Cari Blog Ini

Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 710

١٨ - بَابُ مَا جَاءَ فِي كَرَاهِيَةِ الصَّوۡمِ فِي السَّفَرِ 
18. Bab riwayat tentang dibencinya puasa ketika safar 


٧١٠ – (صحيح) حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ مُحَمَّدٍ، عَنۡ جَعۡفَرِ بۡنِ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ خَرَجَ إِلَى مَكَّةَ عَامَ الۡفَتۡحِ، فَصَامَ حَتَّى بَلَغَ كُرَاعَ الۡغَمِيمِ، وَصَامَ النَّاسُ مَعَهُ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ النَّاسَ قَدۡ شَقَّ عَلَيۡهِمُ الصِّيَامُ، وَإِنَّ النَّاسَ يَنۡظُرُونَ فِيمَا فَعَلۡتَ. فَدَعَا بِقَدَحٍ مِنۡ مَاءٍ بَعۡدَ الۡعَصۡرِ، فَشَرِبَ، وَالنَّاسُ يَنۡظُرُونَ إِلَيۡهِ فَأَفۡطَرَ بَعۡضُهُمۡ وَصَامَ بَعۡضُهُمۡ، فَبَلَغَهُ أَنَّ نَاسًا صَامُوا، فَقَالَ: (أُولَئِكَ الۡعُصَاةُ). وَفِي الۡبَابِ عَنۡ كَعۡبِ بۡنِ عَاصِمٍ، وَابۡنِ عَبَّاسٍ، وَأَبِي هُرَيۡرَةَ. حَدِيثُ جَابِرٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. 

710. [Sahih] Qutaibah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin ‘Abdullah; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju Makkah pada tahun Fathu Makkah. Beliau berpuasa sampai di tempat Kura’ Al-Ghamim. Kaum muslimin ikut berpuasa bersama beliau. Ada yang berkata kepada beliau, “Sesungguhnya orang-orang kepayahan berpuasa dan sesungguhnya orang-orang memperhatikan apa yang engkau perbuat.” Lalu beliau meminta didatangkan sebuah wadah berisi air setelah asar, kemudian beliau minum. Orang-orang melihat kepada beliau, maka sebagian mereka membatalkan puasa, sedangkan sebagian lagi tetap berpuasa. Sampai kepada beliau bahwa ada orang-orang yang tetap berpuasa, maka beliau bersabda, “Mereka itu orang-orang yang bermaksiat.” Di dalam bab ini ada riwayat dari Ka’b bin ‘Ashim, Ibnu ‘Abbas, dan Abu Hurairah. Hadis Jabir adalah hadis hasan sahih. 

وَقَدۡ رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: (لَيۡسَ مِنَ الۡبِرِّ الصِّيَامُ فِي السَّفَرِ). وَاخۡتَلَفَ أَهۡلُ الۡعِلۡمِ فِي الصَّوۡمِ فِي السَّفَرِ: فَرَأَى بَعۡضُ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ مِنۡ أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ وَغَيۡرِهِمۡ أَنَّ الۡفِطۡرَ فِي السَّفَرِ أَفۡضَلُ، حَتَّى رَأَى بَعۡضُهُمۡ عَلَيۡهِ الۡإِعَادَةَ إِذَا صَامَ فِي السَّفَرِ. وَاخۡتَارَ أَحۡمَدُ، وَإِسۡحَاقُ الۡفِطۡرَ فِي السَّفَرِ. وقَالَ بَعۡضُ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ مِنۡ أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ وَغَيۡرِهِمۡ: إِنۡ وَجَدَ قُوَّةً فَصَامَ فَحَسَنٌ وَهُوَ أَفۡضَلُ وَإِنۡ أَفۡطَرَ فَحَسَنٌ، وَهُوَ قَوۡلُ سُفۡيَانَ الثَّوۡرِيِّ، وَمَالِكِ بۡنِ أَنَسٍ، وَعَبۡدِ اللهِ بۡنِ الۡمُبَارَكِ. وَقَالَ الشَّافِعِيُّ: وَإِنَّمَا مَعۡنَى قَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ: (لَيۡسَ مِنَ الۡبِرِّ الصِّيَامُ فِي السَّفَرِ) وَقَوۡلِهِ - حِينَ بَلَغَهُ أَنَّ نَاسًا صَامُوا فَقَالَ -: (أُولَئِكَ الۡعُصَاةُ) فَوَجۡهُ هَٰذَا إِذَا لَمۡ يَحۡتَمِلۡ قَلۡبُهُ قَبُولَ رُخۡصَةِ اللهِ. فَأَمَّا مَنۡ رَأَى الۡفِطۡرَ مُبَاحًا وَصَامَ، وَقَوِيَ عَلَى ذٰلِكَ، فَهُوَ أَعۡجَبُ إِلَيَّ. [(الإرواء)(٤/٥٧): م]. 

Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Berpuasa ketika safar tidak termasuk kebajikan.” 

Para ulama berselisih pendapat tentang puasa ketika safar. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selain mereka berpendapat bahwa tidak berpuasa ketika safar lebih utama. Bahkan sebagian mereka berpendapat wajib mengulangi puasa apabila dia berpuasa ketika safar. Ahmad dan Ishaq memilih pendapat tidak berpuasa ketika safar. 

Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selain mereka berpendapat apabila seseorang mendapatkan kekuatan lalu dia berpuasa, maka baik dan itu lebih utama. Namun jika dia tidak berpuasa, itu juga baik. Ini adalah pendapat Sufyan Ats-Tsauri, Malik bin Anas, dan ‘Abdullah bin Al-Mubarak. 

Asy-Syafi’i berkata: Makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berpuasa ketika safar tidak termasuk kebajikan” dan sabda beliau ketika sampai kabar ada orang-orang yang masih tetap berpuasa lalu bersabda, “Mereka itu orang-orang yang bermaksiat,” ini ditujukan kepada orang yang hatinya tidak mau menerima rukhsah Allah. Adapun orang yang berpendapat bahwa tidak berpuasa merupakan hal yang mubah, lalu dia tetap berpuasa dan kuat untuk itu, maka dia lebih aku sukai.