٣٩ - بَابٌ ﴿وَأُولَاتُ الۡأَحۡمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنۡ يَضَعۡنَ حَمۡلَهُنَّ﴾ [الطلاق: ٤]
39. Bab, “Dan wanita-wanita yang hamil, waktu idah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4)
٥٣١٨ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ جَعۡفَرِ بۡنِ رَبِيعَةَ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ هُرۡمُزَ الۡأَعۡرَجِ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ: أَنَّ زَيۡنَبَ ابۡنَةَ أَبِي سَلَمَةَ أَخۡبَرَتۡهُ، عَنۡ أُمِّهَا أُمِّ سَلَمَةَ زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ: أَنَّ امۡرَأَةً مِنۡ أَسۡلَمَ، يُقَالُ لَهَا سُبَيۡعَةُ، كَانَتۡ تَحۡتَ زَوۡجِهَا، تُوُفِّيَ عَنۡهَا وَهِيَ حُبۡلَى، فَخَطَبَهَا أَبُو السَّنَابِلِ بۡنُ بَعۡكَكٍ، فَأَبَتۡ أَنۡ تَنۡكِحَهُ، فَقَالَ: وَاللهِ مَا يَصۡلُحُ أَنۡ تَنۡكِحِيهِ حَتَّى تَعۡتَدِّي آخِرَ الۡأَجَلَيۡنِ، فَمَكُثَتۡ قَرِيبًا مِنۡ عَشۡرِ لَيَالٍ، ثُمَّ جَاءَتِ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: (انۡكِحِي). [طرفه في: ٤٩٠٩].
5318. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Ja’far bin Rabi’ah, dari ‘Abdurrahman bin Hurmuz Al-A’raj. Beliau berkata: Abu Salamah bin ‘Abdurrahman mengabarkan kepadaku: Bahwa Zainab putri Abu Salamah mengabarkan kepadanya dari ibunya, yaitu Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Bahwa seorang wanita dari Aslam yang bernama Subai’ah, dahulu adalah istri dari seorang suami yang meninggal ketika dia sedang mengandung, lalu Abu As-Sanabil bin Ba’kak melamarnya namun Subai’ah enggan menikah dengannya. Abu As-Sanabil berkata (ketika Subai’ah menerima lamaran pria lain), “Demi Allah, engkau tidak boleh menikahinya sampai engkau menjalani idah yang paling akhir dari dua masa idah.” Subai’ah menunggu hampir sepuluh malam (setelah melahirkan) lalu datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi bersabda, “Menikahlah!”