Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2693

٣ - بَابُ قَوۡلِ الۡإِمَامِ لِأَصۡحَابِهِ: اذۡهَبُوا بِنَا نُصۡلِحُ
3. Bab ucapan pemimpin kepada para sahabatnya, “Mari pergi bersama kami untuk mendamaikan”


٢٦٩٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ الۡأُوَيۡسِيُّ وَإِسۡحَاقُ بۡنُ مُحَمَّدٍ الۡفَرۡوِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ، عَنۡ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ أَهۡلَ قُبَاءٍ اقۡتَتَلُوا حَتَّى تَرَامَوۡا بِالۡحِجَارَةِ، فَأُخۡبِرَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِذٰلِكَ، فَقَالَ: (اذۡهَبُوا بِنَا نُصۡلِحُ بَيۡنَهُمۡ). [طرفه في: ٦٨٤].

2693. Muhammad bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah Al-Ausi dan Ishaq bin Muhammad Al-Farwi menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa’d—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa penduduk Quba` saling berperang sampai-sampai mereka saling melempari dengan batu. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dikabari hal itu. Lalu beliau bersabda, “Mari pergi bersama kami untuk mendamaikan mereka.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2690

١ - بَابُ مَا جَاءَ فِي الۡإِصۡلَاحِ بَيۡنَ النَّاسِ
1. Bab riwayat tentang islah di antara manusia


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿لَا خَيۡرَ فِي كَثِيرٍ مِنۡ نَجۡوَاهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَاحٍ بَيۡنَ النَّاسِ وَمَنۡ يَفۡعَلۡ ذٰلِكَ ابۡتِغَاءَ مَرۡضَاةِ اللهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمًا﴾ [النساء: ١١٤]. وَخُرُوجِ الۡإِمَامِ إِلَى الۡمَوَاضِعِ لِيُصۡلِحَ بَيۡنَ النَّاسِ بِأَصۡحَابِهِ.

Juga firman Allah taala, “Tidak ada kebaikan pada sebagian besar bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan dari orang yang memerintahkan sedekah, atau makruf, atau islah di antara manusia. Siapa saja yang melakukan itu dalam rangka mencari rida Allah, Kami akan memberinya pahala yang amat besar.” (QS. An-Nisa`: 114).

Juga bab tentang perginya pemimpin ke tempat-tempat bersama para sahabatnya untuk mendamaikan manusia.

٢٦٩٠ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ: حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ أُنَاسًا مِنۡ بَنِي عَمۡرِو بۡنِ عَوۡفٍ، كَانَ بَيۡنَهُمۡ شَيۡءٌ، فَخَرَجَ إِلَيۡهِمُ النَّبِيُّ ﷺ فِي أُنَاسٍ مِنۡ أَصۡحَابِهِ يُصۡلِحُ بَيۡنَهُمۡ، فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ وَلَمۡ يَأۡتِ النَّبِيُّ ﷺ، فَجَاءَ بِلَالٌ، فَأَذَّنَ بِلَالٌ بِالصَّلَاةِ وَلَمۡ يَأۡتِ النَّبِيُّ ﷺ، فَجَاءَ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ، فَقَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ ﷺ حُبِسَ، وَقَدۡ حَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَهَلۡ لَكَ أَنۡ تَؤُمَّ النَّاسَ؟ فَقَالَ: نَعَمۡ إِنۡ شِئۡتَ، فَأَقَامَ الصَّلَاةَ، فَتَقَدَّمَ أَبُو بَكۡرٍ، ثُمَّ جَاءَ النَّبِيُّ ﷺ يَمۡشِي فِي الصُّفُوفِ، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ الۡأَوَّلِ، فَأَخَذَ النَّاسُ بِالتَّصۡفِيحِ حَتَّى أَكۡثَرُوا، وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ لَا يَكَادُ يَلۡتَفِتُ فِي الصَّلَاةِ، فَالۡتَفَتَ فَإِذَا هُوَ بِالنَّبِيِّ ﷺ وَرَاءَهُ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِ بِيَدِهِ، فَأَمَرَهُ أَنۡ يُصَلِّي كَمَا هُوَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكۡرٍ يَدَهُ فَحَمِدَ اللهَ، ثُمَّ رَجَعَ الۡقَهۡقَرَى وَرَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ فِي الصَّفِّ، وَتَقَدَّمَ النَّبِيُّ ﷺ فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَلَمَّا فَرَغَ أَقۡبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِذَا نَابَكُمۡ شَيۡءٌ فِي صَلَاتِكُمۡ أَخَذۡتُمۡ بِالتَّصۡفِيحِ، إِنَّمَا التَّصۡفِيحُ لِلنِّسَاءِ، مَنۡ نَابَهُ شَيۡءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلۡيَقُلۡ: سُبۡحَانَ اللهِ، فَإِنَّهُ لَا يَسۡمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا الۡتَفَتَ، يَا أَبَا بَكۡرٍ، مَا مَنَعَكَ حِينَ أَشَرۡتُ إِلَيۡكَ لَمۡ تُصَلِّ بِالنَّاسِ؟) فَقَالَ: مَا كَانَ يَنۡبَغِي لِابۡنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنۡ يُصَلِّيَ بَيۡنَ يَدَىِ النَّبِيِّ ﷺ. [طرفه في: ٦٨٤].

2690. Sa’id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami: Abu Ghassan menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Hazim menceritakan kepadaku dari Sahl bin Sa’d—radhiyallahu ‘anhu—:

Bahwa pernah terjadi pertikaian di antara orang-orang bani ‘Amr bin ‘Auf. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi ke tempat mereka bersama beberapa orang sahabat beliau untuk mendamaikan mereka. Waktu salat tiba sementara Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—belum datang. Bilal datang lalu mengumandangkan azan untuk salat, namun Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—belum kunjung datang.

Bilal menemui Abu Bakr seraya berkata, “Sesungguhnya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tertahan padahal sudah waktunya salat. Apakah engkau mau mengimami salat kaum muslimin?” Abu Bakr berkata, “Baiklah jika engkau menginginkannya.”

Bilal mengumandangkan ikamah salat. Abu Bakr maju. Kemudian Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang berjalan di saf-saf hingga beliau berdiri di saf pertama. Orang-orang mulai menepukkan tangan sampai banyak yang melakukannya. Tadinya Abu Bakr hampir tidak menoleh dalam salat. Akhirnya Abu Bakr menoleh dan ternyata Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berada di belakangnya. Nabi memberi isyarat dengan tangannya memerintahkan Abu Bakr untuk tetap meneruskan salat. Abu Bakr mengangkat tangannya lalu memuji Allah, kemudian berjalan mundur hingga masuk ke saf. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—maju lalu mengimami salat.

Serampung salat, beliau menghadap ke arah makmum seraya bersabda, “Wahai sekalian manusia, mengapa apabila terjadi sesuatu pada kalian dalam salat kalian, kalian menepukkan tangan?! Menepukkan tangan hanya bagi wanita. Siapa saja yang sesuatu terjadi padanya ketika salat, ucapkanlah: subhanallah; karena tidaklah seorangpun yang mendengarnya kecuali akan menoleh. Wahai Abu Bakr, apa yang mencegahmu untuk tetap salat mengimami manusia ketika aku telah memberi isyarat kepadamu?”

Abu Bakr menjawab, “Tidak sepantasnya bagi putra Abu Quhafah untuk salat di depan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1234

٩ - بَابُ الۡإِشَارَةِ فِي الصَّلَاةِ
9. Bab isyarat ketika salat


قَالَهُ كُرَيۡبٌ، عَنۡ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

(Riwayat tentang ini) diucapkan oleh Kuraib, dari Umu Salamah—radhiyallahu ‘anha—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

١٢٣٤ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا يَعۡقُوبُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ بَلَغَهُ: أَنَّ بَنِي عَمۡرِو بۡنِ عَوۡفٍ، كَانَ بَيۡنَهُمۡ شَيۡءٌ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصۡلِحُ بَيۡنَهُمۡ فِي أُنَاسٍ مَعَهُ، فَحُبِسَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَحَانَتِ الصَّلَاةُ، فَجَاءَ بِلَالٌ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، فَقَالَ: يَا أَبَا بَكۡرٍ، إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَدۡ حُبِسَ، وَقَدۡ حَانَتِ الصَّلَاةُ، فَهَلۡ لَكَ أَنۡ تَؤُمَّ النَّاسَ؟ قَالَ: نَعَمۡ، إِنۡ شِئۡتَ. فَأَقَامَ بِلَالٌ، وَتَقَدَّمَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، فَكَبَّرَ لِلنَّاسِ، وَجَاءَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَمۡشِي فِي الصُّفُوفِ، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ، فَأَخَذَ النَّاسُ فِي التَّصۡفِيقِ، وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ لَا يَلۡتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكۡثَرَ النَّاسُ الۡتَفَتَ، فَإِذَا رَسُولُ اللهِ ﷺ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَأۡمُرُهُ أَنۡ يُصَلِّيَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَدَيۡهِ، فَحَمِدَ اللهَ، وَرَجَعَ الۡقَهۡقَرَى وَرَاءَهُ، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَصَلَّى لِلنَّاسِ، فَلَمَّا فَرَغَ أَقۡبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَا لَكُمۡ حِينَ نَابَكُمۡ شَيۡءٌ فِي الصَّلَاةِ أَخَذۡتُمۡ فِي التَّصۡفِيقِ؟ إِنَّمَا التَّصۡفِيقُ لِلنِّسَاءِ، مَنۡ نَابَهُ شَيۡءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلۡيَقُلۡ: سُبۡحَانَ اللهِ، فَإِنَّهُ لَا يَسۡمَعُهُ أَحَدٌ حِينَ يَقُولُ سُبۡحَانَ اللهِ إِلَّا الۡتَفَتَ، يَا أَبَا بَكۡرٍ، مَا مَنَعَكَ أَنۡ تُصَلِّيَ لِلنَّاسِ حِينَ أَشَرۡتُ إِلَيۡكَ؟)، فَقَالَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: مَا كَانَ يَنۡبَغِي لِابۡنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنۡ يُصَلِّيَ بَيۡنَ يَدَىۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ. [طرفه في: ٦٨٤].

