Cari Blog Ini

Al-Jami' li 'Ibadatillah

الۡجَامِعُ لِعِبَادَةِ اللهِ

لِشَيۡخِ الۡإِسۡلَامِ مُحَمَّدِ بۡنِ عَبۡدِ الۡوَهَّابِ رَحِمَهُ اللهُ


الۡحَمۡدُ لِلهِ رَبِّ الۡعَالَمِينَ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحۡبِهِ أَجۡمَعِينَ:
Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta. Semoga Allah mencurahkan selawat, salam, dan berkah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan sahabat beliau semuanya.
قَالَ الشَّيۡخُ الۡإِمَامُ مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ الۡوَهَّابِ –رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى-:
Syekh Imam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab—semoga Allah taala merahmatinya—berkata:
فَإِنۡ قِيلَ: فَمَا الۡجَامِعُ لِعِبَادَةِ اللهِ وَحۡدَهُ؟
قُلۡتَ: طَاعَتُهُ بِامۡتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجۡتِنَابِ نَوَاهِيهِ.
Jika ada yang bertanya, “Apa cakupan ibadah kepada Allah semata?”
Maka, engkau jawab, “Menaati-Nya dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.”
فَإِنۡ قِيلَ: فَمَا أَنۡوَاعُ الۡعِبَادَةِ الَّتِي لَا تَصۡلُحُ إِلَّا لِلهِ تَعَالَى؟
قُلۡتَ: مِنۡ أَنۡوَاعِهَا الدُّعَاءُ وَالۡاسۡتِعَانَةُ وَالۡاسۡتِغَاثَةُ وَذَبۡحُ الۡقُرۡبَانِ وَالنَّذَرُ وَالۡخَوۡفُ وَالرَّجَاءُ وَالتَّوَكُّلُ وَالۡإِنَابَةُ وَالۡمَحَبَّةُ وَالۡخَشۡيَةُ وَالرَّغۡبَةُ وَالرَّهۡبَةُ وَالتَّأَلُّهُ وَالرُّكُوعُ وَالسُّجُودُ وَالۡخُشُوعُ وَالتَّذَلُّلُ وَالتَّعۡظِيمُ الَّذِي هُوَ مِنۡ خَصَائِصِ الۡإِلٰهِيَّةِ.
Jika ada yang bertanya, “Apa saja macam-macam ibadah yang hanya boleh untuk Allah taala?” 
Maka, engkau jawab, “Termasuk jenis-jenis ibadah adalah doa, istianah (meminta pertolongan), istigasah (meminta keselamatan dari musibah yang menimpa), menyembelih hewan kurban, nazar, khauf (kekhawatiran), harapan, tawakal, inabah (kembali kepada Allah), mahabah (cinta), khasyyah (takut), raghbah (rasa harap), rahbah (cemas), penyembahan, rukuk, sujud, khusyuk, perendahan diri, dan pengagungan yang termasuk kekhususan ilahi.”
وَدَلِيلُ الدُّعَاءِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنَّ ٱلۡمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا﴾ [الجن: ١٨].
وَقَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿لَهُۥ دَعۡوَةُ ٱلۡحَقِّ ۖ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَسۡتَجِيبُونَ لَهُم بِشَىۡءٍ إِلَّا كَبَـٰسِطِ كَفَّيۡهِ إِلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَـٰلِغِهِۦ ۚ وَمَا دُعَآءُ ٱلۡكَـٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ﴾ [الرعد: ١٤].
Dalil doa adalah firman Allah taala yang artinya, “Dan bahwa masjid-masjid itu adalah milik Allah, jadi janganlah kalian berdoa kepada sesuatupun di samping Allah.” (QS. Al-Jinn: 18). Dan firman Allah yang artinya, “Hanya bagi-Nya lah doa yang benar. Dan orang-orang yang berdoa kepada sesembahan selain Dia, maka sesembahan itu tidak sanggup untuk memenuhi permintaan mereka sedikit pun, kecuali seperti orang yang membentangkan telapak tangannya di air agar air itu bisa sampai ke mulutnya dan ternyata air itu tidak bisa sampai ke mulutnya. Dan tidaklah doa orang-orang kafir itu kecuali sia-sia belaka.” (QS. Ar-Ra’d: 14)
وَدَلِيلُ الۡاسۡتِعَانَةِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ﴾ [الفاتحة: ٥].
