Cari Blog Ini

Doa

Syekh Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah di dalam kitab Al-Jami' li 'Ibadatillah berkata,
قُلۡتَ: مِنۡ أَنۡوَاعِهَا الدُّعَاءُ...
Maka, engkau jawab, “Termasuk jenis-jenis ibadah adalah doa[1] ..."


Syekh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah dalam syarahnya berkata:

[1] أَنۡوَاعُ الۡعِبَادَةِ كَثِيرَةٌ أَعۡظَمُهَا: الدُّعَاءُ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِىٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِى سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ﴾ [غافر: ٦٠]. 

Macam-macam ibadah ada banyak. Ibadah yang paling agung adalah doa. Allah azza wajalla berfirman (yang artinya), “Rabb kalian berkata: Berdoalah kepadaku niscaya akan Aku kabulkan doa kalian. Sesungguhnya yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60).

أَمَرَ اللهُ بِدُعَائِهِ وَسَمَّى ذٰلِكَ عِبَادَةً، فَقَالَ: ﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِى﴾ أَيۡ: عَنۡ دُعَائِي، وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (الدُّعَاءُ هُوَ الۡعِبَادَةُ). 

Allah memerintahkan untuk berdoa kepada-Nya dan menamakan hal itu sebagai ibadah. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku,” yaitu dari berdoa kepada-Ku. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Doa adalah ibadah.” (HR. At-Tirmidzi nomor 2969).

فَالدُّعَاءُ هُوَ أَعۡظَمُ أَنۡوَاعِ الۡعِبَادَةِ، فَمَنۡ دَعَا غَيۡرَ اللهِ مِنَ الۡمَوۡتَى وَالۡمَقۡبُورِينَ وَالۡجِنِّ وَالشَّيَاطِينِ، فَقَدۡ أَشۡرَكَ بِاللهِ الشِّرۡكَ الۡأَكۡبَرَ، قَالَ تَعَالَى: ﴿وَأَنَّ ٱلۡمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا﴾ [الجن: ١٨]. 

Jadi doa adalah jenis ibadah yang paling agung. Siapa saja yang berdoa kepada selain Allah, di antaranya kepada orang-orang yang sudah mati, orang-orang yang sudah dikubur, jin, dan setan, maka dia telah berbuat syirik kepada Allah dengan syirik akbar. Allah taala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyembah seorang pun di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jinn: 18). 

وَقَالَ سُبۡحَانَهُ: ﴿فَٱدۡعُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ﴾ [غافر: ١٤]. مُخۡلِصِينَ لَهُ فِي الدُّعَاءِ، فَسَمَّى الدُّعَاءَ دِينًا، كَمَا سَمَّاهُ فِي الۡأُخۡرَى عِبَادَةً، إِذَنۡ فَالدُّعَاءُ دِينٌ، وَالدُّعَاءُ عِبَادَةٌ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَهَٰذَا مِمَّا يَدُلُّ عَلَى عِظَمِ الدُّعَاءِ، وَأَنَّهُ لَا يَجُوزُ أَنۡ يَدۡعُوَ غَيۡرَ اللهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى، فَإِنَّهُ هُوَ الۡقَادِرُ عَلَى كُلِّ شَيۡءٍ، وَهُوَ الَّذِي إِذَا دَعَوۡتَهُ فَإِنَّهُ يَقۡدِرُ عَلَى إِجَابَتِكَ وَيَقۡدِرُ عَلَى إِعۡطَاءِكَ مَا تُرِيدُ، أَمَّا غَيۡرُ اللهِ فَإِنَّهُ عَاجِزٌ.

Allah subhanahu wa taala berfirman (yang artinya), “Berdoalah kepada Allah dengan memurnikan agama untuk-Nya.” (QS. Ghafir: 14). Yaitu memurnikan doa untuk-Nya. Allah menamakan doa dengan agama, sebagaimana Allah menamakannya di ayat lain sebagai ibadah. Jadi, doa adalah agama dan doa adalah ibadah kepada Allah azza wajalla. Ini adalah di antara hal yang menunjukkan keagungan doa dan bahwa tidak boleh berdoa kepada selain Allah subhanahu wa taala. Karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah adalah yang jika engkau berdoa kepada-Nya, maka Dia mampu untuk mengabulkan dan Dia mampu memberikan apa saja yang engkau inginkan kepadamu. Adapun selain Allah, maka dia tidak mampu. 

