Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6123

٦١٢٣ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا مَرۡحُومٌ: سَمِعۡتُ ثَابِتًا: أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسًا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَقُولُ: جَاءَتِ امۡرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ تَعۡرِضُ عَلَيۡهِ نَفۡسَهَا، فَقَالَتۡ: هَلۡ لَكَ حَاجَةٌ فِيَّ؟ فَقَالَتِ ابۡنَتُهُ: مَا أَقَلَّ حَيَاءَهَا، فَقَالَ: هِيَ خَيۡرٌ مِنۡكِ، عَرَضَتۡ عَلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ نَفۡسَهَا. [طرفه في: ٥١٢٠].

6123. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Marhum menceritakan kepada kami: Aku mendengar Tsabit: Beliau mendengar Anas—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan:

Seorang wanita datang kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menawarkan dirinya kepada beliau. Wanita itu berkata, “Apakah engkau memiliki kebutuhan terhadapku?”

Putri Anas berkata, “Alangkah sedikit rasa malunya.”

Anas berkata, “Dia lebih baik daripada engkau. Dia telah menawarkan dirinya kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6119

٦١١٩ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ الۡجَعۡدِ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ مَوۡلَى أَنَسٍ - قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: اسۡمُهُ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي عُتۡبَةَ - سَمِعۡتُ أَبَا سَعِيدٍ يَقُولُ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الۡعَذۡرَاءِ فِي خِدۡرِهَا. [طرفه في: ٣٥٦٢].

6119. ‘Ali bin Al-Ja’d telah menceritakan kepada kami: Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Qatadah, dari maula Anas—Abu ‘Abdullah berkata: Namanya adalah ‘Abdullah bin Abu ‘Utbah—: Aku mendengar Abu Sa’id mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—jauh lebih malu daripada gadis di kamar pribadinya.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6117

٧٧ - بَابُ الۡحَيَاءِ
77. Bab Malu


٦١١٧ - حَدَّثَنَا آدَمُ، حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ أَبِي السَّوَّارِ الۡعَدَوِيِّ قَالَ: سَمِعۡتُ عِمۡرَانَ بۡنَ حُصَيۡنٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (الۡحَيَاءُ لَا يَأۡتِي إِلَّا بِخَيۡرٍ). فَقَالَ بُشَيۡرُ بۡنُ كَعۡبٍ: مَكۡتُوبٌ فِي الۡحِكۡمَةِ: إِنَّ مِنَ الۡحَيَاءِ وَقَارًا، وَإِنَّ مِنَ الۡحَيَاءِ سَكِينَةً، فَقَالَ لَهُ عِمۡرَانُ: أُحَدِّثُكَ عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَتُحَدِّثُنِي عَنۡ صَحِيفَتِكَ؟!

6117. Adam telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Abu As-Sawwar Al-‘Adawi. Beliau berkata: Aku mendengar ‘Imran bin Hushain mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Malu tidaklah datang kecuali dengan membawa kebaikan.”

Busyair bin Ka’b berkata: Tertulis dalam kitab ilmu hikmah bahwa di antara malu ada kewibawaan dan di antara malu ada ketenangan.

‘Imran berkata kepadanya: Aku bercerita kepadamu dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, sedangkan engkau menceritakan kepadaku dari suhufmu?!

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6222

١٢٤ - بَابُ تَشۡمِيتِ الۡعَاطِسِ إِذَا حَمِدَ اللهَ
124. Bab Mendoakan Rahmat kepada Orang yang Bersin apabila Dia Memuji Allah


فِيهِ أَبُو هُرَيۡرَةَ.

Dalam bab ini ada hadis riwayat Abu Hurairah.

٦٢٢٢ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنِ الۡأَشۡعَثِ بۡنِ سُلَيۡمٍ قَالَ: سَمِعۡتُ مُعَاوِيَةَ بۡنَ سُوَيۡدِ بۡنِ مُقَرِّنٍ، عَنِ الۡبَرَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: أَمَرَنَا النَّبِيُّ ﷺ بِسَبۡعٍ، وَنَهَانَا عَنۡ سَبۡعٍ: أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الۡمَرِيضِ، وَاتِّبَاعِ الۡجِنَازَةِ، وَتَشۡمِيتِ الۡعَاطِسِ، وَإِجَابَةِ الدَّاعِي، وَرَدِّ السَّلَامِ، وَنَصۡرِ الۡمَظۡلُومِ، وَإِبۡرَارِ الۡمُقۡسِمِ. وَنَهَانَا عَنۡ سَبۡعٍ: عَنۡ خَاتَمِ الذَّهَبِ، أَوۡ قَالَ: حَلۡقَةِ الذَّهَبِ، وَعَنۡ لُبۡسِ الۡحَرِيرِ، وَالدِّيبَاجِ، وَالسُّنۡدُسِ، وَالۡمَيَاثِرِ. [طرفه في: ١٢٣٩].

6222. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al-Asy’ats bin Sulaim. Beliau berkata: Aku mendengar Mu’awiyah bin Suwaid bin Muqarrin dari Al-Bara`—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memerintahkan tujuh hal kepada kami dan melarang kami dari tujuh hal. Beliau memerintahkan kami untuk menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, mendoakan rahmat kepada orang yang bersin (apabila memuji Allah), menjawab undangan (pernikahan), membalas salam, menolong orang yang dizalimi, dan memenuhi permintaan orang yang bersumpah. Beliau melarang kami dari tujuh hal: dari cincin emas, dari memakai kain sutra, dibaj (salah satu jenis sutra), sundus (kain sutra tipis), dan mayatsir (alas duduk dari sutra).

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6221

١٢٣ - بَابُ الۡحَمۡدِ لِلۡعَاطِسِ
123. Bab Membaca Hamdalah bagi Orang yang Bersin


٦٢٢١ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ كَثِيرٍ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: عَطَسَ رَجُلَانِ عِنۡدَ النَّبِيِّ ﷺ، فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا، وَلَمۡ يُشَمِّتِ الۡآخَرَ، فَقِيلَ لَهُ، فَقَالَ: (هٰذَا حَمِدَ اللهَ، وَهٰذَا لَمۡ يَحۡمَدِ اللهَ). [الحديث ٦٢٢١ - طرفه في: ٦٢٢٥].

6221. Muhammad bin Katsir telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami: Sulaiman menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Ada dua pria bersin di dekat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lalu beliau mendoakan rahmat kepada salah satunya dan tidak mendoakan rahmat kepada yang lain. Hal itu ditanyakan kepada beliau, lalu beliau menjawab, “Orang yang ini memuji Allah, sedangkan yang ini tidak memuji Allah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6114 dan 6115

٧٦ - بَابُ الۡحَذَرِ مِنَ الۡغَضَبِ
76. Bab Waspada dari Marah


لِقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَالَّذِينَ يَجۡتَنِبُونَ كَبَائِرَ الۡإِثۡمِ وَالۡفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمۡ يَغۡفِرُونَ﴾ [الشورى: ٣٧]. وَ﴿الَّذِينَ يُنۡفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالۡكَاظِمِينَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِينَ﴾ [آل عمران: ١٣٤].

Berdasarkan firman Allah taala, “Dan orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, serta apabila mereka marah, mereka memberi maaf.” (QS Asy-Syura: 37).

Dan “Orang-orang yang berinfak di masa lapang maupun sulit, orang-orang yang menahan marah, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Ali Imran: 134).

٦١١٤ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (لَيۡسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمۡلِكُ نَفۡسَهُ عِنۡدَ الۡغَضَبِ).

6114. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Sa’id bin Al-Musayyab, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Bukanlah orang yang kuat itu orang yang sering menang gulat. Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai diri ketika marah.”

٦١١٥ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ ثَابِتٍ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ صُرَدٍ قَالَ: اسۡتَبَّ رَجُلَانِ عِنۡدَ النَّبِيِّ ﷺ وَنَحۡنُ عِنۡدَهُ جُلُوسٌ، وَأَحَدُهُمَا يَسُبُّ صَاحِبَهُ مُغۡضَبًا قَدِ احۡمَرَّ وَجۡهُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنِّي لَأَعۡلَمُ كَلِمَةً، لَوۡ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنۡهُ مَا يَجِدُ، لَوۡ قَالَ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيۡطَانِ الرَّجِيمِ). فَقَالُوا لِلرَّجُلِ: أَلَا تَسۡمَعُ مَا يَقُولُ النَّبِيُّ ﷺ؟ قَالَ: إِنِّي لَسۡتُ بِمَجۡنُونٍ.

6115. ‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari ‘Adi bin Tsabit: Sulaiman bin Shurad menceritakan kepada kami. Beliau mengatakan:

Ada dua pria yang saling mencela di dekat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan kami sedang duduk di dekat beliau. Salah satu dari dua pria itu mencela temannya sambil marah sampai wajahnya memerah. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat yang andai dia ucapkan, pasti kemarahannya akan hilang. Andai saja dia berkata: A‘ūżu billāhi minasy-syaiṭānir-rajīm (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).”

Para sahabat berkata kepada pria itu, “Tidakkah engkau mendengar ucapan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—?”

Pria itu menjawab, “Sesungguhnya aku bukan orang gila.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6109

٧٥ - بَابُ مَا يَجُوزُ مِنَ الۡغَضَبِ وَالشِّدَّةِ لِأَمۡرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
75. Bab Kemarahan dan Sikap Keras karena Allah—‘azza wa jalla—yang Dibolehkan


وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿جَاهِدِ الۡكُفَّارَ وَالۡمُنَافِقِينَ وَاغۡلُظۡ عَلَيۡهِمۡ﴾ [التوبة: ٧٣].

Allah taala berfirman, “Berjihadlah melawan orang-orang kafir dan munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka!” (QS At-Taubah: 73).

٦١٠٩ - حَدَّثَنَا يَسَرَةُ بۡنُ صَفۡوَانَ: حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنِ الۡقَاسِمِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ ﷺ وَفِي الۡبَيۡتِ قِرَامٌ فِيهِ صُوَرٌ، فَتَلَوَّنَ وَجۡهُهُ ثُمَّ تَنَاوَلَ السِّتۡرَ فَهَتَكَهُ، وَقَالَتۡ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّ مِنۡ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ الَّذِينَ يُصَوِّرُونَ هٰذِهِ الصُّوَرَ). [طرفه في: ٢٤٧٩].

