Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7307

٧ - بَابُ مَا يُذۡكَرُ مِنۡ ذَمِّ الرَّأۡىِ وَتَكَلُّفِ الۡقِيَاسِ
7. Bab hal yang disebutkan berupa tercelanya pendapat pribadi dan kias yang berlebihan


﴿وَلَا تَقۡفُ﴾:لَا تَقُلۡ ﴿مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِ عِلۡمٌ﴾ [الإسراء: ٣٦]. 

“Janganlah engkau mengatakan apa yang engkau tidak memiliki pengetahuan padanya.” (QS. Al-Isra`: 36). 

٧٣٠٧ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ تَلِيدٍ: حَدَّثَنِي ابۡنُ وَهۡبٍ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ شُرَيۡحٍ وَغَيۡرُهُ، عَنۡ أَبِي الۡأَسۡوَدِ، عَنۡ عُرۡوَةَ قَالَ: حَجَّ عَلَيۡنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَمۡرٍو، فَسَمِعۡتُهُ يَقُولُ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: (إِنَّ اللهَ لَا يَنۡزِعُ الۡعِلۡمَ بَعۡدَ أَنۡ أَعۡطَاهُمُوهُ انۡتِزَاعًا، وَلَكِنۡ يَنۡتَزِعُهُ مِنۡهُمۡ مَعَ قَبۡضِ الۡعُلَمَاءِ بِعِلۡمِهِمۡ، فَيَبۡقَى نَاسٌ جُهَّالٌ، يُسۡتَفۡتَوۡنَ فَيُفۡتُونَ بِرَأۡيِهِمۡ، فَيُضِلُّونَ وَيَضِلُّونَ). فَحَدَّثۡتُ عَائِشَةَ زَوۡجَ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ إِنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عَمۡرٍو حَجَّ بَعۡدُ، فَقَالَتۡ: يَا ابۡنَ أُخۡتِي، انۡطَلِقۡ إِلَى عَبۡدِ اللهِ فَاسۡتَثۡبِتۡ لِي مِنۡهُ الَّذِي حَدَّثۡتَنِي عَنۡهُ، فَجِئۡتُهُ فَسَأَلۡتُهُ، فَحَدَّثَنِي بِهِ كَنَحۡوِ مَا حَدَّثَنِي، فَأَتَيۡتُ عَائِشَةَ فَأَخۡبَرۡتُهَا، فَعَجِبَتۡ فَقَالَتۡ: وَاللهِ لَقَدۡ حَفِظَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَمۡرٍو. [طرفه في: ١٠٠]. 

7307. Sa’id bin Talid telah menceritakan kepada kami: Ibnu Wahb menceritakan kepadaku: ‘Abdurrahman bin Syuraih dan selain beliau menceritakan kepadaku dari Abu Al-Aswad, dari ‘Urwah. Beliau berkata: ‘Abdullah bin ‘Amr pergi haji melewati kami, lalu aku mendengar beliau berkata: 

Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara langsung setelah Dia memberikannya kepada mereka. Tetapi Allah mencabutnya dari mereka bersamaan dengan wafatnya para ulama dengan ilmu mereka, sehingga yang tersisa adalah orang-orang yang bodoh. Orang-orang bodoh itu dimintai fatwa lalu mereka berfatwa dengan pikiran mereka sendiri sehingga mereka menyesatkan dan tersesat.” 

Lalu aku bercerita kepada ‘Aisyah istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kemudian ‘Abdullah bin ‘Amr pergi haji tahun berikutnya. ‘Aisyah berkata, “Wahai putra saudariku, pergilah kepada ‘Abdullah lalu pastikan untukku kebenaran hal yang telah engkau ceritakan kepadaku.” 

Akupun mendatangi beliau dan menanyakannya. Beliau menceritakannya kepadaku seperti apa yang telah beliau ceritakan kepadaku. Lalu aku mendatangi ‘Aisyah dan aku kabarkan kepadanya. 

‘Aisyah kagum seraya berkata, “Demi Allah, ‘Abdullah bin ‘Amr benar-benar hafal.”