أَنۡوَاعُ التَّوۡحِيدِ وَفَوَائِدُهُ
س٦ - : لِمَاذَا أَرۡسَلَ اللهُ الرُّسُلَ؟
ج٦ - : أَرۡسَلَهُمۡ لِلدَّعۡوَةِ إِلَى عِبَادَتِهِ، وَنَفَى الشِّرۡكَ عَنۡهُ قَالَ تَعَالَى: ﴿وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ﴾ (سورة النحل) (الطَّاغُوتُ: الشَّيۡطَانُ الدَّاعِي إِلَى عِبَادَةِ غَيۡرِ اللهِ).
وَقَالَ ﷺ: (وَالۡأَنۡبِيَاءُ إِخۡوَةٌ وَدِينُهُمۡ وَاحِدٌ) (الۡحَدِيثُ مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ).
Soal 6: Untuk apa Allah mengutus para rasul?
Jawab 6: Allah mengutus mereka untuk mengajak beribadah kepada Allah dan meniadakan kesyirikan. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sungguh telah kami utus seorang rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl: 36). Thaghut adalah setan yang mengajak beribadah kepada selain Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Para nabi itu bersaudara dan agama mereka satu.” (Muttafaqun ‘alaih).
س٧ - : مَا هُوَ تَوۡحِيدُ الرَّبِّ؟
ج٧ - : تَوۡحِيدُهُ بِأَفۡعَالِهِ كَالۡخَلۡقِ وَالتَّدۡبِيرِ وَغَيۡرِهِمَا.. قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ﴾، وَقَالَ ﷺ: (أَنۡتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضِ) (مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ).
Soal 7: Apa itu tauhid rububiyyah?
Jawab 7: Mentauhidkan Allah dalam perbuatan-perbuatanNya, seperti mencipta, mengatur, dan lain-lain. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau lah Rabb langit dan bumi.” (Muttafaqun ‘alaih).
س٨ - : مَا هُوَ تَوۡحِيدُ الۡإِلَهِ؟
ج٨ - : هُوَ إِفۡرَادُهُ بِالۡعِبَادَةِ كَالدُّعَاءِ وَالذَّبۡحِ وَالنَّذۡرِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ﴾ (سورة البقرة)
وَقَالَ ﷺ (فَلۡيَكُنۡ أَوَّلُ مَا تَدۡعُوهُمۡ إِلَيۡهِ شَهَادَةَ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ) (مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ)
وَفِي رِوَايَةِ الۡبُخَارِيِّ: (إِلَى أَنۡ يُوَحِّدُوا اللهَ).
Soal 8: Apakah tauhid uluhiyyah itu?
Jawab 8: Yaitu mengesakan Allah dalam beribadah, seperti doa, menyembelih, dan nazar. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesembahan kalian adalah sesembahan yang esa. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya perkara yang engkau ajak mereka pertama kali adalah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah.” (Muttafaqun ‘alaih). Dan dalam riwayat Al-Bukhari, “Agar mereka mentauhidkan Allah.”
س٩ - : مَا هُوَ تَوۡحِيدُ صِفَاتِ اللهِ وَأَسۡمَائِهِ؟
ج٩ - : هُوَ إِثۡبَاتُ مَا وَصَفَ اللهُ بِهِ نَفۡسَهُ فِي كِتَابِهِ، أَوۡ وَصَفَهُ رَسُولُهُ فِي أَحَادِيثِهِ الصَّحِيحَةِ عَلَى الۡحَقِيقَةِ، بِلَا تَأۡوِيلٍ وَلَا تَفۡوِيضٍ، وَلَا تَمۡثِيلٍ، وَلَا تَعۡطِيلٍ. كَالۡاسۡتِوَاءِ وَالنُّزُولِ وَالۡيَدِ وَغَيۡرِهَا، مِمَّا يَلِيقُ بِكَمَالِهِ قَالَ تَعَالَى: ﴿لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ﴾ (سورة الشورى)
وَقَالَ ﷺ (يَنۡزِلُ اللهُ فِي كُلِّ لَيۡلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنۡيَا..) (رَوَاهُ مُسۡلِمٌ) (يَنۡزِلُ نُزُولًا يَلِيقُ بِجَلَالِهِ، لَا يُشۡبِهُ أَحَدًا مِنۡ مَخۡلُوقَاتِهِ)
Soal 9: Apakah tauhid asma` wa shifat itu?