6109. Yasarah bin Shafwan telah menceritakan kepada kami: Ibrahim menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Al-Qasim, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—.

Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masuk ke rumahku dalam keadaan di dalamnya ada tirai bergambar (hewan). Rona wajah beliau berubah kemudian beliau mengambil tirai itu lalu merobeknya.

‘Aisyah berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya di antara manusia yang paling berat azabnya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat gambar-gambar ini.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6107 dan 6108

٦١٠٧ - حَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ: أَخۡبَرَنَا أَبُو الۡمُغِيرَةِ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ: حَدَّثَنَا الزُّهۡرِيُّ، عَنۡ حُمَيۡدٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ حَلَفَ مِنۡكُمۡ، فَقَالَ فِي حَلِفِهِ: بِاللَّاتِ وَالۡعُزَّى، فَلۡيَقُلۡ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَمَنۡ قَالَ لِصَاحِبِهِ: تَعَالَ أُقَامِرۡكَ، فَلۡيَتَصَدَّقۡ). [طرفه في: ٤٨٦٠].

6107. Ishaq telah menceritakan kepadaku: Abu Al-Mughirah mengabarkan kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami: Az-Zuhri menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa di antara kalian bersumpah dengan mengucapkan, ‘Demi berhala lat dan ‘uzza’, hendaklah dia ucapkan, ‘lā ilāha illallāh (tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah)’. Barang siapa berkata kepada temannya, ‘Ayo main judi denganku!’, hendaknya dia bersedekah.”

٦١٠٨ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا لَيۡثٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّهُ أَدۡرَكَ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ فِي رَكۡبٍ وَهُوَ يَحۡلِفُ بِأَبِيهِ، فَنَادَاهُمۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَلَا، إِنَّ اللهَ يَنۡهَاكُمۡ أَنۡ تَحۡلِفُوا بِآبَائِكُمۡ، فَمَنۡ كَانَ حَالِفًا فَلۡيَحۡلِفۡ بِاللهِ، وَإِلَّا فَلۡيَصۡمُتۡ). [طرفه في: ٢٦٧٩].

6108. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Laits menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—:

Beliau mendapatkan ‘Umar bin Al-Khaththab sedang berada dalam rombongan pengendara dan beliau sedang bersumpah dengan nama ayahnya. Lalu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memanggil mereka, “Ketahuilah! Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan nama ayah-ayah kalian. Siapa saja yang bersumpah, hendaknya dia bersumpah dengan nama Allah, atau kalau tidak, hendaknya dia diam.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6103, 6104, dan 6105

٧٣ - بَابٌ مَنۡ كَفَّرَ أَخَاهُ بِغَيۡرِ تَأۡوِيلٍ، فَهُوَ كَمَا قَالَ
73. Bab Barang Siapa yang Mengafirkan Saudaranya Tanpa Keterangan, Maka Dia Sendirilah yang Seperti Dia Katakan


٦١٠٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحۡمَدُ بۡنُ سَعِيدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ عُمَرَ: أَخۡبَرَنَا عَلِيُّ بۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدۡ بَاءَ بِهِ أَحَدُهُمَا). وَقَالَ عِكۡرِمَةُ بۡنُ عَمَّارٍ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ يَزِيدَ: سَمِعَ أَبَا سَلَمَةَ: سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

6103. Muhammad dan Ahmad bin Sa’id telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: ‘Utsman bin ‘Umar menceritakan kepada kami: ‘Ali bin Al-Mubarak mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila seseorang berkata kepada saudaranya, ‘Wahai orang kafir’, maka salah satu dari mereka berdua kembali dengan (membawa) kekafiran.”

‘Ikrimah bin ‘Ammar berkata dari Yahya, dari ‘Abdullah bin Yazid. Beliau mendengar Abu Salamah. Beliau mendengar Abu Hurairah dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

٦١٠٤ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدۡ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا).

6104. Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari ‘Abdullah bin Dinar, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapapun orang yang berkata kepada saudaranya, ‘Wahai kafir’, maka sungguh salah satu dari mereka kedua akan kembali dengan (membawa) kalimat itu.”

٦١٠٥ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ ثَابِتِ بۡنِ الضَّحَّاكِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ حَلَفَ بِمِلَّةٍ غَيۡرِ الۡإِسۡلَامِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ، وَمَنۡ قَتَلَ نَفۡسَهُ بِشَيۡءٍ عُذِّبَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، وَلَعۡنُ الۡمُؤۡمِنِ كَقَتۡلِهِ، وَمَنۡ رَمَى مُؤۡمِنًا بِكُفۡرٍ فَهُوَ كَقَتۡلِهِ). [طرفه في: ١٣٦٣].

6105. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah, dari Tsabit bin Adh-Dhahhak, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Barang siapa bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta, maka dia sebagaimana yang ia katakan. Barang siapa membunuh dirinya dengan suatu cara/alat, dia akan diazab dengan cara/alat itu di neraka Jahanam. Melaknat seorang mukmin seperti membunuhnya. Barang siapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran, maka dia seperti membunuhnya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6101 dan 6102

٧٢ - بَابُ مَنۡ لَمۡ يُوَاجِهِ النَّاسَ بِالۡعِتَابِ
72. Bab Barang Siapa Tidak Mengarahkan Celaan kepada Orang-Orang Tertentu


٦١٠١ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ: حَدَّثَنَا مُسۡلِمٌ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ: قَالَتۡ عَائِشَةُ: صَنَعَ النَّبِيُّ ﷺ شَيۡئًا فَرَخَّصَ فِيهِ، فَتَنَزَّهَ عَنۡهُ قَوۡمٌ، فَبَلَغَ ذٰلِكَ النَّبِيَّ ﷺ، فَخَطَبَ فَحَمِدَ اللهَ ثُمَّ قَالَ: (مَا بَالُ أَقۡوَامٍ يَتَنَزَّهُونَ عَنِ الشَّيۡءِ أَصۡنَعُهُ؟ فَوَاللهِ إِنِّي لَأَعۡلَمُهُمۡ بِاللهِ، وَأَشَدُّهُمۡ لَهُ خَشۡيَةً). [الحديث ٦١٠١ - طرفه في: ٧٣٠١].

6101. ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami: Muslim menceritakan kepada kami dari Masruq: ‘Aisyah mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melakukan suatu perbuatan lalu memberi keringanan padanya namun beberapa orang menghindar dari keringanan itu. Kabar hal itu sampai kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lalu beliau berkhotbah. Beliau memuji Allah kemudian bersabda, “Ada apa dengan orang-orang yang menjauhi sesuatu yang aku lakukan? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling berilmu tentang Allah dan paling takut kepada-Nya di antara mereka.”

٦١٠٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدَانُ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَتَادَةَ: سَمِعۡتُ عَبۡدَ اللهِ، هُوَ ابۡنُ أَبِي عُتۡبَةَ مَوۡلَى أَنَسٍ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الۡعَذۡرَاءِ فِي خِدۡرِهَا، فَإِذَا رَأَى شَيۡئًا يَكۡرَهُهُ عَرَفۡنَاهُ فِي وَجۡهِهِ. [طرفه في: ٣٥٦٢].

6102. ‘Abdan telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami: Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Qatadah: Aku mendengar ‘Abdullah bin Abu ‘Utbah maula Anas, dari Abu Sa’id Al-Khudri. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—jauh lebih pemalu daripada gadis di kamar pribadinya. Apabila beliau melihat sesuatu yang dibenci, kami mengetahuinya dari raut wajah beliau.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6099 dan 6100

٧١ - بَابُ الصَّبۡرِ عَلَى الۡأَذَى
71. Bab Sabar terhadap Gangguan


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجۡرَهُمۡ بِغَيۡرِ حِسَابٍ﴾ [الزمر: ١٠].

Dan firman Allah taala, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang diberi pahala tanpa hisab.” (QS Az-Zumar: 10).

٦٠٩٩ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ، عَنۡ سُفۡيَانَ قَالَ: حَدَّثَنِي الۡأَعۡمَشُ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنۡ أَبِي عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ السُّلَمِيِّ، عَنۡ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَيۡسَ أَحَدٌ، أَوۡ: لَيۡسَ شَيۡءٌ أَصۡبَرَ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللهِ، إِنَّهُمۡ لَيَدۡعُونَ لَهُ وَلَدًا، وَإِنَّهُ لَيُعَافِيهِمۡ وَيَرۡزُقُهُمۡ). [الحديث ٦٠٩٩ - طرفه في: ٧٣٧٨].

6099. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Sufyan. Beliau berkata: Al-A’masy menceritakan kepadaku dari Sa’id bin Jubair, dari Abu ‘Abdurrahman As-Sulami, dari Abu Musa—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tidak ada satu pun atau tidak ada sesuatu pun yang lebih sabar terhadap gangguan daripada Allah. Sesungguhnya mereka menuduh Allah memiliki anak padahal Allah yang melindungi badan mereka dan memberi rezeki kepada mereka.”

٦١٠٠ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ قَالَ: سَمِعۡتُ شَقِيقًا يَقُولُ: قَالَ عَبۡدُ اللهِ: قَسَمَ النَّبِيُّ ﷺ قِسۡمَةً كَبَعۡضِ مَا كَانَ يَقۡسِمُ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الۡأَنۡصَارِ: وَاللهِ إِنَّهَا لَقِسۡمَةٌ مَا أُرِيدَ بِهَا وَجۡهُ اللهِ، قُلۡتُ: أَمَّا أَنَا لَأَقُولَنَّ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَأَتَيۡتُهُ وَهُوَ فِي أَصۡحَابِهِ فَسَارَرۡتُهُ، فَشَقَّ ذٰلِكَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ وَتَغَيَّرَ وَجۡهُهُ وَغَضِبَ، حَتَّى وَدِدۡتُ أَنِّي لَمۡ أَكُنۡ أَخۡبَرۡتُهُ، ثُمَّ قَالَ: (قَدۡ أُوذِيَ مُوسَى بِأَكۡثَرَ مِنۡ ذٰلِكَ فَصَبَرَ). [طرفه في: ٣١٥٠].

6100. ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Syaqiq berkata: ‘Abdullah berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah membagi-bagi ganimah seperti sebagian pembagian yang pernah beliau lakukan. Lalu salah seorang Ansar berkata, “Demi Allah, sesungguhnya ini adalah pembagian yang tidak mengharap wajah Allah.”

