Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 97

١٦٠ - (٩٧) - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ الۡحَسَنِ بۡنِ خِرَاشٍ: حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَاصِمٍ: حَدَّثَنَا مُعۡتَمِرٌ، قَالَ: سَمِعۡتُ أَبِي يُحَدِّثُ: أَنَّ خَالِدًا الۡأَثۡبَجَ، ابۡنَ أَخِي صَفۡوَانَ بۡنِ مُحۡرِزٍ، حَدَّثَ عَنۡ صَفۡوَانَ بۡنِ مُحۡرِزٍ: أَنَّهُ حَدَّثَ: أَنَّ جُنۡدَبَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ الۡبَجَلِيَّ بَعَثَ إِلَى عَسۡعَسِ بۡنِ سَلَامَةَ، زَمَنَ فِتۡنَةِ ابۡنِ الزُّبَيۡرِ، فَقَالَ: اجۡمَعۡ لِي نَفَرًا مِنۡ إِخۡوَانِكَ حَتَّى أُحَدِّثَهُمۡ، فَبَعَثَ رَسُولًا إِلَيۡهِمۡ، فَلَمَّا اجۡتَمَعُوا جَاءَ جُنۡدَبٌ وَعَلَيۡهِ بُرۡنُسٌ أَصۡفَرُ، فَقَالَ: تَحَدَّثُوا بِمَا كُنۡتُمۡ تَحَدَّثُونَ بِهِ حَتَّى دَارَ الۡحَدِيثُ، فَلَمَّا دَارَ الۡحَدِيثُ إِلَيۡهِ حَسَرَ الۡبُرۡنُسَ عَنۡ رَأۡسِهِ، فَقَالَ: إِنِّي أَتَيۡتُكُمۡ وَلَا أُرِيدُ أَنۡ أُخۡبِرَكُمۡ عَنۡ نَبِيِّكُمۡ. 
160. (97). Ahmad bin Al-Hasan bin Khirasy telah menceritakan kepada kami: ‘Amr bin ‘Ashim menceritakan kepada kami: Mu’tamir menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar ayahku menceritakan: Bahwa Khalid Al-Atsbaj, keponakan Shafwan bin Muhriz menceritakan dari Shafwan bin Muhriz bahwa beliau menceritakan: Bahwa Jundab bin ‘Abdullah Al-Bajali mengutus utusan kepada ‘As’as bin Salamah di masa cobaan Ibnu Az-Zubair, lalu mengatakan: Kumpulkan untukku sekelompok saudara-saudaramu sehingga aku dapat menceritakan kepada mereka. ‘As’as mengutus seorang utusan kepada mereka. Ketika mereka telah berkumpul, Jundab datang dalam keadaan memakai burnus (jubah yang memiliki penutup kepala) berwarna kuning. Beliau mengatakan: Ceritakanlah apa yang dahulu kalian ceritakan, sehingga ceritanya bergiliran. Ketika giliran cerita beliau, beliau menyingkap penutup kepala dari kepalanya, lalu mengatakan: Sesungguhnya aku datang kepada kalian dan tadinya aku tidak ingin mengabarkan cerita dari Nabi kalian kepada kalian. 
إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ بَعَثَ بَعۡثًا مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ إِلَى قَوۡمٍ مِنَ الۡمُشۡرِكِينَ، وَإِنَّهُمُ الۡتَقَوۡا، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ الۡمُشۡرِكِينَ إِذَا شَاءَ أَنۡ يَقۡصِدَ إِلَى رَجُلٍ مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ، وَإِنَّ رَجُلًا مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ قَصَدَ غَفۡلَتَهُ. قَالَ: وَكُنَّا نُحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بۡنُ زَيۡدٍ، فَلَمَّا رَفَعَ عَلَيۡهِ السَّيۡفَ قَالَ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، فَقَتَلَهُ، فَجَاءَ الۡبَشِيرُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَسَأَلَهُ، فَأَخۡبَرَهُ حَتَّى أَخۡبَرَهُ خَبَرَ الرَّجُلِ كَيۡفَ صَنَعَ، فَدَعَاهُ، فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: (لِمَ قَتَلۡتَهُ؟) قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَوۡجَعَ فِي الۡمُسۡلِمِينَ، وَقَتَلَ فُلَانًا وَفُلَانًا. وَسَمَّى لَهُ نَفَرًا، وَإِنِّي حَمَلۡتُ عَلَيۡهِ. فَلَمَّا رَأَى السَّيۡفَ قَالَ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ. 
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengutus pasukan dari kaum muslimin kepada suatu kaum dari kalangan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya mereka telah saling berhadapan. Ketika itu ada salah seorang musyrikin ingin menyasar salah seorang muslimin. Dia menyasarnya dan berhasil membunuhnya. Dan sesungguhnya ada salah seorang muslimin lain yang mengintai kelengahan orang musyrik itu. Beliau berkata: Kami ketika itu diberitahu bahwa orang muslim itu adalah Usamah bin Zaid. Ketika Usamah mengangkat pedang untuk menebasnya, orang musyrik tadi mengucapkan: Laa ilaaha illallaah (Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah). Namun Usamah tetap membunuhnya. 
Pembawa kabar gembira datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi menanyainya. Lalu dia mengabarkan kepada beliau. Sampai dia mengabarkan kisah orang tadi dan apa yang dia lakukan. Nabi pun memanggil orang itu dan menanyainya. Beliau bertanya, “Mengapa engkau membunuhnya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, orang itu sangat gigih dalam memerangi kaum muslimin dan dia berhasil membunuh si Polan dan si Polan.” Dia menyebutkan beberapa orang. “Sesungguhnya aku mengejarnya. Ketika dia melihat pedang, dia mengatakan: Laa ilaaha illallaah.” 
قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَقَتَلۡتَهُ؟) قَالَ: نَعَمۡ. قَالَ: (فَكَيۡفَ تَصۡنَعُ بـ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ إِذَا جَاءَتۡ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ؟) قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، اسۡتَغۡفِرۡ لِي، قَالَ: (وَكَيۡفَ تَصۡنَعُ بِـ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ إِذَا جَاءَتۡ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ؟) قَالَ: فَجَعَلَ لَا يَزِيدُهُ عَلَى أَنۡ يَقُولَ: (كَيۡفَ تَصۡنَعُ بِـ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ إِذَا جَاءَتۡ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ؟). 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau membunuhnya?” Orang itu menjawab, “Iya.” Nabi bertanya, “Lalu apa yang engkau perbuat dengan ucapan laa ilaaha illallaah, ketika nanti akan datang pada hari kiamat?” Orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, mintakan ampunan untukku.” Nabi bersabda, “Apa yang akan engkau perbuat dengan ucapan laa ilaaha illallaah, ketika nanti datang pada hari kiamat?” Beliau berkata: Nabi tidak menambah ucapan selain, “Apa yang engkau perbuat dengan ucapan laa ilaaha illallaah, jika nanti datang pada hari kiamat?”