Cari Blog Ini

Syarh Al-Ajurrumiyyah - Kata-kata yang Diikrab Menggunakan Huruf

الۡمُعۡرَبَاتُ بِالۡحُرُوفِ:


وَقَوۡلُهُ: (وَالَّذِي يُعۡرَبُ بِالۡحُرُوفِ أَرۡبَعَةُ أَنۡوَاعٍ: التَّثۡنِيَةُ، وَجَمۡعُ الۡمُذَكَّرٍ السَّالِمُ، وَالۡأَسۡمَاءُ الۡخَمۡسَةُ، وَالۡأَفۡعَالُ الۡخَمۡسَةُ، وَهِيَ: يَفۡعَلَانِ، وَتَفۡعَلَانِ، وَيَفۡعَلُونَ، وَتَفۡعَلُونَ، وَتَفۡعَلِينَ. 

فَأَمَّا التَّثۡنِيَةُ فَتُرۡفَعُ بِالۡأَلِفِ، وَتُنۡصَبُ وَتُخۡفَضُ بِالۡيَاءِ، وَأَمَّا جَمۡعُ الۡمُذَكَّرِ السَّالِمُ فَيُرۡفَعُ بِالۡوَاوِ، وَيُنۡصَبُ وَيُخۡفَضُ بِالۡيَاءِ، وَأَمَّا الۡأَسۡمَاءُ الۡخَمۡسَةُ فَتُرۡفَعُ بِالۡوَاوِ، وَتُنۡصَبُ بِالۡأَلِفِ، وَتُخۡفَضُ بِالۡيَاءِ، وَأَمَّا الۡأَفۡعَالُ الۡخَمۡسَةُ فَتُرۡفَعُ بِالنُّونِ، وَتُنۡصَبُ وَتُجۡزَمُ بِحَذۡفِهَا). 

Ucapan mualif, “Kata yang diikrab menggunakan huruf ada empat macam: tatsniyah (penggandaan isim), jamak muzakar salim, isim-isim yang lima, fiil-fiil yang lima yaitu: يَفۡعَلَانِ, تَفۡعَلَانِ, يَفۡعَلُونَ, تَفۡعَلُونَ, dan تَفۡعَلِينَ. 

Tatsniyah di-raf’ menggunakan huruf alif, di-nashb dan di-khafdh menggunakan huruf ya. 

Jamak muzakar salim di-raf’ menggunakan huruf wawu, di-nashb dan di-khafdh menggunakan huruf ya. 

Isim-isim yang lima di-raf’ menggunakan huruf wawu, di-nashb menggunakan huruf alif, dan di-khafdh menggunakan huruf ya. 

Adapun fiil-fiil yang lima di-raf’ menggunakan huruf nun, di-nashb dan di-jazm dengan membuangnya.” 

هَٰذِهِ كُلُّهَا تُعۡرَبُ بِالۡحُرُوفِ. 

Kata-kata ini semuanya diikrab menggunakan huruf. 

وَقَوۡلُهُ: (وَهِيَ: يَفۡعَلَانِ، وَتَفۡعَلَانِ، وَيَفۡعَلُونَ، وَتَفۡعَلُونَ، وَتَفۡعَلِينَ). 

هَٰذِهِ الۡأَفۡعَالُ الۡخَمۡسَةُ، نَقُولُ فِي ضَابِطِهَا: هِيَ كُلُّ فِعۡلٍ مُضَارِعٍ اتَّصَلَ بِهِ أَلِفُ اثۡنَيۡنِ، 

أَوۡ وَاوُ جَمَاعَةٍ، أَوۡ يَاءُ مُخَاطَبَةٍ. إِذَا قُلۡنَاهَا بِهَٰذَا الضَّابِطِ صَارَتۡ (يَفۡعَلَانِ وَتَفۡعَلَانِ وَيَفۡعَلُونَ وَتَفۡعَلُونَ وَتَفۡعَلِينَ)، كُلُّ فِعۡلٍ مُضَارِعٍ اتَّصَلَ بِهِ أَلِفُ اثۡنَيۡنِ، أَوۡ وَاوُ جَمَاعَةٍ، أَوۡ يَاءُ مُخَاطَبَةٍ، سَوَاءٌ أَكَانَ (يَفۡعَلُونَ)، أَوۡ (يَأۡكُلُونَ)، أَوۡ (یَشۡرَبُونَ)، أَوۡ (یَنَامُونَ)، أَوۡ (يَخۡرُجُونَ)، أَوۡ (یَدۡخُلُونَ)، كُلُّهَا وَاحِدٌ. الۡمُهمُّ أَنۡ يَتَّصِلَ بِهِ أَلِفُ اثۡنَيۡنِ، أَوۡ وَاوُ جَمَاعَةٍ، أَوۡ يَاءُ مُؤَنَّثَةٍ مُخَاطَبَةٍ. فَهَٰذِهِ تُرۡفَعُ بِالۡحُرُوفِ. 