Aku berkata, “Aku pasti akan menyampaikan ini kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Aku mendatangi beliau ketika beliau sedang bersama para sahabatnya. Aku membisiki beliau lalu kabar itu dirasa berat oleh Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Raut wajah beliau berubah dan beliau marah. Sampai-sampai aku berkeinginan agar tidak menceritakannya. Kemudian beliau berkata, “Sungguh Nabi Musa disakiti lebih banyak dari itu, lalu beliau bersabar.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6097 dan 6098

٧٠ - بَابٌ فِي الۡهَدۡيِ الصَّالِحِ
70. Bab tentang Bimbingan yang Benar


٦٠٩٧ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ قَالَ: قُلۡتُ لِأَبِي أُسَامَةَ: حَدَّثَكُمُ الۡأَعۡمَشُ: سَمِعۡتُ شَقِيقًا قَالَ: سَمِعۡتُ حُذَيۡفَةَ يَقُولُ: إِنَّ أَشۡبَهَ النَّاسِ دَلًّا وَسَمۡتًا وَهَدۡيًا بِرَسُولِ اللهِ ﷺ لَابۡنُ أُمِّ عَبۡدٍ، مِنۡ حِينَ يَخۡرُجُ مِنۡ بَيۡتِهِ إِلَى أَنۡ يَرۡجِعَ إِلَيۡهِ، لَا نَدۡرِي مَا يَصۡنَعُ فِي أَهۡلِهِ إِذَا خَلَا. [طرفه في: ٣٧٦٢].

6097. Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku berkata kepada Abu Usamah: Apakah Al-A’masy menceritakan kepada kalian: Aku mendengar Syaqiq berkata: Aku mendengar Hudzaifah berkata: Sesungguhnya manusia yang paling mirip dengan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam hal penampilan, ketenangan, dan bimbingannya adalah putra Umu ‘Abd sejak dia keluar dari rumahnya sampai pulang ke rumahnya. Kami tidak mengetahui apa yang beliau lakukan ketika sedang bersendiri dengan keluarganya.

٦٠٩٨ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ مُخَارِقٍ: سَمِعۡتُ طَارِقًا قَالَ: قَالَ عَبۡدُ اللهِ: إِنَّ أَحۡسَنَ الۡحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَأَحۡسَنَ الۡهَدۡيِ هَدۡيُ مُحَمَّدٍ ﷺ. [الحديث ٦٠٩٨ - طرفه في: ٧٢٧٧].

6098. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Mukhariq: Aku mendengar Thariq berkata: ‘Abdullah berkata: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik bimbingan adalah bimbingan Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2501 dan 2502

١٣ - بَابُ الشَّرِكَةِ فِي الطَّعَامِ وَغَيۡرِهِ
13. Bab Kemitraan dalam Makanan dan yang Lainnya


وَيُذۡكَرُ أَنَّ رَجُلًا سَاوَمَ شَيۡئًا فَغَمَزَهُ آخَرُ، فَرَأَى عُمَرُ أَنَّ لَهُ شَرِكَةً.

Disebutkan bahwa ada seseorang menawar sesuatu lalu ada orang lain memberi isyarat kepadanya, maka ‘Umar memandang bahwa orang yang memberi isyarat itu bersekutu (dengan orang yang menawar).

٢٥٠١، ٢٥٠٢ - حَدَّثَنَا أَصۡبَغُ بۡنُ الۡفَرَجِ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ وَهۡبٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي سَعِيدٌ، عَنۡ زُهۡرَةَ بۡنِ مَعۡبَدٍ، عَنۡ جَدِّهِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ هِشَامٍ، وَكَانَ قَدۡ أَدۡرَكَ النَّبِيَّ ﷺ، وَذَهَبَتۡ بِهِ أُمُّهُ زَيۡنَبُ بِنۡتُ حُمَيۡدٍ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَتۡ: يَا رَسُولَ اللهِ بَايِعۡهُ، فَقَالَ: (هُوَ صَغِيرٌ). فَمَسَحَ رَأۡسَهُ وَدَعَا لَهُ. وَعَنۡ زُهۡرَةَ بۡنِ مَعۡبَدٍ: أَنَّهُ كَانَ يَخۡرُجُ بِهِ جَدُّهُ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ هِشَامٍ إِلَى السُّوقِ، فَيَشۡتَرِي الطَّعَامَ، فَيَلۡقَاهُ ابۡنُ عُمَرَ وَابۡنُ الزُّبَيۡرِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمۡ، فَيَقُولَانِ لَهُ: أَشۡرِكۡنَا، فَإِنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَدۡ دَعَا لَكَ بِالۡبَرَكَةِ، فَيَشۡرَكُهُمۡ، فَرُبَّمَا أَصَابَ الرَّاحِلَةَ كَمَا هِيَ، فَيَبۡعَثُ بِهَا إِلَى الۡمَنۡزِلِ.

[الحديث ٢٥٠١ - طرفه في: ٧٢١٠]. [الحديث ٢٥٠٢ - طرفه في: ٦٣٥٣].

2501, 2502. Ashbagh bin Al-Faraj telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah bin Wahb mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Sa’id mengabarkan kepadaku dari Zuhrah bin Ma’bad, dari kakeknya, yaitu ‘Abdullah bin Hisyam. Beliau pernah bertemu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Ibunya, yaitu Zainab binti Humaid, pergi membawanya kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ambillah baiat darinya!”

Rasulullah berkata, “Dia masih kecil.” Beliau mengusap kepalanya dan mendoakannya.

Juga dari Zuhrah bin Ma’bad: Kakeknya, yaitu ‘Abdullah bin Hisyam pernah keluar dengannya ke pasar lalu membeli bahan makanan. Lalu Ibnu ‘Umar dan Ibnu Az-Zubair—radhiyallahu ‘anhum—menjumpainya. Keduanya berkata kepadanya, “Ikut sertakan kami (dalam makananmu)! Karena Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah mendoakan keberkahan untukmu.”

‘Abdullah bin Hisyam pun menyertakan mereka. Terkadang beliau mendapatkan (untung) berupa bahan makanan sebanyak yang bisa diangkut oleh hewan tunggangan, lalu beliau mengirimkannya ke rumah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6353

٦٣٥٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ أَبِي أَيُّوبَ، عَنۡ أَبِي عَقِيلٍ: أَنَّهُ كَانَ يَخۡرُجُ بِهِ جَدُّهُ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ هِشَامٍ مِنَ السُّوقِ، أَوۡ: إِلَى السُّوقِ، فَيَشۡتَرِي الطَّعَامَ، فَيَلۡقَاهُ ابۡنُ الزُّبَيۡرِ وَابۡنُ عُمَرَ، فَيَقُولَانِ: أَشۡرِكۡنَا، فَإِنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَدۡ دَعَا لَكَ بِالۡبَرَكَةِ. فَرُبَّمَا أَصَابَ الرَّاحِلَةَ كَمَا هِيَ، فَيَبۡعَثُ بِهَا إِلَى الۡمَنۡزِلِ. [طرفه في: ٢٥٠٢].

6353. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami: Sa’id bin Abu Ayyub menceritakan kepada kami dari Abu ‘Aqil:

Kakeknya, yaitu ‘Abdullah bin Hisyam pernah keluar bersamanya dari pasar atau ke pasar. ‘Abdullah bin Hisyam membeli bahan makanan, lalu beliau ditemui oleh Ibnu Az-Zubair dan Ibnu ‘Umar. Keduanya berkata, “Ikut sertakan kami (dalam perdaganganmu)! Karena Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah mendoakan keberkahan untukmu.”

Terkadang ‘Abdullah bin Hisyam mendapatkan untung berupa bahan makanan sebanyak yang bisa diangkut oleh hewan tunggangan, lalu beliau mengirimkannya ke rumah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3175

١٤ - بَابٌ هَلۡ يُعۡفَى عَنِ الذِّمِّيِّ إِذَا سَحَرَ
14. Bab Apabila Seorang Kafir Zimi Melakukan Sihir, Apakah Dia Dimaafkan?


وَقَالَ ابۡنُ وَهۡبٍ: أَخۡبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ: سُئِلَ: أَعَلَى مَنۡ سَحَرَ مِنۡ أَهۡلِ الۡعَهۡدِ قَتۡلٌ؟ قَالَ: بَلَغَنَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَدۡ صُنِعَ لَهُ ذٰلِكَ فَلَمۡ يَقۡتُلۡ مَنۡ صَنَعَهُ وَكَانَ مِنۡ أَهۡلِ الۡكِتَابِ.

Ibnu Wahb berkata: Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab. Beliau ditanya: Apabila salah seorang dari orang-orang yang telah mengadakan perjanjian dengan kaum muslimin melakukan sihir, apakah dia dihukum mati?

Ibnu Syihab menjawab: Sampai kabar kepada kami bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah diperlakukan seperti itu, namun beliau tidak membunuh pelakunya. Pelakunya dari kalangan ahli kitab.

٣١٧٥ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا هِشَامٌ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنۡ عَائِشَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ سُحِرَ، حَتَّى كَانَ يُخَيَّلُ إِلَيۡهِ أَنَّهُ صَنَعَ شَيۡئًا وَلَمۡ يَصۡنَعۡهُ.

[الحديث ٣١٧٥ - أطرافه في: ٣٢٦٨، ٥٧٦٣، ٥٧٦٥، ٥٧٦٦، ٦٠٦٣، ٦٣٩١].

3175. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepadaku: Yahya menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari ‘Aisyah: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—disihir sampai-sampai dikhayalkan pada pikiran beliau bahwa beliau telah melakukan sesuatu padahal tidak.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4522

٣٦ - بَابٌ ﴿وَمِنۡهُمۡ مَنۡ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَفِي الۡآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾ ۝٢٠١
36. Bab “Di antara mereka ada yang berdoa: Wahai Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat kepada kami, serta lindungilah kami dari azab neraka” (QS Al-Baqarah: 201)


٤٥٢٢ - حَدَّثَنَا أَبُو مَعۡمَرٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ، عَنۡ عَبۡدِ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَقُولُ: (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنۡيَا حَسَنَةً، وَفِي الۡآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ). [الحديث ٤٥٢٢ - طرفه في: ٦٣٨٩].

