Cari Blog Ini

Ad-Durarul Bahiyyah - Kitab Talak

كِتَابُ الطَّلَاقِ

هُوَ جَائِزٌ مِنۡ مُكَلَّفٍ مُخۡتَارٍ وَلَوۡ هَازِلًا لِمَنۡ كَانَتۡ فِي طُهۡرٍ لَمۡ يَمَسَّهَا فِيهِ وَلَا طَلَّقَهَا فِي الۡحَيۡضَةِ الَّتِي قَبۡلَهُ، أَوۡ فِي حَمۡلٍ قَدِ اسۡتَبَانَ، وَيَحۡرُمُ إِيقَاعُهُ عَلَى غَيۡرِ هَٰذِهِ الصِّفَةِ وَفِي وُقُوعِهِ وَوُقُوعِ مَا فَوۡقَ الۡوَاحِدَةِ مِنۡ دُونِ تَخَلُّلِ رَجۡعَةٍ خِلَافٌ، وَالرَّاجِحُ عَدَمُ الۡوُقُوعِ.
  • Talak hukumnya boleh dari seseorang yang mukalaf dan atas kemauan sendiri walaupun ia tidak serius kepada wanita yang sedang dalam masa suci dan belum digauli pada masa tersebut. Si suami tidak boleh mencerainya ketika masa haid sebelum masa suci tersebut atau ketika sudah jelas hamil.
  • Haram menalak pada selain kondisi ini.
  • Berlakunya talak pada selain kondisi ini dan talak lebih dari satu tanpa diselingi rujuk ada perselisihan. Pendapat yang kuat adalah talak tersebut tidak berlaku.
فَصۡلٌ وَيَقَعُ بِالۡكِنَايَةِ مَعَ النِّيَّةِ وَبِالتَّخۡيِيرِ إِذَا اخۡتَارَتِ الۡفُرۡقَةَ، وَإِذَا جَعَلَهُ الزَّوۡجُ إِلَى غَيۡرِهِ وَقَعَ مِنۡهُ، وَلَا يَقَعُ بِالتَّحۡرِيمِ، وَالرَّجُلُ أَحَقُّ بِامۡرَأَتِهِ فِي عِدَّةِ طَلَاقِهَا يُرَاجِعُهَا مَتَى شَاءَ إِذَا كَانَ الطَّلَاقُ رَجۡعِيًّا، وَلَا تَحِلُّ لَهُ بَعۡدَ الثَّلَاثَةِ حَتَّى تَنۡكِحَ زَوۡجًا غَيۡرَهُ.

Pasal

  • Talak berlaku dengan:
    • menggunakan ungkapan lain (kiasan) disertai niat,
    • pilihan apabila istri memilih berpisah.
  • Apabila si suami menyerahkan urusan talak kepada orang lain, maka talak bisa berlaku dari orang tersebut.
  • Talak tidak berlaku dengan ungkapan pengharaman istri bagi suami.
  • Seorang laki-laki lebih berhak terhadap istrinya dalam masa idah talak yang ia merujuknya kapan saja ia mau apabila talak itu adalah talak raj’i (yang masih bisa dirujuk).
  • Adapun kalau sudah talak tiga, maka wanita tersebut tidak halal baginya sampai ia dinikahi oleh laki-laki lain.

بَابُ الۡخُلۡعِ

فَإِذَا خَالَعَ الرَّجُلُ امۡرَأَتَهُ كَانَ أَمۡرُهَا إِلَيۡهَا؛ لَا تَرۡجِعُ إِلَيۡهِ بِمُجَرَّدِ الرَّجۡعَةِ؛ وَيَجُوزُ بِالۡقَلِيلِ وَالۡكَثِيرِ مَا لَمۡ يُجَاوِزۡ مَا صَارَ إِلَيۡهَا مِنۡهُ فَلَا؛ وَلَا بُدَّ مِنَ التَّرَاضِي بَيۡنَ الزَّوۡجَيۡنِ عَلَى الۡخُلۡعِ؛ أَوۡ إِلۡزَامِ الۡحَاكِمِ مَعَ الشِّقَاقِ بَيۡنَهُمَا وَهُوَ فَسۡخٌ؛ وَعِدَّتُهُ حَيۡضَةٌ.

