Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2067

١٣ - بَابُ مَنۡ أَحَبَّ الۡبَسۡطَ فِي الرِّزۡقِ
13. Bab Barang Siapa yang Menyukai agar Luas Rezekinya


٢٠٦٧ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ أَبِي يَعۡقُوبَ الۡكِرۡمَانِيُّ: حَدَّثَنَا حَسَّانُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (مَنۡ سَرَّهُ أَنۡ يُبۡسَطَ لَهُ رِزۡقُهُ، أَوۡ يُنۡسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلۡيَصِلۡ رَحِمَهُ).

[الحديث ٢٠٦٧ - طرفه في: ٥٩٨٦].

2067. Muhammad bin Abu Ya’qub Al-Kirmani telah menceritakan kepada kami: Hassan menceritakan kepada kami: Yunus menceritakan kepada kami: Muhammad menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapa saja yang senang rezekinya diluaskan atau ajalnya ditunda, hendaknya menyambung hubungan kekeluargaannya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2620

٢٦٢٠ - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنۡ هِشَامٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَسۡمَاءَ بِنۡتِ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَتۡ: قَدِمَتۡ عَلَيَّ أُمِّي وَهِيَ مُشۡرِكَةٌ، فِي عَهۡدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَاسۡتَفۡتَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ، قُلۡتُ: إِنَّ أُمِّي قَدِمَتۡ وَهِيَ رَاغِبَةٌ، أَفَأَصِلُ أُمِّي؟ قَالَ: (نَعَمۡ صِلِي أُمَّكِ). [الحديث ٢٦٢٠ – أطرافه في: ٣١٨٣، ٥٩٧٨، ٥٩٧٩].

2620. ‘Ubaid bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari Asma` binti Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:

Ibuku yang masih musyrik datang kepadaku di masa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Lalu aku bertanya kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Sesungguhnya ibuku datang mengharap bantuan, apakah aku boleh menyambung hubungan kekeluargaan dengan ibuku?”

Nabi menjawab, “Iya. Sambunglah hubungan kekeluargaan dengan ibumu!”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6194, 6195, dan 6196

١٠٩ - بَابُ مَنۡ سَمَّى بِأَسۡمَاءِ الۡأَنۡبِيَاءِ
109. Bab Barang Siapa Menamai dengan Nama Para Nabi


وَقَالَ أَنَسٌ: قَبَّلَ النَّبِيُّ ﷺ إِبۡرَاهِيمَ، يَعۡنِي ابۡنَهُ.

Anas mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mencium Ibrahim, yakni putra beliau.

٦١٩٤ - حَدَّثَنَا ابۡنُ نُمَيۡرٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بِشۡرٍ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ: قُلۡتُ لِابۡنِ أَبِي أَوۡفَى: رَأَيۡتَ إِبۡرَاهِيمَ ابۡنَ النَّبِيِّ ﷺ؟ قَالَ: مَاتَ صَغِيرًا، وَلَوۡ قُضِيَ أَنۡ يَكُونَ بَعۡدَ مُحَمَّدٍ ﷺ نَبِيٌّ عَاشَ ابۡنُهُ، وَلَكِنۡ لَا نَبِيَّ بَعۡدَهُ.

6194. Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami: Isma’il menceritakan kepada kami: Aku bertanya kepada Ibnu Abu Aufa, “Apakah engkau pernah melihat Ibrahim putra Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—?”

Ibnu Abu Aufa menjawab, “Ibrahim telah meninggal semasa kecil. Kalaulah ditetapkan ada nabi sepeninggal Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, tentu putranya akan hidup, akan tetapi tidak ada nabi lagi setelah beliau.”

٦١٩٥ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ ثَابِتٍ قَالَ: سَمِعۡتُ الۡبَرَاءَ قَالَ: لَمَّا مَاتَ إِبۡرَاهِيمُ عَلَيۡهِ السَّلَامُ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ لَهُ مُرۡضِعًا فِي الۡجَنَّةِ). [طرفه في: ١٣٨٢].

