Nama Ibnu Qayyim Al Jauziyah tentu tak lagi asing di telinga kita. Sang ulama besar multitalenta yang bernama Muhammad bin Abi Bakr ini memang tak diragukan lagi keluasan ilmunya. Berbagai bidang disiplin ilmu mampu beliau kuasai dengan baik. Sebutlah, ilmu tafsir, hadis, akidah, fikih, sejarah, kedokteran, dan suluk berhasil beliau bidangi. Tak ayal, beliau pun mampu menelurkan begitu banyak mahakarya monumental yang memberikan sumbangsih besar bagi kaum muslimin. Dan karya-karya Ibnul Qayyim tersebut memiliki ciri khas, memuat pelbagai disiplin ilmu dalam sebuah pembahasan. Ini menunjukkan betapa dalam dan luasnya pemahaman beliau dalam suatu permasalahan.
Kitab Ighatsatul Lahafan min Mashayidis Syaithan tidak terkecuali. Kitab tersebut merupakan sebuah karya besar yang menonjolkan metode tersebut. Secara harfiah, arti judul kitab itu adalah “Menolong Orang Yang Tertimpa Kesulitan Dalam Jebakan Perangkap Setan”. Kitab ini bukan novel tentunya. Bukan pula sebuah kitab fiksi rekaan. Kitab ini adalah kitab yang sarat dengan ilmu bersandar kepada Al Quran dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padat dengan faedah-faedah yang disarikan dari luasnya ilmu sang imam.
Ighatsatul Lahafan min Mashayidis Syaithan, menolong orang yang tertimpa kesulitan dalam perangkap setan, sebuah kitab yang membahas mengenai kalbu manusia. Pembahasan mengenai kalbu adalah pembahasan yang luar biasa besar urgensinya. Betapa tidak? Kalbu –sebagaimana yang Ibnul Qayyim rahimahullah sampaikan sendiri- layaknya sang raja terhadap anggota badan seluruhnya. Saat kalbu menitahkan, anggota badan akan siap menjalankan perintahnya. Anggota badan tidak akan pernah sekali pun menolak atau mempertanyakan komando sang raja. Makanya, jika kalbu ini baik, seluruh badan pun baik. Sebaliknya, bila kalbu jelek, anggota badan akan ikut binasa.
Di lain pihak, mengobati kalbu ini tidak mudah. Karena kalbu tak kasat mata. Jika seseorang sakit jasadnya, kita gampang menentukan lokasi sakitnya kemudian mendiagnosa apa yang terjadi. Tapi kalau kalbu yang sakit, tak jarang penderitanya tidak menyadarinya. Sadar saja tidak, apalagi mau mengobati? Itulah, sungguh beruntung orang yang sadar kondisi qalbunya.
Ibnul Qayyim rahimahullah pun hendak mengetuk kaum muslimin untuk mencermati kalbunya. Beliau banyak memberikan cara-cara praktis mengobati kalbu yang sudah terlanjur terkena perangkap setan. Beliau juga membeberkan rahasia-rahasia agar kalbu tetap sehat wal afiat. Tak tanggung-tanggung, beliau mengisi dua jilid tebal untuk memaparkannya. Ini semakin menguatkan bahwa beliau memang spesialis dokter kalbu, sebuah keahlian yang sekarang sangat jarang ditemui. Namun perlu juga kita ketahui, Ibnul Qayyim rahimahullah pun ahli dalam ilmu kedokteran jasmani. Beliau juga memiliki sebuah kitab yang khusus berisikan ilmu pengobatan jasmani. Buku tersebut beliau beri judul Ath Thibb An Nabawi. Artinya, pengobatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada bab pertama kitab Ighatsatul Lahafan, beliau memberikan mukadimah mengenai pembagian qalbu. Ada qalbu yang sehat –ini qalbu yang kita inginkan-, qalbu yang sakit –qalbu yang masih diharapkan sembuhnya-, dan qalbu yang mati. Beliau memberikan deskripsi untuk masing-masing jenis qalbu.
Setelah itu, barulah beliau masuk ke dalam cara-cara menyembuhkan qalbu yang sakit. Pertama, beliau sebutkan dulu penyakit-penyakit qalbu. Kedua, beliau sebutkan kehidupan bagi kalbu. Lalu, beliau sebutkan pengobatan kalbu dengan Al Quran. Barulah setelah itu beliau menyebutkan perangkap-perangkap setan terhadap hamba.
Pembaca, kalbu adalah modal utama kebahagiaan seorang hamba. Siapa yang berhasil menjaganya, dia akan bahagia. Namun siapa yang tidak mampu untuk melindunginya dari musuh, dia akan binasa. Padahal, kalbu itu mudah berubah, lebih mudah daripada membalik telapak tangan. Makanya, mutlak diperlukan kesungguhan dalam mengawasinya. Selain itu, kita juga wajib memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Zat Yang membolak-balikkan qalbu hamba.
يَا مُقَلِّبَ الۡقُلُوبِ، ثَبِّتۡ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ
Wahai Zat Yang Membolak-balikkan kalbu, tetapkanlah kalbu-kalbu kami di atas agama-Mu. Amin.
Sumber: Majalah Qudwah edisi 28 vol. 03 1436 H/ 2015 M, rubrik Maktabah. Pemateri: Ustadz Abu Yusuf Abdirrahman.