Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 49

٢٠ – بَابُ بَيَانِ كَوۡنِ النَّهۡيِ عَنِ الۡمُنۡكَرِ مِنَ الۡإِيمَانِ، وَأَنَّ الۡإِيمَانَ يَزِيدُ وَيَنۡقُصُ، وَأَنَّ الۡأَمۡرَ بِالۡمَعۡرُوفِ وَالنَّهۡيَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاجِبَانِ

20. Bab keterangan bahwa melarang dari kemungkaran termasuk iman, bahwa iman bisa bertambah dan berkurang, dan bahwa amar makruf nahi mungkar adalah wajib

٧٨ – (٤٩) – حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنۡ سُفۡيَانَ. (ح) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، كِلَاهُمَا عَنۡ قَيۡسِ بۡنِ مُسۡلِمٍ، عَنۡ طَارِقِ بۡنِ شِهَابٍ. وَهٰذَا حَدِيثُ أَبِي بَكۡرٍ. قَالَ: أَوَّلُ مَنۡ بَدَأَ بِالۡخُطۡبَةِ، يَوۡمَ الۡعِيدِ قَبۡلَ الصَّلَاةِ، مَرۡوَانُ، فَقَامَ إِلَيۡهِ رَجُلٌ. فَقَالَ: الصَّلَاةُ قَبۡلَ الۡخُطۡبَةِ. فَقَالَ: قَدۡ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: أَمَّا هٰذَا فَقَدۡ قَضٰى مَا عَلَيۡهِ. سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (مَنۡ رَأَى مِنۡكُمۡ مُنۡكَرًا فَلۡيُغَيِّرۡهُ بِيَدِهِ، فَإِنۡ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنۡ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ فَبِقَلۡبِهِ، وَذٰلِكَ أَضۡعَفُ الۡإِيمَانِ).
78. (49). Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Waki’ menceritakan kepada kami dari Sufyan. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Masing-masing keduanya dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syihab. Ini adalah hadis Abu Bakr. Beliau mengatakan: Yang pertama kali memulai khotbah pada hari Id sebelum salat adalah Marwan. Seseorang berdiri di hadapannya dan mengatakan: Salat dulu sebelum khotbah. Marwan mengatakan: Hal itu telah ditinggalkan. Abu Sa’id mengatakan: Adapun orang ini telah menunaikan kewajibannya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya ia ubah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman.”
٧٩ – (...) – حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيۡبٍ مُحَمَّدُ بۡنُ الۡعَلَاءِ. حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ. حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ بۡنِ رَجَاءٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ. وَعَنۡ قَيۡسِ بۡنِ مُسۡلِمٍ، عَنۡ طَارِقِ بۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ. فِي قِصَّةِ مَرۡوَانَ، وَحَدِيثِ أَبِي سَعِيدٍ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، بِمِثۡلِ حَدِيثِ شُعۡبَةَ وَسُفۡيَانَ.
79. Abu Kuraib Muhammad bin Al-‘Ala telah menceritakan kepada kami. Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami. Al-A’masy menceritakan kepada kami dari Isma’il bin Raja`, dari ayahnya, dari Abu Sa’id Al-Khudri. Dan dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syihab, dari Abu Sa’id Al-Khudri. Tentang kisah Marwan dan hadis Abu Sa’id dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semisal hadis Syu’bah dan Sufyan.