Cari Blog Ini

Tsalatsatul Ushul (8 / Selesai)

وَأَرۡسَلَ اللهُ جَمِيعَ الرُّسُلِ مُبَشِّرِينَ وَمُنۡذِرِينَ، وَالدَّلِيلُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةٌۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِ﴾ [سورة النساء، الآية: ١٦٥]، وَأَوَّلُهُمۡ نُوحٌ عَلَيۡهِ السَّلَامُ، وَآخِرُهُمۡ مُحَمَّدٌ ﷺ؛ وَالدَّلِيلُ عَلَى أَنَّ أَوَّلَهُمۡ نُوحٌ عَلَيۡهِ السَّلَامُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ﴾ [سورة النساء، الآية: ١٦٣].
وَكُلُّ أُمَّةٍ بَعَثَ اللهُ إِلَيۡهَا رَسُولًا مِنۡ نُوحٍ إِلَى مُحَمَّدٍ؛ يَأۡمُرُهُمۡ بِعِبَادَةِ اللهِ وَحۡدَهُ، وَيَنۡهَاهُمۡ عَنۡ عِبَادَةِ الطَّاغُوتِ، وَالدَّلِيلُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ﴾ [سورة النحل، الآية: ٣٦].
وَافۡتَرَضَ اللهُ عَلَى جَمِيعِ الۡعِبَادِ الۡكُفۡرَ بِالطَّاغُوتِ وَالۡإِيمَانَ بِاللهِ. قَالَ ابۡنُ الۡقَيِّمِ - رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى – الطَّاغُوتُ: مَا تَجَاوَزَ بِهِ الۡعَبۡدُ حَدَّهُ مِنۡ مَعۡبُودٍ أَوۡ مَتۡبُوعٍ أَوۡ مُطَاعٍ. وَالطَّوَاغِيتُ كَثِيرَةٌ وَرُؤُوسُهُمۡ خَمۡسَةٌ: إِبۡلِيسُ لَعَنَهُ اللهُ، وَمَنۡ عُبِدَ وَهُوَ رَاضٍ، وَمَنۡ دَعَا النَّاسَ إِلَى عِبَادَةِ نَفۡسِهِ، وَمَنِ ادَّعَى شَيۡئًا مِنۡ عِلۡمِ الۡغَيۡبِ، وَمَنۡ حَكَمَ بِغَيۡرِ مَا أَنۡزَلَ اللهُ. وَالدَّلِيلُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿لَآ إِكۡرَاهَ فِى ٱلدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَىِّ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ﴾ [سورة البقرة، الآية: ٢٥٦] وَهٰذَا مَعۡنَى لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ.
وَفِي الۡحَدِيثِ: (رَأۡسُ الۡأَمۡرِ الۡإِسۡلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذُرۡوَةُ سَنَامِهِ الۡجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ).
وَاللهُ أَعۡلَمُ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحۡبِهِ وَسَلَّمَ.
Allah telah mengutus seluruh para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala, 
رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةٌۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِ
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (QS. An-Nisa`: 165). 
Rasul pertama adalah Nuh 'alaihis salam dan rasul terakhir adalah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalil bahwa rasul pertama Nuh 'alaihis salam adalah firman Allah ta'ala, 
إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ 
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya. (QS. An-Nisa`: 163). 
Setiap umat, Allah telah mengutus kepada mereka seorang rasul, semenjak Nuh sampai Muhammad. Rasul itu memerintahkan mereka untuk menyembah Allah semata dan melarang mereka dari menyembah thaghut. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala, 
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ 
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu." (QS. An-Nahl: 36). 
Allah mewajibkan seluruh hamba untuk mengingkari thaghut dan untuk beriman kepada Allah. Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala berkata, “Thaghut adalah segala yang hamba itu melampaui batasannya berupa hal yang disembah, diikuti, atau ditaati.” Thaghut itu sangat banyak, dan pemimpin thaghut ada lima: Iblis -semoga Allah melaknatnya-, siapa saja yang disembah dalam keadaan dia ridha, siapa saja yang menyeru manusia untuk menyembah dirinya, siapa saja yang mengaku-aku mengetahui sebagian dari ilmu ghaib, dan siapa saja yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala, 
لَآ إِكۡرَاهَ فِى ٱلدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَىِّ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ 
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat. (QS. Al-Baqarah: 256). Dan inilah makna laa ilaaha illallaah
Dan di dalam hadits, 
رَأۡسُ الۡأَمۡرِ الۡإِسۡلَامُ وَعَمۡودُهُ الصَّلَاةُ وَذُرۡوَةُ سَنَامِهِ الۡجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ 
“Pokok segala perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah.” 
Wallahu a'lam, shallallahu 'ala Muhammad wa aalihi wa shahbihi wa sallam.