman untuk mereka sebagai balasan amalan mereka sebelum menciptakan mereka. Juga beriman bahwa Allah telah menulis dan mencatat hal itu semua di sisi-Nya, serta beriman bahwa semua amalan hamba berjalan sesuai dengan ilmu dan catatan-Nya yang terdahulu.

وَالدَّرَجَةُ الثَّانِيَةُ: أَنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ أَفۡعَالَ عِبَادِهِ كُلَّهَا مِنَ الۡكُفۡرِ وَالۡإِيمَانِ وَالطَّاعَةِ وَالۡعِصۡيَانِ، وَشَاءَهَا مِنۡهُمۡ، فَهَٰذِهِ الدَّرَجَةُ يُثۡبِتُهَا أَهۡلُ السُّنَّةِ وَالۡجَمَاعَةِ، وَيُنۡكِرُهَا الۡقَدَرِيَّةُ، وَالدَّرَجَةُ الۡأُولَى أَثۡبَتَهَا كَثِيرٌ مِنَ الۡقَدَرِيَّةِ، وَنَفَاهَا غُلَاتُهُمۡ، كَمَعۡبَدٍ الۡجُهَنِيِّ، الَّذِي سُئِلَ ابۡنُ عُمَرَ عَنۡ مَقَالَتِهِ، وَكَعَمۡرِو بۡنِ عُبَيۡدٍ وَغَيۡرِهِ.

Tingkatan kedua: beriman bahwa Allah taala menciptakan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya. Baik berupa kekufuran, keimanan, ketaatan, ataupun kemaksiatan. Allah menghendakinya dari mereka. Tingkatan ini ditetapkan oleh ahli sunah waljamaah dan diingkari oleh kelompok Qadariyyah.

Adapun tingkatan pertama ditetapkan oleh sebagian besar kelompok Qadariyyah dan dinafikan oleh kelompok ekstrem dari mereka, seperti Ma’bad Al-Juhani. Dialah yang Ibnu ‘Umar ditanyai tentang ucapannya. Juga seperti ‘Amr bin ‘Ubaid dan selain dia.

وَقَدۡ قَالَ كَثِيرٌ مِنۡ أَئِمَّةِ السَّلَفِ: نَاظِرُوا الۡقَدَرِيَّةَ بِالۡعِلۡمِ، فَإِنۡ أَقَرُّوا بِهِ خُصِمُوا، وَإِنۡ جَحَدُوهُ فَقَدۡ كَفَرُوا. يُرِيدُونَ أَنَّ مَنۡ أَنۡكَرَ الۡعِلۡمَ الۡقَدِيمَ السَّابِقَ بِأَفۡعَالِ الۡعِبَادِ وَأَنَّ اللهَ قَسَمَهُمۡ قَبۡلَ خَلۡقِهِمۡ إِلَى شَقِيٍّ وَسَعِيدٍ، وَكَتَبَ ذٰلِكَ عِنۡدَهُ فِي كِتَابٍ حَفِيظٍ، فَقَدۡ كَذَّبَ بِالۡقُرۡآنِ، فَيَكۡفُرُ بِذٰلِكَ، وَإِنۡ أَقَرُّوا بِذٰلِكَ وَأَنۡكَرُوا أَنَّ اللهَ خَلَقَ أَفۡعَالَ عِبَادِهِ وَشَاءَهَا وَأَرَادَهَا مِنۡهُمۡ إِرَادَةً كَوۡنِيَّةً قَدَرِيَّةً، فَقَدۡ خُصِمُوا؛ لِأَنَّ مَا أَقَرُّوا بِهِ حُجَّةً عَلَيۡهِمۡ فِيمَا أَنۡكَرُوهُ، وَفِي تَكۡفِيرِ هَٰؤُلَاءِ نِزَاعٌ مَشۡهُورٌ بَيۡنَ الۡعُلَمَاءِ، وَأَمَّا مَنۡ أَنۡكَرَ الۡعِلۡمَ الۡقَدِيمَ، فَنَصَّ الشَّافِعِيُّ وَأَحۡمَدُ عَلَى تَكۡفِيرِهِ، وَكَذٰلِكَ غَيۡرُهُمَا مِنۡ أَئِمَّةِ الۡإِسۡلَامِ).

Banyak dari kalangan imam salaf berkata, “Debatlah kelompok Qadariyyah dalam prinsip pengetahuan Allah ini! Jika mereka mengakuinya, berarti mereka terbantah. Namun, jika mereka menentangnya, mereka kafir.”

Mereka maksudkan bahwa barang siapa yang mengingkari ilmu Allah yang terdahulu terhadap perbuatan-perbuatan hamba, mengingkari bahwa Allah telah membagi mereka menjadi kelompok yang celaka dan kelompok yang berbahagia sebelum menciptakan mereka, dan mengingkari bahwa Allah telah menulis itu semua di sisi-Nya di dalam kitab yang dijaga (loh mahfuz), berarti dia telah mendustakan Alquran. Akibatnya dia menjadi kafir dengan sebab itu.

Jika mereka menetapkan hal-hal itu, namun mereka mengingkari bahwa Allah telah menciptakan perbuatan-perbuatan hamba-Nya dan bahwa Allah menghendakinya dari mereka dengan iradah kauniyyah qadariyyah (kehendak Allah yang terkait dengan ketetapan alam dan takdir-Nya), berarti mereka terbantah. Karena yang mereka tetapkan malah menjadi hujah terhadap mereka dalam hal yang mereka ingkari.

Dalam hal pengafiran mereka ini ada perselisihan yang masyhur di antara para ulama. Adapun orang yang mengingkari ilmu Allah yang terdahulu, Asy-Syafi’i dan Ahmad menegaskan kekafiran orang tersebut. Begitu pula selain keduanya dari kalangan imam agama Islam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 793

١٢٢ - بَابُ أَمۡرِ النَّبِيِّ ﷺ الَّذِي لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ بِالۡإِعَادَةِ
122. Bab perintah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kepada orang yang tidak menyempurnakan rukuk untuk mengulangi salat


٧٩٣ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: أَخۡبَرَنِي يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الۡمَقۡبُرِيُّ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ دَخَلَ الۡمَسۡجِدَ، فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَرَدَّ النَّبِيُّ ﷺ عَلَيۡهِ السَّلَامَ، فَقَالَ: (ارۡجِعۡ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمۡ تُصَلِّ). فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: (ارۡجِعۡ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمۡ تُصَلِّ). ثَلَاثًا، فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالۡحَقِّ، فَمَا أُحۡسِنُ غَيۡرَهُ، فَعَلِّمۡنِي، قَالَ: (إِذَا قُمۡتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرۡ، ثُمَّ اقۡرَأۡ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الۡقُرۡآنِ، ثُمَّ ارۡكَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَعۡتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسۡجُدۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسۡجُدۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ افۡعَلۡ ذٰلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا). [طرفه في: ٧٥٧].

793. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Sa’id mengabarkan kepadaku dari ‘Ubaidullah. Beliau berkata: Sa’id Al-Maqburi menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masuk ke masjid. Setelah itu ada seorang pria masuk, lalu salat. Kemudian pria itu datang, lalu mengucapkan salam kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membalas salamnya seraya berkata, “Kembalilah salat karena engkau belum salat.”

Pria itu salat lalu datang mengucapkan salam kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Nabi bersabda, “Kembalilah salat karena engkau belum salat.” Hal itu terjadi tiga kali.

Pria itu berkata, “Demi Allah yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak bisa lebih baik daripada itu. Ajarilah aku!”

Nabi bersabda, “Apabila engkau berdiri salat, bertakbirlah. Bacalah hafalan Alquran yang mudah. Rukuklah sampai engkau tenang dalam keadaan rukuk. Bangkitlah hingga engkau tegak berdiri. Sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud. Bangkitlah hingga engkau tenang dalam keadaan duduk. Sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud. Kemudian lakukan itu dalam seluruh rakaat salatmu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 790

١١٨ - بَابُ وَضۡعِ الۡأَكُفِّ عَلَى الرُّكَبِ فِي الرُّكُوعِ
118. Bab meletakkan telapak tangan di atas lutut ketika rukuk


وَقَالَ أَبُو حُمَيۡدٍ فِي أَصۡحَابِهِ: أَمۡكَنَ النَّبِيُّ ﷺ يَدَيۡهِ مِنۡ رُكۡبَتَيۡهِ.

Abu Humaid berkata kepada para sahabat Nabi, “Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menempatkan kedua tangan beliau di kedua lutut beliau (ketika rukuk).”

٧٩٠ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ أَبِي يَعۡفُورٍ قَالَ: سَمِعۡتُ مُصۡعَبَ بۡنَ سَعۡدٍ يَقُولُ: صَلَّيۡتُ إِلَى جَنۡبِ أَبِي، فَطَبَّقۡتُ بَيۡنَ كَفَّيَّ، ثُمَّ وَضَعۡتُهُمَا بَيۡنَ فَخِذَيَّ، فَنَهَانِي أَبِي وَقَالَ: كُنَّا نَفۡعَلُهُ فَنُهِينَا عَنۡهُ، وَأُمِرۡنَا أَنۡ نَضَعَ أَيۡدِيَنَا عَلَى الرُّكَبِ.

790. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ya’fur. Beliau berkata: Aku mendengar Mush’ab bin Sa’d berkata: Aku salat di samping ayahku, aku merapatkan jari-jemari kedua tanganku lalu aku letakkan kedua telapak tanganku di antara kedua pahaku. Ayahku melarangku dan berkata, “Dahulu kami melakukan itu, lalu kami dilarang. Kami diperintahkan untuk meletakkan tangan di atas lutut.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 788 dan 789

١١٧ - بَابُ التَّكۡبِيرِ إِذَا قَامَ مِنَ السُّجُودِ
117. Bab takbir ketika bangkit dari sujud


٧٨٨ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا هَمَّامٌ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ قَالَ: صَلَّيۡتُ خَلۡفَ شَيۡخٍ بِمَكَّةَ، فَكَبَّرَ ثِنۡتَيۡنِ وَعِشۡرِينَ تَكۡبِيرَةً، فَقُلۡتُ لِابۡنِ عَبَّاسٍ: إِنَّهُ أَحۡمَقُ، فَقَالَ: ثَكِلَتۡكَ أُمُّكَ، سُنَّةُ أَبِي الۡقَاسِمِ ﷺ. وَقَالَ مُوسَى: حَدَّثَنَا أَبَانُ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ: حَدَّثَنَا عِكۡرِمَةُ. [طرفه في: ٧٨٧].

788. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammam mengabarkan kepada kami dari Qatadah, dari ‘Ikrimah. Beliau berkata:

Aku salat menjadi makmum seorang syekh di Makkah. Dia bertakbir sebanyak dua puluh dua takbir.

Aku berkata kepada Ibnu ‘Abbas, “Dia bodoh.”

Ibnu ‘Abbas berkata, “Ibumu ditinggal mati olehmu. Yang dia lakukan adalah sunah Abu Al-Qasim—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Musa berkata: Aban menceritakan kepada kami: Qatadah menceritakan kepada kami: ‘Ikrimah menceritakan kepada kami.

٧٨٩ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبُو بَكۡرِ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ الۡحَارِثِ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرۡكَعُ، ثُمَّ يَقُولُ: (سَمِعَ اللهُ لَمِنۡ حَمِدَهُ) حِينَ يَرۡفَعُ صُلۡبَهُ مِنَ الرَّكۡعَةِ. ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ: (رَبَّنَا لَكَ الۡحَمۡدُ) - قَالَ عَبۡدُ اللهِ: (وَلَكَ الۡحَمۡدُ) - ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهۡوِي، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرۡفَعُ رَأۡسَهُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسۡجُدُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرۡفَعُ رَأۡسَهُ، ثُمَّ يَفۡعَلُ ذٰلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا حَتَّى يَقۡضِيَهَا، وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنَ الثِّنۡتَيۡنِ بَعۡدَ الۡجُلُوسِ. [طرفه في: ٧٨٥].

789. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab. Beliau berkata: Abu Bakr bin ‘Abdurrahman bin Al-Harits mengabarkan kepadaku bahwa beliau mendengar Abu Hurairah mengatakan:

Dahulu, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila bangkit untuk salat, beliau bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian berkata, “Sami’allahu liman hamidah (Allah Maha Mendengar siapa saja yang memuji-Nya),” ketika beliau mengangkat tulang sulbinya dari rukuk.

Kemudian beliau berkata ketika berdiri, “Rabbana lakal hamd (Ya Rabana, hanya untuk-Mu segala pujian).” ‘Abdullah berkata, “(Rabbana) wa lakal hamd.”