4522. Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami dari ‘Abdul ‘Aziz, dari Anas. Beliau berkata: Dahulu, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—biasa berdoa, “Allāhumma rabbanā ātinā fid-dunyā ḥasanah, wa fil-ākhirati ḥasanah, wa qinā ‘ażāban-nār (Ya Allah, berilah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat kepada kami dan lindungilah kami dari azab neraka).”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2049

٢٠٤٩ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا زُهَيۡرٌ: حَدَّثَنَا حُمَيۡدٌ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَدِمَ عَبۡدُ الرَّحۡمَنِ بۡنُ عَوۡفٍ المَدِينَةَ، فَآخَى النَّبِيُّ ﷺ بَيۡنَهُ وَبَيۡنَ سَعۡدِ بۡنِ الرَّبِيعِ الۡأَنۡصَارِيِّ، وَكَانَ سَعۡدٌ ذَا غِنًى، فَقَالَ لِعَبۡدِ الرَّحۡمَنِ: أُقَاسِمُكَ مَالِي نِصۡفَيۡنِ وَأُزَوِّجُكَ، قَالَ: بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي أَهۡلِكَ وَمَالِكَ، دُلُّونِي عَلَى السُّوقِ، فَمَا رَجَعَ حَتَّى اسۡتَفۡضَلَ أَقِطًا وَسَمۡنًا، فَأَتَى بِهِ أَهۡلَ مَنۡزِلِهِ. فَمَكَثۡنَا يَسِيرًا، أَوۡ مَا شَاءَ اللهُ، فَجَاءَ وَعَلَيۡهِ وَضَرٌ مِنۡ صُفۡرَةٍ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: (مَهۡيَمۡ)؟ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، تَزَوَّجۡتُ امۡرَأَةً مِنَ الۡأَنۡصَارِ، قَالَ: (مَا سُقۡتَ إِلَيۡهَا؟) قَالَ: نَوَاةً مِنۡ ذَهَبٍ، أَوۡ وَزۡنَ نَوَاةٍ مِنۡ ذَهَبٍ، قَالَ: (أَوۡلِمۡ وَلَوۡ بِشَاةٍ).

[الحديث ٢٠٤٩ - أطرافه في: ٢٢٩٣، ٣٧٨١، ٣٩٣٧، ٥٠٧٢، ٥١٤٨، ٥١٥٣، ٥١٥٥، ٥١٦٧، ٦٠٨٢، ٦٣٨٦].

2049. Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Zuhair menceritakan kepada kami: Humaid menceritakan kepada kami dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

‘Abdurrahman bin ‘Auf tiba di Madinah, lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mempersaudarakannya dengan Sa’d bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Waktu itu Sa’d adalah orang kaya.

Sa’d berkata kepada ‘Abdurrahman, “Aku akan membagi dua hartaku denganmu dan aku akan menikahkanmu.”

‘Abdurrahman berkata, “Semoga Allah memberkahimu pada keluarga dan hartamu. Tunjukkan pasar kepadaku!”

Tidaklah ‘Abdurrahman kembali (dari pasar) sampai mendapatkan untung berupa aqith (susu yang dikeringkan) dan minyak samin. Beliau membawanya kepada keluarganya. Tidak lama setelah itu atau selama yang Allah kehendaki, ‘Abdurrahman datang dalam keadaan ada noda kuning padanya.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya kepadanya, “Apa kabarmu?”

‘Abdurrahman menjawab, “Wahai Rasulullah, aku telah menikahi seorang wanita ansar.”

Nabi bertanya, “Mahar apa yang kaubawa kepadanya?”

‘Abdurrahman menjawab, “Sebiji emas atau emas seberat biji kurma.”

Nabi berkata, “Adakan walimah walau dengan hidangan masakan seekor kambing!”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1375 dan 1376

٨٧ - بَابُ التَّعَوُّذِ مِنۡ عَذَابِ الۡقَبۡرِ
87. Bab Berlindung dari Azab Kubur


١٣٧٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنِي عَوۡنُ بۡنُ أَبِي جُحَيۡفَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ الۡبَرَاءِ بۡنِ عَازِبٍ، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمۡ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ وَقَدۡ وَجَبَتِ الشَّمۡسُ، فَسَمِعَ صَوۡتًا، فَقَالَ: (يَهُودُ تُعَذَّبُ فِي قُبُورِهَا). وَقَالَ النَّضۡرُ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا عَوۡنٌ: سَمِعۡتُ أَبِي: سَمِعۡتُ الۡبَرَاءَ، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

1375. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Aun bin Abu Juhaifah menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Al-Bara` bin ‘Azib, dari Abu Ayyub—radhiyallahu ‘anhum—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah keluar ketika matahari telah tenggelam, lalu beliau mendengar suara. Beliau berkata, “Orang-orang Yahudi sedang diazab di kuburnya.”

An-Nadhr berkata: Syu’bah mengabarkan kepada kami: ‘Aun menceritakan kepada kami: Aku mendengar ayahku: Aku mendengar Al-Bara` dari Abu Ayyub—radhiyallahu ‘anhuma—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

١٣٧٦ - حَدَّثَنَا مُعَلًّى: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ، عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ قَالَ: حَدَّثَتۡنِي ابۡنَةُ خَالِدِ بۡنِ سَعِيدِ بۡنِ الۡعَاصِ: أَنَّهَا سَمِعَتِ النَّبِيَّ ﷺ وَهُوَ يَتَعَوَّذُ مِنۡ عَذَابِ الۡقَبۡرِ.

[الحديث ١٣٧٦ - طرفه في: ٦٣٦٤].

1376. Mu’alla telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami dari Musa bin ‘Uqbah. Beliau berkata: Putri Khalid bin Sa’id bin Al-‘Ash menceritakan kepadaku: Beliau mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang berlindung dari azab kubur.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3369

٣٣٦٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكُ بۡنُ أَنَسٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ مُحَمَّدِ بۡنِ عَمۡرِو بۡنِ حَزۡمٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ سُلَيۡمٍ الزُّرَقِيِّ: أَخۡبَرَنِي أَبُو حُمَيۡدٍ السَّاعِدِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ أَنَّهُمۡ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ كَيۡفَ نُصَلِّي عَلَيۡكَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (قُولُوا: اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزۡوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا صَلَّيۡتَ عَلَى آلِ إِبۡرَاهِيمَ، وَبَارِكۡ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزۡوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا بَارَكۡتَ عَلَى آلِ إِبۡرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ). [الحديث ٣٣٦٩ - طرفه في: ٦٣٦٠].

3369. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari ‘Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm, dari ayahnya, dari ‘Amr bin Sulaim Az-Zuraqi: Abu Humaid As-Sa’idi—radhiyallahu ‘anhu—mengabarkan kepadaku bahwa para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami berselawat kepadamu?”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menjawab, “Ucapkanlah: Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa azwājihi wa żurriyyatihi kamā ṣallaita ‘alā āli Ibrāhīm, wa bārik ‘alā Muḥammad wa azwājihi wa żurriyyatihi kamā bārakta ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd. (Ya Allah, berilah selawat (sanjungan di sisi malaikat) kepada Muhammad, istri-istri, dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Ibrahim. Dan berilah keberkahan kepada Muhammad, istri-istri, dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4798

٤٧٩٨ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ قَالَ: حَدَّثَنِي ابۡنُ الۡهَادِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ خَبَّابٍ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ قَالَ: قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، هٰذَا التَّسۡلِيمُ فَكَيۡفَ نُصَلِّي عَلَيۡكَ؟ قَالَ: (قُولُوا: اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبۡدِكَ وَرَسُولِكَ، كَمَا صَلَّيۡتَ عَلَى آلِ إِبۡرَاهِيمَ، وَبَارِكۡ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكۡتَ عَلَى إِبۡرَاهِيمَ).

قَالَ أَبُو صَالِحٍ، عَنِ اللَّيۡثِ: (عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكۡتَ عَلَى آلِ إِبۡرَاهِيمَ).

حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ حَمۡزَةَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي حَازِمٍ، وَالدَّرَاوَرۡدِيُّ عَنۡ يَزِيدَ، وَقَالَ: (كَمَا صَلَّيۡتَ عَلَى إِبۡرَاهِيمَ، وَبَارِكۡ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكۡتَ عَلَى إِبۡرَاهِيمَ وَآلِ إِبۡرَاهِيمَ). [الحديث ٤٧٩٨ - طرفه في: ٦٣٥٨].

4798. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Al-Had menceritakan kepadaku dari ‘Abdullah bin Khabbab, dari Abu Sa’id Al-Khudri.

Beliau berkata, “Wahai Rasulullah, ini bacaan salam kepadamu, lalu bagaimana kami berselawat kepadamu?”

Rasulullah bersabda, “Ucapkanlah: Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad ‘abdika wa rasūlika kamā ṣallaita ‘alā āli Ibrāhīm, wa bārik ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm. (Ya Allah, berilah selawat (sanjungan di sisi malaikat) kepada Muhammad, hamba dan Rasul-Mu, sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada keluarga Ibrahim. Dan berilah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan kepada Ibrahim.)”

Abu Shalih berkata dari Al-Laits, “‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad kamā bārakta ‘alā āli Ibrāhīm.

Ibrahim bin Hamzah telah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Hazim dan Ad-Darawardi menceritakan kepada kami dari Yazid. Beliau berkata, “kamā ṣallaita ‘alā Ibrāhīm, wa bārik ‘alā Muḥammad wa āli Muḥammad kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm wa āli Ibrāhīm.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3370

٣٣٧٠ - حَدَّثَنَا قَيۡسُ بۡنُ حَفۡصٍ وَمُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَاحِدِ بۡنُ زِيَادٍ: حَدَّثَنَا أَبُو قُرَّةَ مُسۡلِمُ بۡنُ سَالِمٍ الۡهَمۡدَانِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عِيسَى: سَمِعَ عَبۡدَ الرَّحۡمٰنِ بۡنَ أَبِي لَيۡلَى، قَالَ: لَقِيَنِي كَعۡبُ بۡنُ عُجۡرَةَ، فَقَالَ: أَلَا أُهۡدِي لَكَ هَدِيَّةً سَمِعۡتُهَا مِنَ النَّبِيِّ ﷺ؟ فَقُلۡتُ: بَلَى، فَأَهۡدِهَا لِي، فَقَالَ: سَأَلۡنَا رَسُولَ اللهِ ﷺ فَقُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، كَيۡفَ الصَّلَاةُ عَلَيۡكُمۡ أَهۡلَ الۡبَيۡتِ، فَإِنَّ اللهَ قَدۡ عَلَّمَنَا كَيۡفَ نُسَلِّمُ؟ قَالَ: (قُولُوا: اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيۡتَ عَلَى إِبۡرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبۡرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللّٰهُمَّ بَارِكۡ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكۡتَ عَلَى إِبۡرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبۡرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ). [الحديث ٣٣٧٠ - طرفاه في: ٤٧٩٧، ٦٣٥٧].

