Cari Blog Ini

As-Sunnah Al-Marwazi hadits nomor 56 dan 57

[٥٦] حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ (انبا) النَّضۡرُ بۡنُ شُمَيۡلٍ (ثنا) قَطَنٌ أَبُو الۡهَيۡثَمِ (ثنا) أَبُو غَالِبٍ قَالَ: كُنۡتُ عِنۡدَ أَبِي أُسَامَةَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: أَرَأَيۡتَ قَوۡلَ اللهِ: ﴿هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَايَـٰتٌ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتٌ ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ﴾ مَنۡ هَٰؤُلَاءِ؟ قَالَ: هُمُ الۡخَوَارِجُ، ثُمَّ قَالَ: عَلَيۡكَ بِالسَّوَادِ الۡأَعۡظَمِ، قُلۡتُ: قَدۡ تَعۡلَمُ مَا فِيهِمۡ، فَقَالَ: عَلَيۡهِمۡ مَا حُمِّلُوا، وَعَلَيۡكُمۡ مَا حُمِّلۡتُمۡ، وَأَطِيعُوا تَهۡتَدُوا. ثُمَّ قَالَ: إِنَّ بَنِي إِسۡرَائِيلَ افۡتَرَقَتۡ عَلَى إِحۡدَى وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ، وَإِنَّ هَٰذِهِ الۡأُمَّةَ تَزِيدُ عَلَيۡهَا فِرۡقَةً وَهِيَ فِي الۡجَنَّةِ، فَذَلِكَ قَوۡلُ اللهِ: ﴿يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٌ ۚ﴾ تَلَا إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿هُمۡ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ۝١٠٧﴾ فَقُلۡتُ: مَنۡ هُمۡ؟ فَقَالَ: الۡخَوَارِجُ، فَقُلۡتُ: أَسَمِعۡتَ ذٰلِكَ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ؟ فَقَالَ: سَمِعۡتُهُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ. 

56. Ishaq telah menceritakan kepada kami: An-Nadhr bin Syumail memberitakan kepada kami: Qathan Abu Al-Haitsam menceritakan kepada kami: Abu Ghalib menceritakan kepada kami. Beliau berkata: 

Aku pernah di dekat Abu Usamah Umamah, lalu ada seorang pria bertanya kepadanya, “Apa pendapatmu tentang firman Allah yang artinya, ‘Dialah Allah yang telah menurunkan Alquran kepadamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat (tegas maksudnya, mudah dipahami). Itulah pokok-pokok isi Alquran. Sedangkan yang lain adalah ayat-ayat yang mutasyabihat (tersamarkan maksudnya). Adapun orang-orang yang di dalam hatinya condong kepada kesesatan, mereka akan mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat darinya.’ (QS. Ali ‘Imran: 7). Siapakah mereka ini?” 

Beliau menjawab, “Mereka adalah Khawarij.” 

Kemudian beliau melanjutkan, “Tetaplah engkau bersama as-sawad al-a’zham (kaum muslimin beserta penguasa muslim).” 

Aku berkata, “Engkau mengetahui keadaan mereka.” 

Beliau berkata, “Kewajiban mereka adalah apa saja yang dibebankan kepada mereka dan kewajiban kalian adalah apa saja yang dibebankan kepada kalian. Taatilah, niscaya kalian mendapat petunjuk.” 

Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh satu firkah. Semuanya di dalam neraka. Dan sesungguhnya umat ini akan lebih banyak satu firkah dan satu firkah itu di janah. Itulah firman Allah yang artinya, ‘Pada hari yang ketika itu ada wajah-wajah yang putih berseri dan ketika ada wajah-wajah yang hitam,’ beliau membacanya hingga firman-Nya yang artinya, ‘Mereka kekal di dalamnya.’ (QS. Ali ‘Imran: 106-107).” 

Aku bertanya, “Siapa mereka?” 

Beliau menjawab, “Khawarij.” 

Aku bertanya, “Apakah engkau mendengar itu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” 

Beliau menjawab, “Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

[٥٧] حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ (انبا) الۡمُقۡرِي (ثنا) دَاوُدُ بۡنُ أَبِي الۡفُرَاتِ، حَدَّثَنِي أَبُو غَالِبٍ أَنَّ أَبَا أُمَامَةَ أَخۡبَرَهُ: أَنَّ بَنِي إِسۡرَائِيلَ افۡتَرَقَتۡ عَلَى إِحۡدَىٰ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَهَٰذِهِ الۡأُمَّةُ تَزِيدُ عَلَيۡهَا وَاحِدَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا السَّوَادُ الۡأَعۡظَمُ، وَهِيَ الۡجَمَاعَةُ، قُلۡتُ: قَدۡ تَعۡلَمُ مَا فِي السَّوَادِ الۡأَعۡظَمِ، وَذٰلِكَ فِي خِلَافَةِ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ مَرۡوَانَ، فَقَالَ: أَمَا - وَاللهِ - إِنِّي لَكَارِهٌ لِأَعۡمَالِهِمۡ، وَلَكِنۡ عَلَيۡهِمۡ مَا حُمِّلُوا وَعَلَيۡكُمۡ مَا حُمِّلۡتُمۡ، وَالسَّمۡعُ وَالطَّاعَةُ خَيۡرٌ مِنَ الۡفُجُورِ وَالۡمَعۡصِيَةِ. 

57. Ishaq telah menceritakan kepada kami: Al-Muqri` memberitakan kepada kami: Dawud bin Abu Al-Furat menceritakan kepada kami: Abu Ghalib menceritakan kepadaku bahwa Abu Umamah mengabarkan kepadanya, “Bahwa bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh satu firkah dan umat ini akan lebih banyak satu firkah. Semuanya di dalam neraka kecuali as-sawad al-a’zham (kaum muslimin bersama penguasa muslim). Itulah al-jama’ah.” 

Aku berkata, “Engkau telah mengetahui apa yang ada pada as-sawad al-a’zham.” Percakapan itu terjadi ketika kekhalifahan ‘Abdul Malik bin Marwan. 

Beliau berkata, “Demi Allah, sungguh aku membenci amalan-amalan mereka, namun kewajiban mereka adalah apa saja yang dibebankan kepada mereka dan kewajiban kalian adalah apa saja yang dibebankan kepada kalian. Mendengar dan taat lebih baik daripada berbuat fujur dan maksiat.”