Kemudian beliau bertakbir ketika turun. Kemudian beliau bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Kemudian beliau bertakbir ketika sujud. Kemudian beliau bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Kemudian beliau melakukan hal itu di dalam seluruh rakaat salat hingga beliau menyelesaikan salatnya. Beliau juga bertakbir ketika berdiri dari dua rakaat setelah duduk (tasyahud awal).”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 786 dan 787

١١٦ - بَابُ إِتۡمَامِ التَّكۡبِيرِ فِي السُّجُودِ
116. Bab menyempurnakan takbir saat sujud


٧٨٦ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنۡ غَيۡلَانَ بۡنِ جَرِيرٍ، عَنۡ مُطَرِّفِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: صَلَّيۡتُ خَلۡفَ عَلِيِّ بۡنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، أَنَا وَعِمۡرَانُ بۡنُ حُصَيۡنٍ، فَكَانَ إِذَا سَجَدَ كَبَّرَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأۡسَهُ كَبَّرَ، وَإِذَا نَهَضَ مِنَ الرَّكۡعَتَيۡنِ كَبَّرَ، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ، أَخَذَ بِيَدِي عِمۡرَانُ بۡنُ حُصَيۡنٍ فَقَالَ: قَدۡ ذَكَّرَنِي هَٰذَا صَلَاةَ مُحَمَّدٍ ﷺ، أَوۡ قَالَ: لَقَدۡ صَلَّى بِنَا صَلَاةَ مُحَمَّدٍ ﷺ. [طرفه في: ٧٨٤].

786. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammad menceritakan kepada kami dari Ghailan bin Jarir, dari Mutharrif bin ‘Abdullah. Beliau berkata: Aku salat di belakang ‘Ali bin Abu Thalib—radhiyallahu ‘anhu—bersama ‘Imran bin Hushain. Apabila beliau sujud, beliau bertakbir. Apabila beliau mengangkat kepala, beliau bertakbir. Ketika beliau bangkit dari dua rakaat, beliau bertakbir.

Ketika beliau sudah selesai salat, ‘Imran bin Hushain memegang tanganku lantas berkata, “Orang ini telah mengingatkanku salat Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.” Atau beliau berkata, “Dia telah mengimami kami dengan tata cara salat yang dilakukan Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

٧٨٧ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَوۡنٍ قَالَ: حَدَّثَنَا هُشَيۡمٌ، عَنۡ أَبِي بِشۡرٍ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ قَالَ: رَأَيۡتُ رَجُلًا عِنۡدَ الۡمَقَامِ، يُكَبِّرُ فِي كُلِّ خَفۡضٍ وَرَفۡعٍ، وَإِذَا قَامَ وَإِذَا وَضَعَ، فَأَخۡبَرۡتُ ابۡنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، قَالَ: أَوَلَيۡسَ تِلۡكَ صَلَاةَ النَّبِيِّ ﷺ لَا أُمَّ لَكَ؟! [الحديث ٧٨٧ – طرفه في: ٧٨٨].

787. ‘Amr bin ‘Aun telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Husyaim menceritakan kepada kami dari Abu Bisyr, dari ‘Ikrimah. Beliau berkata: Aku melihat seseorang di dekat makam Ibrahim. Dia bertakbir setiap kali turun dan naik, juga ketika berdiri dan ketika meletakkan. Aku memberitahu Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan, “Bukankah itu adalah salatnya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—?! Tidak ada ibu bagimu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 784 dan 785

١١٥ - بَابُ إِتۡمَامِ التَّكۡبِيرِ فِي الرُّكُوعِ
115. Bab menyempurnakan takbir saat rukuk


قَالَهُ ابۡنُ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. فِيهِ مَالِكُ بۡنُ الۡحُوَيۡرِثِ.

Ini dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Dalam bab ini ada hadis Malik bin Al-Huwairits.

٧٨٤ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ الۡوَاسِطِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنِ الۡجُرَيۡرِيِّ، عَنۡ أَبِي الۡعَلَاءِ، عَنۡ مُطَرِّفٍ، عَنۡ عِمۡرَانَ بۡنِ حُصَيۡنٍ، قَالَ: صَلَّى مَعَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ بِالۡبَصۡرَةِ، فَقَالَ: ذَكَّرَنَا هَٰذَا الرَّجُلُ صَلَاةً كُنَّا نُصَلِّيهَا مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَذَكَرَ أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَفَعَ وَكُلَّمَا وَضَعَ. [الحديث ٧٨٤ – طرفاه في: ٧٨٦، ٨٢٦].

784. Ishaq Al-Wasithi telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Khalid menceritakan kepada kami dari Al-Jurairi, dari Abu Al-‘Ala`, dari Mutharrif, dari ‘Imran bin Hushain. Beliau berkata: Beliau salat bersama ‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—di Bashrah, lantas beliau berkata: Pria ini mengingatkan kami salat yang dahulu pernah kami kerjakan bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau menyebutkan bahwa dahulu Nabi bertakbir setiap kali beliau mengangkat dan setiap kali beliau meletakkan (anggota badan).

٧٨٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي بِهِمۡ، فَيُكَبِّرُ كُلَّمَا خَفَضَ وَرَفَعَ، فَإِذَا انۡصَرَفَ قَالَ: إِنِّي لَأَشۡبَهُكُمۡ صَلَاةً بِرَسُولِ اللهِ ﷺ. [الحديث ٧٨٥ – أطرافه في: ٧٨٩، ٧٩٥، ٨٠٣].

785. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah: Bahwa dahulu beliau pernah mengimami mereka, lalu beliau bertakbir setiap kali turun dan naik. Ketika selesai salat, beliau berkata, “Sesungguhnya aku adalah orang yang salatnya paling mirip di antara kalian dengan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 783

١١٤ - بَابٌ إِذَا رَكَعَ دُونَ الصَّفِّ
114. Bab apabila rukuk sebelum sampai di saf


٧٨٣ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنِ الۡأَعۡلَمِ، وَهُوَ زِيَادٌ، عَنِ الۡحَسَنِ، عَنۡ أَبِي بَكۡرَةَ: أَنَّهُ انۡتَهَى إِلَى النَّبِيِّ ﷺ وَهُوَ رَاكِعٌ، فَرَكَعَ قَبۡلَ أَنۡ يَصِلَ إِلَى الصَّفِّ، فَذَكَرَ ذٰلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: (زَادَكَ اللهُ حِرۡصًا وَلَا تَعُدۡ).

783. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammam menceritakan kepada kami dari Al-A’lam, yaitu Ziyad, dari Al-Hasan, dari Abu Bakrah: Bahwa beliau tiba di tempat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika beliau sedang rukuk. Dia pun langsung rukuk sebelum sampai ke saf. Kejadian itu disebutkan kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lantas beliau bersabda, “Semoga Allah menambah semangat kepadamu dan jangan engkau ulangi!”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 782

١١٣ - بَابُ جَهۡرِ الۡمَأۡمُومِ بِالتَّأۡمِينِ
113. Bab makmum menjaharkan bacaan amin


٧٨٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنۡ سُمَيٍّ مَوۡلَى أَبِي بَكۡرٍ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِذَا قَالَ الۡإِمَامُ: ﴿غَيۡرِ الۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّالِّينَ﴾ فَقُولُوا: آمِينَ، فَإِنَّهُ مَنۡ وَافَقَ قَوۡلُهُ قَوۡلَ الۡمَلَائِكَةِ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡبِهِ). تَابَعَهُ مُحَمَّدُ بۡنُ عَمۡرٍو، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَنُعَيۡمٌ الۡمُجۡمِرُ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ. [الحديث ٧٨٢ – طرفه في: ٤٤٧٥].

782. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Sumayy maula Abu Bakr, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila imam mengatakan, ‘ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin,’ kalian ucapkan, ‘Amin.’ Sesungguhnya siapa saja yang ucapannya bertepatan dengan ucapan malaikat, dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Muhammad bin ‘Amr mengiringi Sumayy, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Begitu pula Nu’aim Al-Mujmir, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 781

١١٢ - بَابُ فَضۡلِ التَّأۡمِينِ
112. Bab fadilat membaca amin


٧٨١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِذَا قَالَ أَحَدُكُمۡ: آمِينَ، وَقَالَتِ الۡمَلَائِكَةُ فِي السَّمَاءِ: آمِينَ، فَوَافَقَتۡ إِحۡدَاهُمَا الۡأُخۡرَى، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡبِهِ).

781. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila salah seorang kalian membaca: Amin; dan malaikat di langit membaca: Amin; lalu salah satunya bertepatan dengan yang lain, dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 779

١١٠ - بَابٌ يُطَوِّلُ فِي الرَّكۡعَةِ الۡأُولَى
110. Bab membaca panjang di rakaat pertama


٧٧٩ - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكۡعَةِ الۡأُولَى مِنۡ صَلَاةِ الظُّهۡرِ، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ، وَيَفۡعَلُ ذٰلِكَ فِي صَلَاةِ الصُّبۡحِ. [طرفه في: ٧٥٩].

779. Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah, dari ayahnya: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu membaca bacaan yang panjang di rakaat pertama salat Zuhur dan memendekkan bacaan di rakaat kedua. Beliau juga melakukan hal itu pada salat Subuh.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 778

١٠٩ - بَابٌ إِذَا أَسۡمَعَ الۡإِمَامُ الۡآيَةَ
109. Bab apabila imam memperdengarkan bacaan ayat Alquran


٧٧٨ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ: حَدَّثَنِي يَحۡيَى بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي قَتَادَةَ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقۡرَأُ بِأُمِّ الۡكِتَابِ وَسُورَةٍ مَعَهَا، فِي الرَّكۡعَتَيۡنِ الۡأُولَيَيۡنِ مِنۡ صَلَاةِ الظُّهۡرِ وَصَلَاةِ الۡعَصۡرِ، وَيُسۡمِعُنَا الۡآيَةَ أَحۡيَانًا، وَكَانَ يُطِيلُ فِي الرَّكۡعَةِ الۡأُولَى. [طرفه في: ٧٥٩].

778. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku: ‘Abdullah bin Abu Qatadah menceritakan kepadaku dari ayahnya bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu membaca umulkitab dan surah lain bersamanya pada dua rakaat pertama salat Zuhur dan Asar. Terkadang beliau memperdengarkan bacaan ayat Alquran kepada kami. Beliau biasa membaca panjang di rakaat pertama.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1300

١٣٠٠ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَلِيٍّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ فُضَيۡلٍ: حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الۡأَحۡوَلُ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَنَتَ رَسُولُ اللهِ ﷺ شَهۡرًا، حِينَ قُتِلَ الۡقُرَّاءُ، فَمَا رَأَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ حَزِنَ حُزۡنًا قَطُّ أَشَدَّ مِنۡهُ. [طرفه في: ١٠٠١].

1300. ‘Amr bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami: ‘Ashim Al-Ahwal menceritakan kepada kami dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca kunut selama satu bulan ketika qurra` (para ahli qari) dibunuh. Aku sama sekali tidak pernah melihat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedih melebihi kesedihan karena peristiwa tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 777

١٠٨ - بَابُ مَنۡ خَافَتَ الۡقِرَاءَةَ فِي الظُّهۡرِ وَالۡعَصۡرِ
108. Bab barang siapa yang merendahkan suara qiraah dalam salat Zuhur dan Asar


٧٧٧ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ عُمَارَةَ بۡنِ عُمَيۡرٍ، عَنۡ أَبِي مَعۡمَرٍ: قُلۡتُ لِخَبَّابٍ: أَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الظُّهۡرِ وَالۡعَصۡرِ؟ قَالَ: نَعَمۡ، قُلۡنَا: مِنۡ أَيۡنَ عَلِمۡتَ؟ قَالَ: بِاضۡطِرَابِ لِحۡيَتِهِ. [طرفه في: ٧٤٦].

777. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari ‘Umarah bin ‘Umair, dari Abu Ma’mar:

Aku bertanya kepada Khabbab, “Apakah dahulu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca bacaan salat dalam salat Zuhur dan Asar?”

Khabbab menjawab, “Iya.”

Kami bertanya, “Dari mana engkau tahu?”

Khabbab menjawab, “Dari gerakan jenggot beliau.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 776

١٠٧ - بَابٌ يَقۡرَأُ فِي الۡأُخۡرَيَيۡنِ بِفَاتِحَةِ الۡكِتَابِ
107. Bab membaca surah Al-Fatihah di dua rakaat akhir


٧٧٦ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقۡرَأُ فِي الظُّهۡرِ فِي الۡأُولَيَيۡنِ بِأُمِّ الۡكِتَابِ وَسُورَتَيۡنِ، وَفِي الرَّكۡعَتَيۡنِ الۡأُخۡرَيَيۡنِ بِأُمِّ الۡكِتَابِ، وَيُسۡمِعُنَا الۡآيَةَ، وَيُطَوِّلُ فِي الرَّكۡعَةِ الۡأُولَى مَا لَا يُطَوِّلُ فِي الرَّكۡعَةِ الثَّانِيَةِ، وَهَٰكَذَا فِي الۡعَصۡرِ، وَهَٰكَذَا فِي الصُّبۡحِ. [طرفه في: ٧٥٩].

776. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammam menceritakan kepada kami dari Yahya, dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah, dari ayahnya: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu membaca surah Al-Fatihah dan dua surah dalam salat Zuhur di dua rakaat awal. Beliau membaca surah Al-Fatihah di dua rakaat akhir. (Terkadang) beliau memperdengarkan bacaan ayat itu kepada kami. Beliau membaca lebih panjang di rakaat pertama daripada rakaat kedua. Demikian pula dalam salat Asar dan Subuh.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 775

٧٧٥ - حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ مُرَّةَ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا وَائِلٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابۡنِ مَسۡعُودٍ فَقَالَ: قَرَأۡتُ الۡمُفَصَّلَ اللَّيۡلَةَ فِي رَكۡعَةٍ، فَقَالَ: هَذًّا كَهَذِّ الشِّعۡرِ؟! لَقَدۡ عَرَفۡتُ النَّظَائِرَ الَّتِي كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَقۡرُنُ بَيۡنَهُنَّ، فَذَكَرَ عِشۡرِينَ سُورَةً مِنَ الۡمُفَصَّلِ، سُورَتَيۡنِ فِي كُلِّ رَكۡعَةٍ. [الحديث ٧٧٥ – طرفاه في: ٤٩٩٦، ٥٠٤٣].

775. Adam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Amr bin Murrah. Beliau berkata: Aku mendengar Abu Wa`il berkata:

Seorang pria datang kepada Ibnu Mas’ud lalu berkata, “Aku tadi malam membaca (semua) surah (dalam kategori) mufashshal dalam satu rakaat.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Dengan cepat sepertinya cepatnya bacaan syair?! Sungguh aku mengetahui surah-surah yang semakna yang dibaca berpasangan oleh Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Lalu, Ibnu Mas’ud menyebutkan dua puluh surah yang termasuk kategori mufashshal, dua surah dalam setiap rakaat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774

٧٧٤ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ فِيمَا أُمِرَ، وَسَكَتَ فِيمَا أُمِرَ ﴿وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا﴾ [مريم: ٦٤]، ﴿لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ اللهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ﴾ [الأحزاب: ٢١].

774. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Isma’il menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayyub menceritakan kepada kami dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas. Beliau berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca pada perkara yang diperintahkan dan diam pada perkara yang diperintahkan.

“Tidaklah Tuhanmu lupa.” (QS. Maryam: 64).

“Sungguh pada diri Rasulullah ada teladan yang baik untuk kalian.” (QS. Al-Ahzab: 21).

١٠٦ - بَابُ الۡجَمۡعِ بَيۡنَ السُّورَتَيۡنِ فِي الرَّكۡعَةِ، وَالۡقِرَاءَةِ بِالۡخَوَاتِيمِ وَبِسُورَةٍ قَبۡلَ سُورَةٍ، وَبِأَوَّلِ سُورَةٍ

106. Bab mengumpulkan dua surah dalam satu rakaat, qiraah menggunakan ayat-ayat penutup surah, qiraah (rakaat kedua) menggunakan surah yang urutannya sebelum surah (yang dibaca pada rakaat pertama), dan qiraah menggunakan awal surah


وَيُذۡكَرُ عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ السَّائِبِ: قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ الۡمُؤۡمِنُونَ فِي الصُّبۡحِ، حَتَّى إِذَا جَاءَ ذِكۡرُ مُوسَى وَهَارُونَ، أَوۡ ذِكۡرُ عِيسَى، أَخَذَتۡهُ سَعۡلَةٌ فَرَكَعَ. وَقَرَأَ عُمَرُ فِي الرَّكۡعَةِ الۡأُولَى بِمِائَةٍ وَعِشۡرِينَ آيَةً مِنَ الۡبَقَرَةِ، وَفِي الثَّانِيَةِ بِسُورَةٍ مِنَ الۡمَثَانِي. وَقَرَأَ الۡأَحۡنَفُ بِالۡكَهۡفِ فِي الۡأُولَى، وَفِي الثَّانِيَةِ بِيُوسُفَ أَوۡ يُونُسَ، وَذَكَرَ أَنَّهُ صَلَّى مَعَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ الصُّبۡحَ بِهِمَا. وَقَرَأَ ابۡنُ مَسۡعُودٍ بِأَرۡبَعِينَ آيَةً مِنَ الۡأَنۡفَالِ، وَفِي الثَّانِيَةِ بِسُورَةٍ مِنَ الۡمُفَصَّلِ. وَقَالَ قَتَادَةُ - فِيمَنۡ يَقۡرَأُ سُورَةً وَاحِدَةً فِي رَكۡعَتَيۡنِ، أَوۡ يُرَدِّدُ سُورَةً وَاحِدَةً فِي رَكۡعَتَيۡنِ -: كُلٌّ كِتَابُ اللهِ.

Disebutkan dari ‘Abdullah bin As-Sa`ib: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Al-Mu`minun ketika salat Subuh hingga ketika tiba penyebutan Nabi Musa dan Harun atau penyebutan Nabi ‘Isa, beliau mulai batuk, lalu beliau rukuk.

‘Umar membaca seratus dua puluh ayat surah Al-Baqarah di rakaat pertama dan satu surah dari kelompok surah matsani di rakaat kedua.

Al-Ahnaf membaca surah Al-Kahfi di rakaat pertama dan surah Yusuf atau Yunus di rakaat kedua. Al-Ahnaf menyebutkan bahwa dia pernah salat Subuh bersama ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—dengan kedua surah tersebut.

Ibnu Mas’ud pernah membaca empat puluh ayat surah Al-Anfal dan di rakaat kedua dengan satu surah dari kelompok surah mufashshal.

Qatadah berkata mengomentari orang yang membaca satu surah dalam dua rakaat atau dia mengulangi satu surah dalam dua rakaat, “Semua itu adalah kitab Allah.”

