٣٤ – (١٠٩١) – حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عُمَرَ الۡقَوَارِيرِيُّ: حَدَّثَنَا فُضَيۡلُ بۡنُ سُلَيۡمَانَ: حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ: حَدَّثَنَا سَهۡلُ بۡنُ سَعۡدٍ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتۡ هٰذِهِ الۡآيَةُ: ﴿وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ﴾ [البقرة: ١٨٧]، قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ يَأۡخُذُ خَيۡطًا أَبۡيَضَ وَخَيۡطًا أَسۡوَدَ، فَيَأۡكُلُ حَتَّى يَسۡتَبِينُهُمَا، حَتَّىٰ أَنۡزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ﴾ [البقرة: ١٨٧]: فَبَيَّنَ ذٰلِكَ.
34. (1091). ‘Ubaidullah bin ‘Umar Al-Qawariri telah menceritakan kepada kami: Fudhail bin Sulaiman menceritakan kepada kami: Abu Hazim menceritakan kepada kami: Sahl bin Sa’d menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ketika turun ayat ini, “dan makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam” (QS. Al-Baqarah: 187). Beliau berkata: Dahulu ada lelaki yang mengambil seutas benang putih dan seutas benang hitam. Dia makan sampai bisa membedakan keduanya. Hal itu terjadi sampai Allah ‘azza wa jalla menurunkan ayat, “yaitu fajar” (QS. Al-Baqarah: 187), sehingga hal itu menjadi jelas.
٣٥ – حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ سَهۡلٍ التَّمِيمِيُّ وَأَبُو بَكۡرِ بۡنُ إِسۡحَاقَ. قَالَا: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ: أَخۡبَرَنَا أَبُو غَسَّانَ: حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ؛ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتۡ هٰذِهِ الۡآيَةُ: ﴿وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ﴾ [البقرة: ١٨٧]. قَالَ: فَكَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَرَادَ الصَّوۡمَ، رَبَطَ أَحَدُهُمۡ فِي رِجۡلَيۡهِ الۡخَيۡطَ الۡأَسۡوَدَ وَالۡخَيۡطَ الۡأَبۡيَضَ، فَلَا يَزَالُ يَأۡكُلُ وَيَشۡرَبُ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُ رِئۡيُهُمَا. فَأَنۡزَلَ اللهُ بَعۡدَ ذٰلِكَ: ﴿مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ﴾ [البقرة: ١٨٧]. فَعَلِمُوا إِنَّمَا يَعۡنِي بِذٰلِكَ اللَّيۡلَ وَالنَّهَارَ.
35. Muhammad bin Sahl At-Tamimi dan Abu Bakr bin Ishaq telah menceritakan kepadaku. Keduanya berkata: Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami: Abu Ghassan mengabarkan kepada kami: Abu Hazim menceritakan kepadaku, dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu; Beliau berkata: Ketika ayat ini turun, “dan makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam” (QS. Al-Baqarah: 187). Beliau berkata: Dahulu ada seseorang yang apabila ingin puasa, dia mengikatkan benang hitam dan benang putih di kedua kakinya. Dia tetap makan dan minum sampai dua benang itu tampak dengan jelas. Lalu Allah menurunkan lanjutan ayat tersebut, “yaitu fajar” (QS. Al-Baqarah: 187). Maka mereka pun mengetahui bahwa yang dimaksud oleh ayat itu adalah malam dan siang.