الۡحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالثَّلَاثُونَ
عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (مَنۡ رَأَى مِنۡكُمۡ مُنۡكَرًا فَلۡيُغَيِّرۡهُ بِيَدِهِ، فَإِنۡ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنۡ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ فَبِقَلۡبِهِ وَذٰلِكَ أَضۡعَفُ الۡإِيمَانِ) [رواه مسلم].
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, hendaknya ia ubah dengan tangannya. Apabila ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Apabila ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah keimanan.” (HR. Muslim nomor 49).
الۡحَدِيثُ الۡخَامِسُ وَالثَّلَاثُونَ
عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعۡ بَعۡضُكُمۡ عَلَى بَيۡعِ بَعۡضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخۡوَانًا. الۡمُسۡلِمُ أَخُو الۡمُسۡلِمِ، لَا يَظۡلِمُهُ، وَلَا يَخۡذُلُهُ، وَلَا يَكۡذِبُهُ، وَلَا يَحۡقِرُهُ. التَّقۡوَى هَاهُنَا – وَيُشِيرُ إِلَى صَدۡرِهِ (ثَلَاثَ مَرَّاتٍ) – بِحَسۡبِ امۡرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنۡ يَحۡقِرَ أَخَاهُ الۡمُسۡلِمَ. كُلُّ الۡمُسۡلِمِ عَلَى الۡمُسۡلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرۡضُهُ) [رواه مسلم].
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, jangan melakukan tanajusy (menawar dengan harga yang lebih tinggi oleh orang yang tidak hendak membelinya untuk menaikkan harganya), jangan saling benci, dan jangan saling bermusuhan. Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sudah hendak dibeli oleh orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim yang lain. Ia tidak menzaliminya, mengabaikannya, membohonginya, dan tidak menghinanya. Takwa itu di sini – beliau mengisyaratkan ke dadanya (tiga kali) -. Cukuplah seseorang dikatakan jelek apabila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim nomor 2564).
الۡحَدِيثُ السَّادِسُ وَالثَّلَاثُونَ
عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ نَفَّسَ عَنۡ مُؤۡمِنٍ كُرۡبَةً مِنۡ كُرَبِ الدُّنۡيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنۡهُ كُرۡبَةً مِنۡ كُرَبِ يَوۡمِ الۡقِيَامَةِ، وَمَنۡ يَسَّرَ عَلَى مُعۡسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيۡهِ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ، وَمَنۡ سَتَرَ مُسۡلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوۡنِ الۡعَبۡدِ مَا كَانَ الۡعَبۡدُ فِي عَوۡنِ أَخِيهِ. وَمَنۡ سَلَكَ طَرِيقًا يَلۡتَمِسُ فِيهِ عِلۡمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الۡجَنَّةِ، وَمَا اجۡتَمَعَ قَوۡمٌ فِي بَيۡتٍ مِنۡ بُيُوتِ اللهِ يَتۡلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ فِيمَا بَيۡنَهُمۡ؛ إِلَّا نَزَلَتۡ عَلَيۡهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتۡهُمُ الرَّحۡمَةُ، وَحَفَّتۡهُمُ الۡمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنۡ عِنۡدَهُ، وَمَنۡ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمۡ يُسۡرِعۡ بِهِ نَسَبُهُ) [رواه مسلم بهذا اللفظ].
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang melepaskan dari orang mukmin satu kesusahan dari berbagai kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan darinya kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa memberi kemudahan bagi orang yang kesulitan, maka Allah akan mudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya. Dan barangsiapa menempuh satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah satu kaum pun yang berkumpul di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca dan saling mempelajari Kitab Allah di antara mereka, kecuali ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan meliputi mereka, malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah menyebut mereka kepada para malaikat di sisiNya. Barangsiapa amalnya memperlambatnya, nasabnya tidak akan bisa mempercepatnya.” (HR. Muslim nomor 2699 dengan lafazh ini).