٧٧٤ م - وَقَالَ عُبَيۡدُ اللهِ عَنۡ ثَابِتٍ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: كَانَ رَجُلٌ مِنَ الۡأَنۡصَارِ يَؤُمُّهُمۡ فِي مَسۡجِدِ قُبَاءٍ، وَكَانَ كُلَّمَا افۡتَتَحَ سُورَةً يَقۡرَأُ بِهَا لَهُمۡ فِي الصَّلَاةِ مِمَّا يَقۡرَأُ بِهِ، افۡتَتَحَ: ﴿قُلۡ هُوَ اللهُ أَحَدٌ﴾ حَتَّى يَفۡرُغَ مِنۡهَا، ثُمَّ يَقۡرَأُ سُورَةً أُخۡرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصۡنَعُ ذٰلِكَ فِي كُلِّ رَكۡعَةٍ، فَكَلَّمَهُ أَصۡحَابُهُ فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفۡتَتِحُ بِهَٰذِهِ السُّورَةِ، ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجۡزِئُكَ حَتَّى تَقۡرَأَ بِأُخۡرَى؟ فَإِمَّا أَنۡ تَقۡرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنۡ تَدَعَهَا وَتَقۡرَأَ بِأُخۡرَى، فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنۡ أَحۡبَبۡتُمۡ أَنۡ أَؤُمَّكُمۡ بِذٰلِكَ فَعَلۡتُ، وَإِنۡ كَرِهۡتُمۡ تَرَكۡتُكُمۡ، وَكَانُوا يَرَوۡنَ أَنَّهُ مِنۡ أَفۡضَلِهِمۡ، وَكَرِهُوا أَنۡ يَؤُمَّهُمۡ غَيۡرُهُ، فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِيُّ ﷺ أَخۡبَرُوهُ الۡخَبَرَ، فَقَالَ: (يَا فُلَانُ، مَا يَمۡنَعُكَ أَنۡ تَفۡعَلَ مَا يَأۡمُرُكَ بِهِ أَصۡحَابُكَ؟ وَمَا يَحۡمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَٰذِهِ السُّورَةِ فِي كُلِّ رَكۡعَةٍ؟) فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ: (حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدۡخَلَكَ الۡجَنَّةَ).

774. ‘Ubaidullah berkata, dari Tsabit, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—:

Dahulu ada seorang pria Ansar mengimami mereka di masjid Quba`. Setiap kali dia memulai bacaan surah (setelah Al-Fatihah) dalam salat, dia mulai dengan surah Al-Ikhlash. Dia menyelesaikannya, lalu dia membaca surah lain bersama surah Al-Ikhlash itu. Dia melakukannya dalam setiap rakaat. Para sahabatnya berbicara dengannya.

Mereka berkata, “Engkau selalu memulai dengan surah ini, kemudian engkau seperti tidak cukup dengannya sehingga engkau membaca surah lain. Engkau cukup baca surah itu saja atau engkau bisa tidak membaca surah itu dan membaca surah yang lain.”

Pria itu berkata, “Aku tidak mau meninggalkan cara itu. Jika kalian suka aku mengimami kalian dengan cara itu, aku mau jadi imam. Jika kalian tidak suka, aku tidak mengimami kalian.”

Para sahabatnya berpandangan bahwa pria itu termasuk orang yang paling utama dari mereka dan mereka tidak suka orang selain dia yang mengimami mereka. Ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mendatangi mereka, mereka mengabarkan berita itu kepada beliau.

Nabi berkata, “Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan perbuatan yang disuruh oleh para sahabatmu? Apa yang mendorongmu untuk selalu membaca surah (Al-Ikhlash) ini dalam setiap rakaat?”

Pria itu menjawab, “Sungguh aku mencintainya.”

Nabi berkata, “Kecintaanmu kepadanya akan memasukkan engkau ke dalam janah.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 773

١٠٥ - بَابُ الۡجَهۡرِ بِقِرَاءَةِ صَلَاةِ الۡفَجۡرِ
105. Bab mengeraskan suara qiraah salat Subuh


وَقَالَتۡ أُمُّ سَلَمَةَ: طُفۡتُ وَرَاءَ النَّاسِ، وَالنَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي، وَيَقۡرَأُ بِالطُّورِ.

Umu Salamah berkata, “Aku pernah tawaf di belakang orang-orang, sementara Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang salat membaca surah At-Thur.”

٧٧٣ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنۡ أَبِي بِشۡرٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: انۡطَلَقَ النَّبِيُّ ﷺ فِي طَائِفَةٍ مِنۡ أَصۡحَابِهِ، عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ، وَقَدۡ حِيلَ بَيۡنَ الشَّيَاطِينِ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، وَأُرۡسِلَتۡ عَلَيۡهِمُ الشُّهُبُ، فَرَجَعَتِ الشَّيَاطِينُ إِلَى قَوۡمِهِمۡ، فَقَالُوا: مَا لَكُمۡ؟ فَقَالُوا: حِيلَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، وَأُرۡسِلَتۡ عَلَيۡنَا الشُّهُبُ! قَالُوا: مَا حَالَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ إِلَّا شَىۡءٌ حَدَثَ، فَاضۡرِبُوا مَشَارِقَ الۡأَرۡضِ وَمَغَارِبَهَا، فَانۡظُرُوا مَا هَٰذَا الَّذِي حَالَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ.

773. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami dari Abu Bisyr, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi bersama sekelompok sahabatnya bermaksud menuju pasar ‘Ukazh. Sebelumnya, para setan dihalangi dari kabar langit dan meteor dikirim untuk melempari mereka sehingga para setan itu kembali ke kaum mereka.

Kaum mereka bertanya, “Ada apa dengan kalian?”

Para setan itu menjawab, “Telah dibuat penghalang antara kami dengan kabar langit dan meteor-meteor dikirim untuk melempari kami.”

Kaum mereka berkata, “Tidaklah ada yang menghalangi kalian dengan kabar langit kecuali ada sesuatu yang baru terjadi. Pergilah kalian ke timur dan barat bumi! Carilah yang telah menghalangi kalian dari kabar langit!”

فَانۡصَرَفَ أُولَئِكَ الَّذِينَ تَوَجَّهُوا نَحۡوَ تِهَامَةَ، إِلَى النَّبِيِّ ﷺ وَهُوَ بِنَخۡلَةَ، عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ، وَهُوَ يُصَلِّي بِأَصۡحَابِهِ صَلَاةَ الۡفَجۡرِ، فَلَمَّا سَمِعُوا الۡقُرۡآنَ اسۡتَمَعُوا لَهُ، فَقَالُوا: هَٰذَا وَاللهِ الَّذِي حَالَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، فَهُنَالِكَ حِينَ رَجَعُوا إِلَى قَوۡمِهِمۡ، وَقَالُوا: يَا قَوۡمَنَا: ﴿إِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡآنًا عَجَبًا * يَهۡدِي إِلَى الرُّشۡدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنۡ نُشۡرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا﴾ [الجن: ١-٢]. فَأَنۡزَلَ اللهُ عَلَى نَبِيِّهِ ﷺ ﴿قُلۡ أُوحِيَ إِلَيَّ﴾ [الجن: ١]. وَإِنَّمَا أُوحِيَ إِلَيۡهِ قَوۡلُ الۡجِنِّ. [الحديث ٧٧٣ – طرفه في: ٤٩٢١].

Para setan yang menuju ke arah Tihamah pergi menemui Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika beliau berada di Nakhlah. Rombongan beliau bermaksud pergi ke pasar ‘Ukazh. Waktu itu, beliau salat Subuh mengimami para sahabatnya. Ketika para setan itu mendengar Alquran, mereka menyimaknya.