3370. Qais bin Hafsh dan Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: ‘Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami: Abu Qurrah Muslim bin Salim Al-Hamdani menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah bin ‘Isa menceritakan kepadaku: Beliau mendengar ‘Abdurrahman bin Abu Laila berkata:

Ka’b bin ‘Ujrah bertemu denganku lalu beliau berkata, “Maukah engkau kuberi hadiah yang kudengar dari Nabi— shallallahu ‘alaihi wa sallam—?”

Aku menjawab, “Tentu. Hadiahkan hadiah itu kepadaku!”

Ka’b berkata:

Kami pernah bertanya kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Wahai Rasulullah, bagaimana kami berselawat kepada kalian ahli bait? Allah telah mengajari kami cara mengucapkan salam.”

Nabi menjawab, “Ucapkanlah: Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad kamā ṣallaita ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd. Allāhumma bārik ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd. (Ya Allah, berilah selawat (sanjungan di sisi malaikat) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi selawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4300

٥٥ - بَابٌ
55. Bab


٤٣٠٠ - وَقَالَ اللَّيۡثُ: حَدَّثَنِي يُونُسُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ: أَخۡبَرَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ ثَعۡلَبَةَ بۡنِ صُعَيۡرٍ، وَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ قَدۡ مَسَحَ وَجۡهَهُ عَامَ الۡفَتۡحِ. [الحديث ٤٣٠٠ - طرفه في: ٦٣٥٦].

4300. Al-Laits berkata: Yunus menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab: ‘Abdullah bin Tsa’labah bin Shu’air mengabarkan kepadaku—beliau pernah diusap wajahnya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari fatah Makkah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 5671 dan 5672

١٩ - بَابُ تَمَنِّي الۡمَرِيضِ الۡمَوۡتَ
19. Bab Orang yang Sakit Mengangankan Kematian


٥٦٧١ - حَدَّثَنَا آدَمُ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الۡبُنَانِيُّ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الۡمَوۡتَ مِنۡ ضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنۡ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلًا، فَلۡيَقُلِ: اللّٰهُمَّ أَحۡيِنِي مَا كَانَتِ الۡحَيَاةُ خَيۡرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الۡوَفَاةُ خَيۡرًا لِي). [الحديث ٥٦٧١ - طرفاه في: ٦٣٥١، ٧٢٣٣].

5671. Adam telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Tsabit Al-Bunani menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Janganlah salah seorang kalian sekali-kali mengangankan kematian karena malapetaka yang menimpanya! Jika dia harus melakukannya, ucapkanlah: Ya Allah, hidupkan aku selama kehidupan ini baik untukku dan wafatkan aku jika kematian itu baik untukku.”

٥٦٧٢ - حَدَّثَنَا آدَمُ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ بۡنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنۡ قَيۡسِ بۡنِ أَبِي حَازِمٍ قَالَ: دَخَلۡنَا عَلَى خَبَّابٍ نَعُودُهُ، وَقَدِ اكۡتَوَى سَبۡعَ كَيَّاتٍ، فَقَالَ: إِنَّ أَصۡحَابَنَا الَّذِينَ سَلَفُوا مَضَوۡا وَلَمۡ تَنۡقُصۡهُمُ الدُّنۡيَا، وَإِنَّا أَصَبۡنَا مَا لَا نَجِدُ لَهُ مَوۡضِعًا إِلَّا التُّرَابَ، وَلَوۡلَا أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ نَهَانَا أَنۡ نَدۡعُوَ بِالۡمَوۡتِ لَدَعَوۡتُ بِهِ. ثُمَّ أَتَيۡنَاهُ مَرَّةً أُخۡرَى وَهُوَ يَبۡنِي حَائِطًا لَهُ، فَقَالَ: إِنَّ الۡمُسۡلِمَ يُؤۡجَرُ فِي كُلِّ شَيۡءٍ يُنۡفِقُهُ، إِلَّا فِي شَيۡءٍ يَجۡعَلُهُ فِي هٰذَا التُّرَابِ.

[الحديث ٥٦٧٢ - أطرافه في: ٦٣٤٩، ٦٣٥٠، ٦٤٣٠، ٦٤٣١، ٧٢٣٤].

5672. Adam telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Isma’il bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim. Beliau berkata: Kami masuk ke tempat Khabbab untuk menjenguknya dalam keadaan beliau telah berobat kay sebanyak tujuh kay, lalu beliau berkata, “Sesungguhnya sahabat kami yang telah mendahului, mereka meninggal dalam keadaan (pahala mereka) tidak dikurangi oleh dunia. Sedangkan kita mendapatkan harta yang kita tidak mendapati tempat untuk membelanjakannya kecuali untuk bangunan. Andaikan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak melarang kami untuk berdoa dengan kematian, niscaya aku akan berdoa agar mati.”

Qais berkata: Kemudian kami mendatangi Khabbab di waktu lain dalam keadaan beliau sedang membangun dindingnya, lalu beliau berkata, “Sesungguhnya seorang muslim akan diberi ganjaran dalam setiap harta yang dia infakkan kecuali harta yang dia gunakan untuk membuat bangunan (yang melebihi kebutuhan).”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4435

٤٤٣٥ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ سَعۡدٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ قَالَتۡ: كُنۡتُ أَسۡمَعُ أَنَّهُ: لَا يَمُوتُ نَبِيٌّ حَتَّى يُخَيَّرَ بَيۡنَ الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ، فَسَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ، وَأَخَذَتۡهُ بُحَّةٌ، يَقُولُ ﴿مَعَ الَّذِينَ أَنۡعَمَ اللهُ عَلَيۡهِمۡ﴾ [النساء: ٦٩] الۡآيَةَ، فَظَنَنۡتُ أَنَّهُ خُيِّرَ. [الحديث ٤٤٣٥ - أطرافه في: ٤٤٣٦، ٤٤٣٧، ٤٥٨٦، ٦٣٤٨، ٦٥٠٩].

4435. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepadaku: Ghundar menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Sa’d, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah. Beliau mengatakan:

Aku pernah mendengar bahwa tidaklah seorang nabi pun meninggal sampai dia diberi pilihan antara dunia atau akhirat. Lalu aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata dengan suara parau ketika sakit yang mengantarkan kepada kematiannya, “Bersama dengan orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka…” (QS An-Nisa’: 69). Aku menyangka bahwa ketika itu beliau diberi pilihan.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6616

١٣ - بَابُ مَنۡ تَعَوَّذَ بِاللهِ مِنۡ دَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ الۡقَضَاءِ
13. Bab Barang Siapa Berlindung kepada Allah dari Sebab-Sebab Kesengsaraan dan Ketetapan Takdir yang Buruk


وَقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِ ۞ مِنۡ شَرِّ مَا خَلَقَ﴾ [الفلق: ١-٢].

Dan firman Allah taala, “Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh dari kejahatan makhluk-Nya.” (QS Al-Falaq: 1-2).

٦٦١٦ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنۡ جَهۡدِ الۡبَلَاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ الۡقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الۡأَعۡدَاءِ).

[طرفه في: ٦٤٤٧].

6616. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Sumayy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Berlindunglah kalian kepada Allah dari musibah yang menyulitkan, sebab-sebab kesengsaraan, ketetapan takdir yang buruk, dan kegembiraan musuh terhadap penderitaannya!”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7431

٧٤٣١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡأَعۡلَى بۡنُ حَمَّادٍ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ زُرَيۡعٍ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ أَبِي الۡعَالِيَةِ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ نَبِيَّ اللهِ ﷺ كَانَ يَدۡعُو بِهِنَّ عِنۡدَ الۡكَرۡبِ: (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الۡعَظِيمُ الۡحَلِيمُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيمِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الۡعَرۡشِ الۡكَرِيمِ). [طرفه في: ٦٣٤٥].

7431. ‘Abdul A’la bin Hammad telah menceritakan kepada kami: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami: Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Abu Al-‘Aliyah, dari Ibnu ‘Abbas:

Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdoa dengan doa berikut ketika tertimpa kesusahan, “Lā ilāha illāllāhul-‘aẓīmul-ḥalīm. Lā ilāha illāllāh rabbul-‘arsyil-‘aẓīm. Lā ilāha illāllāh rabbus-samawāti wa rabbul-‘arsyil-karīm. (Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah tuhan arasy yang maha agung. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah tuhan langit dan tuhan arasy yang maha mulia.)”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7477

٧٤٧٧ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ، عَنۡ مَعۡمَرٍ، عَنۡ هَمَّامٍ: سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَا يَقُلۡ أَحَدُكُمُ: اللّٰهُمَّ اغۡفِرۡ لِي إِنۡ شِئۡتَ، ارۡحَمۡنِي إِنۡ شِئۡتَ، ارۡزُقۡنِي إِنۡ شِئۡتَ، وَلۡيَعۡزِمۡ مَسۡأَلَتَهُ، إِنَّهُ يَفۡعَلُ مَا يَشَاءُ، لَا مُكۡرِهَ لَهُ). [طرفه في: ٦٣٣٩].

7477. Yahya telah menceritakan kepada kami: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami dari Ma’mar, dari Hammam: Beliau mendengar Abu Hurairah dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Janganlah salah seorang kalian berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mau, sayangilah aku jika Engkau mau, berilah rezeki kepadaku jika Engkau mau’! Seharusnya dia menegaskan permintaannya karena Allah melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yang bisa memaksa-Nya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7464

٣١ - بَابُ قَوۡلِ اللهِ تَعَالَى:
31. Bab Firman Allah Taala:


﴿تُؤۡتِي الۡمُلۡكَ مَنۡ تَشَاءُ﴾ [آل عمران: ٢٦]، ﴿وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيۡءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا ۞ إِلَّا أَنۡ يَشَاءَ اللهُ﴾ [الكهف: ٢٣، ٢٤]، ﴿إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهۡدِي مَنۡ يَشَاءُ﴾ [القصص: ٥٦]، قَالَ سَعِيدُ بۡنُ الۡمُسَيَّبِ، عَنۡ أَبِيهِ: نَزَلَتۡ فِي أَبِي طَالِبٍ. ﴿يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الۡعُسۡرَ﴾ [البقرة: ١٨٥].