Bab Khuluk

  • Apabila seorang suami mengkhuluk istrinya (perpisahan dengan istri dengan cara ditebus dengan bayaran dari istri atau selainnya), maka perkaranya diserahkan pada wanita tersebut. Dia tidak bisa kembali ke mantan suaminya hanya dengan rujuk.
  • Tebusannya boleh sedikit boleh banyak selama tidak melebihi mahar yang telah diberikan suami. Jadi kalau lebih, tidak boleh.
  • Harus adanya saling rida antara kedua suami istri dalam khuluk.
  • Atau hakim mewajibkannya karena ada persengketaan antara keduanya.
  • Khuluk adalah fasakh (pembatalan nikah).
  • Idah khuluk adalah satu kali haid.

بَابُ الۡإِيلَاءِ

هُوَ أَنۡ يَحۡلِفَ الزَّوۡجُ عَلَى جَمِيعِ نِسَائِهِ؛ أَوۡ بَعۡضِهِنَّ لَا أَقۡرَبَهُنَّ؛ فَإِنۡ وَقَّتَ بِدُونِ أَرۡبَعَةِ أَشۡهُرٍ؛ اعۡتَزَلَ حَتَّى يَنۡقَضِيَ مَا وَقَّتَ بِهِ؛ وَإِنۡ وَقَّتَ بِأَكۡثَرَ مِنۡهَا خُيِّرَ بَعۡدَ مُضِيِّهَا بَيۡنَ أَنۡ يَفِيءَ أَوۡ يُطَلِّقَ.

Bab Ila`

  • Ila` adalah suami bersumpah untuk tidak menggauli semua istrinya atau sebagiannya.
  • Apabila suami itu menentukan waktu tidak sampai empat bulan, maka ia harus menjauhi sampai waktu tersebut berakhir.
  • Apabila suami menentukan waktu lebih daripada itu, maka ia diberi pilihan setelah melewati empat bulan antara kembali kepada istri atau talak.

بَابُ الظِّهَارِ

هُوَ قَوۡلُ الزَّوۡجِ لِامۡرَأَتِهِ: أَنۡتِ عَلَيَّ كَظَهۡرِ أُمِّي، أَوۡ ظَاهَرۡتُكِ، أَوۡ نَحۡوُ ذٰلِكَ، فَيَجِبُ عَلَيۡهِ قَبۡلَ أَنۡ يَمَسَّهَا أَنۡ يُكَفِّرَ بِعِتۡقِ رَقَبَةٍ، وَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ فَلۡيُطۡعِمۡ سِتِّينَ مِسۡكِينًا، فَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ مُتَتَابِعَيۡنِ، وَيَجُوزُ لِلۡإِمَامِ أَنۡ يُعِينَهُ مِنۡ صَدَقَاتِ الۡمُسۡلِمِينَ، إِذَا كَانَ فَقِيرًا لَا يَقۡدِرُ عَلَى الصَّوۡمِ وَلَهُ أَنۡ يَصۡرِفَ مِنۡهَا لِنَفۡسِهِ وَعِيَالِهِ، وَإِذَا كَانَ الظِّهَارُ مُؤَقَّتًا فَلَا يَرۡفَعُهُ إِلَّا انۡقِضَاءُ الۡوَقۡتِ، وَإِذَا وَطِىءَ قَبۡلَ انۡقِضَاءِ الۡوَقۡتِ أَوۡ قَبۡلَ التَّكۡفِيرِ كَفَّ حَتَّى يُكَفِّرَ فِي الۡمُطۡلَقِ، وَيَنۡقَضِي وَقۡتُ الۡمُؤَقَّتِ.