Ucapan mualif, “Yaitu: يَفۡعَلَانِ, تَفۡعَلَانِ, يَفۡعَلُونَ, تَفۡعَلُونَ, dan تَفۡعَلِينَ.” Ini adalah fiil-fiil yang lima. Ketentuannya adalah setiap fiil mudhari’ yang disambung oleh huruf alif itsnain (huruf alif yang menunjukkan makna ganda), wawu jama’ah (huruf wawu yang menunjukkan makna jamak), huruf ya mukhathabah (huruf ya yang menunjukkan kata ganti orang kedua muanas). 

Jika kita mengatakan fiil yang sesuai dengan ketentuan ini, maka jadilah “يَفۡعَلَانِ, تَفۡعَلَانِ, يَفۡعَلُونَ, تَفۡعَلُونَ, dan تَفۡعَلِينَ.” Setiap fiil mudhari’ yang disambung oleh huruf alif itsnain, atau wawu jama’ah, atau ya mukhathabah, sama saja baik “يَفۡعَلُونَ” atau “يَأۡكُلُونَ” atau “يَشۡرَبُونَ” atau “يَنَامُونَ” atau “يَخۡرُجُونَ” atau “يَدۡخُلُونَ”, ini semua sama. Yang penting fiil mudhari’ tersebut disambung oleh huruf alif itsnain, atau wawu jama’ah, atau ya muanas mukhathabah. Fiil-fiil mudhari’ ini di-raf’ diikrab menggunakan huruf. 

وَقَوۡلُهُ: (فَأَمَّا التَّثۡنِيَةُ فَتُرۡفَعُ بِالۡأَلِفِ نِيَابَةً عَنِ الضَّمَّةِ وَتُنۡصَبُ وَتُخۡفَضُ بِالۡيَاءِ). 

نِيَابَةً عَنِ الۡفَتۡحَةِ وَالۡكَسۡرَةِ، فَتَقُولُ: (مَرَرۡتُ بِالرَّجُلَيۡنِ، فَأَكۡرَمۡتُ الرَّجُلَيۡنِ، فَكَافَأَنِي الرَّجُلَانِ). 

(مَرَرۡتُ بِالرَّجُلَانِ) خَطَأٌ، لَكِنۡ لَوۡ جَاءَ رَجُلٌ فَأَخۡطَأَ فَقَالَ: (مَرَرۡتُ بِالرَّجُلَانِ) وَكَانَ عَنِيدًا، فَقُلۡنَا لَهُ: هَٰذَا خَطَأٌ، وَالصَّوَابُ (بِالرَّجُلَيۡنِ)، فَقَالَ: أَنَا عَلَى لُغَةٍ، وَلَا إِنۡكَارَ فِي مَسَائِلِ الۡاِجۡتِهَادِ، نُخَطِّئُهُ وَنَقُولُ: لُغَتُكَ عَامِّيَةٌ، وَإِذَا كَانَتۡ لُغَتُكَ عَامِّيَةً، وَلَيۡسَ عِنۡدَكَ لُغَةٌ أَصۡلِيَّةٌ، فَيَجِبُ أَنۡ تَتۡبَعَ الۡفُصۡحَى، وَهِيَ لُغَةُ قُرَيۡشٍ، لُغَةُ الۡقُرۡآنِ. 

Ucapan mualif, “Adapun tatsniyah (isim ganda) di-raf’ menggunakan huruf alif sebagai ganti dari harakat damah; di-nashb dan di-khafdh menggunakan huruf ya.” Sebagai ganti dari harakat fatah dan kasrah. Jadi engkau katakan, “مَرَرۡتُ بِالرَّجُلَيۡنِ (Aku melewati dua orang pria itu), أَكۡرَمۡتُ الرَّجُلَيۡنِ (Aku memuliakan dua orang pria itu), كَافَأَنِي الرَّجُلَانِ (Dua orang pria itu membalas jasaku).” 

“مَرَرۡتُ بِالرَّجُلَانِ” adalah keliru. Andai ada seseorang datang keliru mengucapkan, “مَرَرۡتُ بِالرَّجُلَانِ” dan dia keras kepala, lalu kita katakan kepadanya, “Ucapan ini keliru, yang benar adalah بِالرَّجُلَيۡنِ”, lantas dia menimpali, “Saya sudah sesuai dengan suatu bahasa dan tidak ada pengingkaran dalam permasalahan ijtihad.” 

Kita tetap menyatakannya keliru dan kita katakan, “Bahasamu adalah bahasa gaul. Jika bahasamu adalah bahasa gaul dan engkau tidak bisa bahasa Arab yang asli, maka engkau wajib mengikuti bahasa Arab yang baku yaitu bahasa suku Quraisy, yaitu bahasa Alquran.” 