1234. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Ya’qub bin ‘Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi—radhiyallahu ‘anhu—:

Sampai kabar kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bahwa terjadi perselisihan di antara bani ‘Amr bin ‘Auf. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi untuk mendamaikan mereka bersama beberapa orang sahabatnya. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tertahan di sana dan tibalah waktu salat.

Bilal datang menemui Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—seraya bertanya, “Wahai Abu Bakr, sesungguhnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tertahan (di tempat bani ‘Amr bin ‘Auf), sementara waktu salat sudah masuk, apakah engkau bisa salat mengimami kaum muslimin?”

Abu Bakr menjawab, “Baiklah, jika engkau menginginkannya.”

Bilal mengumandangkan ikamah untuk salat. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—maju lalu bertakbir salat mengimami kaum muslimin. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang. Beliau berjalan di saf-saf hingga berdiri di saf pertama. Orang-orangpun menepukkan tangan.

Tadinya Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—tidak menoleh dalam salat beliau. Ketika orang-orang yang menepukkan tangan semakin banyak, beliau menoleh. Ternyata ada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi isyarat Abu Bakr agar melanjutkan salatnya. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—mengangkat kedua tangannya, lalu memuji Allah. Kemudian Abu Bakr mundur hingga berdiri di saf pertama. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—maju lalu melanjutkan salat mengimami kaum muslimin.

Serampung salat, Rasulullah menghadap kepada makmum seraya bersabda, “Wahai sekalian manusia, mengapa ketika terjadi sesuatu pada kalian ketika salat, kalian menepukkan tangan? Menepukkan tangan hanya untuk wanita. Bila ada sesuatu yang terjadi padanya ketika sedang salat, hendaknya dia mengucapkan: subhanallah; karena tidak ada seorangpun yang mendengar ucapan subhanallah kecuali akan menoleh. Wahai Abu Bakr, apa yang menghalangimu untuk tetap menjadi imam salat ketika aku beri isyarat kepadamu?”

Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—menjawab, “Tidak pantas bagi putra Abu Quhafah untuk salat di depan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1218

١٦ - بَابُ رَفۡعِ الۡأَيۡدِي فِي الصَّلَاةِ لِأَمۡرٍ يَنۡزِلُ بِهِ
16. Bab mengangkat tangan ketika salat karena ada perkara yang baru datang padanya


١٢١٨ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: بَلَغَ رَسُولَ اللهِ ﷺ أَنَّ بَنِي عَمۡرِو بۡنِ عَوۡفٍ بِقُبَاءٍ كَانَ بَيۡنَهُمۡ شَيۡءٌ، فَخَرَجَ يُصۡلِحُ بَيۡنَهُمۡ فِي أُنَاسٍ مِنۡ أَصۡحَابِهِ، فَحُبِسَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَحَانَتِ الصَّلَاةُ، فَجَاءَ بِلَالٌ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا فَقَالَ: يَا أَبَا بَكۡرٍ، إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَدۡ حُبِسَ، وَقَدۡ حَانَتِ الصَّلَاةُ، فَهَلۡ لَكَ أَنۡ تَؤُمَّ النَّاسَ؟ قَالَ: نَعَمۡ، إِنۡ شِئۡتَ. فَأَقَامَ بِلَالٌ الصَّلَاةَ، وَتَقَدَّمَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، فَكَبَّرَ لِلنَّاسِ، وَجَاءَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَمۡشِي فِي الصُّفُوفِ يَشُقُّهَا شَقًّا حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ، فَأَخَذَ النَّاسُ فِي التَّصۡفِيحِ - قَالَ سَهۡلٌ: التَّصۡفِيحُ هُوَ التَّصۡفِيقُ – قَالَ: وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ لَا يَلۡتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكۡثَرَ النَّاسُ الۡتَفَتَ، فَإِذَا رَسُولُ اللهِ ﷺ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِ يَأۡمُرُهُ أَنۡ يُصَلِّيَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَدَهُ، فَحَمِدَ اللهَ، ثُمَّ رَجَعَ الۡقَهۡقَرَى وَرَاءَهُ، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ. وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَصَلَّى لِلنَّاسِ، فَلَمَّا فَرَغَ أَقۡبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَا لَكُمۡ حِينَ نَابَكُمۡ شَيۡءٌ فِي الصَّلَاةِ أَخَذۡتُمۡ بِالتَّصۡفِيحِ؟ إِنَّمَا التَّصۡفِيحُ لِلنِّسَاءِ، مَنۡ نَابَهُ شَيۡءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلۡيَقُلۡ: سُبۡحَانَ اللهِ). ثُمَّ الۡتَفَتَ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ فَقَالَ: (يَا أَبَا بَكۡرٍ، مَا مَنَعَكَ أَنۡ تُصَلِّيَ لِلنَّاسِ حِينَ أَشَرۡتُ إِلَيۡكَ؟) قَالَ أَبُو بَكۡرٍ: مَا كَانَ يَنۡبَغِي لِابۡنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنۡ يُصَلِّيَ بَيۡنَ يَدَىۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ. [طرفه في: ٦٨٤].

1218. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz mengabarkan kepada kami dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa’d—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata:

Sampai kabar kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bahwa bani ‘Amr bin ‘Auf di Quba` terjadi perselisihan di antara mereka. Beliau pergi untuk mendamaikan mereka bersama beberapa orang sahabatnya. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tertahan di sana dan tibalah waktu salat.

Bilal datang menemui Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhuma—seraya bertanya, “Wahai Abu Bakr, sesungguhnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tertahan (di tempat bani ‘Amr bin ‘Auf), sementara waktu salat sudah masuk, apakah engkau bisa salat mengimami kaum muslimin?”

Abu Bakr menjawab, “Baiklah, jika engkau menginginkannya.”

Bilal mengumandangkan ikamah untuk salat. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—maju lalu bertakbir salat mengimami kaum muslimin. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang. Beliau menembus barisan hingga berdiri di saf pertama. Orang-orangpun menepukkan tangan.

Sahl berkata: Tashfih artinya tashfiq (menepukkan tangan).

Beliau melanjutkan: Tadinya Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—tidak menoleh dalam salat beliau. Ketika orang-orang yang menepukkan tangan semakin banyak, beliau menoleh. Ternyata ada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Rasulullah memberi isyarat Abu Bakr agar melanjutkan salatnya. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—mengangkat tangannya, lalu memuji Allah. Kemudian Abu Bakr mundur hingga berdiri di saf pertama. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—maju lalu melanjutkan salat mengimami kaum muslimin.

Serampung salat, Rasulullah menghadap kepada makmum seraya bersabda, “Wahai sekalian manusia, mengapa ketika terjadi sesuatu pada kalian ketika salat, kalian menepukkan tangan? Menepukkan tangan hanya untuk wanita. Bila ada sesuatu yang terjadi padanya ketika sedang salat, hendaknya dia mengucapkan: subhanallah.”

Kemudian Rasulullah menoleh kepada Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—lalu bertanya, “Wahai Abu Bakr, apa yang menghalangimu untuk tetap menjadi imam salat ketika aku beri isyarat kepadamu?”

Abu Bakr menjawab, “Tidak pantas bagi putra Abu Quhafah untuk salat di hadapan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1204

١٢٠٤ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى: أَخۡبَرَنَا وَكِيعٌ، عَنۡ سُفۡيَانَ، عَنۡ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (التَّسۡبِيحُ لِلرِّجَالِ، وَالتَّصۡفِيحُ لِلنِّسَاءِ). [طرفه في: ٦٨٤].