“Engkau memberikan kerajaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki.” (QS Ali Imran: 26).

“Janganlah sekali-kali engkau mengatakan tentang sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok’, kecuali (dengan menyebut), ‘insyaallah’.” (QS Al-Kahfi: 23-24).

“Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” (QS Al-Qasas: 56).

Sa’id bin Al-Musayyab berkata dari ayahnya: Ayat tersebut turun tentang Abu Thalib.

“Allah menginginkan kemudahan untuk kalian dan tidak menginginkan kesulitan untuk kalian.” (QS Al-Baqarah: 185).

٧٤٦٤ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ، عَنۡ عَبۡدِ الۡعَزِيزِ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا دَعَوۡتُمُ اللهَ فَاعۡزِمُوا فِي الدُّعَاءِ، وَلَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمۡ إِنۡ شِئۡتَ فَأَعۡطِنِي، فَإِنَّ اللهَ لَا مُسۡتَكۡرِهَ لَهُ). [طرفه في: ٦٣٣٨].

7464. Musaddad telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami dari ‘Abdul ‘Aziz, dari Anas. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila kalian berdoa, hendaknya menegaskan doanya dan jangan sekali-kali salah seorang kalian mengucapkan: Jika Engkau berkehendak, berilah aku; karena tidak ada yang dapat memaksa Allah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3150

٣١٥٠ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: لَمَّا كَانَ يَوۡمُ حُنَيۡنٍ، آثَرَ النَّبِيُّ ﷺ أُنَاسًا فِي الۡقِسۡمَةِ، فَأَعۡطَى الۡأَقۡرَعَ بۡنَ حَابِسٍ مِائَةً مِنَ الۡإِبِلِ، وَأَعۡطَى عُيَيۡنَةَ مِثۡلَ ذٰلِكَ، وَأَعۡطَى أُنَاسًا مِنۡ أَشۡرَافِ الۡعَرَبِ، فَآثَرَهُمۡ يَوۡمَئِذٍ فِي الۡقِسۡمَةِ، قَالَ رَجُلٌ: وَاللهِ إِنَّ هٰذِهِ الۡقِسۡمَةَ مَا عُدِلَ فِيهَا، وَمَا أُرِيدَ بِهَا وَجۡهُ اللهِ. فَقُلۡتُ: وَاللهِ لَأُخۡبِرَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، فَأَتَيۡتُهُ فَأَخۡبَرۡتُهُ، فَقَالَ: (فَمَنۡ يَعۡدِلُ إِذَا لَمۡ يَعۡدِلِ اللهُ وَرَسُولُهُ؟ رَحِمَ اللهُ مُوسَى، قَدۡ أُوذِيَ بِأَكۡثَرَ مِنۡ هٰذَا فَصَبَرَ). [الحديث ٣١٥٠ - أطرافه في: ٣٤٠٥، ٤٣٣٥، ٤٣٣٦، ٦٠٥٩، ٦١٠٠، ٦٢٩١، ٦٣٣٦].

3150. ‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abu Wa`il, dari ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Ketika hari Hunain, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memprioritaskan beberapa orang dalam pembagian (ganimah). Beliau memberi Al-Aqra’ bin Habis seratus ekor unta. Beliau memberi ‘Uyainah semisal itu. Beliau juga memberi kepada beberapa orang dari bangsawan Arab. Beliau mengutamakan mereka pada hari itu dalam pembagian (ganimah). Seseorang berkata, “Demi Allah, sesungguhnya pembagian ini tidak adil dan bukan dalam rangka mengharap wajah Allah.”

Aku berkata: Demi Allah, aku pasti akan mengabarkan ini kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Aku mendatangi beliau dan menceritakan kepada beliau, lalu beliau bersabda, “Siapa yang bisa adil jika Allah dan Rasul-Nya tidak adil? Semoga Allah merahmati Musa. Sungguh beliau disakiti lebih banyak daripada ini, lalu beliau bersabar.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2477

٣٢ - بَابٌ هَلۡ تُكۡسَرُ الدِّنَانُ الَّتِي فِيهَا الۡخَمۡرُ، أَوۡ تُخَرَّقُ الزِّقَاقُ؟ فَإِنۡ كَسَرَ صَنَمًا، أَوۡ صَلِيبًا، أَوۡ طُنۡبُورًا، أَوۡ مَا لَا يُنۡتَفَعُ بِخَشَبِهِ
32. Bab Apakah Kendi Wadah Khamar Dipecahkan atau Kantong Khamar Disobek? Jika Seseorang Mematahkan Patung atau Salib atau Tambur atau Benda yang Tidak Bisa Diambil Manfaat dari Kayunya (Maka Apa Hukumnya?)


وَأُتِيَ شُرَيۡحٌ فِي طُنۡبُورٍ كُسِرَ، فَلَمۡ يَقۡضِ فِيهِ بِشَيۡءٍ.

Syuraih diminta untuk menghukumi kasus sebuah tambur yang dipatahkan lalu beliau tidak menetapkan denda sedikitpun.

٢٤٧٧ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بۡنُ مَخۡلَدٍ، عَنۡ يَزِيدَ بۡنِ أَبِي عُبَيۡدٍ، عَنۡ سَلَمَةَ بۡنِ الۡأَكۡوَعِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ رَأَى نِيرَانًا تُوقَدُ يَوۡمَ خَيۡبَرَ، قَالَ: (عَلَى مَا تُوقَدُ هٰذِهِ النِّيرَانُ؟) قَالُوا: عَلَى الۡحُمُرِ الۡإِنۡسِيَّةِ، قَالَ: (اكۡسِرُوهَا وَأَهۡرِقُوهَا). قَالُوا: أَلَا نُهۡرِيقُهَا وَنَغۡسِلُهَا؟ قَالَ: (اغۡسِلُوا). قَالَ أَبُو عَبۡد اللهِ: كَانَ ابۡنُ أَبِي أُوَيۡسٍ يَقُولُ: الۡحُمُرِ الۡأَنَسِيَّةِ. بِنَصۡبِ الۡأَلِفِ وَالنُّونِ.

[الحديث ٢٤٧٧ - أطرافه في: ٤١٩٦، ٥٤٩٧، ٦١٤٨، ٦٣٣١، ٦٨٩١].

2477. Abu ‘Ashim Adh-Dhahhak bin Makhlad telah menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abu ‘Ubaid, dari Salamah bin Al-Akwa’—radhiyallahu ‘anhu—:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat api dinyalakan pada hari Khaibar. Beliau bertanya, “Api ini dinyalakan untuk apa?”

Para sahabat menjawab, “Untuk memasak keledai.”

Nabi berkata, “Pecahkan periuk itu dan tumpahkan isinya!”

Para sahabat berkata, “Bagaimana kalau kami tumpahkan lalu kami cuci periuknya?”

Nabi berkata, “Cucilah!”

Abu ‘Abdullah berkata: Ibnu Abu ‘Uwais mengatakan, “Al-Humur al-anasiyyah” dengan memberi harakat fatah pada huruf alif dan nun.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4722 dan 4723

١٤ – بَابٌ ﴿وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِهَا﴾ ۝١١٠
14. Bab “Janganlah engkau mengeraskan suara dalam salatmu dan jangan pula merendahkannya” (QS Al-Isra: 110)


٤٧٢٢ - حَدَّثَنَا يَعۡقُوبُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا هُشَيۡمٌ: حَدَّثَنَا أَبُو بِشۡرٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: فِي قَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِهَا﴾. قَالَ: نَزَلَتۡ وَرَسُولُ اللهِ ﷺ مُخۡتَفٍ بِمَكَّةَ، كَانَ إِذَا صَلَّى بِأَصۡحَابِهِ رَفَعَ صَوۡتَهُ بِالۡقُرۡآنِ، فَإِذَا سَمِعَهُ الۡمُشۡرِكُونَ سَبُّوا الۡقُرۡآنَ وَمَنۡ أَنۡزَلَهُ، وَمَنۡ جَاءَ بِهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى لِنَبِيِّهِ ﷺ: ﴿وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ﴾، أَىۡ بِقِرَاءَتِكَ، فَيَسۡمَعَ الۡمُشۡرِكُونَ فَيَسُبُّوا الۡقُرۡآنَ ﴿وَلَا تُخَافِتۡ بِهَا﴾ عَنۡ أَصۡحَابِكَ فَلَا تُسۡمِعُهُمۡ ﴿وَابۡتَغِ بَيۡنَ ذٰلِكَ سَبِيلًا﴾.

[الحديث ٤٧٢٢ - أطرافه في: ٧٤٩٠، ٧٥٢٥، ٧٥٤٧].

4722. Ya’qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Husyaim menceritakan kepada kami: Abu Bisyr menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—tentang firman Allah taala, “Janganlah engkau mengeraskan suara dalam salatmu dan jangan pula merendahkannya!”

Beliau berkata: Ayat tersebut turun ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masih (berdakwah) sembunyi-sembunyi di Makkah. Dahulu apabila beliau salat mengimami para sahabatnya, beliau meninggikan suara Al-Qur’an. Lalu apabila orang-orang musyrik mendengarnya, mereka mencela Al-Qur’an, yang menurunkannya, dan yang membawanya. Lalu Allah taala berkata kepada Nabi-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Jangan engkau menjahar dalam salatmu,” yaitu dalam qiraahmu yang berakibat orang-orang musyrik akan mendengarnya lalu mereka mencela Al-Qur’an. “Jangan pula terlalu lirih” dari (pendengaran) para sahabatmu yang berakibat engkau tidak memperdengarkannya kepada mereka. “Dan carilah jalan tengah di antara kedua itu!”

٤٧٢٣ - حَدَّثَنِي طَلۡقُ بۡنُ غَنَّامٍ: حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، عَنۡ هِشَامٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: أُنۡزِلَ ذٰلِكَ فِي الدُّعَاءِ. [الحديث ٤٧٢٣ - طرفاه في: ٦٣٢٧، ٧٥٢٦].