Jawab 9: Yaitu menetapkan yang Allah sifatkan Dirinya di dalam kitabNya, atau yang RasulNya sifatkan di dalam hadits-hadits yang sahih secara hakiki. Tanpa ta`wil (memalingkan makna), tafwidh (menyerahkan makna kepada Allah), tamtsil (menyerupakan), dan tanpa ta’thil (meniadakan). Seperti sifat istiwa`, turun, tangan, dan lain-lain yang sesuai dengan kesempurnaanNya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tidak ada apa pun yang serupa denganNya. Dan Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah turun pada setiap malam ke langit dunia…” (HR. Muslim). Turun sesuai dengan keagunganNya, tidak menyerupai satu pun dari makhluk-makhlukNya.
س١٠ - : أَيۡنَ اللهُ؟
ج١٠ - : اللهُ فَوۡقَ الۡعَرۡشِ عَلَى السَّمَاءِ. قَالَ تَعَالَى: ﴿ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ﴾ سورة طه (أَيۡ عَلَا وَارۡتَفَعَ) كَمَا جَاءَ فِي الۡبُخَارِيِّ
وَقَالَ ﷺ: (إِنَّ اللهَ كَتَبَ كِتَابًا... فَهُوَ عِنۡدَهُ فَوۡقَ الۡعَرۡشِ) (مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ)
Soal 10: Di mana Allah?
Jawab 10: Allah di atas ‘arsy di atas langit. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Allah Yang Maha Pemurah yang beristiwa` di atas ‘arsy.” (QS. Thaha: 5). Yakni tinggi dan naik, sebagaimana terdapat di dalam Al-Bukhari.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menulis sebuah kitab… dan kitab itu ada di sisiNya di atas ‘arsy.” (Muttafaqun ‘alaih).
س١١ - : هَلِ اللهُ مَعَنَا؟
ج١١ - : اللهُ مَعَنَا بِسَمۡعِهِ وَرُؤۡيَتِهِ وَعِلۡمِهِ. قَالَ تَعَالَى: ﴿قَالَ لَا تَخَافَآ ۖ إِنَّنِى مَعَكُمَآ أَسۡمَعُ وَأَرَىٰ﴾ (سورة طه).
وَقَالَ ﷺ: (إِنَّكُمۡ تَدۡعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمۡ) (أَيۡ بِعِلۡمِهِ) (رَوَاهُ مُسۡلِمٌ).
Soal 11: Apakah Allah bersama kita?
Jawab 11: Allah bersama kita dengan pendengaranNya, penglihatanNya, dan ilmuNya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Janganlah kalian berdua takut. Sesungguhnya Aku bersama kalian berdua, Aku mendengar dan melihat.” (QS. Thaha: 46).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kalian berdoa kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Dan Dia bersama kalian.” Yakni dengan ilmuNya. (HR. Muslim).
س١٢ - : مَا هِيَ فَائِدَةُ التَّوۡحِيدِ؟
ج١٢ - : فَائِدَةُ التَّوۡحِيدِ هِيَ الۡأَمۡنُ فِي الۡآخِرَةِ مِنَ الۡعَذَابِ وَالۡهِدَايَةُ فِي الدُّنۡيَا وَتَكۡفِيرُ الذُّنُوبِ. قَالَ تَعَالَى: ﴿ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓا۟ إِيمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ﴾ (سورة الأنعام) (بِظُلۡمٍ: أَيۡ بِشِرۡكٍ).
وَقَالَ ﷺ: (حَقُّ الۡعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنۡ لَا يُعَذِّبَ مَنۡ لَا يُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا) (مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ).
Soal 12: Apa faidah tauhid itu?
Jawab 12: Faidah tauhid adalah keamanan dari azab di akhirat, hidayah di dunia, dan penghapusan dosa. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman. Mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka adalah orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82). Dengan kezaliman artinya dengan kesyirikan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak hamba atas Allah adalah Allah tidak mengazab siapa saja yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun.” (Muttafaqun ‘alaih).