6195. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami: Syu’bah mengabarkan kepada kami dari ‘Adi bin Tsabit. Beliau berkata: Aku mendengar Al-Bara` berkata: Ketika Ibrahim (putra Nabi Muhammad)—‘alaihis salam—meninggal, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya akan ada yang menyusuinya di janah.”

٦١٩٦ - حَدَّثَنَا آدَمُ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ حُصَيۡنِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ أَبِي الۡجَعۡدِ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ الۡأَنۡصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (سَمُّوا بِاسۡمِي وَلَا تَكۡتَنُوا بِكُنۡيَتِي، فَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ أَقۡسِمُ بَيۡنَكُمۡ). وَرَوَاهُ أَنَسٌ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [طرفه في: ٣١١٤].

6196. Adam telah menceritakan kepada kami: Syu'bah menceritakan kepada kami dari Hushain bin ‘Abdurrahman, dari Salim bin Abu Al-Ja’d, dari Jabir bin ‘Abdullah Al-Anshari. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Silakan kalian menamai dengan namaku, tetapi jangan gunakan kunyah (nama panggilan yang diawali dengan kata ‘Abu’)-ku sebagai panggilan, karena aku adalah qāsim yang membagi-bagikan harta kepada kalian.”

Anas juga meriwayatkannya dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6189

٦١٨٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ قَالَ: سَمِعۡتُ ابۡنَ الۡمُنۡكَدِرِ قَالَ: سَمِعۡتُ جَابِرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: وُلِدَ لِرَجُلٍ مِنَّا غُلَامٌ فَسَمَّاهُ الۡقَاسِمَ، فَقَالُوا: لَا نَكۡنِيكَ بِأَبِي الۡقَاسِمِ وَلَا نُنۡعِمُكَ عَيۡنًا، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَذَكَرَ ذٰلِكَ لَهُ، فَقَالَ: (أَسۡمِ ابۡنَكَ عَبۡدَ الرَّحۡمٰنِ). [طرفه في: ٣١١٤].

6189. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Ibnu Al-Munkadir berkata: Aku mendengar Jabir bin ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhuma—:

Ada seorang bayi milik salah seorang dari kami terlahir. Ayahnya menamainya Al-Qasim. Orang-orang berkata, “Kami tidak akan memanggilmu dengan sebutan Abu Al-Qasim, tidak pula membuat matamu sejuk.”

Si ayah datang kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu menyebutkan hal itu kepada beliau, lantas beliau berkata, “Namailah putramu ‘Abdurrahman!”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6187

١٠٦ - بَابُ قَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ: (سَمُّوا بِاسۡمِي وَلَا تَكۡتَنُوا بِكُنۡيَتِي)
106. Bab Sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Silakan kalian menamai dengan namaku, namun jangan gunakan kunyah-ku!”


قَالَهُ أَنَسٌ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Ini dikatakan oleh Anas dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

٦١٨٧ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ: حَدَّثَنَا حُصَيۡنٌ، عَنۡ سَالِمٍ، عَنۡ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: وُلِدَ لِرَجُلٍ مِنَّا غُلَامٌ فَسَمَّاهُ الۡقَاسِمَ، فَقَالُوا: لَا نَكۡنِيهِ حَتَّى نَسۡأَلَ النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ: (سَمُّوا بِاسۡمِي وَلَا تَكۡتَنُوا بِكُنۡيَتِي). [طرفه في: ٣١١٤].

6187. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Khalid menceritakan kepada kami: Hushain menceritakan kepada kami dari Salim, dari Jabir—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata:

Seorang anak terlahir dari salah seorang kami lalu ayah dari anak itu menamainya dengan nama Al-Qasim. Orang-orang berkata, “Kami tidak memanggil dia dengan nama anaknya sampai kami tanyakan kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Nabi berkata, “Silakan kalian memberi nama dengan namaku, tetapi jangan gunakan kunyah (nama panggilan yang diawali oleh kata ‘Abu’)-ku sebagai nama panggilan!”