4723. Thalq bin Ghannam telah menceritakan kepadaku: Za`idah menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Ayat itu diturunkan dalam masalah doa.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7395

٧٣٩٥ - حَدَّثَنَا سَعۡدُ بۡنُ حَفۡصٍ: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ رِبۡعِيِّ بۡنِ حِرَاشٍ، عَنۡ خَرَشَةَ بۡنِ الۡحُرِّ، عَنۡ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَخَذَ مَضۡجَعَهُ مِنَ اللَّيۡلِ قَالَ: (بِاسۡمِكَ نَمُوتُ وَنَحۡيَا). فَإِذَا اسۡتَيۡقَظَ قَالَ: (الۡحَمۡدُ لِلهِ الَّذِي أَحۡيَانَا بَعۡدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيۡهِ النُّشُورُ). [طرفه في: ٦٣٢٥].

7395. Sa’d bin Hafsh telah menceritakan kepada kami: Syaiban menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Rib’i bin Hirasy, dari Kharasyah bin Al-Hurr, dari Abu Dzarr. Beliau mengatakan:

Dahulu apabila Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—hendak tidur malam, beliau berdoa, “Bismika namūtu wa naḥyā (Dengan nama-Mu kami mati dan kami hidup).” Apabila beliau bangun, beliau berdoa, “Alḥamdulillāhil-lażi aḥyānā ba‘da mā amātanā wa ilaihin-nusyūr (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya kita dibangkitkan).”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7393

١٣ - بَابُ السُّؤَالِ بِأَسۡمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَالۡاِسۡتِعَاذَةِ بِهَا
13. Bab Permintaan dan Istiazah dengan Nama-Nama Allah Taala


٧٣٩٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي سَعِيدٍ الۡمَقۡبُرِيِّ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمۡ فِرَاشَهُ فَلۡيَنۡفُضۡهُ بِصَنِفَةِ ثَوۡبِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَلۡيَقُلۡ: بِاسۡمِكَ رَبِّ وَضَعۡتُ جَنۡبِي، وَبِكَ أَرۡفَعُهُ، إِنۡ أَمۡسَكۡتَ نَفۡسِي فَاغۡفِرۡ لَهَا، وَإِنۡ أَرۡسَلۡتَهَا فَاحۡفَظۡهَا بِمَا تَحۡفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ). تَابَعَهُ يَحۡيَى وَبِشۡرُ بۡنُ الۡمُفَضَّلِ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ، عَنۡ سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَزَادَ زُهَيۡرٌ وَأَبُو ضَمۡرَةَ وَإِسۡمَاعِيلُ بۡنُ زَكَرِيَّاءَ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ، عَنۡ سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَرَوَاهُ ابۡنُ عَجۡلَانَ، عَنۡ سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. تَابَعَهُ مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ وَالدَّرَاوَرۡدِيُّ وَأُسَامَةُ بۡنُ حَفۡصٍ. [طرفه في: ٦٣٢٠].

7393. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepadaku dari Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Beliau bersabda, “Apabila salah seorang kalian mendatangi tempat tidurnya, hendaknya dia mengibasinya dengan bagian tepi pakaiannya sebanyak tiga kali dan mengucapkan: Bismika rabbi waḍa‘tu janbī wa bika arfa‘uh. In amsakta nafsī fagfir lahā wa in arsaltahā faḥfaẓhā bimā taḥfaẓu bihi ‘ibādakaṣ ṣāliḥīn. (Dengan nama-Mu ya Rabi, aku meletakkan sisi tubuhku dan dengan pertolongan-Mu aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku (mewafatkanku), ampunilah ia, dan jika Engkau melepaskannya (mengembalikannya ke jasad), lindungilah ia dengan perlindungan yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.)”

Yahya dan Bisyr bin Al-Mufadhdhal mengiringi ‘Abdul ‘Aziz dari ‘Ubaidullah, dari Sa’id, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Zuhair, Abu Dhamrah, dan Isma’il bin Zakariyya` menambahkan dari ‘Ubaidullah, dari Sa’id, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ibnu ‘Ajlan juga meriwayatkannya dari Sa’id, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam. Muhammad bin ‘Abdurrahman, Ad-Darawardi, dan Usamah bin Hafsh mengiringi Ibnu ‘Ajlan.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3113

٦ - بَابُ الدَّلِيلِ عَلَى أَنَّ الۡخُمُسَ لِنَوَائِبِ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَالۡمَسَاكِينِ، وَإِيثَارِ النَّبِيِّ ﷺ أَهۡلَ الصُّفَّةِ وَالۡأَرَامِلَ، حِينَ سَأَلَتۡهُ فَاطِمَةُ وَشَكَتۡ إِلَيۡهِ الطَّحۡنَ وَالرَّحَى أَنۡ يُخۡدِمَهَا مِنَ السَّبۡيِ، فَوَكَلَهَا إِلَى اللهِ
6. Bab Dalil bahwa Khumus untuk Kebutuhan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan Orang-Orang Miskin; serta Pengutamaan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—terhadap Ahli Sufah dan Para Janda ketika Fathimah Meminta Beliau dan Mengeluhkan tentang Penggilingan Gandum agar Diberi Tawanan untuk Membantunya, lalu Nabi Menyerahkan Urusannya kepada Allah


٣١١٣ - حَدَّثَنَا بَدَلُ بۡنُ الۡمُحَبَّرِ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي الۡحَكَمُ قَالَ: سَمِعۡتُ ابۡنَ أَبِي لَيۡلَى: حَدَّثَنَا عَلِيٌّ: أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيۡهَا السَّلَامُ اشۡتَكَتۡ مَا تَلۡقَى مِنَ الرَّحَى مِمَّا تَطۡحَنُ، فَبَلَغَهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ أُتِيَ بِسَبۡىٍ، فَأَتَتۡهُ تَسۡأَلُهُ خَادِمًا فَلَمۡ تُوَافِقۡهُ، فَذَكَرَتۡ لِعَائِشَةَ، فَجَاءَ النَّبِيُّ ﷺ فَذَكَرَتۡ ذٰلِكَ عَائِشَةُ لَهُ، فَأَتَانَا وَقَدۡ دَخَلۡنَا مَضَاجِعَنَا، فَذَهَبۡنَا لِنَقُومَ، فَقَالَ: (عَلَى مَكَانِكُمَا). حَتَّى وَجَدۡتُ بَرۡدَ قَدَمَيۡهِ عَلَى صَدۡرِي، فَقَالَ: (أَلَا أَدُلُّكُمَا عَلَى خَيۡرٍ مِمَّا سَأَلۡتُمَاهُ؟ إِذَا أَخَذۡتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللهَ أَرۡبَعًا وَثَلَاثِينَ، وَاحۡمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَإِنَّ ذٰلِكَ خَيۡرٌ لَكُمَا مِمَّا سَأَلۡتُمَاهُ).

[الحديث ٣١١٣ - أطرافه في: ٣٧٠٥، ٥٣٦١، ٥٣٦٢، ٦٣١٨].

3113. Badal bin Al-Muhabbar telah menceritakan kepada kami: Syu’bah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Al-Hakam mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Ibnu Abu Laila: ‘Ali menceritakan kepada kami:

Fathimah—‘alaihas salam—mengeluhkan kesulitan yang dialaminya ketika menggiling gandum. Sampai kabar kepadanya bahwa ada tawanan perang yang dibawa menghadap Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Fathimah mendatangi beliau untuk meminta seorang pembantu, namun beliau tidak menyetujuinya. Fathimah menceritakan hal itu kepada ‘Aisyah. Lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang. ‘Aisyah menceritakan hal itu kepada beliau. Kemudian Nabi mendatangi kami dalam keadaan kami sudah di atas pembaringan. Kami beranjak hendak bangkit namun beliau berkata, “Tetaplah di tempat kalian!”

Hingga aku merasakan dinginnya kedua telapak kaki di atas dadaku. Beliau berkata, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua sesuatu yang lebih baik daripada yang kalian minta? Apabila kalian hendak tidur, bacalah takbir sebanyak tiga puluh empat kali, tahmid sebanyak tiga puluh tiga kali, dan tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, karena itu lebih baik daripada yang kalian minta.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6404

٦٤٠٤ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡمَلِكِ بۡنُ عَمۡرٍو: حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ مَيۡمُونٍ قَالَ: (مَنۡ قَالَ عَشۡرًا كَانَ كَمَنۡ أَعۡتَقَ رَقَبَةً مِنۡ وَلَدِ إِسۡمَاعِيلَ).

6404. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Malik bin ‘Amr menceritakan kepada kami: ‘Umar bin Abu Za`idah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari ‘Amr bin Maimun. Beliau berkata, “Barang siapa yang mengucapkannya sepuluh kali, dia seperti orang yang memerdekakan seorang budak dari keturunan Isma’il.”

قَالَ عُمَرُ بۡنُ أَبِي زَائِدَةَ: وَحَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي السَّفَرِ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ رَبِيعِ بۡنِ خُثَيۡمٍ: مِثۡلَهُ. فَقُلۡتُ لِلرَّبِيعِ: مِمَّنۡ سَمِعۡتَهُ؟ فَقَالَ: مِنۡ عَمۡرِو بۡنِ مَيۡمُونٍ، فَأَتَيۡتُ عَمۡرَو بۡنَ مَيۡمُونٍ، فَقُلۡتُ: مِمَّنۡ سَمِعۡتَهُ؟ فَقَالَ: مِنِ ابۡنِ أَبِي لَيۡلَى، فَأَتَيۡتُ ابۡنَ أَبِي لَيۡلَى فَقُلۡتُ: مِمَّنۡ سَمِعۡتَهُ؟ فَقَالَ: مِنۡ أَبِي أَيُّوبَ الۡأَنۡصَارِيِّ، يُحَدِّثُهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

‘Umar bin Abu Za`idah berkata: ‘Abdullah bin Abu As-Safar menceritakan kepada kami dari Asy-Sya’bi, dari Rabi’ bin Khutsaim semisal itu. Aku bertanya kepada Ar-Rabi’, “Dari siapa engkau mendengarnya?”

Beliau menjawab, “Dari ‘Amr bin Maimun.”

