Cari Blog Ini

At-Tuhfatul Wushabiyyah - Isim Nakirah

النَّكِرَةُ

قَالَ: وَالنَّكِرَةُ: كُلُّ اسۡمٍ شَائِعٍ فِي جِنۡسِهِ لَا يَخۡتَصُّ بِهِ وَاحِدٌ دُونَ آخَرَ، وَتَقۡرِيبُهُ: كُلُّ مَا صَلَحَ دُخُولُ الۡأَلِفِ وَاللَّامِ عَلَيۡهِ، نَحۡوُ: الرَّجُلِ وَالۡفَرَسِ.
Nakirah adalah setiap isim yang umum pada jenisnya, tidak dikhususkan salah satu dari yang lainnya. Pendekatan maknanya: Setiap yang bisa diawali huruf alif dan lam, contoh: الرَّجُلِ dan الۡفَرَسِ.
أَقُولُ: النَّكِرَةُ هِيَ: (الۡاسۡمُ الۡمَوۡضُوعُ لِشَيۡءٍ غَيۡرِ مُعَيَّنٍ) كَـ(رَجُلٍ وَامۡرَأَةٍ) وَنَحۡوِهِمَا، فَإِنَّ لَفۡظَ (رَجُلٍ) مَوۡضُوعٌ لِكُلِّ ذَكَرٍ بَالِغٍ مِنۡ بَنِي آدَمَ، وَلَا يَخۡتَصُّ بِشَخۡصٍ مُعَيَّنٍ، وَمِثۡلُهُ لَفۡظُ (امۡرَأَةٍ)؛ فَإِنَّهُ مَوۡضُوعٌ لِكُلِّ أُنۡثَى بَالِغَةٍ مِنۡ بَنِي آدَمَ.
وَتَقۡرِيبُ تَعۡرِيفِهَا إِلَى فَهۡمِ الۡمُبۡتَدِئِ أَنۡ يُقَالَ: (هِيَ كُلُّ اسۡمٍ صَلَحَ دُخُولُ (أَلۡ) الۡمَعۡرِفَةِ عَلَيۡهِ) نَحۡوُ: (رَجُلٍ وَفَرَسٍ) فَإِنَّهُمَا نَكِرَتَانِ؛ لِأَنَّ (أَلۡ) الۡمَعۡرِفَةَ تَصۡلُحُ أَنۡ تَدۡخُلَ عَلَيۡهِمَا فَتَقُولُ: (الرَّجُلُ وَالۡفَرَسُ).
Nakirah adalah setiap isim yang digunakan untuk sesuatu hal tanpa ada penentuan, seperti رَجُلٍ, امۡرَأَةٍ, dan yang semisal keduanya. Karena lafazh رَجُلٍ digunakan untuk setiap lelaki baligh dari kalangan bani Adam. Tidak dikhususkan pada satu individu tertentu. Demikian pula lafazh امۡرَأَةٍ, ia digunakan untuk setiap perempuan baligh dari kalangan bani Adam.
Pendekatan definisinya untuk memahamkan para pemula bisa dikatakan nakirah adalah setiap isim yang bisa diawali alif lam ma'rifah, contoh: رَجُلٍ dan فَرَسٍ. Kedua kata tersebut adalah nakirah karena huruf alif lam ma'rifah bisa masuk mengawali keduanya sehingga bisa engkau katakan: الرَّجُلُ dan الۡفَرَسُ.
تَنۡبِيهَانِ: أَحَدُهُمَا: قَوۡلُهُ: (صَلَحَ) بِفَتۡحِ اللَّامِ وَضَمِّهَا، وَالۡفَتۡحُ أَفۡصَحُ.
الثَّانِي: قَالَ الۡكَفۡرَاوِيُّ: وَكَانَ الۡأَولَى لِلۡمُصَنِّفِ أَنۡ يَقُولَ: (رَجُلٌ وَفَرَسٌ) مِنۡ غَيۡرِ الۡأَلِفِ وَاللَّامِ؛ لِأَنَّهُمَا (بِالۡأَلِفِ وَاللَّامِ) مَعۡرِفَتَانِ لَا نَكِرَتَانِ، إِلَّا أَنۡ يُجَابَ عَنۡهُ بِأَنَّ الۡمُرَادَ نَحۡوُ: (الرَّجُلِ وَالۡفَرَسِ) أَيۡ: قَبۡلَ دُخُولِ الۡأَلِفِ وَاللَّامِ عَلَيۡهِمَا، كَمَا عَلِمۡتَ. اهـ.
Dua peringatan:
  1. Ucapan beliau صَلَحَ bisa dengan memfathah lam dan bisa mendhammahnya. Namun dengan fathah lebih fasih.
  2. Al-Kafrawi berkata: Lebih utama bagi penyusun untuk menyebutkan رَجُلٌ dan فَرَسٌ tanpa alif dan lam. Karena kedua kata tersebut apabila menggunakan alif lam menjadi ma'rifah, bukan nakirah. Kecuali apabila ditanggapi bahwa yang diinginkan dengan contoh: الرَّجُلِ dan الۡفَرَسِ yakni sebelum huruf alif lam masuk pada keduanya, sebagaimana engkau telah ketahui. Selesai.

Lihat pula:
  • Pembahasan Nakirah dari kitab At-Tuhfatus Saniyyah.