1204. Yahya telah menceritakan kepada kami: Waki’ mengabarkan kepada kami dari Sufyan, dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa’d—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “(Cara memberi tahu imam adalah dengan) bacaan tasbih untuk laki-laki dan menepuk tangan untuk wanita.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1201

٣ - بَابُ مَا يَجُوزُ مِنَ التَّسۡبِيحِ وَالۡحَمۡدِ فِي الصَّلَاةِ لِلرِّجَالِ
3. Bab tasbih dan pujian yang dibolehkan ketika salat bagi pria


١٢٠١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ سَهۡلٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ يُصۡلِحُ بَيۡنَ بَنِي عَمۡرِو بۡنِ عَوۡفٍ، وَحَانَتِ الصَّلَاةُ، فَجَاءَ بِلَالٌ أَبَا بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا فَقَالَ: حُبِسَ النَّبِيُّ ﷺ، فَتَؤُمُّ النَّاسَ؟ قَالَ: نَعَمۡ، إِنۡ شِئۡتُمۡ. فَأَقَامَ بِلَالٌ الصَّلَاةَ، فَتَقَدَّمَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ فَصَلَّى، فَجَاءَ النَّبِيُّ ﷺ يَمۡشِي فِي الصُّفُوفِ يَشُقُّهَا شَقًّا، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ الۡأَوَّلِ، فَأَخَذَ النَّاسُ بِالتَّصۡفِيحِ، قَالَ سَهۡلٌ: هَلۡ تَدۡرُونَ مَا التَّصۡفِيحُ؟ هُوَ التَّصۡفِيقُ، وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ لَا يَلۡتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكۡثَرُوا الۡتَفَتَ، فَإِذَا النَّبِيُّ ﷺ فِي الصَّفِّ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِ مَكَانَكَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكۡرٍ يَدَيۡهِ، فَحَمِدَ اللهَ، ثُمَّ رَجَعَ الۡقَهۡقَرَى وَرَاءَهُ، وَتَقَدَّمَ النَّبِيُّ ﷺ فَصَلَّى. [طرفه في: ٦٨٤].

1201. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Sahl —radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi keluar untuk mendamaikan bani ‘Amr bin ‘Auf. Tibalah waktu salat, lalu Bilal mendatangi Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhuma—seraya bertanya, “Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang tertahan (di tempat bani ‘Amr), apakah engkau bisa salat mengimami kaum muslimin?”

Abu Bakr menjawab, “Baiklah, jika kalian menginginkannya.”

Bilal mengumandangkan ikamah untuk salat. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—maju memimpin salat. Lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang. Beliau berjalan menembus barisan hingga berdiri di saf pertama. Para makmum melakukan tashfih (menepukkan tangan).

Sahl berkata: Apakah kalian tahu apakah tashfih itu? Tashfih adalah tashfiq (menepukkan tangan)

Tadinya Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—tidak menoleh dalam salat beliau. Ketika orang-orang yang menepukkan tangan semakin banyak, beliau menoleh dan ternyata Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sudah berada di saf. Nabi memberi isyarat Abu Bakr agar tetap di tempatnya. Abu Bakr mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah. Kemudian Abu Bakr mundur dan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—maju lalu melanjutkan salat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4448

٤٤٤٨ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ عُفَيۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنِي اللَّيۡثُ قَالَ: حَدَّثَنِي عُقَيۡلٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَنَسُ بۡنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ الۡمُسۡلِمِينَ بَيۡنَا هُمۡ فِي صَلَاةِ الۡفَجۡرِ مِنۡ يَوۡمِ الۡاِثۡنَيۡنِ، وَأَبُو بَكۡرٍ يُصَلِّي لَهُمۡ، لَمۡ يَفۡجَأۡهُمۡ إِلَّا رَسُولُ اللهِ ﷺ قَدۡ كَشَفَ سِتۡرَ حُجۡرَةِ عَائِشَةَ، فَنَظَرَ إِلَيۡهِمۡ وَهُمۡ فِي صُفُوفِ الصَّلَاةِ، ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضۡحَكُ، فَنَكَصَ أَبُو بَكۡرٍ عَلَى عَقِبَيۡهِ لِيَصِلَ الصَّفَّ، وَظَنَّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُرِيدُ أَنۡ يَخۡرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ. فَقَالَ أَنَسٌ: وَهَمَّ الۡمُسۡلِمُونَ أَنۡ يَفۡتَتِنُوا فِي صَلَاتِهِمۡ، فَرَحًا بِرَسُولِ اللهِ ﷺ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِمۡ بِيَدِهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَنۡ أَتِمُّوا صَلَاتَكُمۡ). ثُمَّ دَخَلَ الۡحُجۡرَةَ، وَأَرۡخَى السِّتۡرَ. [طرفه في: ٦٨٠].

4448. Sa’id bin ‘Ufair telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Laits menceritakan kepadaku. Beliau berkata: ‘Uqail menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab. Beliau berkata:

Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepadaku bahwa ketika kaum muslimin sedang salat Subuh di hari Senin dengan diimami oleh Abu Bakr, tidak ada yang mengagetkan mereka kecuali Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyingkap tirai kamar ‘Aisyah. Beliau memandangi mereka sedang bersaf-saf dalam salat. Kemudian beliau tersenyum tertawa. Abu Bakr mundur untuk masuk ke saf. Abu Bakr mengira Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—hendak keluar untuk salat.

Anas berkata: Kaum muslimin hampir melakukan kekeliruan dalam salat mereka (dengan menghentikan salat) karena gembira dengan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Namun Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi isyarat kepada mereka dengan tangannya, “Sempurnakanlah salat kalian!” Kemudian beliau masuk ke kamar dan menurunkan tirai.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1205

٦ - بَابُ مَنۡ رَجَعَ الۡقَهۡقَرَى فِي صَلَاتِهِ، أَوۡ تَقَدَّمَ بِأَمۡرٍ يَنۡزِلُ بِهِ
6. Bab barang siapa mundur dalam salatnya atau maju karena ada perkara baru yang datang padanya


رَوَاهُ سَهۡلُ بۡنُ سَعۡدٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Sahl bin Sa’d meriwayatkannya dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

١٢٠٥ -حَدَّثَنَا بِشۡرُ بۡنُ مُحَمَّدٍ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ: قَالَ يُونُسُ: قَالَ الزُّهۡرِيُّ: أَخۡبَرَنِي أَنَسُ بۡنُ مَالِكٍ: أَنَّ الۡمُسۡلِمِينَ بَيۡنَا هُمۡ فِي الۡفَجۡرِ يَوۡمَ الۡاِثۡنَيۡنِ، وَأَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يُصَلِّي بِهِمۡ، فَفَجَأَهُمُ النَّبِيُّ ﷺ قَدۡ كَشَفَ سِتۡرَ حُجۡرَةِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، فَنَظَرَ إِلَيۡهِمۡ وَهُمۡ صُفُوفٌ، فَتَبَسَّمَ يَضۡحَكُ، فَنَكَصَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ عَلَى عَقِبَيۡهِ، وَظَنَّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُرِيدُ أَنۡ يَخۡرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ، وَهَمَّ الۡمُسۡلِمُونَ أَنۡ يَفۡتَتِنُوا فِي صَلَاتِهِمۡ، فَرَحًا بِالنَّبِيِّ ﷺ حِينَ رَأَوۡهُ، فَأَشَارَ بِيَدِهِ: (أَنۡ أَتِمُّوا). ثُمَّ دَخَلَ الۡحُجۡرَةَ، وَأَرۡخَى السِّتۡرَ، وَتُوُفِّيَ ذٰلِكَ الۡيَوۡمَ. [طرفه في: ٦٨٠].

1205. Bisyr bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami: Yunus berkata: Az-Zuhri berkata: Anas bin Malik mengabarkan kepadaku:

Bahwa ketika kaum muslimin sedang salat Subuh pada hari Senin dengan diimami oleh Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—, mereka terkejut karena Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyingkap tirai kamar ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau memandangi mereka yang sedang bersaf-saf. Beliau tersenyum dan tertawa. Lalu Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—mundur. Abu Bakr mengira bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—hendak keluar untuk salat. Kaum muslimin hampir membuat kekeliruan dalam salat mereka (dengan menghentikan salat) saking bahagia melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Namun Nabi memberi isyarat dengan tangannya, “Sempurnakan (salat)!”

Kemudian beliau masuk ke kamar dan menurunkan tirai. Beliau wafat di hari itu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 754

٧٥٤ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا لَيۡثُ بۡنُ سَعۡدٍ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَنَسٌ قَالَ: بَيۡنَمَا الۡمُسۡلِمُونَ فِي صَلَاةِ الۡفَجۡرِ، لَمۡ يَفۡجَأۡهُمۡ إِلَّا رَسُولُ اللهِ ﷺ كَشَفَ سِتۡرَ حُجۡرَةِ عَائِشَةَ، فَنَظَرَ إِلَيۡهِمۡ وَهُمۡ صُفُوفٌ، فَتَبَسَّمَ يَضۡحَكُ، وَنَكَصَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ عَلَى عَقِبَيۡهِ، لِيَصِلَ لَهُ الصَّفَّ، فَظَنَّ أَنَّهُ يُرِيدُ الۡخُرُوجَ، وَهَمَّ الۡمُسۡلِمُونَ أَنۡ يَفۡتَتِنُوا فِي صَلَاتِهِمۡ، فَأَشَارَ إِلَيۡهِمۡ: (أَتِمُّوا صَلَاتَكُمۡ). فَأَرۡخَى السِّتۡرَ، وَتُوُفِّيَ ﷺ مِنۡ آخِرِ ذٰلِكَ الۡيَوۡمِ. [طرفه في: ٦٨٠].

754. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Laits bin Sa’d menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab. Beliau berkata: Anas mengabarkan kepadaku. Beliau berkata:

Ketika kaum muslimin sedang salat Subuh, tidak ada yang mengagetkan mereka kecuali Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyingkap tirai kamar ‘Aisyah. Rasulullah memandangi mereka dalam keadaan mereka bersaf-saf. Beliau tersenyum dan tertawa. Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—mundur ke belakang untuk masuk ke saf. Abu Bakr menyangka Nabi hendak keluar. Kaum muslimin hampir saja melakukan kesalahan dalam salat mereka (dengan menghentikan salat). Nabi memberi isyarat, “Sempurnakan salat kalian!”

Lalu beliau menurunkan tirai. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—wafat di penghujung hari itu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3385

٣٣٨٥ - حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بۡنُ يَحۡيَى الۡبَصۡرِيُّ: حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، عَنۡ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ عُمَيۡرٍ، عَنۡ أَبِي بُرۡدَةَ بۡنِ أَبِي مُوسَى، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: مَرِضَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: (مُرُوا أَبَا بَكۡرٍ فَلۡيُصَلِّ بِالنَّاسِ). فَقَالَتۡ إِنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَجُلٌ كَذَا، فَقَالَ مِثۡلَهُ، فَقَالَتۡ مِثۡلَهُ، فَقَالَ: (مُرُوهُ فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ). فَأَمَّ أَبُو بَكۡرٍ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ ﷺ. وَقَالَ حُسَيۡنٌ: عَنۡ زَائِدَةَ: رَجُلٌ رَقِيقٌ. [طرفه في: ٦٧٨].

3385. Ar-Rabi’ bin Yahya Al-Bashri telah menceritakan kepada kami: Za`idah menceritakan kepada kami dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair, dari Abu Burdah bin Abu Musa, dari ayahnya. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sakit, lalu beliau bersabda, “Perintahkan Abu Bakr agar salat mengimami kaum muslimin!”

‘Aisyah berkata, “Sesungguhnya Abu Bakr adalah orang yang demikian.”

Nabi mengucapkan perkataan seperti tadi. ‘Aisyah pun mengatakan perkataannya sebelumnya. Nabi bersabda, “Perintahkan dia! Sesungguhnya kalian (seperti) wanita yang bersama Nabi Yusuf.”

Lalu Abu Bakr menjadi imam salat semasa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masih hidup. Husain berkata: Dari Za`idah: (Abu Bakr) adalah orang yang mudah terenyuh.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6039

٤٠ - بَابٌ كَيۡفَ يَكُونُ الرَّجُلُ فِي أَهۡلِهِ
40. Bab bagaimanakah keadaan suami di tengah keluarganya


٦٠٣٩ - حَدَّثَنَا حَفۡصُ بۡنُ عُمَرَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنِ الۡحَكَمِ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ قَالَ: سَأَلۡتُ عَائِشَةَ: مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَصۡنَعُ فِي أَهۡلِهِ؟ قَالَتۡ: كَانَ فِي مِهۡنَةِ أَهۡلِهِ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ. [طرفه في: ٦٧٦].

6039. Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al-Hakam, dari Ibrahim, dari Al-Aswad. Beliau berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu lakukan di tengah keluarganya?”

‘Aisyah menjawab, “Dahulu beliau mengurusi pekerjaan rumah tangganya. Apabila sudah masuk waktu salat, beliau bangkit (keluar) untuk salat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5363

٨ - بَابُ خِدۡمَةِ الرَّجُلِ فِي أَهۡلِهِ
8. Bab pelayanan suami di keluarganya


٥٣٦٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَرۡعَرَةَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنِ الۡحَكَمِ بۡنِ عُتَيۡبَةَ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ بۡنِ يَزِيدَ: سَأَلۡتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا: مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَصۡنَعُ فِي الۡبَيۡتِ؟ قَالَتۡ: كَانَ فِي مِهۡنَةِ أَهۡلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الۡأَذَانَ خَرَجَ. [طرفه في: ٦٧٦].

5363. Muhammad bin ‘Ar’arah telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al-Hakam bin ‘Utaibah, dari Ibrahim, dari Al-Aswad bin Yazid:

Aku bertanya kepada ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—, “Apa yang dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—perbuat di dalam rumah?”

‘Aisyah menjawab, “Beliau dahulu melakukan pekerjaan rumah tangganya. Apabila beliau mendengar azan, beliau keluar.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5463 dan 5464

٥٤٦٣ - حَدَّثَنَا مُعَلَّى بۡنُ أَسَدٍ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِذَا وُضِعَ الۡعَشَاءُ وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَابۡدَؤُا بِالۡعَشَاءِ). [طرفه في: ٦٧٢].

5463. Mu’alla bin Asad telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan salat berjemaah akan diselenggarakan, mulailah dengan makan malam terlebih dahulu.”

٥٤٦٤ - وَعَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ نَحۡوَهُ. وَعَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ: أَنَّهُ تَعَشَّى مَرَّةً، وَهُوَ يَسۡمَعُ قِرَاءَةَ الۡإِمَامِ.

[طرفه في: ٦٧٣].

5464. Dan dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—semisal hadis tersebut. Juga dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar: Bahwa suatu kali beliau pernah makan malam dalam keadaan beliau mendengar qiraah imam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5465

٥٤٦٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ هِشَامِ بۡنِ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ وَحَضَرَ الۡعَشَاءُ، فَابۡدَءُوا بِالۡعَشَاءِ). قَالَ وُهَيۡبٌ وَيَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ، عَنۡ هِشَامٍ: (إِذَا وُضِعَ الۡعَشَاءُ). [طرفه في: ٦٧١].

5465. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Apabila salat akan dilaksanakan sementara makan malam sudah datang, mulailah makan malam dahulu.”

Wuhaib dan Yahya bin Sa’id berkata dari Hisyam, “Apabila makan malam telah disajikan.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6080

٦٥ - بَابُ الزِّيَارَةِ، وَمَنۡ زَارَ قَوۡمًا فَطَعِمَ عِنۡدَهُمۡ
65. Bab kunjungan dan barang siapa mengunjungi suatu kaum lalu dia makan di tempat mereka


وَزَارَ سَلۡمَانُ أَبَا الدَّرۡدَاءِ فِي عَهۡدِ النَّبِيِّ ﷺ فَأَكَلَ عِنۡدَهُ.

Salman pernah mengunjungi Abu Ad-Darda` di masa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu makan di tempatnya.

٦٠٨٠ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سَلَامٍ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ، عَنۡ خَالِدٍ الۡحَذَّاءِ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ سِيرِينَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ زَارَ أَهۡلَ بَيۡتٍ فِي الۡأَنۡصَارِ، فَطَعِمَ عِنۡدَهُمۡ طَعَامًا، فَلَمَّا أَرَادَ أَنۡ يَخۡرُجَ، أَمَرَ بِمَكَانٍ مِنَ الۡبَيۡتِ فَنُضِحَ لَهُ عَلَى بِسَاطٍ، فَصَلَّى عَلَيۡهِ وَدَعَا لَهُمۡ. [طرفه في: ٦٧٠].

6080. Muhammad bin Salam telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab mengabarkan kepada kami dari Khalid Al-Hadzdza`, dari Anas bin Sirin, dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah mengunjungi satu keluarga Anshar lalu beliau menyantap jamuan makan di tempat mereka. Ketika beliau hendak keluar, beliau memerintahkan agar dihamparkan sehelai tikar di suatu tempat di rumah tersebut, lalu tikar itu diperciki air, lalu beliau salat di atasnya dan mendoakan kebaikan untuk mereka.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1179

١١٧٩ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ الۡجَعۡدِ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ سِيرِينَ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ الۡأَنۡصَارِيَّ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ مِنَ الۡأَنۡصَارِ، وَكَانَ ضَخۡمًا، لِلنَّبِيِّ ﷺ: إِنِّي لَا أَسۡتَطِيعُ الصَّلَاةَ مَعَكَ! فَصَنَعَ لِلنَّبِيِّ ﷺ طَعَامًا، فَدَعَاهُ إِلَى بَيۡتِهِ، وَنَضَحَ لَهُ طَرَفَ حَصِيرٍ بِمَاءٍ، فَصَلَّى عَلَيۡهِ رَكۡعَتَيۡنِ. وَقَالَ فُلَانُ ابۡنُ فُلَانِ ابۡنِ جَارُودٍ لِأَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي الضُّحَى؟ فَقَالَ: مَا رَأَيۡتُهُ صَلَّى غَيۡرَ ذٰلِكَ الۡيَوۡمِ.

