٥٠ - بَابُ مَنۡ خَصَّ بِالۡعِلۡمِ قَوۡمًا دُونَ قَوۡمٍ كَرَاهِيَةَ أَنۡ لَا يَفۡهَمُوا
50. Bab barang siapa mengkhususkan suatu ilmu kepada sebagian orang, tidak kepada yang lain karena khawatir mereka tidak bisa memahami
وَقَالَ عَلِيٌّ: حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعۡرِفُونَ، أَتُحِبُّونَ أَنۡ يُكَذَّبَ اللهُ وَرَسُولُهُ.
‘Ali mengatakan: Berbicaralah kepada orang-orang dengan ucapan yang bisa mereka mengerti. Apakah kalian suka kalau Allah dan Rasul-Nya akan didustakan?
١٢٧ - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ مُوسَى، عَنۡ مَعۡرُوفِ بۡنِ خَرَّبُوذٍ، عَنۡ أَبِي الطُّفَيۡلِ عَنۡ عَلِيٍّ بِذٰلِكَ.
127. ‘Ubaidullah bin Musa telah menceritakan kepada kami dari Ma’ruf bin Kharrabudz, dari Abu Ath-Thufail, dari ‘Ali dengan riwayat itu.
١٢٨ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بۡنُ هِشَامٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنۡ قَتَادَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بۡنُ مَالِكٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ - وَمُعاذٌ رَدِيفُهُ عَلَى الرَّحۡلِ - قَالَ: (يَا مُعَاذَ بۡنَ جَبَلٍ) قَالَ: لَبَّيۡكَ يَا رَسُولَ اللهِ وَسَعۡدَيۡكَ، قَالَ: (يَا مُعَاذُ). قَالَ: لَبَّيۡكَ يَا رَسُولَ اللهِ وَسَعۡدَيۡكَ ثَلَاثًا، قَالَ: (مَا مِنۡ أَحَدٍ يَشۡهَدُ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صِدۡقًا مِنۡ قَلۡبِهِ، إِلَّا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ)، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا أُخۡبِرُ بِهِ النَّاسَ فَيَسۡتَبۡشِرُوا؟ قَالَ: (إِذًا يَتَّكِلُوا) وَأَخۡبَرَ بِهَا مُعَاذٌ عِنۡدَ مَوۡتِهِ تَأَثُّمًا.
[الحديث ١٢٨ – طرفه في: ١٢٩].
128. Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari Qatadah, beliau berkata: Anas bin Malik menceritakan kepada kami: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam—sementara Mu’adz membonceng beliau di atas hewan tunggangan—bersabda, “Wahai Mu’adz bin Jabal.” Mu’adz mengatakan, “Aku penuhi panggilanmu dengan senang hati, wahai Rasulullah.” Nabi bersabda, “Wahai Mu’adz.” Mu’adz mengatakan, “Aku penuhi panggilanmu dengan senang hati, wahai Rasulullah.” Sebanyak tiga kali. Nabi bersabda, “Tidaklah seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur dari hatinya, kecuali Allah akan haramkan neraka darinya.” Mu’adz mengatakan, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku kabarkan hal ini kepada orang-orang sehingga mereka menjadi gembira?” Nabi bersabda, “(Jangan), nanti mereka bersandar padanya (tidak beramal).” Namun Mu’adz akhirnya mengabarkannya menjelang wafatnya karena khawatir dosa (menyembunyikan ilmu).
١٢٩ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعۡتَمِرٌ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبِي قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسًا قَالَ: ذُكِرَ لِي أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ لِمُعَاذٍ: (مَنۡ لَقِيَ اللهَ لَا يُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا دَخَلَ الۡجَنَّةَ). قَالَ: أَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: (لَا، إِنِّي أَخَافُ أَنۡ يَتَّكِلُوا). [طرفه في: ١٢٨].
129. Musaddad telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Mu’tamir menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar ayahku berkata: Aku mendengar Anas berkata: Ada yang menyebutkan kepadaku bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz, “Siapa saja yang berjumpa kepada Allah dalam keadaan tidak menyekutukan apapun dengan-Nya, maka ia akan masuk surga.” Mu’adz mengatakan, “Tidakkah aku memberikan kabar gembira ini kepada orang-orang?” Nabi bersabda, “Jangan, sesungguhnya aku khawatir mereka akan bersandar padanya (tidak beramal).”