Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2012

٢٠١٢ – حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ: أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا أَخۡبَرَتۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ خَرَجَ لَيۡلَةً مِنۡ جَوۡفِ اللَّيۡلِ، فَصَلَّى فِي الۡمَسۡجِدِ، وَصَلَّى رِجَالٌ بِصَلَاتِهِ، فَأَصۡبَحَ النَّاسُ فَتَحَدَّثُوا، فَاجۡتَمَعَ أَكۡثَرُ مِنۡهُمۡ فَصَلُّوا مَعَهُ، فَأَصۡبَحَ النَّاسُ فَتَحَدَّثُوا، فَكَثُرَ أَهۡلُ الۡمَسۡجِدِ مِنَ اللَّيۡلَةِ الثَّالِثَةِ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَصَلَّى فَصَلَّوۡا بِصَلَاتِهِ، فَلَمَّا كَانَتِ اللَّيۡلَةُ الرَّابِعَةُ عَجَزَ الۡمَسۡجِدُ عَنۡ أَهۡلِهِ، حَتَّى خَرَجَ لِصَلَاةِ الصُّبۡحِ، فَلَمَّا قَضَى الۡفَجۡرَ أَقۡبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَتَشَهَّدَ، ثُمَّ قَالَ: (أَمَّا بَعۡدُ، فَإِنَّهُ لَمۡ يَخۡفَ عَلَيَّ مَكَانُكُمۡ، وَلَكِنِّي خَشِيتُ أَنۡ تُفۡتَرَضَ عَلَيۡكُمۡ فَتَعۡجِزُوا عَنۡهَا). فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَالۡأَمۡرُ عَلَى ذٰلِكَ. [طرفاه في: ٧٢٩، ٨٤٥]. 
2012. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab: ‘Urwah mengabarkan kepadaku: Bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan kepadanya: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada suatu malam, di larut malam. Beliau salat di dalam masjid dan ada orang-orang salat bersama beliau. Pada pagi harinya, orang-orang pun membicarakannya sehingga lebih banyak orang yang berkumpul lalu salat bersama beliau. Keesokan harinya, orang-orang kembali membicarakannya, sehingga banyaklah orang-orang yang memenuhi masjid pada malam ketiga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dan salat. Mereka pun salat mengikuti salat beliau. Ketika malam keempat, masjid tidak mampu menampung jemaah sampai beliau keluar hanya untuk salat Subuh. Ketika beliau telah menunaikan salat Subuh, beliau menghadap manusia, mengucapkan syahadat, lalu bersabda, “Amabakdu, sesungguhnya tidak samar bagiku akan keberadaan kalian, tetapi aku khawatir salat tarawih ini akan diwajibkan atas kalian lalu kalian tidak sanggup mengerjakannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan perkaranya tetap seperti itu (salat tarawih tidak dikerjakan berjemaah).