Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 537

٧ – بَابُ تَحۡرِيمِ الۡكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ، وَنَسۡخِ مَا كَانَ مِنۡ إِبَاحَةٍ
7. Bab diharamkannya berbicara ketika salat dan dihapuskan kebolehannya

٣٣ – (٥٣٧) - حَدَّثَنَا أَبُو جَعۡفَرٍ مُحَمَّدُ بۡنُ الصَّبَّاحِ، وَأَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ - وَتَقَارَبَا فِي لَفۡظِ الۡحَدِيثِ - قَالَا: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، عَنۡ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ، عَنۡ يَحۡيَىٰ بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ أَبِي مَيۡمُونَةَ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ مُعَاوِيَةَ بۡنِ الۡحَكَمِ السُّلَمِيِّ؛ قَالَ: بَيۡنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ. إِذۡ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الۡقَوۡمِ. فَقُلۡتُ: يَرۡحَمُكَ اللهُ فَرَمَانِي الۡقَوۡمُ بِأَبۡصَارِهِمۡ، فَقُلۡتُ: وَاثُكۡلَ أُمِّيَاهۡ، مَا شَأۡنُكُمۡ تَنۡظُرُونَ إِلَيَّ؟ فَجَعَلُوا يَضۡرِبُونَ بِأَيۡدِيهِمۡ عَلَى أَفۡخَاذِهِمۡ. فَلَمَّا رَأَيۡتُهُمۡ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ. فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللهِ ﷺ - فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي - مَا رَأَيۡتُ مُعَلِّمًا قَبۡلَهُ وَلَا بَعۡدَهُ أَحۡسَنَ تَعۡلِيمًا مِنۡهُ. فَوَاللّٰهِ، مَا كَهَرَنِي وَلَا ضَرَبَنِي وَلَا شَتَمَنِي. قَالَ: (إِنَّ هَٰذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصۡلُحُ فِيهَا شَيۡءٌ مِنۡ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هُوَ التَّسۡبِيحُ وَالتَّكۡبِيرُ وَقِرَاءَةُ الۡقُرۡآنِ). أَوۡ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ.
33. (537). Abu Ja’far Muhammad ibnush Shabbah dan Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami. Keduanya hampir sama redaksi hadisnya. Keduanya berkata: Isma’il bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dari Hajjaj Ash-Shawwaf, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Hilal bin Abu Maimunah, dari ‘Atha` bin Yasar, dari Mu’awiyah ibnul Hakam As-Sulami; Beliau mengatakan: Ketika aku sedang salat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seseorang yang bersin. Aku berkata, “Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu).” Orang-orang mengarahkan pandangan kepadaku. Aku berkata, “Duhai, ibuku kehilangan anak. Kenapa kalian memandang ke arahku?” Orang-orang pun menepuk paha-paha mereka dengan tangan. Ketika aku melihat mereka ingin membuat aku diam, aku pun hanya diam. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai salat, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, aku tidak melihat seorang pengajar pun sebelum dan sepeninggal beliau yang lebih baik cara mengajarnya daripada beliau. Demi Allah, beliau tidak menghardikku, tidak memukulku, tidak pula mencelaku.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya salat ini tidak boleh sedikitpun ada pembicaraan manusia. Yang boleh hanya tasbih, takbir, dan membaca Al Quran.” Atau sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي حَدِيثُ عَهۡدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ، وَقَدۡ جَاءَ اللهُ بِالۡإِسۡلَامِ، وَإِنَّ مِنَّا رِجَالًا يَأۡتُونَ الۡكُهَّانَ! قَالَ: (فَلَا تَأۡتِهِمۡ) قَالَ: وَمِنَّا رِجَالٌ يَتَطَيَّرُونَ! قَالَ: (ذَاكَ شَيۡءٌ يَجِدُونَهُ فِي صُدُورِهِمۡ، فَلَا يَصُدَّنَّهُمۡ)، قَالَ ابۡنُ الصَّبَّاحِ: (فَلَا يَصُدَّنَّكُمۡ). قَالَ قُلۡتُ: وَمِنَّا رِجَالٌ يَخُطُّونَ. قَالَ: (كَانَ نَبِيٌّ مِنَ الۡأَنۡبِيَاءِ يَخُطُّ، فَمَنۡ وَافَقَ خَطَّهُ فَذَاكَ). قَالَ: وَكَانَتۡ لِي جَارِيَةٌ تَرۡعَىٰ غَنَمًا لِي قِبَلَ أُحُدٍ وَالۡجَوَّانِيَّةِ، فَاطَّلَعۡتُ ذَاتَ يَوۡمٍ فَإِذَا الذِّيبُ قَدۡ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنۡ غَنَمِهَا. وَأَنَا رَجُلٌ مِنۡ بَنِي آدَمَ. آسَفُ كَمَا يَأۡسَفُونَ، لَكِنِّي صَكَكۡتُهَا صَكَّةً، فَأَتَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ، قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا أُعۡتِقُهَا؟ قَالَ: (ائۡتِنِي بِهَا)، فَأَتَيۡتُهُ بِهَا، فَقَالَ لَهَا: (أَيۡنَ اللهُ؟) قَالَتۡ: فِي السَّمَاءِ، قَالَ: (مَنۡ أَنَا؟) قَالَتۡ: أَنۡتَ رَسُولُ اللهِ. قَالَ: (أَعۡتِقۡهَا، فَإِنَّهَا مُؤۡمِنَةٌ).
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku masih dekat dengan era jahiliah, lalu Allah telah mendatangkan Islam. Dan sungguh di antara kami ada orang-orang yang masih mendatangi dukun-dukun.”
Beliau bersabda, “Engkau tidak boleh mendatangi dukun-dukun.”
Mu’awiyah berkata, “Di antara kami ada orang-orang yang tathayyur (menganggap sial karena sesuatu hal).”
Nabi bersabda, “Itu adalah hal yang mereka dapati di dada-dada mereka, namun hal itu jangan sampai menghalangi mereka.” Ibnush Shabbah berkata, “Hal itu jangan sampai menghalangi kalian.”
Mu’awiyah berkata, “Di antara kami ada orang-orang yang membuat garis-garis (untuk meramal).”
Nabi bersabda, “Dahulu ada di kalangan para nabi yang membuat garis-garis. Maka siapa saja yang mencocoki dengan garis-garisnya, maka itu baru benar.”
Mu’awiyah mengatakan, “Aku pernah memiliki seorang budak wanita yang menggembala kambingku ke arah Uhud dan Al-Jawwaniyyah. Aku datang memeriksa pada suatu hari, ternyata ada serigala yang menerkam salah satu kambingnya. Dan aku hanyalah seorang bani Adam. Aku sedih sebagaimana mereka bisa sedih, sehingga aku menamparnya. Aku lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau menganggap besar perkara itu.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku merdekakan saja dia?”
Beliau bersabda, “Bawalah ia kepadaku!” Aku pun membawanya menemui beliau. Nabi bertanya kepadanya, “Di mana Allah?”
Budak perempuan itu menjawab, “Di atas langit.”
Nabi bertanya, “Siapa aku?”
Budak perempuan itu menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.”
Nabi bersabda, “Merdekakan ia! Karena dia adalah seorang wanita mukmin.” 
(...) - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: أَخۡبَرَنَا عِيسَى بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ، عَنۡ يَحۡيَىٰ بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، بِهَٰذَا الۡإِسۡنَادِ... نَحۡوَهُ.
Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: ‘Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir, dengan sanad ini… semisal hadis tersebut.