1179. ‘Ali bin Al-Ja’d telah menceritakan kepada kami: Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Anas bin Sirin. Beliau berkata: Aku mendengar Anas bin Malik Al-Anshari berkata:

Seorang lelaki dari Anshar—dia sangat gemuk—berkata kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Sungguh aku tidak mampu salat bersamamu.”

Dia membuatkan makanan untuk Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu mengundang beliau ke rumahnya. Dia memercikkan air ke pinggir sehelai tikar, lalu Nabi salat dua rakaat di atas tikar tersebut.

Polan bin Polan bin Jarud bertanya kepada Anas—radhiyallahu ‘anhu—, “Apakah dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat Duha?”

Anas menjawab, “Aku tidak melihat beliau melakukan salat itu di selain hari itu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6806

٥ - بَابُ فَضۡلِ مَنۡ تَرَكَ الۡفَوَاحِشَ
5. Bab keutamaan orang yang meninggalkan fahisyah


٦٨٠٦ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سَلَامٍ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ، عَنۡ خُبَيۡبِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ حَفۡصِ بۡنِ عَاصِمٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (سَبۡعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ، يَوۡمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ فِي خَلَاءٍ فَفَاضَتۡ عَيۡنَاهُ، وَرَجُلٌ قَلۡبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الۡمَسۡجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ، وَرَجُلٌ دَعَتۡهُ امۡرَأَةٌ ذَاتُ مَنۡصِبٍ وَجَمَالٍ إِلَى نَفۡسِهَا قَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخۡفَاهَا حَتَّى لَا تَعۡلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتۡ يَمِينُهُ). [طرفه في: ٦٦٠].

6806. Muhammad bin Salam telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar, dari Khubaib bin ‘Abdurrahman, dari Hafsh bin ‘Ashim, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka pada hari kiamat di naungan-Nya, pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya:
  1. Pemimpin yang adil,
  2. Pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Allah,
  3. Orang yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu kedua matanya menangis,
  4. Pria yang hatinya terpaut di masjid,
  5. Dua orang yang saling mencintai karena Allah,
  6. Pria yang diajak oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan kepada dirinya lalu pria itu mengatakan, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”,
  7. Orang yang memberikan sedekah lalu dia merahasiakannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui yang diperbuat oleh tangan kanannya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6479

٢٤ - بَابُ الۡبُكَاءِ مِنۡ خَشۡيَةِ اللهِ
24. Bab menangis karena takut kepada Allah


٦٤٧٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي خُبَيۡبُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ حَفۡصِ بۡنِ عَاصِمٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (سَبۡعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ: رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ فَفَاضَتۡ عَيۡنَاهُ). [طرفه في: ٦٦٠].

6479. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah. Beliau berkata: Khubaib bin ‘Abdurrahman menceritakan kepadaku dari Hafsh bin ‘Ashim, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka: (Di antaranya adalah) seseorang yang mengingat Allah lalu kedua matanya mencucurkan air mata.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1423

١٧ - بَابُ الصَّدَقَةِ بِالۡيَمِينِ
17. Bab sedekah dengan tangan kanan


١٤٢٣ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي خُبَيۡبُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ حَفۡصِ بۡنِ عَاصِمٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (سَبۡعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوۡمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدۡلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلۡبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الۡمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ، اجۡتَمَعَا عَلَيۡهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيۡهِ، وَرَجُلٌ دَعَتۡهُ امۡرَأَةٌ ذَاتُ مَنۡصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ، فَأَخۡفَاهَا حَتَّى لَا تَعۡلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنۡفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتۡ عَيۡنَاهُ). [طرفه في: ٦٦٠].

1423. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah. Beliau berkata: Khubaib bin ‘Abdurrahman menceritakan kepadaku dari Hafsh bin ‘Ashim, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tujuh golongan yang Allah taala akan menaungi mereka di naungan-Nya pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya:
  1. pemimpin yang adil,
  2. pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Allah,
  3. lelaki yang hatinya terpaut di masjid-masjid,
  4. dua pria yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,
  5. lelaki yang diajak (berbuat zina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu lelaki itu berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.”
  6. seseorang yang mengeluarkan sedekah, lalu dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui yang diinfakkan oleh tangan kanannya,
  7. seseorang yang mengingat Allah di kala sendirian, lalu kedua matanya mencucurkan air mata.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5733

٥٧٣٣ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الۡمَبۡطُونُ شَهِيدٌ، وَالۡمَطۡعُونُ شَهِيدٌ). [طرفه في: ٦٥٣].

5733. Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Sumai, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Orang yang meninggal karena penyakit perut adalah syahid. Orang yang meninggal karena taun adalah syahid.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2829

٣٠ - بَابٌ الشَّهَادَةُ سَبۡعٌ سِوَى الۡقَتۡلِ
30. Bab kesyahidan ada tujuh selain meninggal dalam jihad


٢٨٢٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (الشُّهَدَاءُ خَمۡسَةٌ: الۡمَطۡعُونُ، وَالۡمَبۡطُونُ، وَالۡغَرِقُ، وَصَاحِبُ الۡهَدۡمِ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللهِ). [طرفه في: ٦٥٣].

2829. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Sumai, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Syuhada ada lima: orang yang meninggal karena taun, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan, dan syahid di jalan Allah.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2472

٢٨ - بَابُ مَنۡ أَخَذَ الۡغُصۡنَ وَمَا يُؤۡذِي النَّاسَ فِي الطَّرِيقِ، فَرَمَى بِهِ
28. Bab barang siapa yang mengambil dahan atau sesuatu yang mengganggu orang-orang di jalan, lalu dia melemparkannya


٢٤٧٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (بَيۡنَمَا رَجُلٌ يَمۡشِي بِطَرِيقٍ، وَجَدَ غُصۡنَ شَوۡكٍ فَأَخَذَهُ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ). [طرفه في: ٦٥٢].

2472. ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Sumai, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Ketika seseorang sedang berjalan di suatu jalan, dia mendapati ada dahan berduri. Dia mengambilnya. Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7224

٥٣ - بَابُ إِخۡرَاجِ الۡخُصُومِ وَأَهۡلِ الرِّيَبِ مِنَ الۡبُيُوتِ بَعۡدَ الۡمَعۡرِفَةِ
53. Bab mengeluarkan orang yang suka bertengkar dan suka menuduh dari rumah-rumah setelah diketahui


وَقَدۡ أَخۡرَجَ عُمَرُ أُخۡتَ أَبِي بَكۡرٍ حِينَ نَاحَتۡ.

‘Umar pernah mengeluarkan saudara perempuan Abu Bakr ketika dia meratap.

٧٢٢٤ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (وَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ، لَقَدۡ هَمَمۡتُ أَنۡ آمُرَ بِحَطَبٍ يُحۡتَطَبُ، ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيۡهِمۡ بُيُوتَهُمۡ، وَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ، لَوۡ يَعۡلَمُ أَحَدُكُمۡ أَنَّهُ يَجِدُ عَرۡقًا سَمِينًا، أَوۡ مَرۡمَاتَيۡنِ حَسَنَتَيۡنِ لَشَهِدَ الۡعِشَاءَ). [طرفه في: ٦٤٤].

7224. Isma’il telah menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepadaku dari Abu Az-Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Demi Allah Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku benar-benar ingin memerintahkan agar kayu bakar disiapkan, kemudian aku perintahkan dikumandangkan azan salat, kemudian aku perintahkan seorang lelaki untuk mengimami salat kaum muslimin, kemudian aku mendatangi para lelaki (yang tidak mengikuti salat) lalu aku bakar rumah mereka. Demi Allah Yang jiwaku berada di tangan-Nya, andai salah seorang kalian mengetahui bahwa dia akan mendapatkan sepotong daging yang gemuk atau daging yang bagus terletak di antara dua kuku sapi/kambing, tentu dia akan menghadiri salat Isya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2420

٥ - بَابُ إِخۡرَاجِ أَهۡلِ الۡمَعَاصِي وَالۡخُصُومِ مِنَ الۡبُيُوتِ بَعۡدَ الۡمَعۡرِفَةِ
5. Bab mengeluarkan orang yang suka bermaksiat dan bertengkar dari rumah setelah diketahui


وَقَدۡ أَخۡرَجَ عُمَرُ أُخۡتَ أَبِي بَكۡرٍ حِينَ نَاحَتۡ.

‘Umar telah mengeluarkan saudara perempuan Abu Bakr (dari rumahnya) ketika dia meratap.

٢٤٢٠ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنۡ شُعۡبَةَ، عَنۡ سَعۡدِ بۡنِ إِبۡرَاهِيمَ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَقَدۡ هَمَمۡتُ أَنۡ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى مَنَازِلِ قَوۡمٍ لَا يَشۡهَدُونَ الصَّلَاةَ، فَأُحَرِّقَ عَلَيۡهِمۡ). [طرفه في: ٦٤٤].