Lalu aku mendatangi ‘Amr bin Maimun dan bertanya, “Dari siapa engkau mendengarnya?”

Beliau menjawab, “Dari Ibnu Abu Laila.”

Aku mendatangi Ibnu Abu Laila dan bertanya, “Dari siapa engkau mendengarnya?”

Beliau menjawab, “Dari Abu Ayyub Al-Anshari. Beliau menceritakannya dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

وَقَالَ إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ يُوسُفَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ: حَدَّثَنِي عَمۡرُو بۡنُ مَيۡمُونٍ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَنِ بۡنِ أَبِي لَيۡلَى، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ قَوۡلَهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَقَالَ مُوسَى: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ، عَنۡ دَاوُدَ، عَنۡ عَامِرٍ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَنِ بۡنِ أَبِي لَيۡلَى، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Ibrahim bin Yusuf berkata dari ayahnya, dari Abu Ishaq: ‘Amr bin Maimun menceritakan kepadaku dari ‘Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abu Ayyub, ucapan beliau dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Musa berkata: Wuhaib menceritakan kepada kami dari Dawud, dari ‘Amir, dari ‘Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abu Ayyub, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وَقَالَ إِسۡمَاعِيلُ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنِ الرَّبِيعِ قَوۡلَهُ. وَقَالَ آدَمُ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡمَلِكِ بۡنُ مَيۡسَرَةَ: سَمِعۡتُ هِلَالَ بۡنَ يَسَافٍ، عَنِ الرَّبِيعِ بۡنِ خُثَيۡمٍ، وَعَمۡرِو بۡنِ مَيۡمُونٍ، عَنِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ قَوۡلَهُ. وَقَالَ الۡأَعۡمَشُ وَحُصَيۡنٌ عَنۡ هِلَالٍ، عَنِ الرَّبِيعِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَوۡلَهُ. وَرَوَاهُ أَبُو مُحَمَّدٍ الۡحَضۡرَمِيُّ، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Isma’il berkata dari Asy-Sya’bi, dari Ar-Rabi’, ucapan beliau.

Adam berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Malik bin Maisarah menceritakan kepada kami: Aku mendengar Hilal bin Yasaf, dari Ar-Rabi’ bin Khutsaim dan ‘Amr bin Maimun, dari Ibnu Mas’ud, ucapan beliau.

Al-A’masy dan Hushain berkata dari Hilal, dari Ar-Rabi’, dari ‘Abdullah, ucapan beliau.

Abu Muhammad Al-Hadhrami meriwayatkannya dari Abu Ayyub, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7394

٧٣٩٤ - حَدَّثَنَا مُسۡلِمٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَبۡدِ الۡمَلِكِ، عَنۡ رِبۡعِيٍّ، عَنۡ حُذَيۡفَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ: (اللّٰهُمَّ بِاسۡمِكَ أَحۡيَا وَأَمُوتُ). وَإِذَا أَصۡبَحَ قَالَ: (الۡحَمۡدُ لِلهِ الَّذِي أَحۡيَانَا بَعۡدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيۡهِ النُّشُورُ). [طرفه في: ٦٣١٢].

7394. Muslim telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Abdul Malik, dari Rib’i, dari Hudzaifah. Beliau mengatakan:

Dahulu, apabila Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi ke tempat tidurnya beliau berdoa, “Allāhumma bismika aḥyā wa amūtu (Ya Allah, dengan nama-Mu, aku hidup dan aku mati).” Keesokan harinya beliau berdoa, “Alḥamdulillāhil-lażi aḥyānā ba‘da mā amātanā wa ilaihin-nusyūr (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya kita dibangkitkan).”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7474

٧٤٧٤ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعۡوَةٌ، فَأُرِيدُ إِنۡ شَاءَ اللهُ أَنۡ أَخۡتَبِىءَ دَعۡوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ). [طرفه في: ٦٣٠٤].

7474. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri: Abu Salamah bin ‘Abdurrahman menceritakan kepadaku: Abu Hurairah mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Setiap nabi memiliki doa (mustajab) dan aku ingin insyaallah untuk menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6407 dan 6408

٦٨ - بَابُ فَضۡلِ ذِكۡرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
68. Bab Keutamaan Zikrullah—‘azza wa jalla


٦٤٠٧ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡعَلَاءِ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنۡ بُرَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِي بُرۡدَةَ، عَنۡ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَثَلُ الَّذِي يَذۡكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذۡكُرُ مَثَلُ الۡحَيِّ وَالۡمَيِّتِ).

6407. Muhammad bin Al-‘Ala` telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Buraid bin ‘Abdullah, dari Abu Burdah, dari Abu Musa—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Permisalan orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir bagaikan orang hidup dan orang mati.”

٦٤٠٨ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:

6408. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda,

(إِنَّ لِلهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلۡتَمِسُونَ أَهۡلَ الذِّكۡرِ، فَإِذَا وَجَدُوا قَوۡمًا يَذۡكُرُونَ اللهَ، تَنَادَوۡا: هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمۡ، قَالَ: فَيَحُفُّونَهُمۡ بِأَجۡنِحَتِهِمۡ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنۡيَا، قَالَ: فَيَسۡأَلُهُمۡ رَبُّهُمۡ، وَهُوَ أَعۡلَمُ مِنۡهُمۡ: مَا يَقُولُ عِبَادِي؟ قَالُوا: يَقُولُونَ: يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحۡمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ، قَالَ: فَيَقُولُ: هَلۡ رَأَوۡنِي؟ قَالَ: فَيَقُولُونَ. لَا وَاللهِ مَا رَأَوۡكَ، قَالَ: فَيَقُولُ: وَكَيۡفَ لَوۡ رَأَوۡنِي؟ قَالَ: يَقُولُونَ: لَوۡ رَأَوۡكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً، وَأَشَدَّ لَكَ تَمۡجِيدًا وَأَكۡثَرَ لَكَ تَسۡبِيحًا،

Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari ahli zikir. Apabila mereka menemukan orang-orang yang berzikir kepada Allah, mereka saling memanggil, “Datanglah ke tempat yang kalian cari-cari!”

Beliau berkata: Lalu para malaikat itu meliputi mereka dengan sayap-sayapnya sampai langit dunia.

Beliau berkata: Lalu Tuhan mereka menanyai para malaikat itu dalam keadaan Dia lebih tahu daripada mereka, “Apa yang diucapkan oleh hamba-hamba-Ku?”

Para malaikat menjawab, “Mereka mengucapkan tasbih, takbir, tahmid, dan ucapan yang mengagungkan Engkau.”

Beliau berkata: Allah bertanya, “Apakah mereka sudah pernah melihat-Ku?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka belum pernah melihat-Mu.”

Beliau berkata: Allah bertanya, “Lalu bagaimana kalau mereka sudah melihat-Ku?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Andai mereka sudah melihat Engkau, niscaya mereka lebih giat beribadah kepada-Mu, lebih memuliakan-Mu, dan lebih banyak bertasbih kepada-Mu.”

قَالَ: يَقُولُ: فَمَا يَسۡأَلُونِي؟ قَالَ: يَسۡأَلُونَكَ الۡجَنَّةَ، قَالَ: يَقُولُ: وَهَلۡ رَأَوۡهَا؟ قَالَ: يَقُولُونَ: لَا وَاللهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوۡهَا. قَالَ: يَقُولُ: فَكَيۡفَ لَوۡ أَنَّهُمۡ رَأَوۡهَا؟ قَالَ: يَقُولُونَ: لَوۡ أَنَّهُمۡ رَأَوۡهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيۡهَا حِرۡصًا، وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا، وَأَعۡظَمَ فِيهَا رَغۡبَةً،

Beliau berkata: Allah bertanya, “Lalu apa yang mereka minta dari-Ku?”

Beliau berkata: (Para malaikat menjawab), “Mereka meminta janah kepada-Mu.”

Beliau berkata: Allah bertanya, “Apakah mereka sudah pernah melihatnya?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka belum melihatnya.”

Beliau berkata: Allah bertanya, “Lalu bagaimana andai mereka sudah melihatnya?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Andai mereka sudah melihatnya, niscaya mereka lebih bersemangat mendapatkannya, lebih sangat memintanya, dan lebih besar harapannya.”

قَالَ: فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ؟ قَالَ: يَقُولُونَ: مِنَ النَّارِ، قَالَ: يَقُولُ: وَهَلۡ رَأَوۡهَا؟ قَالَ: يَقُولُونَ: لَا وَاللهِ مَا رَأَوۡهَا، قَالَ: يَقُولُ: فَكَيۡفَ لَوۡ رَأَوۡهَا؟ قَالَ: يَقُولُونَ: لَوۡ رَأَوۡهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنۡهَا فِرَارًا، وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً،

Allah bertanya, “Mereka meminta perlindungan dari apa?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Dari neraka.”

Beliau berkata: Allah bertanya, “Apakah mereka sudah pernah melihatnya?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka belum melihatnya.”

Beliau berkata: Allah bertanya, “Lalu bagaimana andai mereka sudah melihatnya?”

Beliau berkata: Para malaikat menjawab, “Andai mereka sudah melihatnya, niscaya mereka lebih berusaha menjauhinya dan lebih takut terhadapnya.”

قَالَ: فَيَقُولُ: فَأُشۡهِدُكُمۡ أَنِّي قَدۡ غَفَرۡتُ لَهُمۡ. قَالَ: يَقُولُ مَلَكٌ مِنَ الۡمَلَائِكَةِ: فِيهِمۡ فُلَانٌ لَيۡسَ مِنۡهُمۡ، إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ! قَالَ: هُمُ الۡجُلَسَاءُ لَا يَشۡقَى بِهِمۡ جَلِيسُهُمۡ).

Beliau berkata: Allah berkata, “Aku mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.”

Beliau berkata: Salah satu malaikat berkata, “Di antara mereka ada si Polan yang bukan golongan mereka. Dia hanya datang untuk suatu keperluan.”

Allah berkata, “Mereka adalah teman-teman duduk yang tidak menyengsarakan orang yang ikut duduk bersama mereka.”

رَوَاهُ شُعۡبَةُ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، وَلَمۡ يَرۡفَعۡهُ. وَرَوَاهُ سُهَيۡلٌ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Syu’bah meriwayatkannya dari Al-A’masy dan beliau tidak menyambungkan sanadnya sampai kepada Nabi. Suhail juga meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.