Bab Zhihar

  • Zhihar adalah ucapan suami kepada istrinya: Engkau bagiku seperti punggung ibuku atau aku menzhiharmu, atau kalimat semacam itu.
  • Wajib atas suami sebelum menggauli istri untuk membayar kafarat dengan:
    • memerdekakan seorang budak.
    • Apabila ia tidak mendapati, maka memberi makan enam puluh orang miskin.
    • Apabila ia tidak mendapati, maka puasa dua bulan berturut-turut.
  • Imam boleh untuk membantunya dari zakat kaum muslimin apabila ia fakir tidak mampu puasa. Ia boleh membelanjakan sebagiannya untuk dirinya dan keluarganya.
  • Apabila zhiharnya ditentukan waktunya, maka tidak bisa hilang kecuali dengan berakhirnya waktu.
  • Apabila ia menggauli sebelum waktunya berakhir atau sebelum membayar kafarat, maka ia harus ditahan / dicegah sampai ia membayar kafarat atau waktu yang ditentukan berakhir.

بَابُ اللِّعَانِ

إِذَا رَمَى الرَّجُلُ امۡرَأَتَهُ بِالزِّنَا، وَلَمۡ تُقِرَّ بِذٰلِكَ؛ وَلَا رَجَعَ عَنۡ رَمۡيِهِ لَاعَنَهَا؛ فَيَشۡهَدُ الرَّجُلُ أَرۡبَعَ شَهَادَاتٍ بِاللهِ إِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ، وَالۡخَامِسَةُ أَنَّ لَعۡنَةَ اللهِ عَلَيۡهِ إِنۡ كَانَ مِنَ الۡكَاذِبِينَ؛ ثُمَّ تَشۡهَدُ الۡمَرۡأَةُ أَرۡبَعَ شَهَادَاتٍ بِاللهِ إِنَّهُ لَمِنَ الۡكَاذِبِينَ، وَالۡخَامِسَةُ أَنَّ غَضَبَ اللهِ عَلَيۡهَا إِنۡ كَانَ مِنَ الصَّادِقِينَ؛ وَإِذَا كَانَتۡ حَامِلًا أَوۡ كَانَتۡ قَدۡ وَضَعَتۡ أُدۡخِلَ نَفۡيُ الۡوَلَدِ فِي أَيۡمَانِهِ، وَيُفَرِّقُ الۡحَاكِمُ بَيۡنَهُمَا، وَتَحۡرُمُ عَلَيۡهِ أَبَدًا؛ وَيَلۡحَقُ الۡوَلَدُ بِأُمِّهِ فَقَطۡ؛ وَمَنۡ رَمَاهَا بِهِ فَهُوَ قَاذِفٌ.

Bab Lian

  • Apabila seorang suami menuduh istrinya berzina namun istrinya tidak mengakuinya dan si suami tidak menarik tuduhannya, maka ia melakukan lian kepadanya.
  • Yaitu si suami bersaksi dengan empat persaksian bersumpah dengan nama Allah bahwa ia termasuk orang yang jujur dan persaksian yang kelima bahwa laknat Allah atasnya apabila ia termasuk orang yang dusta. Kemudian si istri bersaksi dengan empat persaksian bersumpah dengan nama Allah bahwa si suami termasuk orang yang dusta dan persaksian yang kelima bahwa kemurkaan Allah atasnya apabila suaminya termasuk orang yang jujur.
  • Apabila si istri hamil atau sudah melahirkan, maka penolakan anak (tidak diakui sebagai anaknya) dimasukkan ke dalam sumpah suami.
  • Hakim memisahkan antara keduanya.
  • Wanita tersebut haram dinikahi lagi oleh pria itu untuk selama-lamanya.
  • Adapun anaknya mengikuti nasab ibunya saja.
  • Siapa saja yang menuduh wanita tersebut berzina, maka ia disebut qadzif / penuduh (yang wajib dihukum hudud 80 kali cambukan).

