Ilmu musthalah hadis (ilmu yang mempelajari seluk-beluk tentang hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) adalah ilmu yang penting untuk kita pelajari. Ilmu ini kita perlukan dalam mempelajari dan mengkaji semua bidang ilmu, baik ketika membahas ilmu akidah, tauhid, fikih, akhlak, dan lainnya. Karena untuk menetapkan satu perkara akidah atau merajihkan (menguatkan/memilih) satu pendapat dalam masalah fikih mesti merujuk kepada Al Quran dan Hadis yang bisa dijadikan hujjah (dasar hukum). Hadis yang boleh dijadikan hujjah hanyalah hadis yang shahih (kuat) atau hasan, tidak boleh bersandar dengan hadis yang dhaif (lemah). Seorang bisa menghukumi shahih, hasan, atau dhaifnya sebuah hadis jika dia telah mempelajari dan mendalami ilmu musthalah hadis.
Karya ulama kita dalam ilmu musthalah hadis sangatlah banyak, di antara sekian kitab tersebut adalah kitab Nukhbatul Fikr fi Musthalah Ahlil Atsar karya Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah. Kemudian beliau sendiri, yakni Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mensyarah (menjelaskan) Nukhbatul Fikr tersebut. Kitab syarah tersebut beliau beri judul Nuzhatun Nadhar fi Taudhih Nukhbatil Fikr.
SEBAB PENULISAN KITAB
Sebab ditulisnya kitab ini adalah:
- Adanya seorang yang meminta kepada Al Hafizh untuk menulis poin-poin penting dalam ilmu musthalah, maka beliau menulis Nukhbatul Fikr. Al Hafizh berkata dalam Nukhbatul Fikr, “Sebagian ikhwan meminta kepadaku untuk meringkas poin-poin penting dalam ilmu ini, maka aku pun memenuhi permintaannya.”
- Ada permintaan untuk menjabarkan kandungan dari kitab tersebut, maka beliau pun menulis syarahnya dengan judul Nuzhatun Nadhar fi Taudhih Nukhbatil Fikr. Al Hafizh berkata, “Kemudian ada kelompok kedua yang meminta kepadaku membuat syarah (Kitab Nukhbatul Fikr) mengurai kalimat-kalimatnya, membuka perbendaharaan ilmu yang ada padanya, dan menjelaskan apa yang masih tersamar atas orang yang baru belajar…” (Nuzhatun Nadhar).
- Pemilik rumah lebih tahu apa yang ada di dalamnya, yakni penulis matan lebih tahu apa yang mau dia sampaikan sehingga lebih berhak untuk mensyarahnya daripada orang lain. Al Hafizh berkata, “Maka aku pun bersungguh-sungguh mensyarahnya dalam penjelasan dan pengarahannya, aku ingatkan apa yang tersembunyi padanya, karena pemilik rumah lebih tahu apa yang ada dalam rumahnya…” (Nuzhatun Nadhar).
ISI KITAB
Kitab Nuzhatun Nadhar mencakup banyak masalah musthalah. Dalam kitab ini Al Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan banyak hal, di antaranya:
a. Siapa yang pertama kali menulis kitab musthalah.
b. Jika dilihat dari cara sampainya kepada kita, hadis terbagi dua.
c. Syarat hadis menjadi shahih.
d. Kapan hadis dhaif menjadi naik derajatnya.
e. Bagaimana menyikapi hadis yang nampak bertentangan.
f. Bentuk-bentuk kalimat jarah (mencela perawi hadis) dan ta’dil (memuji perawi hadis) serta tingkatannya.
g. Hukum-hukum yang terkait jarah wa ta’dil.
h. Bentuk cara penerimaan dan penyampaian hadis.
i. Adab-adab Syaikh (guru) dan pencari hadis.
KEUTAMAAN KITAB INI
Kitab ini dinilai termasuk kitab terbaik yang ditulis dalam ilmu musthalah. Hal ini terbukti dengan perhatian para ulama dalam mengajarkan dan mensyarah kitab Nuzhatun Nadhar, ini menunjukkan bahwa kitab ini memiliki kedudukan yang tinggi di sisi para ulama.
Selain itu bobot keilmuan penulisnya tentunya satu di antara yang menjadikan kitab ini menjadi begitu berbobot. Beliau seorang yang dalam ilmunya dalam masalah hadis, terbukti dengan kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari yang beliau tulis, belum lagi kitab-kitab rijal (biografi perawi hadis) yang beliau susun, seperti: Lisanul Mizan, Tahdzibut Tahdzib, Taqribut Tahdzib, dan kitab beliau lainnya.
Dan di antara yang menunjukkan keistimewaan dan kelebihan kitab ini:
- Kitab ini mencakup berbagai macam ilmu hadis.
- Metode yang beliau tempuh adalah berdasarkan telaah dan penelitian yang menyeluruh, serta tajrubah (praktik) yang beliau lakukan. Beliau paparkan dengan metode yang baru beliau lakukan dan mudah dipahami.
- Tahqiq-tahqiq (perincian / catatan kaki) yang beliau lakukan dalam banyak masalah musthalah yang tidak didapati dalam kitab-kitab lainnya dalam ilmu musthalah.
APA YANG AKAN DIDAPAT OLEH SEORANG YANG MEMBACA KITAB INI?
Seorang yang mempelajari kitab ini minimalnya bisa memahami istilah-istilah hadis yang disampaikan para ulama. Dia akan mengerti kapan sebuah hadis dikatakan shahih? Mengapa dikatakan dhaif? Dia akan memahami apa itu mansukh (hadis yang terhapus lafal atau hukumnya), mengapa dan bagaimana bisa terjadi nasikh mansukh? Sehingga dia bisa lebih memahami kitab para ulama ketika mereka menyebutkan istilah-istilah hadis.
Dan yang lebih dari itu, kitab ini akan menjadi jembatan untuk melanjutkan mempelajari kitab ilmu hadis yang lainnya, seperti Tadribur Rawi, Fathul Mughits, Taqyid wal Idhah. Marilah bersemangat untuk membaca, mempelajari, menelaah, dan memahami kitab ini.
Sumber: Majalah Qudwah edisi 40 vol.04 2016 rubrik Maktabah. Pemateri: Al Ustadz Abdurrahman Mubarak.