Dalil istianah adalah firman Allah taala yang artinya, “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5).
وَدَلِيلُ الۡاسۡتِغَاثَةِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ﴾ [الأنفال: ٩].
Dalil istigasah adalah firman Allah yang artinya, “Ketika kalian beristigasah kepada Rabb kalian, lalu Dia memenuhi permintaan kalian.”
وَدَلِيلُ الذَّبۡحِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ﴾ [الأنعام: ١٦٢].
Dalil penyembelihan adalah firman Allah taala yang artinya, “Katakan, sesungguhnya salatku, sembelihanku, hidupku, dan matiku untuk Allah Rabb alam semesta.” (QS. Al-An’am: 162).
وَدَلِيلُ النَّذۡرِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ وَيَخَافُونَ يَوۡمًا كَانَ شَرُّهُۥ مُسۡتَطِيرًا﴾ [الإنسان: ٧].
Dalil nazar adalah firman Allah taala yang artinya, “Mereka menunaikan nazar dan takut terhadap suatu hari ketika keburukan hari itu merata.” (QS. Al-Insan: 7).
وَدَلِيلُ الۡخَوۡفِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا ذ‌ٰلِكُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ﴾ [آل عمران: ١٧٥].
Dalil khauf adalah firman Allah taala yang artinya, “Itu hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan teman-temannya, maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku jika kalian orang-orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 175).
وَدَلِيلُ الرَّجَاءِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿فَمَن كَانَ يَرۡجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلًا صَـٰلِحًا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا﴾ [الكهف: ١١٠]. 
Dalil raja` (berharap) adalah firman Allah taala yang artinya, “Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaknya dia beramal dengan amalan saleh dan tidak menyekutukan sesuatupun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. Al-Kahfi: 110).
وَدَلِيلُ التَّوَكُّلِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ﴾ [الۡمَائدة: ٢٣].
Dalil tawakal adalah firman Allah taala yang artinya, “Dan kepada Allah sajalah, kalian bertawakal jika kalian adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23).
وَدَلِيلُ الۡإِنَابَةِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنِيبُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُوا۟ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ﴾ [الزمر: ٥٤].
Dalil inabah adalah firman Allah taala yang artinya, “Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum azab datang kepada kalian kemudian kalian tidak akan ditolong.” (QS. Az-Zumar: 54).
وَدَلِيلُ الۡمَحَبَّةِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ﴾ [البقرة: ١٦٥].
Dalil mahabah adalah firman Allah taala yang artinya, “Di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan yang mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165).
وَدَلِيلُ الۡخَشۡيَةِ: ﴿فَلَا تَخۡشَوُا۟ ٱلنَّاسَ وَٱخۡشَوۡنِ﴾ [الۡمَائدة: ٤٤].
Dalil khasyyah, “Maka janganlah kalian takut kepada manusia dan taktlah kepada-Ku.” (QS. Al-Maidah: 44).
وَدَلِيلُ الرَّغۡبَةِ وَالرَّهۡبَةِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّهُمۡ كَانُوا۟ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَـٰشِعِينَ﴾ [الأنبياء: ٩٠].
Dalil raghbah dan rahbah adalah firman Allah taala yang artinya, “Sesungguhnya mereka bersegera dalam kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan perasaan harap dan cemas, serta mereka khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya`: 90).
وَدَلِيلُ التَّأَلُّهِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ﴾ [البقرة: ١٦٣]. 
Dalil ta`alluh (penyembahan) adalah firman Allah taala yang artinya, “Sembahan kalian adalah sembahan yang esa, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163).
وَدَلِيلُ الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱرۡكَعُوا۟ وَٱسۡجُدُوا۟ وَٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمۡ وَٱفۡعَلُوا۟ ٱلۡخَيۡرَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ﴾ [الحج: ٧٧].
Dalil rukuk dan sujud adalah firman Allah taala yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Rabb kalian, serta berbuatlah kebaikan agar kalian beruntung.” (QS. Al-Hajj: 77).
