Cari Blog Ini

At-Tuhfatul Wushabiyyah - Rangkuman Mudah tentang Isim Ghairu Munsharif (1)

وَقَدۡ وَعَدۡنَا فِي بَابِ -نِيَابَةِ الۡفَتۡحَةِ عَنِ الۡكَسۡرَةِ- أَنۡ نَتَكَلَّمَ عَلَى شَيۡءٍ مِنَ الۡإِسۡمِ الَّذِي لَا يَنۡصَرِفُ، وَهٰذَا أَوَانُ الۡوَفَاءِ بِالۡوَعۡدِ، فَنَقُولُ مُسۡتَعِينِينَ بِاللهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى.
Kami telah menjanjikan di dalam bab penggantian fathah dari kasrah untuk membicarakan sedikit dari isim ghairu munsharif. Dan ini adalah saat yang tepat untuk memenuhi janji tersebut. Sehingga akan kami sebutkan dengan meminta pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala.

نُبۡذَةٌ يَسِيرَةٌ عَنِ الۡإِسۡمِ الَّذِي لَا يَنۡصَرِفُ

أَوَّلًا: تَعۡرِيفُهُ هُوَ: (الۡإِسۡمُ الَّذِي أَشۡبَهَ الۡفِعۡلَ فِي وُجُودِ عِلَّتَيۡنِ فَرۡعِيَّتَيۡنِ: إِحۡدَاهُمَا تَرۡجِعُ إِلَى اللَّفۡظِ، وَالۡأُخۡرَى تَرۡجِعُ إِلَى الۡمَعۡنَى، أَوۡ وُجِدَ فِيهِ عِلَّةٌ وَاحِدَةٌ تَقُومُ مَقَامَ الۡعِلَّتَيۡنِ.
Pertama-tama, pengertiannya adalah isim yang menyerupai fi'il pada keberadaan dua sebab: satu sebab kembali kepada lafazh, sebab lainnya kembali kepada makna, atau terdapat padanya satu sebab yang menduduki kedudukan dua sebab tersebut.
الشَّرۡحُ: الۡإِسۡمُ الۡمُعۡرَبُ إِمَّا مُنۡصَرِفٌ وَإِمَّا غَيۡرُ مُنۡصَرِفٍ، فَالۡمُنۡصَرِفُ مَا دَخَلَهُ الصَّرۡفُ وَهُوَ التَّنۡوِينُ وَجُرَّ بِالۡكَسۡرَةِ، وَغَيۡرُ الۡمُنۡصَرِفِ مَا مُنِعَ مِنۡهُمَا وَجُرَّ بِالۡفَتۡحَةِ.
وَالۡأَصۡلُ فِي الۡأَسۡمَاءِ أَنۡ تَكُونَ مَصۡرُوفَةً، وَإِنَّمَا يُمۡنَعُ الۡإِسۡمُ مِنَ التَّنۡوِينِ وَالۡجَرِّ بِالۡكَسۡرَةِ إِذَا أَشۡبَهَ الۡفِعۡلَ فِي وُجُودِ عِلَّتَيۡنِ فَرۡعِيَّتَيۡنِ... إلخ، وَمَعۡلُومٌ أَنَّ الۡفِعۡلَ لَا يُنَوَّنُ وَلَا يُجَرُّ.
فَالۡإِسۡمُ الَّذِي لَا يَنۡصَرِفُ عِنۡدَ مَا أَشۡبَهَهُ امۡتَنَعَ فِيهِ التَّنۡوِينُ وَالۡجَرُّ بِالۡكَسۡرَةِ كَمَا يُمۡتَنَعُ ذٰلِكَ فِي الۡفِعۡلِ؛ لِأَنَّ الشَّيۡءَ إِذَا أَشۡبَهَ الشَّيۡءَ أَخَذَ حُكۡمَهُ.
Penjelasan: Isim yang bisa dii'rab ada yang munsharif dan ada yang tidak. Yang munsharif adalah yang bisa ditanwin dan dijar dengan kasrah. Adapun yang ghairu munsharif adalah isim yang tidak bisa ditanwin dan tidak bisa dijar dengan kasrah, tetapi dijar dengan fathah. Asal isim adalah bisa ditanwin. Isim tidak bisa ditanwin dan tidak bisa dijar dengan kasrah hanya apabila menyerupai fi'il pada keberadaan dua sebab... Dan diketahui bahwa fi'il itu tidak ditanwin dan tidak pula dijar. Sehingga, tatkala isim ghairu munsharif menyerupai fi'il, maka tidak bisa ditanwin dan tidak dijar dengan kasrah sebagaimana fi'il juga tidak bisa demikian. Karena sesuatu jika menyerupai sesuatu yang lain, maka akan mengikuti sifat yang ia serupai.
فَالۡعِلَلُ الَّتِي فِي الۡإِسۡمِ وَهِيَ رَاجِعَةٌ إِلَى الۡمَعۡنَى اثۡنَتَانِ فَقَطۡ:
إِحۡدَاهُمَا الۡعَلَمِيَّةُ وَهِيَ: كَوۡنُ الۡإِسۡمِ عَلَمًا لِمُذَكَّرٍ أَوۡ مُؤَنَّثٍ.
وَالثَّانِيَةُ الۡوَصۡفِيَّةُ وَهِيَ: كَوۡنُ الۡإِسۡمِ يَدُلُّ عَلَى حَالٍ مِنۡ أَحۡوَالِ الذَاتِ كَـ(جَوۡعَانَ وَعَطۡشَانَ وَأَكۡرَمَ) وَنَحۡوِهَا.
وَالۡعِلَلُ الَّتِي فِي الۡإِسۡمِ وَهِيَ رَاجِعَةٌ إِلَى اللَّفۡظِ سِتُّ عِلَلٍ وَهِيَ: التَّأۡنِيثُ بِغَيۡرِ أَلِفٍ، وَالۡعُجۡمَةُ، وَالتَّرۡكِيبُ، وَزِيَادَةُ الۡأَلِفِ وَالنُّونِ، وَوَزۡنُ الۡفِعۡلِ، وَالۡعَدۡلُ.
Sebab-sebab yang terdapat pada isim dan kembali kepada makna, hanya ada dua: 
  1. 'Alamiyyah yaitu isim itu berupa nama mudzakkar atau muannats. 
  2. Washfiyyah yaitu isim itu menunjukkan suatu sifat dzat seperti جَوۡعَانَ وَعَطۡشَانَ وَأَكۡرَمَ dan semisalnya. 
Sedangkan sebab-sebab yang ada pada isim dan kembali kepada lafazh ada enam sebab, yaitu:
  1. ta`nits tanpa huruf alif, 
  2. 'ujmah (bukan nama 'Arab), 
  3. tarkib (susunan kata), 
  4. tambahan huruf alif dan nun, 
  5. wazan fi'il, 
  6. 'adl (perubahan lafazh).