Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1950

٤٠ – بَابٌ مَتَى يُقۡضَى قَضَاءُ رَمَضَانَ

40. Bab kapan mengganti puasa Ramadan

وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: لَا بَأۡسَ أَنۡ يُفَرَّقَ، لِقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿فَعِدَّةٌ مِنۡ أَيَّامٍ أُخَرَ﴾. وَقَالَ سَعِيدُ بۡنُ الۡمُسَيَّبِ فِي صَوۡمِ الۡعَشۡرِ: لَا يَصۡلُحُ حَتَّى يَبۡدَأَ بِرَمَضَانَ. وَقَالَ إِبۡرَاهِيمُ: إِذَا فَرَّطَ حَتَّى جَاءَ رَمَضَانُ آخَرُ يَصُومُهُمَا، وَلَمۡ يَرَ عَلَيۡهِ طَعَامًا. وَيُذۡكَرُ عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ مُرۡسَلًا وَابۡنِ عَبَّاسٍ: أَنَّهُ يُطۡعِمُ. وَلَمۡ يَذۡكُرِ اللهُ الۡإِطۡعَامَ، إِنَّمَا قَالَ: ﴿فَعِدَّةٌ مِنۡ أَيَّامٍ أُخَرَ﴾.
Ibnu ‘Abbas mengatakan: Tidak mengapa memisah-misahkan harinya, berdasarkan firman Allah ta’ala: “maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain”. Sa’id bin Al-Musayyab mengatakan tentang puasa sepuluh hari di bulan Zulhijah: Tidak boleh sampai ia memulai dengan mengganti utang puasa Ramadan terlebih dulu. Ibrahim mengatakan: Apabila ia menyepelekan hingga datang Ramadan berikutnya, maka ia berpuasa keduanya. Beliau tidak berpendapat wajibnya memberi makan. Disebutkan dari Abu Hurairah dan Ibnu ‘Abbas secara mursal: Bahwa ia harus memberi makan. Namun Allah tidak menyebutkan memberi makan, Dia hanya berfirman, “maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain”.
١٩٥٠ – حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا زُهَيۡرٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا تَقُولُ: كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوۡمُ مِنۡ رَمَضَانَ، فَمَا أَسۡتَطِيعُ أَنۡ أَقۡضِيَ إِلَّا فِي شَعۡبَانَ. قَالَ يَحۡيَى: الشُّغۡلُ مِنَ النَّبِيِّ، أَوۡ بِالنَّبِيِّ ﷺ.
1950. Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Zuhair menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami, dari Abu Salamah, beliau mengatakan: Aku mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan: Dulu aku pernah berhutang puasa Ramadan. Namun aku tidak mampu menggantinya kecuali pada bulan Syakban. Yahya mengatakan: Sebabnya adalah sibuk karena Nabi atau bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.