بَابُ الۡعِدَّةِ وَالۡإِحۡدَادِ

هِيَ لِلطَّلَاقِ مِنَ الۡحَامِلِ بِالۡوَضۡعِ، وَمِنَ الۡحَائِضِ بِثَلَاثِ حَيۡضٍ، وَمِنۡ غَيۡرِهِمَا بِثَلَاثَةِ أَشۡهُرٍ، وَلِلۡوَفَاةِ بِأَرۡبَعَةِ أَشۡهُرٍ وَعَشۡرٍ، وَإِنۡ كَانَتۡ حَامِلًا فَبِالۡوَضۡعِ وَلَا عِدَّةَ عَلَى غَيۡرِ مَدۡخُولَةٍ؛ وَالۡأَمَةُ كَالۡحُرَّةِ، وَعَلَى الۡمُعۡتَدَّةِ لِلۡوَفَاةِ تَرۡكُ التَّزَيُّنِ وَالۡمَكۡثُ فِي الۡبَيۡتِ الَّذِي كَانَتۡ فِيهِ عِنۡدَ مَوۡتِ وَزۡجِهَا أَوۡ بُلُوغِ خَبَرِهِ.

Bab Idah dan Ihdad

  • Idah untuk talak dari:
    • wanita yang hamil adalah ketika melahirkan.
    • wanita haid adalah tiga kali haid.
    • selain keduanya adalah tiga bulan.
  • Untuk idah wanita yang ditinggal mati adalah empat bulan sepuluh hari. Apabila wanita tersebut hamil maka sampai melahirkan.
  • Tidak ada idah untuk wanita yang belum digauli.
  • Idah budak wanita seperti wanita merdeka.
  • Bagi wanita yang sedang menjalani masa idah karena ditinggal mati wajib untuk tidak berhias dan wajib tinggal di rumah yang dia biasa tempati ketika meninggalnya suami atau ketika dia mendapat kabar kematiannya.
فَصۡلٌ وَيَجِبُ اسۡتِبۡرَاءُ الۡأَمَةِ الۡمَسۡبِيَّةِ وَالۡمُشۡتَرَاةِ وَنَحۡوِهِمَا بِحَيۡضَةٍ إِنۡ كَانَتۡ حَائِضًا، وَالۡحَامِلُ بِوَضۡعِ الۡحَمۡلِ، وَمُنۡقَطِعَةِ الۡحَيۡضِ حَتَّى يَتَبَيَّنَ عَدَمَ حَمۡلِهَا، وَلَا تُسۡتَبۡرَأُ بِكۡرٌ، وَلَا صَغِيرَةٌ، وَلَا يَلۡزَمُ الۡبَائِعُ وَنَحۡوَهُ.

Pasal

  • Wajib istibra (memastikan tidak ada janin dalam rahim) budak wanita yang ditawan, budak wanita yang dibeli, dan yang semisalnya selama satu kali haid apabila wanita tersebut masih haid. Adapun wanita hamil dengan melahirkan kandungannya. Adapun wanita yang sudah tidak haid sampai jelas ia tidak hamil.
  • Adapun perawan tidak perlu istibra. Demikian pula wanita yang masih kecil.
  • Bagi si penjual (budak wanita) atau yang semisalnya tidak diharuskan menuntut budak wanita yang dijualnya untuk istibra.

بَابُ النَّفَقَةِ

تَجِبُ عَلَى الزَّوۡجِ لِلزَّوۡجَةِ، وَالۡمُطَلَّقَةِ رَجۡعِيًّا، لَا بَائِنًا وَلَا فِي عِدَّةِ الۡوَفَاةِ فَلَا نَفَقَةَ وَلَا سُكۡنَى؛ إِلَّا أَنۡ يَكُونَا حَامِلَيۡنِ، وَتَجِبُ عَلَى الۡوَالِدِ الۡمُوسِرِ لِوَلَدِهِ الۡمُعۡسِرِ وَالۡعَكۡسُ؛ وَعَلَى السَّيِّدِ لِمَنۡ يَمۡلِكُهُ؛ وَلَا تَجِبُ عَلَى الۡقَرِيبِ لِقَرِيبِهِ إِلَّا مِنۡ بَابِ صِلَةِ الرَّحِمِ؛ وَمَنۡ وَجَبَتۡ نَفَقَتُهُ، وَجَبَتۡ كِسۡوَتُهُ وَسُكۡنَاهُ.

