Cari Blog Ini

Tanda Kiamat: Keluarnya Dabat dan Terbitnya Matahari dari Tempat Tenggelamnya

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah di dalam kitab Syarh Lum'atil I'tiqad berkata:

٤ – (خُرُوجُ الدَّابَّةِ):

الدَّابَّةُ لُغَةً: كُلُّ مَا دَبَّ عَلَى الۡأَرۡضِ. وَالۡمُرَادُ بِهَا هُنَا: الدَّابَّةُ الَّتِي يُخۡرِجُهَا اللهُ قُرۡبَ قِيَامِ السَّاعَةِ.

وَخُرُوجُهَا ثَابِتٌ بِالۡقُرۡآنِ وَالسُّنَّةِ.

4. Keluarnya dabat / binatang. Dabat dalam bahasa Arab artinya seluruh yang berjalan di muka bumi. Yang dimaukan di sini adalah dabat yang Allah keluarkan mendekati hari kiamat. Keluarnya dabat adalah berita yang pasti benar berdasarkan Alquran dan sunah.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَإِذَا وَقَعَ ٱلۡقَوۡلُ عَلَيۡهِمۡ أَخۡرَجۡنَا لَهُمۡ دَآبَّةً مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ تُكَلِّمُهُمۡ أَنَّ ٱلنَّاسَ كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا لَا يُوقِنُونَ﴾ [النمل: ٨٢].

Allah taala berfirman, “Apabila ketetapan sudah berlaku terhadap mereka, Kami keluarkan dabat dari bumi untuk mereka yang akan berbicara kepada mereka bahwa manusia sudah tidak meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. An-Naml: 82).

وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّهَا لَنۡ تَقُومَ السَّاعَةُ حَتَّى تَرَوۡا قَبۡلَهَا عَشَرَ آيَاتٍ...) وَذَكَرَ مِنۡهَا الدَّابَّةَ. رَوَاهُ مُسۡلِمٌ.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya.” Di antaranya beliau menyebutkan dabat. (HR. Muslim).

وَلَيۡسَ فِي الۡقُرۡآنِ وَالسُّنَّةِ الصَّحِيحَةِ مَا يَدُلُّ عَلَى مَكَانِ خُرُوجِ هٰذِهِ الدَّابَّةِ وَصِفَتِهَا وَإِنَّمَا وَرَدَتۡ فِي ذٰلِكَ أَحَادِيثُ فِي صِحَّتِهَا نَظَرٌ. وَظَاهِرُ الۡقُرۡآنِ: أَنَّهَا دَابَّةٌ تُنۡذِرُ النَّاسَ بِقُرۡبِ الۡعَذَابِ وَالۡهَلَاكِ وَاللهُ أَعۡلَمُ.

Tidak ada dalil dalam Alquran dan sunah yang menunjukkan tempat keluarnya dabat dan sifatnya. Ada beberapa hadis yang menyebutkannya namun kesahihannya perlu ditinjau. Lahir ayat Alquran menyatakan bahwa dabat ini memperingatkan manusia akan dekatnya azab dan kebinasaan. Wallahu alam.

٥- (طُلُوعُ الشَّمۡسِ مِنۡ مَغۡرِبِهَا):

5. Terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya.

طُلُوعُ الشَّمۡسِ مِنۡ مَغۡرِبِهَا ثَابِتٌ بِالۡكِتَابِ وَالسُّنَّةِ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿يَوۡمَ يَأۡتِى بَعۡضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفۡسًا إِيمَٰنُهَا لَمۡ تَكُنۡ ءَامَنَتۡ مِن قَبۡلُ أَوۡ كَسَبَتۡ فِىٓ إِيمَٰنِهَا خَيۡرًا﴾ [الأنعام: ١٥٨] وَالۡمُرَادُ بِذٰلِكَ طُلُوعُ الشَّمۡسِ مِنۡ مَغۡرِبِهَا.

Kabar akan terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya pasti benar berdasarkan Alquran dan sunah.

Allah taala berfirman, “Pada hari sebagian ayat Tuhanmu datang, tidak lagi bermanfaat keimanan seseorang yang belum beriman sebelum saat itu atau dia belum mengusahakan kebaikan di saat keimanannya.” (QS. Al-An’am: 158).

Yang dimaukan ayat itu adalah terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya.

وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطۡلُعَ الشَّمۡسُ مِنۡ مَغۡرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتۡ وَرَآهَا النَّاسُ آمَنُوا أَجۡمَعِينَ، وَذٰلِكَ حِينَ لَا يَنۡفَعُ نَفۡسًا إِيمَانُهَا لَمۡ تَكُنۡ آمَنَتۡ مِنۡ قَبۡلُ أَوۡ كَسَبَتۡ فِي إِيمَانِهَا خَيۡرًا). مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi hingga matahari terbit dari arah tenggelamnya. Kalau sudah terbit dari sana dan manusia melihatnya, seluruh manusia akan beriman. Itulah saat tidak lagi bermanfaat keimanan seseorang yang belum beriman sebelum saat itu atau dia belum melakukan satu kebaikan pun di saat dia beriman.” (HR. Al-Bukhari nomor 4635, Muslim nomor 157, dan Abu Dawud nomor 4312).