Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 313

١٣ - بَابُ الطِّيبِ لِلۡمَرۡأَةِ عِنۡدَ غُسۡلِهَا مِنَ الۡمَحِيضِ 
13. Bab wewangian bagi wanita ketika mandi haid 

٣١٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ الۡوَهَّابِ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ حَفۡصَةَ - قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: أَوۡ هِشَامِ بۡنِ حَسَّانَ، عَنۡ حَفۡصَةَ - عَنۡ أُمِّ عَطِيَّةَ، قَالَتۡ: كُنَّا نُنۡهَى أَنۡ نُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوۡقَ ثَلَاثٍ، إِلَّا عَلَى زَوۡجٍ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٍ وَعَشۡرًا، وَلَا نَكۡتَحِلَ، وَلَا نَتَطَيَّبَ، وَلَا نَلۡبَسَ ثَوۡبًا مَصۡبُوغًا إِلَّا ثَوۡبَ عَصۡبٍ، وَقَدۡ رُخِّصَ لَنَا عِنۡدَ الطُّهۡرِ، إِذَا اغۡتَسَلَتۡ إِحۡدَانَا مِنۡ مَحِيضِهَا، فِي نُبۡذَةٍ مِنۡ كُسۡتِ أَظۡفَارٍ، وَكُنَّا نُنۡهَى عَنِ اتِّبَاعِ الۡجَنَائِزِ. قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: رَوَاهُ هِشَامُ بۡنُ حَسَّانَ، عَنۡ حَفۡصَةَ، عَنۡ أُمِّ عَطِيَّةَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [الحديث ٣١٣ – أطرافه في: ١٢٧٨، ١٢٧٩، ٥٣٤٠، ٥٣٤١، ٥٣٤٢، ٥٣٤٣]. 
313. ‘Abdullah bin ‘Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Hafshah—Abu ‘Abdullah berkata: Atau Hisyam bin Hassan dari Hafshah—dari Ummu ‘Athiyyah. Beliau mengatakan: Dahulu, kami dilarang untuk berihdad (berkabung) lebih dari tiga hari terhadap orang yang meninggal kecuali terhadap suami selama empat bulan sepuluh hari. Kami juga tidak boleh bercelak, tidak boleh mengenakan wewangian, tidak boleh memakai pakaian yang dicelup kecuali pakaian ‘ashb (pakaian orang Yaman yang dibuat dengan cara benangnya diikat, lalu dicelup, lalu ditenun dalam keadaan masih terikat sehingga akan memunculkan motif karena ikatan benangnya tetap berwarna putih akibat tidak terkena celupan). Kami diberi keringanan ketika suci, yaitu ketika salah seorang kami baru saja mandi haid untuk boleh mengenakan sedikit kust azhfar (sejenis dupa untuk menghilangkan bau tidak sedap, bukan untuk wewangian). Kami juga dilarang untuk mengiringi jenazah. Abu ‘Abdullah berkata: Diriwayatkan oleh Hisyam bin Hassan dari Hafshah, dari Ummu ‘Athiyyah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.