كَمَا قَالَ تَعَالَى: ﴿قُلِ ٱدۡعُوا۟ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۖ لَا يَمۡلِكُونَ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَمَا لَهُمۡ فِيهِمَا مِن شِرۡكٍ وَمَا لَهُۥ مِنۡهُم مِّن ظَهِيرٍ ۝٢٢ وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنۡ أَذِنَ لَهُۥ ۚ﴾ [سبأ: ٢٢-٢٣]. 

Sebagaimana Allah taala berfirman yang artinya, “Katakanlah: Serulah mereka yang kalian anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu.” (QS. Saba`: 22-23). 

﴿وَمَنۡ أَضَلُّ مِمَّن يَدۡعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسۡتَجِيبُ لَهُۥٓ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَهُمۡ عَن دُعَآئِهِمۡ غَـٰفِلُونَ﴾ [الأحقاف: ٥]. 

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” (QS. Al-Ahqaf: 5). 

﴿إِن تَدۡعُوهُمۡ لَا يَسۡمَعُوا۟ دُعَآءَكُمۡ﴾ [فاطر: ١٤]. لِأَنَّهُمۡ أَمۡوَاتٌ أَوۡ جَمَادَاتٌ لَا تَسۡمَعُ الدُّعَاءَ 

“Jika kalian menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruan kalian.” (QS. Fathir: 14). Karena mereka adalah orang-orang mati atau benda-benda mati yang tidak bisa mendengar seruan. 

﴿وَلَوۡ سَمِعُوا۟ مَا ٱسۡتَجَابُوا۟﴾ [فاطر: ١٤] مَا يَقۡدِرُونَ عَلَى الۡإِجَابَةِ؛ 

“Andai mereka mendengar, mereka tidak dapat mengabulkan permintaan.” (QS. Fathir: 14). Mereka tidak mampu untuk mengabulkan doa. 

لِأَنَّهُمۡ فُقَرَاءُ لَا يَمۡلِكُونَ شَيۡئًا، ﴿لَا يَمۡلِكُونَ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلۡأَرۡضِ﴾ [سبأ: ٢٢] 

Karena mereka adalah orang-orang yang fakir, tidak memiliki sesuatu pun. “Mereka tidak memiliki seberat zarah pun di langit dan di bumi.” (QS. Saba`: 22). 

فَكَيۡفَ يَدۡعُونَ مَعَ اللهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى؟! بَلۡ كَيۡفَ يُتۡرَكُ دُعَاءُ اللهِ وَيُصۡرَفُ الدُّعَاءُ لِغَيۡرِ اللهِ مِنۡ هَٰؤُلَاءِ الۡأَمۡوَاتِ، وَالۡأَشۡجَارِ وَالۡأَحۡجَارِ وَالۡغَائِبِينَ؟! أَيۡنَ عُقُولُ بَنِي آدَمَ؟! تَدۡعُو أُنَاسًا لَا يَسۡمَعُونَ، وَلَوۡ أَنَّهُمۡ سَمِعُوا لَمۡ يَقۡدِرُوا عَلَى الۡإِجَابَةِ؛ لِأَنَّهُمۡ لَا يَمۡلِكُونَ شَيۡئًا؟! 

Lalu bagaimana mereka di samping berdoa kepada Allah juga berdoa kepada selain Allah subhanahu wa taala?! Bahkan bagaimana doa kepada Allah ditinggalkan dan doa dialihkan kepada selain Allah, seperti kepada orang-orang mati, pepohonan, bebatuan, dan orang-orang yang sedang tidak hadir?! Di mana akal-akal bani Adam?! Mereka berdoa kepada orang-orang yang tidak mendengar. Andai mereka mendengar, mereka tidak mampu untuk mengabulkan doa karena mereka tidak memiliki sesuatu pun.