وَدَلِيلُ الۡخُشُوعِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَإِنَّ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ لَمَن يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُمۡ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِمۡ خَـٰشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشۡتَرُونَ بِـءَايَـٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۗ﴾ [آل عمران: ١٩٩] وَنَحۡوُهَا.
Dalil khusyuk adalah firman Allah taala yang artinya, “Dan sesungguhnya di antara ahli kitab itu benar-benar ada yang beriman kepada Allah, beriman dengan wahyu yang diturunkan kepada kalian dan yang diturunkan kepada mereka. Mereka khusyuk kepada Allah dan tidak menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit.” (QS. Ali ‘Imran: 199).
Dan ayat-ayat semisal itu.
فَمَنۡ صَرَفَ شَيۡئًا مِنۡ هَٰذِهِ الۡأَنۡوَاعِ لِغَيۡرِ اللهِ تَعَالَى فَقَدۡ أَشۡرَكَ بِاللهِ غَيۡرَهُ.
Sehingga, siapa saja yang memalingkan salah satu jenis ibadah ini kepada selain Allah taala, maka dia telah berbuat syirik kepada Allah.
فَإِنۡ قِيلَ: فَمَا أَجَلُّ أَمۡرٍ أَمَرَ اللهُ بِهِ؟
قِيلَ: تَوۡحِيدُهُ بِالۡعِبَادَةِ، وَقَدۡ تَقَدَّمَ بَيَانُهُ، وَأَعۡظَمُ نَهۡيٍ نَهَى اللهُ عَنۡهُ الشِّرۡكُ بِهِ، وَهُوَ أَنۡ يَدۡعُوَ مَعَ اللهِ غَيۡرَهُ، أَوۡ يُقۡصِدُهُ بِغَيۡرِ ذٰلِكَ مِنۡ أَنۡوَاعِ الۡعِبَادَةِ.
فَمَنۡ صَرَفَ شَيۡئًا مِنۡ أَنۡوَاعِ الۡعِبَادَةِ لِغَيۡرِ اللهِ تَعَالَى فَقَدِ اتَّخَذَهُ رَبًّا وَإِلٰهًا، وَأَشۡرَكَ مَعَ اللهِ غَيۡرَهُ، أَوۡ يُقۡصِدُهُ بِغَيۡرِ ذٰلِكَ مِنۡ أَنۡوَاعِ الۡعِبَادَةِ، وَقَدۡ تَقَدَّمَ مِنَ الۡآيَاتِ مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ هَٰذَا هُوَ الشِّرۡكُ الَّذِي نَهَى اللهُ عَنۡهُ، وَأَنۡكَرَهُ عَلَى الۡمُشۡرِكِينَ، وَقَدۡ قَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلًۢا بَعِيدًا﴾ [النساء: ١١٦]. وَقَالَ تَعَالَى: ﴿مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ﴾ [المائدة: ٧٢]. وَاللهُ أَعۡلَمُ.
Jika ada yang bertanya, “Lalu apa perkara paling mulia yang Allah perintahkan?”
Maka engkau katakan, “Menauhidkan Allah dalam ibadah. Hal itu telah dijelaskan sebelumnya. Dan larangan terbesar yang Allah larang darinya adalah berbuat syirik kepada Allah, yaitu di samping berdoa kepada Allah juga berdoa kepada selain-Nya atau menujukan jenis-jenis ibadah yang lain kepada selain-Nya.”
Jadi siapa saja yang memalingkan sedikit saja dari berbagai macam ibadah tadi untuk selain Allah taala, maka dia telah menjadikannya sebagai tuhan dan sesembahan dan dia telah menjadikannya sekutu di samping Allah. Atau dia menujukan sebagian ibadah kepada selain Allah. Dan telah berlalu ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ini merupakan kesyirikan yang telah Allah larang dan Allah ingkari terhadap orang-orang musyrik. Allah taala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia dan Dia mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa`: 116). Allah taala berfirman yang artinya, “Siapa saja yang berbuat syirik kepada Allah, maka Allah haramkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Ma`idah: 72). Wallahualam.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحۡبِهِ أَجۡمَعِينَ.
Semoga Allah mencurahkan selawat kepada Nabi kita Muhammad, seluruh keluarga dan sahabatnya.