٣٩ – بَابٌ ﴿وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدۡيَةٌ﴾ [البقرة: ١٨٤]
39. Bab “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidiah” (QS. Al-Baqarah: 184)
قَالَ ابۡنُ عُمَرَ وَسَلَمَةُ بۡنُ الۡأَكۡوَعِ: نَسَخَتۡهَا: ﴿شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ﴾ [البقرة: ١٨٥].
Ibnu ‘Umar dan Salamah bin Al-Akwa’ mengatakan: Ayat QS. Al-Baqarah: 184 dihapus oleh ayat: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
وَقَالَ ابۡنُ نُمَيۡرٍ: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ: حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ مُرَّةَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي لَيۡلَى: حَدَّثَنَا أَصۡحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ: نَزَلَ رَمَضَانُ، فَشَقَّ عَلَيۡهِمۡ، فَكَانَ مَنۡ أَطۡعَمَ كُلَّ يَوۡمٍ مِسۡكِينًا تَرَكَ الصَّوۡمَ مِمَّنۡ يُطِيقُهُ، وَرُخِّصَ لَهُمۡ فِي ذٰلِكَ، فَنَسَخَتۡهَا: ﴿وَأَنۡ تَصُومُوا خَيۡرٌ لَكُمۡ﴾ فَأُمِرُوا بِالصَّوۡمِ.
Ibnu Numair mengatakan: Al-A’masy menceritakan kepada kami: ‘Amr bin Murrah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Laila menceritakan kepada kami: Beberapa sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kepada kami: Kewajiban puasa Ramadan diturunkan dan membuat mereka merasa keberatan. Lalu ada yang memberi makan setiap hari satu orang miskin dan meninggalkan puasa padahal dia termasuk orang yang mampu berpuasa. Mereka diberi keringanan dalam hal itu. Kemudian dihapus dengan ayat: “Dan berpuasa itu lebih baik bagi kalian”, sehingga mereka diperintahkan untuk berpuasa.
١٩٤٩ – حَدَّثَنَا عَيَّاشٌ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡأَعۡلَى: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: قَرَأَ: ﴿فِدۡيَةٌ طَعَامُ مَسَاكِينَ﴾. قَالَ: هِيَ مَنۡسُوخَةٌ.
1949. ‘Ayyasy telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul A’la menceritakan kepada kami: ‘Ubaidullah menceritakan kepada kami, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: Beliau membaca ayat: “membayar fidiah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” Beliau mengatakan: Ayat tersebut mansukh (dihapus).