١١ - بَابُ الۡعِلۡمُ قَبۡلَ الۡقَوۡلِ وَالۡعَمَلِ
11. Bab ilmu sebelum ucapan dan perbuatan
لِقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿فَاعۡلَمۡ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ﴾ [محمد: ١٩] فَبَدَأَ بِالۡعِلۡمِ، وَأَنَّ الۡعُلَمَاءَ هُمۡ وَرَثَةُ الۡأَنۡبِيَاءِ، وَرَّثُوا الۡعِلۡم، مَنۡ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ، وَمَنۡ سَلَكَ طَرِيقًا يَطۡلُبُ بِهِ عِلۡمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الۡجَنَّةِ.
Berdasarkan firman Allah taala yang artinya, “Maka, ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah.” (QS. Muhammad: 19). Allah memulai dengan ilmu. Dan bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi mewariskan ilmu, siapa saja yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak. Dan siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju janah.
وَقَالَ جَلَّ ذِكۡرُهُ: ﴿إِنَّمَا يَخۡشَى اللهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمَاءُ﴾ [فاطر: ٢٨]. وَقَالَ: ﴿وَمَا يَعۡقِلُهَا إِلَّا الۡعَالِمُونَ﴾ [العنكبوت: ٤٣] ﴿وَقَالُوا لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ أَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصۡحَابِ السَّعِيرِ﴾ [الملك: ١٠] وَقَالَ: ﴿هَلۡ يَسۡتَوِي الَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ﴾ [الزمر: ٩] وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَنۡ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيۡرًا يُفَقِّهۡهُ فِي الدِّينِ) وَ(إِنَّمَا الۡعِلۡمُ بِالتَّعَلُّمِ).
Allah jalla dzikruh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari para hamba-Nya hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28). Allah berfirman yang artinya, “Dan tidak ada yang bisa memahaminya kecuali orang yang berilmu.” (QS. Al-‘Ankabut: 43). “Mereka berkata: Andai kami dahulu mendengar atau memikirkan, niscaya kami tidak menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk: 10). Allah berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang Allah inginkan kebaikan padanya, niscaya akan Dia pahamkan dalam agama.” Dan, “Ilmu itu hanya bisa dicapai dengan belajar.”
وَقَالَ أَبُو ذَرٍّ: لَوۡ وَضَعۡتُمُ الصَّمۡصَامَةَ عَلَى هَٰذِهِ - وَأَشَارَ إِلَى قَفَاهُ - ثُمَّ ظَنَنۡتُ أَنِّي أُنۡفِذُ كَلِمَةً سَمِعۡتُهَا مِنَ النَّبِيِّ ﷺ قَبۡلَ أَنۡ تُجِيزُوا عَلَيَّ لَأَنۡفَذۡتُهَا.
Abu Dzarr berkata: Andai kalian meletakkan pedang di atas ini—beliau mengisyaratkan ke tengkuknya—kemudian aku menyangka bahwa aku bisa menyampaikan satu kata yang aku dengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum kalian mengayunkan pedang itu kepadaku, niscaya aku akan menyampaikannya.
وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: ﴿كُونُوا رَبَّانِيِّينَ﴾ [آل عمران: ٧٩] حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ، وَيُقَالُ: الرَّبَّانِيُّ الَّذِي يُرَبِّي النَّاسَ بِصِغَارِ الۡعِلۡمِ قَبۡلَ كِبَارِهِ.
Ibnu ‘Abbas berkata: Ayat yang artinya, “Jadilah kalian ulama rabbani.” (QS. Ali ‘Imran: 79), artinya adalah penyantun lagi fakih. Ada yang berpendapat: Rabbani adalah orang yang membimbing manusia dengan ilmu yang dasar sebelum yang tinggi.
١٢ - بَابُ مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَخَوَّلُهُمۡ بِالۡمَوۡعِظَةِ وَالۡعِلۡمِ كَىۡ لَا يَنۡفِرُوا
12. Bab dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih waktu dalam memberikan mauizah dan ilmu untuk para sahabat agar tidak pergi menjauh
٦٨ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا سُفۡيَانُ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَخَوَّلُنَا بِالۡمَوۡعِظَةِ فِي الۡأَيَّامِ، كَرَاهَةَ السَّآمَةِ عَلَيۡنَا. [الحديث ٦٨ – طرفاه في: ٧٠، ٦٤١١].
68. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Wa`il, dari Ibnu Mas’ud. Beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu memilih waktu memberikan mauizah untuk kami di hari-hari tertentu karena tidak suka kejenuhan menimpa kami.
٦٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا). [الحديث ٦٩ – طرفه في: ٦١٢٥].
69. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu At-Tayyah menceritakan kepadaku dari Anas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan persulit. Berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.”