Cari Blog Ini

Kitab At-Tauhid - Takut dari Berbuat Syirik

٣ - بَابُ الۡخَوۡفِ مِنَ الشِّرۡكِ
3. Bab takut dari berbuat kesyirikan

وَقَوۡلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذ‌ٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ ﴾ [النساء: ٤٨، ١١٦]. وَقَالَ الۡخَلِيلُ عَلَيۡهِ السَّلَامُ: ﴿وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ﴾ [إبراهيم: ٣٥].
Dan firman Allah azza wajalla (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa di bawah itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisa`: 48 dan 116). Ibrahim khalil Allah ‘alaihis salam mengatakan, “Jauhkan aku dan anak-anakku dari menyembah berhala.” (QS. Ibrahim: 35).
وَفِي الۡحَدِيثِ: (أَخۡوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيۡكُمُ الشِّرۡكُ الۡأَصۡغَرُ) فَسُئِلَ عَنۡهُ فَقَالَ: (الرِّيَاءُ). وَعَنِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ - رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ -: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (مَنۡ مَاتَ وَهُوَ يَدۡعُو لِلهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ) (رَوَاهُ الۡبُخَارِيُّ). وَلِمُسۡلِمٍ عَنۡ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (مَنۡ لَقِيَ اللهَ وَهُوَ لَا يُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا دَخَلَ الۡجَنَّةَ، وَمَنۡ لَقِيَهُ يُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا دَخَلَ النَّارَ).
Di dalam hadis, “Hal yang paling aku takutkan terhadap kalian adalah syirik ashghar (syirik kecil).” Lalu beliau ditanya tentang syirik ashghar, lantas beliau bersabda, “Ria (beramal agar ingin dilihat dan dipuji manusia).”[1] Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang mati dalam keadaan menyerukan bahwa ada tandingan bagi Allah, maka dia akan masuk neraka.”[2] (HR. Al-Bukhari). Di dalam riwayat Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya, dia akan masuk surga. Dan siapa saja yang berjumpa dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, dia akan masuk neraka.”[3]
فِيهِ مَسَائِلُ:
الۡأُولَى: الۡخَوۡفُ مِنَ الشِّرۡكِ.
الثَّانِيَةُ: الرِّيَاءُ مِنَ الشِّرۡكِ.
الثَّالِثَةُ: أَنَّهُ مِنَ الشِّرۡكِ الۡأَصۡغَرِ.
Dalam keterangan di atas ada beberapa permasalahan:
1. Takut dari berbuat syirik.
2. Ria termasuk kesyirikan.
3. Bahwa ria termasuk syirik kecil.
الرَّابِعَةُ: أَنَّهُ أَخۡوَفُ مَا يَخَافُ مِنۡهُ عَلَى الصَّالِحِينَ.
الۡخَامِسَةُ: قُرۡبُ الۡجَنَّةِ وَالنَّارِ.
السَّادِسَةُ: الۡجَمۡعُ بَيۡنَ قُرۡبِهِمَا فِي حَدِيثٍ وَاحِدٍ.
4. Bahwa ria adalah hal yang paling ditakutkan pada orang-orang saleh.
5. Dekatnya surga dan neraka.
6. Terkumpulnya kedekatan keduanya di dalam satu hadis.
السَّابِعَةُ: أَنَّهُ مَنۡ لَقِيَهُ لَا يُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا دَخَلَ الۡجَنَّةَ، وَمَنۡ لَقِيَهُ يُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا دَخَلَ النَّارَ، وَلَوۡ كَانَ مِنۡ أَعۡبَدِ النَّاسِ.
الثَّامِنَةُ: الۡمَسۡأَلَةُ الۡعَظِيمَةُ سُؤَالُ الۡخَلِيلِ لَهُ وَلِبَنِيهِ وِقَايَةَ عِبَادَةِ الۡأَصۡنَامِ.
التَّاسِعَةُ: اعۡتِبَارُهُ بِحَالِ الۡأَكۡثَرِ؛ لِقَوۡلِهِ: ﴿رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ﴾.
7. Bahwa siapa saja yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya, dia akan masuk surga. Dan siapa saja yang berjumpa dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, dia akan masuk neraka walaupun dia termasuk orang yang paling banyak beribadah.
8. Sebuah permintaan yang sangat agung, yaitu permintaan Ibrahim khalil Allah untuk dirinya dan anak-anaknya penjagaan dari terjatuh dalam perbuatan menyembah berhala.
9. Beliau mengambil pelajaran dari keadaan kebanyakan orang, berdasar ucapannya, “Wahai Rabb-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan manusia.”
الۡعَاشِرَةُ: فِيهِ تَفۡسِيرُ (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ)، كَمَا ذَكَرَهُ الۡبُخَارِيُّ.
الۡحَادِيَةَ عَشۡرَةَ: فَضِيلَةُ مَنۡ سَلِمَ مِنَ الشِّرۡكِ.
10. Di dalamnya ada tafsir kalimat la ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah), sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Bukhari.
11. Keutamaan orang yang selamat dari perbuatan syirik.

[1] HR. Ahmad (5/428, 429) dan Ath-Thabarani di dalam Mu’jam Al-Kabir (2/253 nomor 4301).