٥١٠٠ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ شُعۡبَةَ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ زَيۡدٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قِيلَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَلَا تَزَوَّجُ ابۡنَةَ حَمۡزَةَ؟ قَالَ: (إِنَّهَا ابۡنَةُ أَخِي مِنَ الرَّضَاعَةِ). وَقَالَ بِشۡرُ بۡنُ عُمَرَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: سَمِعۡتُ قَتَادَةَ: سَمِعۡتُ جَابِرَ بۡنَ زَيۡدٍ: مِثۡلَهُ. [طرفه في: ٢٦٤٥].
5100. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Jabir bin Zaid, dari Ibnu ‘Abbas, beliau mengatakan: Ada yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Mengapa engkau tidak menikahi putri Hamzah? Beliau menjawab, “Sesungguhnya dia adalah putri saudara satu susuanku.” Bisyr bin ‘Umar berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami: Aku mendengar Qatadah: Aku mendengar Jabir bin Zaid semisal hadis tersebut.
٥١٠١ - حَدَّثَنَا الۡحَكَمُ بۡنُ نَافِعٍ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ بۡنُ الزُّبَيۡرِ: أَنَّ زَيۡنَبَ ابۡنَةَ أَبِي سَلَمَةَ أَخۡبَرَتۡهُ: أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ بِنۡتَ أَبِي سُفۡيَانَ أَخۡبَرَتۡهَا: أَنَّهَا قَالَتۡ: يَا رَسُولَ اللهِ، انۡكِحۡ أُخۡتِي بِنۡتَ أَبِي سُفۡيَانَ، فَقَالَ: (أَوَتُحِبِّينَ ذٰلِكَ؟) فَقُلۡتُ: نَعَمۡ، لَسۡتُ لَكَ بِمُخۡلِيَةٍ، وَأَحَبُّ مَنۡ شَارَكَنِي فِي خَيۡرٍ أُخۡتِي، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّ ذٰلِكَ لَا يَحِلُّ لِي). قُلۡتُ: فَإِنَّا نُحَدَّثُ أَنَّكَ تُرِيدُ أَنۡ تَنۡكِحَ بِنۡتَ أَبِي سَلَمَةَ؟ قَالَ: (بِنۡتَ أُمِّ سَلَمَةَ!) قُلۡتُ: نَعَمۡ، فَقَالَ: (لَوۡ أَنَّهَا لَمۡ تَكُنۡ رَبِيبَتِي فِي حَجۡرِي مَا حَلَّتۡ لِي، إِنَّهَا لَابۡنَةُ أَخِي مِنَ الرَّضَاعَةِ، أَرۡضَعَتۡنِي وَأَبَا سَلَمَةَ ثُوَيۡبَةُ، فَلَا تَعۡرِضۡنَ عَلَيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلاَ أَخَوَاتِكُنَّ). قَالَ عُرۡوَةُ: وَثُوَيۡبَةُ مَوۡلَاةٌ لأَبِي لَهَبٍ، كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعۡتَقَهَا، فَأَرۡضَعَتِ النَّبِيَّ ﷺ، فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعۡضُ أَهۡلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ، قَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ: لَمۡ أَلۡقَ بَعۡدَكُمۡ، غَيۡرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هٰذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيۡبَةَ. [الحديث ٥١٠١ – أطرافه في: ٥١٠٦، ٥١٠٧، ٥١٢٣، ٥٣٧٢].
5101. Al-Hakam bin Nafi’ telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, beliau berkata: ‘Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku: Bahwa Zainab putri Abu Salamah mengabarkan kepadanya: Bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan mengabarkan kepadanya: Bahwa beliau mengatakan: Wahai Rasulullah, nikahilah saudariku putri Abu Sufyan. Nabi bertanya, “Apakah engkau suka hal itu?” Aku menjawab: Iya, aku tidak sendirian denganmu dan aku senang orang yang menemaniku dalam kebaikan adalah saudariku. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hal itu tidak halal untukku.” Aku berkata: Kami diberitahu bahwa engkau ingin menikahi putri Abu Salamah. Beliau bersabda, “Putri Ummu Salamah?!” Aku berkata: Iya. Beliau bersabda, “Seandainya dia bukan putri tiriku yang ada di bawah pemeliharaanku, dia tetap tidak halal untukku. Karena dia sebenarnya adalah putri dari saudaraku satu susuan. Tsuwaibah menyusuiku dan Abu Salamah, jadi jangan kalian tawarkan putri-putri dan saudari-saudari kalian kepadaku.” ‘Urwah berkata: Tsuwaibah adalah bekas budak yang dimerdekakan oleh Abu Lahab. Dahulu setelah Abu Lahab memerdekakannya, lalu Tsuwaibah menyusui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Abu Lahab telah meninggal, sebagian keluarganya bermimpi Abu Lahab dalam keadaan yang buruk. Si pemimpi bertanya kepada Abu Lahab: Apa yang engkau jumpai? Abu Lahab berkata: Aku tidak menjumpai kebaikan apapun setelah meninggalkan kalian, hanya saja aku diberi minum di dalam wadah ini karena aku memerdekakan Tsuwaibah.