2420. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Abu ‘Adi menceritakan kepada kami dari Syu’bah, dari Sa’d bin Ibrahim, dari Humaid bin ‘Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Sungguh aku benar-benar ingin agar salat dilaksanakan, kemudian aku mendatangi rumah orang-orang yang tidak mengikuti salat, lalu aku membakar rumah mereka.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6292

٤٨ - بَابُ طُولِ النَّجۡوَى
48. Bab pembicaraan rahasia dalam waktu yang lama


﴿وَإِذۡ هُمۡ نَجۡوَى﴾ [الإسراء: ٤٧]: مَصۡدَرٌ مِنۡ نَاجَيۡتُ، فَوَصَفَهُمۡ بِهَا، وَالۡمَعۡنَى: يَتَنَاجَوۡنَ.

Wa idz hum najwā.” (QS. Al-Isra`: 47). Najwā adalah masdar dari nājaitu (aku berbicara rahasia). Allah menyifati mereka dengan kata tersebut. Maknanya adalah “(dan sewaktu) mereka berbicara rahasia.”

٦٢٩٢ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَبۡدِ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، وَرَجُلٌ يُنَاجِي رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَمَا زَالَ يُنَاجِيهِ حَتَّى نَامَ أَصۡحَابُهُ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى. [طرفه في: ٦٤٢].

6292. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Abdul ‘Aziz, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Ikamah salat sudah dikumandangkan, sementara ada seseorang sedang berbicara rahasia dengan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Orang itu terus saja berbicara rahasia dengan beliau hingga para sahabat beliau tertidur. Setelah selesai, beliau bangkit berdiri lalu salat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 596

٣٧ - بَابُ مَنۡ صَلَّى بِالنَّاسِ جَمَاعَةً بَعۡدَ ذَهَابِ الۡوَقۡتِ
37. Bab barang siapa salat berjemaah mengimami orang-orang setelah waktunya lewat


٥٩٦ - حَدَّثَنَا مُعَاذُ بۡنُ فَضَالَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ: أَنَّ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ جَاءَ يَوۡمَ الۡخَنۡدَقِ بَعۡدَ مَا غَرَبَتِ الشَّمۡسُ، فَجَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيۡشٍ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا كِدۡتُ أُصَلِّي الۡعَصۡرَ، حَتَّى كَادَتِ الشَّمۡسُ تَغۡرُبُ، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَاللهِ مَا صَلَّيۡتُهَا). فَقُمۡنَا إِلَى بُطۡحَانَ، فَتَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ وَتَوَضَّأۡنَا لَهَا، فَصَلَّى الۡعَصۡرَ بَعۡدَ مَا غَرَبَتِ الشَّمۡسُ، ثُمَّ صَلَّى بَعۡدَهَا الۡمَغۡرِبَ.

[الحديث ٥٩٦ – أطرافه في: ٥٩٨، ٦٤١، ٩٤٥، ٤١١٢].

596. Mu’adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Jabir bin ‘Abdullah:

Bahwa ‘Umar bin Al-Khaththab datang pada hari khandaq (parit) setelah matahari terbenam. Beliau mencaci orang-orang kafir Quraisy. Beliau mengatakan, “Wahai Rasulullah, aku tidak sempat salat Asar sampai matahari telah terbenam.”

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Demi Allah, aku belum sempat salat Asar.”

Kami berhenti di Buthhan. Beliau wudu untuk salat dan kami juga berwudu. Beliau salat Asar setelah matahari terbenam. Sesudah itu, beliau salat Magrib.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 909

٩٠٩ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو قُتَيۡبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: لَا أَعۡلَمُهُ إِلَّا عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَا تَقُومُوا حَتَّى تَرَوۡنِي وَعَلَيۡكُمُ السَّكِينَةُ). [طرفه في: ٦٣٧].

909. ‘Amr bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Qutaibah menceritakan kepadaku. Beliau berkata: ‘Ali bin Al-Mubarak menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah. Abu ‘Abdullah berkata: Aku tidak mengetahui riwayat dia kecuali dari ayahnya, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Janganlah kalian berdiri sampai kalian sudah melihatku! Kalian juga wajib tenang!”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 908

٩٠٨ - حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي ذِئۡبٍ: قَالَ الزُّهۡرِيُّ: عَنۡ سَعِيدٍ وَأَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

وَحَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلَا تَأۡتُوهَا تَسۡعَوۡنَ، وَأۡتُوهَا تَمۡشُونَ، عَلَيۡكُمُ السَّكِينَةُ، فَمَا أَدۡرَكۡتُمۡ فَصَلُّوا، وَمَا فَاتَكُمۡ فَأَتِمُّوا). [طرفه في: ٦٣٦].

908. Adam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Abu Dzi`b menceritakan kepada kami: Az-Zuhri berkata: Dari Sa’id dan Abu Salamah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Abu Al-Yaman juga telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Abu Salamah bin ‘Abdurrahman mengabarkan kepadaku: Bahwa Abu Hurairah mengatakan: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila salat berjemaah sudah mulai dilaksanakan, janganlah kalian mendatanginya dengan jalan cepat. Datangilah dengan berjalan biasa! Kalian wajib tenang! Apa yang kalian dapati, salatlah kalian (mengikuti imam). Apa yang terlewat oleh kalian, sempurnakanlah (setelah imam salam).”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 535

٥٣٥ - حَدَّثَنَا ابۡنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنِ الۡمُهَاجِرِ أَبِي الۡحَسَنِ: سَمِعَ زَيۡدَ بۡنَ وَهۡبٍ، عَنۡ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَذَّنَ مُؤَذِّنُ النَّبِيِّ ﷺ الظُّهۡرَ، فَقَالَ: (أَبۡرِدۡ أَبۡرِدۡ)، أَوۡ قَالَ: (انۡتَظِرِ انۡتَظِرۡ). وَقَالَ: (شِدَّةُ الۡحَرِّ مِنۡ فَيۡحِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا اشۡتَدَّ الۡحَرُّ فَأَبۡرِدُوا عَنِ الصَّلَاةِ). حَتَّى رَأَيۡنَا فَيۡءَ التُّلُولِ. [الحديث ٥٣٥ – أطرافه في: ٥٣٩، ٦٢٩، ٣٢٥٨].

535. Ibnu Basysyar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ghundar menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al-Muhajir Abu Al-Hasan. Beliau mendengar Zaid bin Wahb dari Abu Dzarr. Beliau mengatakan:

Muazin Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengumandangkan azan zuhur. Nabi bersabda, “Tundalah sampai agak dingin! Tundalah sampai agak dingin!” Atau beliau bersabda, “Tunggulah! Tunggulah!”

Beliau bersabda, “Panas yang menyengat adalah dari gelegak neraka Jahannam. Apabila panas menyengat, tundalah salat sampai agak dingin.”

(Kami menunda salat) sampai kami bisa melihat bayangan gundukan.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 724

٧٥ - بَابُ إِثۡمِ مَنۡ لَمۡ يُتِمَّ الصُّفُوفَ
75. Bab dosa orang yang tidak menyempurnakan saf-saf


٧٢٤ - حَدَّثَنَا مُعَاذُ بۡنُ أَسَدٍ قَالَ: أَخۡبَرَنَا الۡفَضۡلُ بۡنُ مُوسَى قَالَ: أَخۡبَرَنَا سَعِيدُ بۡنُ عُبَيۡدٍ الطَّائِيُّ، عَنۡ بُشَيۡرِ بۡنِ يَسَارٍ الۡأَنۡصَارِيِّ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ: أَنَّهُ قَدِمَ الۡمَدِينَةَ، فَقِيلَ لَهُ: مَا أَنۡكَرۡتَ مِنَّا مُنۡذُ يَوۡمِ عَهِدۡتَ رَسُولَ اللهِ ﷺ؟ قَالَ: مَا أَنۡكَرۡتُ شَيۡئًا إِلَّا أَنَّكُمۡ لَا تُقِيمُونَ الصُّفُوفَ. وَقَالَ عُقۡبَةُ بۡنُ عُبَيۡدٍ، عَنۡ بُشَيۡرِ بۡنِ يَسَارٍ: قَدِمَ عَلَيۡنَا أَنَسُ بۡنُ مَالِكٍ الۡمَدِينَةَ: بِهَٰذَا.

724. Mu’adz bin Asad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Fadhl bin Musa mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Sa’id bin ‘Ubaid Ath-Tha`i mengabarkan kepada kami dari Busyair bin Yasar Al-Anshari, dari Anas bin Malik: Bahwa Anas tiba di Madinah.

Ada yang bertanya kepada beliau, “Apa yang engkau ingkari dari kami sejak hari engkau lalui bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—?”

Anas menjawab, “Aku tidak mengingkari sedikitpun kecuali bahwa kalian tidak menyempurnakan saf-saf.”