Bab Nafkah

  • Nafkah wajib bagi suami untuk istri atau istri yang ditalak raj’i.
  • Tidak wajib untuk wanita yang ditalak bain dan wanita yang sedang menjalani idah kematian. Tidak ada nafkah tidak pula tempat tinggal kecuali apabila keduanya sedang hamil.
  • Nafkah wajib atas ayah yang mampu kepada anak yang tidak mampu, demikian pula sebaliknya.
  • Nafkah wajib atas tuan kepada budak-budaknya.
  • Tidak wajib atas kerabat kepada kerabatnya yang lain kecuali sebagai bentuk silaturahmi.
  • Siapa saja yang wajib dinafkahi berarti wajib diberi pakaian dan tempat tinggal.

بَابُ الرَّضَاعِ

إِنَّمَا يَثۡبُتُ حُكۡمُهُ بِخَمۡسِ رَضۡعَاتٍ مَعَ تَيَقُّنِ وُجُودِ اللَّبَنِ، وَكَوۡنِ الرَّضِيعُ قَبۡلَ الۡفِطَامِ، وَيَحۡرُمُ بِهِ مَا يَحۡرُمُ مِنَ النَّسَبِ، وَيُقۡبَلُ قَوۡلُ الۡمُرۡضِعَةِ، وَيَجُوزُ إِرۡضَاعُ الۡكَبِيرِ وَلَوۡ كَانَ ذَا لِحۡيَةٍ لِتَجۡوِيزِ النَّظَرِ.

Bab Susuan


  • Hubungan susuan hanya bisa berlaku hukumnya dengan lima kali susuan disertai keyakinan adanya air susu, serta anak yang disusui belum dalam usia disapih.
  • Susuan mengharamkan apa saja yang diharamkan karena nasab.
  • Kesaksian seorang wanita yang menyusui (perihal susuannya) dapat diterima.
  • Boleh menyusui orang dewasa walaupun sudah memiliki jenggot agar ia boleh melihat (ibu susunya).

بَابُ الۡحضَانَةِ

الۡأَوۡلَى بِالطِّفۡلِ أُمُّهُ، مَا لَمۡ تُنۡكَحۡ، ثُمَّ الۡخَالَةُ، ثُمَّ الۡأَبُ، ثُمَّ يُعَيِّنُ الۡحَاكِمُ مِنَ الۡقَرَابَةِ مَنۡ رَأَى فِيهِ صَلَاحًا، وَبَعۡدَ بُلُوعِ سِنِّ الۡاسۡتِقۡلَالِ يُخَيَّرُ الصَّبِيُّ بَيۡنَ أَبِيهِ وَأُمِّهِ، فَإِنۡ لَمۡ يُوجَدَا كَفَلَهُ مَنۡ كَانَ لَهُ فِي كَفَالَتِهِ مَصۡلَحَةٌ.

Bab Pengasuhan

  • Yang paling berhak mengasuh bayi adalah:
    • Ibunya selama ia belum dinikahi lagi.
    • Kemudian bibi dari arah ibu.
    • Kemudian ayah.
    • Kemudian hakim menentukan dari kerabatnya yang dipandang mampu mengasuhnya dengan baik.
  • Setelah anak mencapai umur untuk hidup mandiri, ia diberi pilihan antara ikut ayah atau ibunya.
  • Apabila kedua orang tuanya tidak ada, maka diasuh oleh siapa saja yang dalam asuhannya ada kemaslahatan.