Mereka berkata, “Inilah, demi Allah, yang telah menghalangi kalian dari kabar langit.”

Saat itu, para setan kembali ke kaum mereka dan berkata, “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar Alquran yang menakjubkan, yang membimbing ke jalan yang lurus, lalu kami beriman dengannya dan kami tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Tuhan kami. (QS. Al-Jinn: 1-2).”

Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku.” (QS. Al-Jinn: 1). Yang diwahyukan kepada beliau adalah berita tentang ucapan jin tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 771 dan 772

١٠٤ - بَابُ الۡقِرَاءَةِ فِي الۡفَجۡرِ
104. Bab qiraah dalam salat Subuh


وَقَالَتۡ أُمُّ سَلَمَةَ: قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ بِالطُّورِ.

Ummu Salamah berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah membaca surah At-Tur.

٧٧١ - حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا سَيَّارُ بۡنُ سَلَامَةَ قَالَ: دَخَلۡتُ أَنَا وَأَبِي عَلَى أَبِي بَرۡزَةَ الۡأَسۡلَمِيِّ، فَسَأَلۡنَاهُ عَنۡ وَقۡتِ الصَّلَوَاتِ؟ فَقَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي الظُّهۡرَ حِينَ تَزُولُ الشَّمۡسُ، وَالۡعَصۡرَ، وَيَرۡجِعُ الرَّجُلُ إِلَى أَقۡصَى الۡمَدِينَةِ وَالشَّمۡسُ حَيَّةٌ، وَنَسِيتُ مَا قَالَ فِي الۡمَغۡرِبِ، وَلَا يُبَالِي بِتَأۡخِيرِ الۡعِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيۡلِ، وَلَا يُحِبُّ النَّوۡمَ قَبۡلَهَا وَلَا الۡحَدِيثَ بَعۡدَهَا، وَيُصَلِّي الصُّبۡحَ، فَيَنۡصَرِفُ الرَّجُلُ فَيَعۡرِفُ جَلِيسَهُ، وَكَانَ يَقۡرَأُ فِي الرَّكۡعَتَيۡنِ، أَوۡ إِحۡدَاهُمَا مَا بَيۡنَ السِّتِّينَ إِلَى الۡمِائَةِ.

[طرفه في: ٥٤١].

771. Adam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sayyar bin Salamah menceritakan kepada kami. Beliau berkata:

Aku dan ayahku masuk ke tempat Abu Barzah Al-Aslami. Kami bertanya kepada beliau tentang waktu salat.

Beliau berkata, “Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat Zuhur ketika matahari mulai turun. Beliau salat Asar dalam keadaan seseorang kembali ke ujung Madinah dan matahari masih tetap panas.”

(Perawi berkata), Aku lupa apa yang Abu Barzah katakan tentang Magrib.

“Nabi tidak mempermasalahkan menunda Isya hingga sepertiga malam. Beliau tidak suka tidur sebelum salat Isya dan berbincang setelahnya. Nabi salat Subuh, lalu seseorang yang seusai salat masih bisa mengenali orang yang duduk di sampingnya. Nabi membaca surah di dua rakaat salat Subuh atau salah satu dari dua rakaat itu sejumlah antara enam puluh sampai seratus ayat.”

٧٧٢ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَطَاءٌ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَقُولُ: فِي كُلِّ صَلَاةٍ يُقۡرَأُ، فَمَا أَسۡمَعَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ أَسۡمَعۡنَاكُمۡ، وَمَا أَخۡفَى عَنَّا أَخۡفَيۡنَا عَنۡكُمۡ، وَإِنۡ لَمۡ تَزِدۡ عَلَى أُمِّ الۡقُرۡآنِ أَجۡزَأَتۡ، وَإِنۡ زِدۡتَ فَهُوَ خَيۡرٌ.

772. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Isma’il bin Ibrahim menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: ‘Atha`mengabarkan kepadaku bahwa beliau mendengar Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan, “Dalam setiap salat, mesti ada Alquran yang dibaca. Apa saja yang Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—perdengarkan kepada kami, kami pun memperdengarkannya kepada kalian. Apa saja yang beliau sembunyikan suaranya dari kami, kami pun sembunyikan dari kalian. Jika kalian hanya membaca Umulquran, itu sudah cukup. Jika kalian tambah, itu lebih baik.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 770

١٠٣ - بَابٌ يُطَوِّلُ فِي الۡأُولَيَيۡنِ، وَيَحۡذِفُ فِي الۡأُخۡرَيَيۡنِ
103. Bab memperpanjang bacaan surah di dua rakaat pertama (salat Isya) dan tidak membaca surah di dua rakaat yang akhir


٧٧٠ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ أَبِي عَوۡنٍ قَالَ: سَمِعۡتُ جَابِرَ بۡنَ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ عُمَرُ لِسَعۡدٍ: لَقَدۡ شَكَوۡكَ فِي كُلِّ شَىۡءٍ حَتَّى الصَّلَاةِ! قَالَ: أَمَّا أَنَا، فَأَمُدُّ فِي الۡأُولَيَيۡنِ، وَأَحۡذِفُ فِي الۡأُخۡرَيَيۡنِ، وَلَا آلُو مَا اقۡتَدَيۡتُ بِهِ مِنۡ صَلَاةِ رَسُولِ اللهِ ﷺ. قَالَ: صَدَقۡتَ، ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ، أَوۡ ظَنِّي بِكَ. [طرفه في: ٧٥٥].

770. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu ‘Aun. Beliau berkata: Aku mendengar Jabir bin Samurah berkata:

‘Umar berkata kepada Sa’d, “Orang-orang telah mengeluhkanmu dalam segala sesuatu sampaipun dalam hal salat.”

Sa’d berkata, “Aku hanya memperpanjang bacaan surah di dua rakaat pertama dan tidak membaca surah di dua rakaat akhir. Aku tidak mempersingkat apa yang telah aku teladani dari salat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

‘Umar berkata, “Engkau sudah benar. Memang itu yang aku sangka terhadapmu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 769

١٠٢ - بَابُ الۡقِرَاءَةِ فِي الۡعِشَاءِ
102. Bab qiraah dalam salat Isya


٧٦٩ - حَدَّثَنَا خَلَّادُ بۡنُ يَحۡيَى قَالَ: حَدَّثَنَا مِسۡعَرٌ قَالَ: حَدَّثَنَا عَدِيُّ بۡنُ ثَابِتٍ: سَمِعَ الۡبَرَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ: ﴿وَالتِّينِ وَالزَّيۡتُونِ﴾ فِي الۡعِشَاءِ، وَمَا سَمِعۡتُ أَحَدًا أَحۡسَنَ صَوۡتًا مِنۡهُ، أَوۡ قِرَاءَةً. [طرفه في: ٧٦٧].