‘Uqbah bin ‘Ubaid berkata dari Busyair bin Yasar: Anas bin Malik datang ke tempat kami di Madinah, dengan riwayat ini.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7246

١ - بَابُ مَا جَاءَ فِي إِجَازَةِ خَبَرِ الۡوَاحِدِ الصَّدُوقِ فِي الۡأَذَانِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّوۡمِ وَالۡفَرَائِضِ وَالۡأَحۡكَامِ
1. Bab riwayat tentang pengesahan kabar satu orang yang jujur dalam masalah azan, salat, saum, kewajiban-kewajiban, dan hukum-hukum


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى ﴿فَلَوۡلَا نَفَرَ مِنۡ كُلِّ فِرۡقَةٍ مِنۡهُمۡ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنۡذِرُوا قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوا إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ﴾ [التوبة: ١٢٢]، وَيُسَمَّى الرَّجُلُ طَائِفَةً لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَإِنۡ طَائِفَتَانِ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ اقۡتَتَلُوا﴾ [الحجرات: ٩]، فَلَوِ اقۡتَتَلَ رَجُلَانِ دَخَلَ فِي مَعۡنَى الۡآيَةِ. وَقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿إِنۡ جَاءَكُمۡ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا﴾ [الحجرات: ٦]، وَكَيۡفَ بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ أُمَرَاءَهُ وَاحِدًا بَعۡدَ وَاحِدٍ، فَإِنۡ سَهَا أَحَدٌ مِنۡهُمۡ رُدَّ إِلَى السُّنَّةِ.

Dan firman Allah taala, “Mengapa beberapa orang dari tiap-tiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk mendalami ilmu agama dan untuk memberi peringatan kepada kaum mereka apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka dapat menjaga diri.” (QS. At-Taubah: 122).

Satu orang bisa diistilahkan dengan tha`ifah berdasarkan firman Allah taala, “Jika ada dua golongan dari kaum mukminin berperang.” (QS. Al-Hujurat: 9). Kalau ada dua orang yang berperang, ini masuk ke dalam makna ayat tersebut.

Dan firman Allah taala, “Jika ada seorang fasik datang membawa berita kepada kalian, periksalah berita itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).

Juga bab bagaimana Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengutus para amir beliau satu demi satu. Jika salah satu dari mereka lalai, dikembalikan kepada sunah.

٧٢٤٦ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ: حَدَّثَنَا مَالِكُ بۡنُ الۡحُوَيۡرِثِ قَالَ: أَتَيۡنَا النَّبِيَّ ﷺ وَنَحۡنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمۡنَا عِنۡدَهُ عِشۡرِينَ لَيۡلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ رَفِيقًا، فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدِ اشۡتَهَيۡنَا أَهۡلَنَا، أَوۡ قَدِ اشۡتَقۡنَا، سَأَلَنَا عَمَّنۡ تَرَكۡنَا بَعۡدَنَا فَأَخۡبَرۡنَاهُ، قَالَ: (ارۡجِعُوا إِلَى أَهۡلِيكُمۡ، فَأَقِيمُوا فِيهِمۡ، وَعَلِّمُوهُمۡ وَمُرُوهُمۡ). وَذَكَرَ أَشۡيَاءَ أَحۡفَظُهَا أَوۡ لَا أَحۡفَظُهَا: (وَصَلُّوا كَمَا رَأَيۡتُمُونِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلۡيُؤَذِّنۡ لَكُمۡ أَحَدُكُمۡ، وَلۡيَؤُمَّكُمۡ أَكۡبَرُكُمۡ). [طرفه في: ٦٢٨].

7246. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah: Malik bin Al-Huwairits menceritakan kepada kami. Beliau mengatakan:

Kami mendatangi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam keadaan kami adalah pemuda yang hampir sebaya. Kami tinggal di dekat beliau selama dua puluh malam. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—adalah orang yang lembut hatinya. Ketika beliau mengira bahwa kami telah mendambakan atau merindukan keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang orang-orang yang kami tinggalkan sepeninggal kami. Kamipun mengabarkan kepada beliau. Beliau bersabda, “Pulanglah kalian ke keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka! Ajari mereka dan perintahkan mereka!”

Malik menyebutkan hal-hal yang aku hafalkan dan yang tidak aku hafalkan.

“Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat! Apabila waktu salat sudah masuk, salah seorang kalian mengumandangkan azan dan yang paling tua yang menjadi imam salat kalian.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6008

٢٧ - بَابُ رَحۡمَةِ النَّاسِ وَالۡبَهَائِمِ
27. Bab kasih sayang kepada manusia dan binatang


٦٠٠٨ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ أَبِي سُلَيۡمَانَ مَالِكِ بۡنِ الۡحُوَيۡرِثِ قَالَ: أَتَيۡنَا النَّبِيَّ ﷺ، وَنَحۡنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمۡنَا عِنۡدَهُ عِشۡرِينَ لَيۡلَةً، فَظَنَّ أَنَّا اشۡتَقۡنَا أَهۡلَنَا. وَسَأَلَنَا عَمَّنۡ تَرَكۡنَا فِي أَهۡلِنَا، فَأَخۡبَرۡنَاهُ، وَكَانَ رَفِيقًا رَحِيمًا، فَقَالَ: (ارۡجِعُوا إِلَى أَهۡلِيكُمۡ، فَعَلِّمُوهُمۡ وَمُرُوهُمۡ، وَصَلُّوا كَمَا رَأَيۡتُمُونِي أُصَلِّي، وَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَلۡيُؤَذِّنۡ لَكُمۡ أَحَدُكُمۡ، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمۡ أَكۡبَرُكُمۡ). [طرفه في: ٦٢٨].

6008. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Isma’il menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah, dari Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits. Beliau mengatakan: Kami mendatangi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam keadaan kami adalah pemuda yang hampir sebaya. Kami tinggal di dekat beliau selama dua puluh malam. Beliau mengira bahwa kami telah merindukan keluarga kami. Beliau menanyakan kepada kami tentang orang-orang yang kami tinggalkan di keluarga kami. Kamipun mengabarkan kepada beliau. Beliau adalah orang yang lemah lembut lagi penyayang. Beliau bersabda, “Pulanglah kalian kepada keluarga kalian! Ajari dan perintahkan mereka! Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat! Apabila sudah masuk waktu salat, salah satu dari kalian mengumandangkan azan kemudian yang paling tua dari kalian menjadi imam salat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2848

٤٢ - بَابُ سَفَرِ الۡاِثۡنَيۡنِ
42. Bab safar dua orang


٢٨٤٨ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا أَبُو شِهَابٍ، عَنۡ خَالِدٍ الۡحَذَّاءِ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ مَالِكِ بۡنِ الۡحُوَيۡرِثِ قَالَ: انۡصَرَفۡتُ مِنۡ عِنۡدِ النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ لَنَا، أَنَا وَصَاحِبٍ لِي: (أَذِّنَا وَأَقِيمَا، وَلۡيَؤُمَّكُمَا أَكۡبَرُكُمَا). [طرفه في: ٦٢٨].

2848. Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Abu Syihab menceritakan kepada kami dari Khalid Al-Hadzdza`, dari Abu Qilabah, dari Malik bin Al-Huwairits. Beliau mengatakan: Aku hendak pulang kampung dari sisi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, beliau bersabda kepada kami, yaitu kepadaku dan seorang sahabatku, “(Kalau sudah masuk waktu salat) kumandangkanlah azan, lalu kumandanganlah ikamah, lalu hendaknya yang paling tua dari kalian berdua yang menjadi imam salat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6310

٥ - بَابُ الضَّجۡعِ عَلَى الشِّقِّ الۡأَيۡمَنِ
5. Bab berbaring pada sisi tubuh bagian kanan


٦٣١٠ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي مِنَ اللَّيۡلِ إِحۡدَى عَشۡرَةَ رَكۡعَةً، فَإِذَا طَلَعَ الۡفَجۡرُ صَلَّى رَكۡعَتَيۡنِ خَفِيفَتَيۡنِ، ثُمَّ اضۡطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الۡأَيۡمَنِ، حَتَّى يَجِيءَ الۡمُؤَذِّنُ فَيُؤۡذِنَهُ.

[طرفه في: ٦٢٦].

6310. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Hisyam bin Yusuf menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu biasa salat malam sebanyak sebelas rakaat. Ketika fajar telah terbit, beliau salat dua rakaat yang ringan. Kemudian beliau berbaring pada sisi tubuh sebelah kanan sampai muazin datang memberitahu beliau.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1170

٢٨ – بَابُ مَا يُقۡرَأُ فِي رَكۡعَتَيِ الۡفَجۡرِ
28. Bab bacaan dalam dua rakaat salat sunah fajar


١١٧٠ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ هِشَامِ بۡنِ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصَلِّي بِاللَّيۡلِ ثَلَاثَ عَشۡرَةَ رَكۡعَةً، ثُمَّ يُصَلِّي إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ بِالصُّبۡحِ رَكۡعَتَيۡنِ خَفِيفَتَيۡنِ. [طرفه في: ٦٢٦].