وَقَوۡلُهُ: (وَأَمَّا جَمۡعُ الۡمُذَكَّرِ السَّالِمُ، فَيُرۡفَعُ بِالۡوَاوِ وَيُنۡصَبُ وَيُخۡفَضُ بِالۡيَاءِ). وَافَقَ التَّثۡنِيَةَ فِي الۡخَفۡضِ وَالنَّصۡبِ، وَخَالَفَهُ فِي الرَّفۡعِ. 

وَقَوۡلُهُ: (وَأَمَّا الۡأَسَمَاءُ الۡخَمۡسَةُ فَتُرۡفَعُ بِالۡوَاوِ، وَتُنۡصَبُ بِالۡأَلِفِ، وَتُخۡفَضُ بِالۡيَاءِ). فَوَافَقَتۡ جَمۡعَ الۡمُذَكَّرِ السَّالِمَ فِي حَالَةِ الرَّفۡعِ، وَوَافَقَتۡ جَمۡعَ الۡمُذَكَّرِ السَّالِمَ وَالۡمُثَنَّى فِي حَالِ الۡخَفۡضِ، وَانۡفَرَدَتۡ فِي حَالِ النَّصۡبِ، حَيۡثُ (تُنۡصَبُ بِالۡأَلِفِ)، فَتَقُولُ: (زَارَنِي أَبُوكَ، فَأَكۡرَمۡتُ أَبَاكَ) وَ(تَقَرَّبۡتُ إِلَى أَبِيكَ). 

إِذَنۡ: الۡأَسۡمَاءُ الۡخَمۡسَةُ وَافَقَتِ الۡمُثَنَّى وَالۡجَمۡعَ فِي الۡخَفۡضِ، وَخَالَفَتۡهُمَا فِي حَالِ النَّصۡبِ، وَوَافَقَتۡ جَمۡعَ الۡمُذَكَّرِ السَّالِمَ فِي حَالِ الرَّفۡعِ. 

Ucapan mualif, “Jamak muzakar salim di-raf’ menggunakan huruf wawu; di-nashb dan di-khafdh menggunakan huruf ya.” Sama kasusnya dengan tatsniyah ketika khafdh dan nashb, berbeda ketika raf’

Ucapan mualif, “Isim-isim yang lima di-raf’ menggunakan huruf wawu, di-nashb menggunakan huruf alif, dan di-khafdh menggunakan huruf ya.” Ini serupa kasusnya dengan jamak muzakar salim ketika keadaan raf’, juga serupa dengan jamak muzakar salim dan mutsanna ketika keadaan khafdh. Namun berbeda sendiri ketika keadaan nashb karena di-nashb menggunakan huruf alif. Jadi engkau katakan, “زَارَنِي أَبُوكَ (Ayahmu mengunjungiku), lalu أَكۡرَمۡتُ أَبَاكَ (aku muliakan ayahmu)” dan “تَقَرَّبۡتُ إِلَى أَبِيكَ (Aku mendekati ayahmu).” 

Jadi isim-isim yang lima serupa dengan mutsanna dan jamak muzakar salim ketika khafdh, berbeda dengan keduanya ketika keadaan nashb, dan serupa dengan jamak muzakar salim ketika keadaan raf’

وَقَوۡلُهُ: (وَأَمَّا الۡأَفۡعَالُ الۡخَمۡسَةُ فَتُرۡفَعُ بِالنُّونِ، وَتُنۡصَبُ وَتُجۡزَمُ بِحَذۡفِهَا)، إِذَنۡ: هَٰذِهِ لَا يُشَارِكُهَا شَيۡءٌ؛ لِأَنَّهَا فِعۡلٌ لَا اسۡمٌ، تُرۡفَعُ بِثَبَاتِ النُّونِ، وَتُجۡزَمُ وَتُنۡصَبُ بِحَذۡفِهَا. 

وَهَٰذَا الۡفَصۡلُ فِي الۡحَقِيقَةِ فَضۡلَةُ الۡفَصۡلِ السَّابِقِ، يَعۡنِي أَنَّهُ أَتَى بِالۡفَصۡلِ السَّابِقِ عَلَى وَجۡهٍ آخَرَ غَيۡرِ الۡأَوَّلِ، فَهُوَ هُنَا أَحۡصَى، لَكِنِ الۡأَوَّلُ أَكۡثَرُ تَفۡصِيلًا. 

Ucapan mualif, “Fiil-fiil yang lima di-raf’ menggunakan huruf nun; di-nashb dan di-jazm menghilangkannya.” Jadi kata jenis ini tidak ada yang menyamainya, karena kata jenis ini merupakan fiil, bukan isim. Di-raf’ dengan tetap adanya huruf nun; di-jazm dan di-nashb dengan menghilangkannya. 

Pasal ini hakikatnya adalah tambahan dari pasal sebelumnya. Artinya mualif membawakan pasal sebelumnya dari sisi lain yang berbeda dari yang pertama. Jadi pasal ini bersifat mengumpulkan, adapun pasal sebelumnya lebih banyak perinciannya.