769. Khallad bin Yahya telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mis’ar menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Adi bin Tsabit menceritakan kepada kami: Beliau mendengar Al-Bara`—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah At-Tin dalam salat Isya. Aku tidak mendengar seorangpun yang lebih bagus suaranya atau bacaannya daripada beliau.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 768

١٠١ - بَابُ الۡقِرَاءَةِ فِي الۡعِشَاءِ بِالسَّجۡدَةِ
101. Bab qiraah dalam salat Isya dengan surah yang ada sujud tilawahnya


٧٦٨ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ زُرَيۡعٍ قَالَ: حَدَّثَنِي التَّيۡمِيُّ، عَنۡ بَكۡرٍ، عَنۡ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيۡتُ مَعَ أَبِي هُرَيۡرَةَ الۡعَتَمَةَ، فَقَرَأَ: ﴿إِذَا السَّمَاءُ انۡشَقَّتۡ﴾ فَسَجَدَ، فَقُلۡتُ: مَا هَٰذِهِ؟ قَالَ: سَجَدۡتُ بِهَا خَلۡفَ أَبِي الۡقَاسِمِ ﷺ، فَلَا أَزَالُ أَسۡجُدُ بِهَا حَتَّى أَلۡقَاهُ. [طرفه في: ٧٦٦].

768. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami. Beliau berkata: At-Taimi menceritakan kepadaku, dari Bakr, dari Abu Rafi’. Beliau berkata:

Aku pernah salat Isya bersama Abu Hurairah. Beliau membaca surah Al-Insyiqaq, lalu beliau sujud tilawah.

Aku bertanya, “Apa ini?”

Beliau menjawab, “Aku pernah sujud di surah ini di belakang Abu Al-Qasim—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Aku senantiasa sujud di surah ini sampai aku nanti berjumpa dengannya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 766 dan 767

١٠٠ - بَابُ الۡجَهۡرِ فِي الۡعِشَاءِ
100. Bab jahar dalam salat Isya


٧٦٦ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعۡتَمِرٌ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ بَكۡرٍ، عَنۡ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيۡتُ مَعَ أَبِي هُرَيۡرَةَ الۡعَتَمَةَ، فَقَرَأَ: ﴿إِذَا السَّمَاءُ انۡشَقَّتۡ﴾ فَسَجَدَ، فَقُلۡتُ لَهُ، قَالَ: سَجَدۡتُ خَلۡفَ أَبِي الۡقَاسِمِ ﷺ، فَلَا أَزَالُ أَسۡجُدُ بِهَا حَتَّى أَلۡقَاهُ.

[الحديث ٧٦٦ – أطرافه في: ٧٦٨، ١٠٧٤، ١٠٧٨].

766. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mu’tamir menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Bakr, dari Abu Rafi’. Beliau berkata: Aku pernah salat Isya bersama Abu Hurairah, lalu beliau membaca surah Al-Insyiqaq, lalu beliau sujud tilawah. Aku menanyakan itu kepada beliau. Beliau mengatakan: Aku pernah sujud di belakang Abu Al-Qasim—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu aku senantiasa sujud tilawah di surah tersebut sampai aku nanti berjumpa dengannya.

٧٦٧ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَدِيٍّ قَالَ: سَمِعۡتُ الۡبَرَاءَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ فِي سَفَرٍ، فَقَرَأَ فِي الۡعِشَاءِ فِي إِحۡدَى الرَّكۡعَتَيۡنِ، بِالتِّينِ وَالزَّيۡتُونِ.

[الحديث ٧٦٧ – أطرافه في: ٧٦٩، ٤٩٥٢، ٧٥٤٦].

767. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Adi. Beliau berkata: Aku mendengar Al-Bara` bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah ketika safar membaca surah At-Tin di salah satu dari dua rakaat awal salat Isya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 765

٩٩ - بَابُ الۡجَهۡرِ فِي الۡمَغۡرِبِ
99. Bab jahar dalam salat Magrib


٧٦٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرِ بۡنِ مُطۡعِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَرَأَ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالطُّورِ.

[الحديث ٧٦٥ – أطرافه في: ٣٠٥٠، ٤٠٢٣، ٤٨٥٤].

765. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari ayahnya. Beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Ath-Thur dalam salat Magrib.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 763 dan 764

٩٨ - بَابُ الۡقِرَاءَةِ فِي الۡمَغۡرِبِ
98. Bab qiraah dalam salat Magrib


٧٦٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ أُمَّ الۡفَضۡلِ سَمِعَتۡهُ وَهُوَ يَقۡرَأُ: ﴿وَالۡمُرۡسَلَاتِ عُرۡفًا﴾ فَقَالَتۡ: يَا بُنَيَّ، وَاللهِ لَقَدۡ ذَكَّرۡتَنِي بِقِرَاءَتِكَ هَٰذِهِ السُّورَةَ، إِنَّهَا لَآخِرُ مَا سَمِعۡتُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ يَقۡرَأُ بِهَا فِي الۡمَغۡرِبِ. [الحديث ٧٦٣ – طرفه في: ٤٤٢٩].

763. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—. Bahwa beliau berkata: Sesungguhnya Ummu Al-Fadhl mendengarnya ketika membaca surah Al-Mursalat, lantas Ummu Al-Fadhl berkata, “Wahai anakku, demi Allah, engkau dengan bacaan surah ini benar-benar telah mengingatkanku bahwasanya surah inilah yang terakhir aku dengar dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang beliau baca dalam salat Magrib.”

٧٦٤ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ، عَنِ ابۡنِ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنۡ عُرۡوَةَ بۡنِ الزُّبَيۡرِ، عَنۡ مَرۡوَانَ بۡنِ الۡحَكَمِ قَالَ: قَالَ لِي زَيۡدُ بۡنُ ثَابِتٍ: مَا لَكَ تَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِقِصَارٍ، وَقَدۡ سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ بِطُولِ الطُّولَيَيۡنِ؟!

764. Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari ‘Urwah bin Az-Zubair, dari Marwan bin Al-Hakam. Beliau berkata: Zaid bin Tsabit berkata kepadaku, “Mengapa engkau selalu membaca surah-surah pendek (qishar) dalam salat Magrib, sementara aku pernah mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca bacaan Alquran yang sepadan dengan dua surah yang panjang?!”