1170. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Dahulu, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—biasa salat malam tiga belas rakaat. Kemudian ketika beliau telah mendengar azan subuh, beliau salat dua rakaat yang ringan.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1160

٢٣ - بَابُ الضِّجۡعَةِ عَلَى الشِّقِّ الۡأَيۡمَنِ بَعۡدَ رَكۡعَتَيِ الۡفَجۡرِ
23. Bab berbaring pada sisi tubuh sebelah kanan setelah salat sunah dua rakaat fajar


١١٦٠ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يَزِيدَ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو الۡأَسۡوَدِ، عَنۡ عُرۡوَةَ بۡنِ الزُّبَيۡرِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا صَلَّى رَكۡعَتَيِ الۡفَجۡرِ اضۡطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الۡأَيۡمَنِ. [طرفه في: ٦٢٦].

1160. ‘Abdullah bin Yazid telah menceritakan kepada kami: Sa’id bin Abu Ayyub menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Al-Aswad menceritakan kepadaku dari ‘Urwah bin Az-Zubair, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Dahulu, apabila Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—telah salat sunah dua rakaat fajar, beliau berbaring pada sisi tubuh yang kanan.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1123

٣ - بَابُ طُولِ السُّجُودِ فِي قِيَامِ اللَّيۡلِ
3. Bab lamanya sujud ketika salat malam


١١٢٣ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ: أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا أَخۡبَرَتۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ يُصَلِّي إِحۡدَى عَشۡرَةَ رَكۡعَةً، كَانَتۡ تِلۡكَ صَلَاتَهُ، يَسۡجُدُ السَّجۡدَةَ مِنۡ ذٰلِكَ قَدۡرَ مَا يَقۡرَأُ أَحَدُكُمۡ خَمۡسِينَ آيَةً قَبۡلَ أَنۡ يَرۡفَعَ رَأۡسَهُ، وَيَرۡكَعُ رَكۡعَتَيۡنِ قَبۡلَ صَلَاةِ الۡفَجۡرِ، ثُمَّ يَضۡطَجِعُ عَلَى شِقِّهِ الۡأَيۡمَنِ، حَتَّى يَأۡتِيَهُ الۡمُنَادِي لِلصَّلَاةِ. [طرفه في: ٦٢٦].

1123. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: ‘Urwah mengabarkan kepadaku bahwa ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu biasa salat sebelas rakaat. Itulah salat malam beliau. Beliau melakukan sujud di salat itu seukuran lamanya salah seorang kalian membaca lima puluh ayat sebelum beliau mengangkat kepalanya. Beliau juga melakukan salat dua rakaat sebelum salat Subuh kemudian beliau berbaring di atas sisi tubuh yang kanan sampai seorang penyeru mendatangi beliau untuk salat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7247

٧٢٤٧ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنِ التَّيۡمِيِّ، عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ، عَنِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا يَمۡنَعَنَّ أَحَدَكُمۡ أَذَانُ بِلَالٍ مِنۡ سَحُورِهِ، فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ - أَوۡ قَالَ يُنَادِي - لِيَرۡجِعَ قَائِمَكُمۡ، وَيُنَبِّهَ نَائِمَكُمۡ، وَلَيۡسَ الۡفَجۡرُ أَنۡ يَقُولَ هَٰكَذَا - وَجَمَعَ يَحۡيَى كَفَّيۡهِ - حَتَّى يَقُولَ هَٰكَذَا) وَمَدَّ يَحۡيَى إِصۡبَعَيۡهِ السَّبَّابَتَيۡنِ. [طرفه في: ٦٢١].

7247. Musaddad telah menceritakan kepada kami dari Yahya, dari At-Taimi, dari Abu ‘Utsman, dari Ibnu Mas’ud. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Janganlah azan Bilal sampai menghalangi salah seorang kalian dari makan sahurnya karena Bilal mengumandangkan azan agar orang yang salat malam kembali istirahat dan membangunkan orang yang masih tidur. Bukanlah yang dikatakan fajar itu seperti ini.” Yahya menangkupkan kedua telapak tangannya. “(Masuk waktu fajar) jika sudah begini.” Yahya membentangkan kedua jari telunjuknya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5298

٥٢٩٨ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ زُرَيۡعٍ: عَنۡ سُلَيۡمَانَ التَّيۡمِيِّ، عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ مَسۡعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (لَا يَمۡنَعَنَّ أَحَدًا مِنۡكُمۡ نِدَاءُ بِلَالٍ - أَوۡ قَالَ أَذَانُهُ - مِنۡ سَحُورِهِ، فَإِنَّمَا يُنَادِي - أَوۡ قَالَ يُؤَذِّنُ - لِيَرۡجِعَ قَائِمُكُمۡ وَلَيۡسَ أَنۡ يَقُولَ - كَأَنَّهُ يَعۡنِي - الصُّبۡحَ أَوِ الۡفَجۡرَ). وَأَظۡهَرَ يَزِيدُ يَدَيۡهِ، ثُمَّ مَدَّ إِحۡدَاهُمَا مِنَ الۡأُخۡرَى. [طرفه في: ٦٢١].

5298. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami dari Sulaiman At-Taimi, dari Abu ‘Utsman, dari ‘Abdullah bin Mas’ud—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Janganlah azan Bilal sampai menghalangi salah seorang dari kalian dari makan sahurnya karena Bilal mengumandangkan azan agar orang yang salat malam kembali istirahat. Bukanlah yang dikatakan fajar atau subuh itu begini.”

Yazid mengangkat kedua tangannya (menggambarkan fajar kadzib) kemudian beliau membentangkan salah satu tangannya dari tangan satunya (menggambarkan fajar shadiq).

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1159

٢٢ - بَابُ الۡمُدَاوَمَةِ عَلَى رَكۡعَتَيِ الۡفَجۡرِ
22. Bab rutin melakukan salat sunah dua rakaat fajar


١١٥٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يَزِيدَ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، هُوَ ابۡنُ أَبِي أَيُّوبَ، قَالَ: حَدَّثَنِي جَعۡفَرُ بۡنُ رَبِيعَةَ، عَنۡ عِرَاكِ بۡنِ مَالِكٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: صَلَّى النَّبِيُّ ﷺ الۡعِشَاءَ، ثُمَّ صَلَّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ، وَرَكۡعَتَيۡنِ جَالِسًا، وَرَكۡعَتَيۡنِ بَيۡنَ النِّدَاءَيۡنِ، وَلَمۡ يَكُنۡ يَدَعُهُمَا أَبَدًا. [طرفه في: ٦١٩].

1159. ‘Abdullah bin Yazid telah menceritakan kepada kami: Sa’id bin Abu Ayyub menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ja’far bin Rabi’ah menceritakan kepadaku dari ‘Irak bin Malik, dari Abu Salamah, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melakukan salat Isya kemudian beliau salat delapan rakaat dan dua rakaat dengan duduk, serta dua rakaat antara azan dan ikamah subuh. Beliau tidak pernah meninggalkan dua rakaat tersebut selama-lamanya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1181

١١٨١ - حَدَّثَتۡنِي حَفۡصَةُ: أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ الۡمُؤَذِّنُ، وَطَلَعَ الۡفَجۡرُ، صَلَّى رَكۡعَتَيۡنِ. [طرفه في: ٦١٨].

1181. Hafshah menceritakan kepadaku bahwa dahulu apabila muazin sudah mengumandangkan azan dan fajar telah terbit, Nabi melakukan salat dua rakaat.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1173

١١٧٣ - وَحَدَّثَتۡنِي أُخۡتِي حَفۡصَةُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يُصَلِّي سَجۡدَتَيۡنِ خَفِيفَتَيۡنِ بَعۡدَ مَا يَطۡلُعُ الۡفَجۡرُ، وَكَانَتۡ سَاعَةً لَا أَدۡخُلُ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ فِيهَا. تَابَعَهُ كَثِيرُ بۡنُ فَرۡقَدٍ، وَأَيُّوبُ، عَنۡ نَافِعٍ. وَقَالَ ابۡنُ أَبِي الزِّنَادِ: عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ، عَنۡ نَافِعٍ: بَعۡدَ الۡعِشَاءِ فِي أَهۡلِهِ. تَابَعَهُ كَثِيرُ بۡنُ فَرۡقَدٍ وَأَيُّوبُ عَنۡ نَافِعٍ. [طرفه في: ٦١٨].

1173. Saudara perempuanku Hafshah juga menceritakan kepadaku bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu biasa salat dua rakaat yang ringan setelah fajar terbit. Di waktu-waktu itulah aku tidak masuk ke tempat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

‘Ubaidullah diiringi oleh Katsir bin Farqad dan Ayyub, dari Nafi’. Ibnu Abu Az-Zinad berkata: Dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’: Setelah Isya di keluarganya. Katsir bin Farqad dan Ayyub mengiringi ‘Ubaidullah dari Nafi’.